Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perpindahan panas atau kalor Adalah bentuk energi yang berpindah dari
benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda
bersentuhan. Satuan kalor adalah Joule (J). 1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule =
0,24 kalor. Energi panas dapat diperoleh dari berbagai sumber. Beberapa
contoh sumber energi panas adalah matahari, api, listrik, panas bumi, serta
gesekan benda. Panas yang berpindah disebut kalor. Secara alamiah kalor
berpindah dari benda yang memiliki suhu lebih tinggi ke benda yang
memiliki suhu yang lebih rendah. Benda-benda di sekitar kita ada yang bisa
menghantarkan panas dan tidak bisa menghantarkan panas. Benda yang bisa
menghantarkan panas disebut dengan konduktor, contohnya ialah tembaga,
besi, air, timah, dan alumunium. Sementara itu, benda yang tidak bisa
menghantarkan panas disebut isolator. Contoh ialah plastik, kain, kayu, karet,
kertas, ban, dan lainnya. Perpindahan panas dapat melalui beberapa cara yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.
1.2. Rumusan Masalah
 Penjelasan tentang konduksi
 Penjelasan tentang konveksi
 Penjelasan tentang radiasi
1.3. Tujuan Penulisan
Sebagai penambah ilmu pengetahuan mahasiswa dan juga sebagai
pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen FISIKA BANGUNAN
BAB I I

PENJELASAN

KALOR

Kalor Adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke
benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan. Satuan kalor adalah
Joule (J). 1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalori

Pengaruh Kalor terhadap Suhu Zat

 Jika suatu zat menyerap kalor, maka suhu akan naik, dan
 Jika suatu zat melepas kalor, maka suhu akan turun

Energi panas dapat diperoleh dari berbagai sumber. Beberapa contoh sumber
energi panas adalah matahari, api, listrik, panas bumi, serta gesekan benda. Panas
yang berpindah disebut kalor. Secara alamiah kalor berpindah dari benda yang
memiliki suhu lebih tinggi ke benda yang memiliki suhu yang lebih rendah.
Benda-benda di sekitar kita ada yang bisa menghantarkan panas dan tidak bisa
menghantarkan panas. Benda yang bisa menghantarkan panas disebut dengan
konduktor, contohnya ialah tembaga, besi, air, timah, dan alumunium. Sementara
itu, benda yang tidak bisa menghantarkan panas disebut isolator. Contoh ialah
plastik, kain, kayu, karet, kertas, ban, dan lainnya.
Perpindahan panas dapat melalui beberapa cara yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi.
1. Perpindahan Panas Secara Konduksi (Hantaran)

Konduksi adalah peristiwa perpindahan kalor atau panas melalui zat perantara
tanpa disertai perpindahan zat perantara tersebut. Perpindahan kalor dengan cara
konduksi pada umumnya terjadi pada benda padat berbahan logam.
Contoh Konduksi

 Ketika mengaduk teh panas, maka sendok aluminium yang digunakan untuk
mengaduk juga ikut panas. Hal ini menunjukkan bahwa kalor atau panas
berpindah dari teh yang panas ke ujung sendok aluminium yang dipegang.
 Ketika memanaskan batang besi di atas nyala api. Apabila salah satu ujung
besi dipanaskan, kemudian ujung yang lain dipegang, maka semakin lama
ujung yang dipegang semakin panas. Hal ini menunjukkan bahwa kalor atau
panas berpindah dari ujung besi yang dipanaskan ke ujung besi yang
dipegang.
 Saat memasak air maka kalor atau panas berpindah dari api kompor menuju
panci dan menyebabkan air mendidih.

Peristiwa konduksi sangat erat hubungannya dengan daya hantar kalor suatu zat.
Daya hantar kalor suatu zat adalah kemampuan zat untuk menghantarkan panas
(kalor). Artinya suatu zat yang daya hantar kalornya tinggi lebih cepat
menghantarkan panas. Beberapa zat atau benda berdasarkan daya hantar panas,
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
• Konduktor, adalah penghantar panas dengan baik. Contohnya : Besi, baja,
tembaga, seng, dan aluminium (jenis logam)

• Isolator, adalah penghantar panas buruk. Isolator disebut juga penyekat karena
dapat meredam panas. Contohnya adalah karet, gabus, kain, kayu, kaca, wol,
kertas, dan plastik (jenis bukan logam)
• Semikonduktor, adalah zat yang bersifat setengah konduktor dan setengah
isolator, contohnya adalah gelas dan ebonit.

2. Perpindahan Panas Secara Konveksi (Aliran)

Konveksi adalah perpindahan kalor atau panas yang disertai dengan perpindahan
zat perantaranya. Konveksi agak mirip dengan konduksi. Bedanya,konduksi
adalah perpindahan kalor tanpa disertai zat perantara sedangkan konveksi
merupakan perpindahan kalor yang di ikuti zat perantara.contohnya :

 Saat memasak air, maka air bagian bawah akan lebih dulu panas, saat air
bawah panas maka akan bergerak ke atas (dikarenakan terjadinya perubahan
masa jenis air) sedangkan air yang diatas akan bergerak kebawah begitu
seterusnya sehingga keseluruhan air memiliki suhu yang sama.

 Terjadinya angin darat dan angin laut. Pada malam hari daratan lebih cepat
dingin daripada laut. Akibatnya udara panas di atas laut bergerak naik dan
tempatnya digantikan oleh udara yang lebih dingin dari daratan, sehingga
terjadi angin darat yang bertiup dari daratan ke lautan.
Angin laut terjadi pada siang hari
Angin darat terjadi pada malam hari

 Sedangkan pada siang hari, daratan suhunya lebih cepat panas. Akibatnya
udara di atas daratan akan bergerak naik dan udara yang lebih dingin yang
berada di atas laut bergerak ke daratan karena tekanan udara di atas permukaan
laut lebih besar daripada tekanan di atas daratan. Hal ini menyebabkan
terjadinya angin laut yang bertiup dari permukaan laut ke daratan.
 Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya ketika dipanaskan.
 Gerakan balon udara.
 Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

3. Perpindahan Panas Secara Radiasi (Pancaran)

Radiasai adalah perpindahan kalor atau panas tanpa adanya zat perantara.
Perpindahan kalor secara radiasi tidak membutuhkan zat perantara, Contohnya :

 Matahari memancarkan panas ke bumi yang langsung bisa kita rasakan.


 Dalam kehidupan sehari-hari, saat kita menyalakan api unggun, berada dekat
tungku perapian, maka kita yang berada di dekat nyala api tersebut akan
merasakan hangat.
 Menetaskan telur unggas dengan lampu.
 Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari

Jumlah radiasi kalor yang diserap ataupun dipancarkan oleh suatu benda
bergantung pada warna benda. Benda-benda berwarna gelap merupakan penyerap
sekaligus pemancar kalor yang baik, sementara itu benda-benda yang berwarna
terang merupakan penyerap dan pemancar kalor yang buruk. Itulah sebabnya kita
tidak dianjurkan memakai baju berwarna hitam di siang hari, karena  baju
berwarna hitam akan membuat kita semakin kepanasan.
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Terdapat 3 macam penghantar panas, yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi.


Singkatnya

 Konduksi adalah perpindahan panas melalui hantaran (melalui perantara)


contoh kecil dalam sehari – harinya adalah saat memasak air maka kalor atau
panas berpindah dari api kompor menuju panci dan menyebabkan air
mendidih,

 Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran (perpinahan kalor disertai


zat perantaranya) contohnya adalah gerakan naik dan turun kacang hijau,
kedelai dan lainnya ketika dipanaskan.
 Radiasi adalah perpindahan panas melalui pencaran (perpindahan tanpa
disertai zat perantaranya) dalam kehidupan sehari-hari, saat kita menyalakan
api unggun, berada dekat tungku perapian, maka kita yang berada di dekat
nyala api tersebut akan merasakan hangat.

 Saran

Anda mungkin juga menyukai