Anda di halaman 1dari 6

Dalam kehidupan sehari-hari, kata panas tidaklah asing untuk didengar.

Semua
material yang ada di sekitar kita mempunyai daya hantar panas yang
berbedabeda. Sifat panas, atau yang biasa disebut dengan sifat termal, adalah
respons dari suatu material terhadap penambahan energi secara termal atau
dipanaskan. Bila ditinjau secara makroskopis, jika suatu padatan menyerap panas
maka energi internal yang terdapat pada padatan meningkat yang diindikasikan
oleh kenaikan temperaturnya. Jadi perubahan energi pada atom-atom dan
elektron-bebas menentukan sifat-sifat termal padatan. Sifat-sifat termal yang
umumnya dimiliki oleh suatu material adalah kapasitas panas, panas spesifik,
pemuaian, dan konduktivitas panas Dilihat dari sifat konduktivitas panas, suatu
material dapat mengalirkan panas ketika diberi perlakuan panas. Menurut sifat
konduktivitasnya, material dibagi menjadi 3 jenis, yaitu konduktor, semikonduktor,
dan isolator. Konduktor merupakan material penghantar panas paling baik di
antara kedua material lainnya. Panas mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu yang
rendah. Suatu material akan mempunyai konduktivitas termal yang baik jika
berada pada suhu normal. Hal ini disebabkan oleh adanya peran elektron bebas.
Ketika mengalir, laju perpindahan panas tersebut memiliki nilai yang berbeda-
beda. Hal ini dipengaruhi oleh nilai konduktivitas material tersebut berbeda-beda.
Salah satu material yang termasuk konduktor baik adalah material logam.
Misalnya, kuningan (CuZn), besi (Fe), aluminium (Al), dan stainless. Jenis-jenis
logam tersebut memiliki nilai konduktivitas yang berbeda-beda. Laju perpindahan
panas yang terjadi pada logam ketika dipanaskan mempunyai nilai yang berbeda-
beda karena nilai konduktivitas yang dimilikinya berbeda-beda. Semakin besar
nilai konduktivitas logam tersebut, maka laju perpindahan panasnya juga semakin
besar [1].
Perpindahan panas pada material logam
Perpindahan panas pada logam disebut juga dengan
perpindahan panas secara konduksi. Batangan logam
yang salah satu ujungnya dipanaskan Dan ujung lainnya
dipegang akibatnya terjadi perbedaan suhu pada kedua
logam tersebut
Hal ini akan memicu proses konduksi dimana kalor pada
ujung yang dekat dengan api merambat sampai ke ujung
satunya yang dipegang sehingga terasa panas
Prose perpindahan panas secara konduksi dipengaruhi
oleh panjang zat perantara, jenis zat perantara, luas
penampang perantara dan Perbedaan suhu di ke-dua
pada masing-masing ujung zat perantara
Perpindahan panas pada material kayu
Kayu adalah salah satu contoh bahan isolator yang
paling banyak dipakai dalam aktivitas sehari-hari di
rumah. Kayu bisa menjadi isolator baik karena mampu
kemampuannya untuk menghambat aliran panas.

Di dalam kayu sendiri memiliki banyak rongga dapat


menghalangi aliran panas. Tak heran, apabila kayu sering
digunakan sebagai pegangan untuk berbagai alat
memasak dengan tujuan tidak merasakan panas.

Pada saat kayu dalam kondisi kering, kayu memang sulit


menghantarkan listrik. Hanya saja, kayu yang sudah
terkena air bisa menjadi penghantar listrik. Kelemahan
dari bahan ini adalah kemampuannya dalam menyerap
air. Hal ini yang menjadikan kayu kurang cocok untuk
dijadikan isolator listrik pada alat-alat elektronik.
Perpindahan panas pada material plastik

Plastik umumnya merupakan polimer organik, terdiri dari


karbon, hidrogen, dan seringkali beberapa elemen
lainnya (klorin dalam PVC, oksigen dan nitrogen dalam
nilon) Plastik dianggap sebagai isolator panas yang baik
karena membatasi pergerakan energi panas . Ketika dua
benda yang suhunya berbeda bersentuhan akan selalu
terjadi konduksi termal , namun beberapa bahan
memiliki konduktivitas termal yang lebih rendah
dibandingkan bahan lainnya. Plastik digunakan dimana
perpindahan panas harus dibatasi, misalnya. Dalam
isolasi rongga rumah, peralatan memasak dan wajan &
cangkir minuman. Poliuretan dan polistiren memiliki
konduktivitas termal paling rendah . Mereka biasanya
digunakan sebagai busa untuk meningkatkan
isolasiproperti melalui perangkap kantong udara Semua
elektron dalam plastik terikat erat oleh molekulnya
masing-masing dan memerlukan banyak energi untuk
melepaskannya.Oleh karena itu Plastik merupakan
isolator yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan
panas
Perpindahan panas pada material tembok/dinding
Suatu ruangan tentu saja mengalami sinar matahari
sepanjang siang hari, begitu pula ketika malam hari,
seiring tenggelamnya matahari, maka temperatur
ruangan juga berbeda selama 24 jam. Tentu saja terjadi
perpindahan panas konduksi pada tembok dinding
ruangan sepanjang hari pula. Perpindahan panas dapat
pula terjadi dari lingkungan menuju ke dalam ruangan
dan begitu pula sebaliknya, selama terjadi perbedaan
temperatur.
Akibat fenomena tersebut, tentunya temperatur di dalam
ruangan maupun di lingkungan akan berubah seiring
bertambahnya waktu
Perpindahan panas pada material kaca
Perpindahan Panas Pada Kaca Bening Dengan Kaca Yang
Dilapisi Film Perpindahan kalor merupakan salah satu bentuk
energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Secara alami perindahan kalor merambat dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Cara kalor
berpindah pada umum nya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
Konduksi, Konveksi, dan Radiasi. Dalam tugas akhir ini, penulis
akan menganalisis pengaruh perpindahan kalor pada Kaca
berlapis Kaca Film. Perpindahan kalor di dalam ruangan perlu
diketahui kemampuan konduktivitasnya agar dapat diketahui
beban kalor yang berguna untuk perancangan penyegaran
udara ruangan. Untuk mengurangi terjadinya perpindahan
panas yang terjadi dari atau ke lingkungan maka digunakan
isolator sehingga penelitian ini dilakukan untuk menguji
pengaruh dari tahanan isolator termal menggunakan bahan
kaca terhadap laju perpindahan kalor pada kaca berlapis kaca
film. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa konduktifitas
thermal pada kaca biasa sebesar 1,0522 kcal/m.h.C,kaca film
1,0428 kcal/ m.hC. Nilai pada tahanan thermal ialah kaca biasa
3,57 m2h.C/kcal, kaca film3,56 m2h.C/kcal. Maka jenis bahan
yang paling baik digunakan sebagai isolator adalah kaca berlapis
film karena pada jenis kaca berlapis film memiliki konduktifitas
thermal yang sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai