Anda di halaman 1dari 6

ARSITEKTUR ROMAWI

 ROMAWI

Romawi (yang sekarang dikenal dengan nama italia) mempunyai bermacam – macam jenis bangunan
dengan kekhasan dan keindahannya. Roma adalah kota dengan penduduk yang berjumlah 1 juta jiwa,
hal ini menyebabkan sarana dan prasarana yang lebih baik mutlak diperluhkan untuk dipenuhi
kebutuhannya seperti pemukiman, pasar, dan hiburan hal ini merupakan hal yang harus dipikirkan
oleh para arsitek dan perencana kota Karena di tiap daerah kekuasaannya (Eropa, Asia Kecil, Afrika
Utara) ditempatkan gubernur dan pasukan yang akan tinggal dalam waktu yang tidak sebentar, kota-
kota yang dibangun Romawi di daerah kekuasaannya tersebut juga dibangun dengan perencanaan
bangunannya meliputi : kuil, basilica, gerbang kemenangan, teater, pemandian umum, jembatan,
aqueduct dan vila.
Salah satu hal yang terkenal dari bangsa Romawi adalah kehebatan mereka dalam hal arsitektur,
bangsa romawi memberikan kontribusi terhadap perkembangan-perkembangan penting dalam
perumahan dan sanitasi publik, misalnya jamban dan pemandian partikelir, pemanas bawah lantai
dalam bentuk hypocaustum, kaca mika  (contohnya di Ostia Antica), juga air dingin dan panas yang
disalurkan melalui pipa (contohnya di Pompeii dan Ostia). Bangsa romawi banyak melakukan inovasi
dalam bidang arsitektur, tiga yang terkenal adalah penggunaan atap melengkung, batu bata, dan
semen.
(sumber : https://atpic.wordpress.com/2010/07/24/romawi/ : 7 Maret 2019)

 ARSITEKTUR ROMAWI
Arsitektur Romawi mencakup periode dari berdirinya Republik Romawi pada tahun 509 SM
sampai sekitar abad ke-4 M, yang mana setelah itu diklasifikasi ulang sebagai Abad Kuno Akhir atau
Arsitektur Bizantium. Sebagian besar contoh yang masih terlestarikan berasal dari periode
belakangan. Gaya arsitektural Romawi terus mempengaruhi bangunan di bekas kekaisaran tersebut
selama berabad-abad, dan gaya yang digunakan di Eropa Barat sejak sekitar tahun 1000 disebut
arsitektur Romanesque untuk mencerminkan ketergantungannya pada bentuk-bentuk Romawi dasar.
Arsitektur Romawi merupakan lanjutan warisan yang ditinggalkan oleh arsitek sebelumnya dari
bangsa Yunani. Bangunan dengan ciri arsitektur yunani yang sangat kental dapat ditemukan. Namun,
orang-orang Romawi juga inovator besar dan mereka dengan cepat mengadopsi teknik konstruksi
baru, digunakan bahan-bahan baru, dan unik dikombinasikan teknik yang sudah ada dengan desain
kreatif untuk menghasilkan berbagai macam struktur arsitektur baru. Banyak dari inovasi ini adalah
respon terhadap kebutuhan praktis yang  mengubah masyarakat Romawi, dan proyek-proyek ini
semua didukung oleh aparat negara yang mendanai, terorganisir, dan menyebarkannya di seluruh
wilayah Romawi, sehingga jangan heran bila banyak dari bangunan-bangunan besar masih bertahan
hinggan hari ini.
Arsitektur Romawi mengadaptasi arsitektur Yunani dengan skala yang lebih besar, arsitektur
yunani hanya mempunyai komponen vertikal dan horisontal mempunyai keterbatasan, antara lain
jarak antar kolom yang tidak bisa terlalu besar, juga bangunan tidak bisa lebih tinggi dari dua lantai.
Bangsa Romawi menggunakan busur lengkung yang diletakkan pada kolom. Sistem struktur ini
memberikan kemampuan menopang beban yang jauh lebih baik. Bangunan yang kecil atau bangunan
satu lantai dibangun dengan gaya yunani sedangkan bangunan yang lebih besar menggunakan busur
lengkung.
 GAYA ARSITEKTURAL ROMAWI

1. Kombinasi kolom dan busur lengkung

2. Romawi mempunyai lima buah gaya arsitektur (order) Tiga di antaranya merupakan ‘pinjaman’
langsung dari gaya Yunani: Doric, Ionic dan Corinthian. Corinthian merupakan gaya yang
paling populer di Romawi. Dua gaya lain yang ditambahkan oleh bangsa Romawi adalah
Tuscan (bentuk yang lebih sederhana dari gaya Doric), dan Composite (gaya Corinthian yang
lebih kaya ornamen)
3. Pada bangunan lebih dari satu lantai, gaya arsitektural diletakkan berurutan dari atas ke bawah.
Paling bawah gaya Doric, di atasnya Ionic, dan paling atas Corinthian.
4. Pintu dan jendela biasanya berbentuk segi empat. Pada sisi-sisi pintu dibuat bentuk kolom.
5. Bahan bangunan yang digunakan: batu bata, keramik, semen, beton dan besi.
6. Bangsa Romawi telah mengembangkan beton yang memungkinkan mereka membuat bentukan
atap lengkung (vault) dan kubah Romawi. Bentang kubah ini – sebagian bergaris tengah di atas
50 m – tidak tertandingi sampai ditemukannya konstruksi baja pada abad ke-19.
(sumber : https://atpic.wordpress.com/2010/07/24/romawi/ : 7 Maret 2019)

 CIRI CIRI ARSITEKTUR ROMAWI


1. Konstruksi Lengkung
Seperti kita tahu, kontruksi lengkung pertamakali diciptakan oleh Bangsa Yunani. Kemudian
konstruksi ini diadopsi oleh masyarakat Romawi ke dalam bangunan-bangunan rancangannya.
Alhasil, mayoritas bangunan klasik ala romawi tersebut pun mempunyai ruangan yang terasa lebih
luas karena tidak adanya batasan yang tegas.
2. Atap Kubah
Pada mulanya, arsitektur khas Romawi juga dilengkapi dengan atap yang berbentuk melengkung.
Pada perkembangan selanjutnya, bentuk atap ini mengalami perkembangan menjadi kubah. Atap
kubah yang berwujud setengah bulatan ini mampu menciptakan kesan megah pada suatu
bangunan.

3. Tidak Memakai Batu Utuh


Pada zaman dahulu, orang-orang umumnya menggunakan batu utuh sebagai material bangunan.
Batu-batu utuh ini kemudian disusun sedemikian rupa untuk membentuk konstruksi arsitektur
yang sesuai keinginan. Namun berbeda dengan Bangsa Yunani, mereka sudah tidak menggunakan
lagi batu utuh ini karena telah menemukan konstruksi lengkung tadi.

4. Denah Bervariasi
Pada zamannya, arsitektur Romawi ini bisa dikatakan sebagai mahakarya yang begitu hebat.
Bayangkan saja, ketika bangsa-bangsa lain masih mempertahankan denah bangunan yang
dianggap sebagai denah terbaik. Tetapi bangsa ini berani melakukan eksplorasi terhadap denah
bangunan-bangunannya. Kebanyakan mereka sering mengkombinasikan denah segi empat,
lingkaran, dan setengah lingkaran.

5. Kolom Penghias
Kolom pada bangunan-bangunan buatan Romawi juga tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari
kontruksi semata, tetapi juga berperan sebagai dekorasi. Bagian kepala kolom ini biasanya dihiasi
dengan ornamen-ornamen bercorak floral. Satu lagi yang menarik, semua ornamen tersebut juga
selalu mengandung makna tersendiri.

6. Desain Simetris
Pada dasarnya, simetris berarti sama antara kiri dan kanan atau atas dan bawah. Desain simetris
termasuk peninggalan bangsa Romawi di bidang arsitektur yang bersifat abadi. Prinsip desain ini
bahkan masih digunakan sampai sekarang sebab mampu menciptakan kesan yang glamor dalam
sekejap. Kami pernah membahasnya secara khusus di sini.
7. Batu dan Batu
Ciri-ciri arsitektur Romawi selanjutnya yaitu penggunaan batu sebagai bahan baku bangunan yang
utama. Untuk bangunan yang bersifat umum, batu yang dipakai berasal dari jenis batuan kapur.
Sedangkan bangunan-bangunan yang diistimewakan lumrahnya didirikan menggunakan batu
marmer. Batu ini dipandang mempunyai kualitas yang tinggi dan bernilai mahal.
(Sumber : file:/ inilah-7-ciri-khas-arsitektur-romawi.html ; 8 Maret 2019)

 PERBEDAAN ARSITEKTUR ROMAWI Dan ARSITEKTUR YUNANI

Berikut adalah perbedaan antara arsitektur romawi dan arsitektur yunani, yakni:

1. Arsitektur yunani bagian struktur nampak jelas pada bagian kolom, sedangkan
arsitektur romawi terjadi pemisahan bentuk dan struktur, bentuk tidak selalu
mencerminkan strukturnya, struktur hanyalah hiasan atau ornamen (menurut Van
Ramont ini merupakan penyakit arsitektur barat yaitu pemaksaan pemisahan antara
bentuk dan struktur)
2. Pada arsitektur yunani menggunakan kuda – kuda sederhana (post and linted),
sedangkan arsitektur romawi memiliki kontruksi kuda – kuda yang lebih kompleks
dengan menambah setengah kuda – kuda pada kedua sisi bangunan dan juga terdapat
kontruksi busur dan rusuk (barrel vault)
3. Arsitektur romawi lebih mengutamakan fungsi (utilitarian), kontruksi bangunan dan
suasana (grandeur), sedangkan arsitektur yunani lebih mengesankan nilai – nilai
estetika
4. Massa bangunan dalam arsitektur romawi disusun lebih komposit, yaitu terdiri dari
gabungan beberapa bentuk geometris atau elemen yang terpisah (contoh : bangunan
pantheon, terdiri dari 2 bentuk partico pada bagian depan dan rotunda pada bagian
belakang), sedangkan arsitektur yunani tidak ada
(sumber : http://kendakaku.blogspot.com/2014/05/perbandingan-romawi-dan-yunani.html?m=1)
 BANGUNAN ARSITEKTUR ROMAWI

1. AMPHITEATER

Amphitheater (Sumber : https://atic.wordpress.com/2010/07/24/romawi/ : 7 Maret 2019)

Umumnya digunakan sebagai tempat pertunjukan pertarungan gladiator. Arena


(bagian tengah sebagai tempat pertunjukan) berbentuk lingkaran atau elips. Di
sekelilingnya adalah tempat penonton. Di bawah arena merupakan tempat gladiator
dan kandang binatang. Tempat duduk paling baik disediakan untuk pegawai
pemerintah. Di atasnya untuk orang kaya dan terpandang, sisanya bagi penonton yang
lain. Tempat duduk sudah diberi nomor.

Amphiteater di Pompeii (Sumber : https://atic.wordpress.com/2010/07/24/romawi/ : 7 Maret 2019)

Colosseum di Roma (Sumber : https://atic.wordpress.com/2010/07/24/romawi/ : 7 Maret 2019)

Colosseum (ikon kerajaan romawi) merupakan bangunan yang dikembangkan dari bentuk
theater Yunani yang kemudian dengan penggunaan teknologi beton dapat dibuat bangunan
yang konstruktif bertumpu pada kolomnya sendiri.

Colosseum  adalah adalah amphiteathre yang berbentuk epis yang berada di kota Roma.
Pembangunan amphiteatre ini dimulai pada zaman Vespasianus di tahun 72 M dan selesai
pada pemerintahan Titus pada tahun 80 M dan dapat memuat sekitar 80.000 orang, colosseum
berfungsi sebagai arena tontonan adu binatang dengan manusia (gladiator) Bangunan ini
memiliki 3 tingkat dengan tiap tingkat mempunyai langgam gaya kolom yang berbeda – beda.
2. PANTHEON

Pantheon (Sumber : file:/ inilah-7-ciri-khas-arsitektur-romawi.html ; 8 Maret 2019)

Pantheo dibangun oleh hadrian kaisar ke-14 imperium romawi sejak awal abad ke-2
SM yang berfungsi diperuntukan untuk dewa (jupiter, juno, minerva). Konsep ruang
dalamnya menggambarkan karakteristik kosmik dengan model surgawi.
Bangunan ini merupakan asimilasi yang berasal dari elemen Yunani,bangunan ini
tidak berdiri sendiri diantaranya merupakan penggabungan dinding pembatas ruang
yang vertikal dengan yang melengkung dan diatur secara aksial

3. AQUEDUCT

Aqueduct (sumber : http://www.slideshare.net/mobile/alvinoyeah/sejarah-perkembangan-arsitektur-romawi : 8 Maret


2019)

Aqueduct adalah saluran air, terbuat dari satu, dua atau tiga tingkat busur lengkung,
yang dibuat sebagai suplai air bagi kota-kota di Romawi. Beberapa mempunyai
panjang beberapa kilometer. Diperkirakan pada waktu itu diperlukan sampai 1500
juta liter air per hari bagi kota Roma yang disalurkan melalui 11 aqueduct. Dari
aqueduct air dialirkan ke pipa-pipa yang mendistribusikan air ke seluruh kota.
Aqueduct Romawi di Spanyol dikenal dengan nama El Puente, aqueduct ini terbentang dari
Sungai Frío ke kota Segovia dengan panjang sekitar 16 km, dan mencapai tinggi 28,5 m.

4. BASILIKA 

Basilika (sumber : http://www.slideshare.net/mobile/alvinoyeah/sejarah-perkembangan-arsitektur-romawi : 8 Maret


2019)
Basilika diadopsi oleh gereja Kristen, tetapi dimanfaat oleh bangsa Romawi sebagai tempat
untuk pertemuan, yang paling umum adalah sebagai tempat pengadilan. Bangunan ini
biasanya dibangun sepanjang satu sisi forum, pasar kota, yang tertutup di semua sisi oleh
tiang-tiang. Sebuah contoh khas adalah Basilika Severan di Leptis Magna (216 CE)
5. ROMAN BATH

Roman bath (sumber : http://museumarsitektur.blogspot.com/2016/10/arsitektur-romawi-kuno.html?m=1

Pemandian Roman menampilkan ciri khas Romawi untuk menciptakan ruang interior
menggunakan lengkungan, kubah, dan penopang. Kompleks yang terbesar dan sering
dibangun secara simetris sepanjang sumbu tunggal dan termasuk kolam renang, kamar dingin
dan panas, air mancur, perpustakaan, pemanas di bawah lantai, dan kadang-kadang antar-
dinding pemanas melalui pipa terakota. Desain eksterior mereka biasanya polos, tetapi  bagian
dalamnya mewah dengan penggunaan kolom, marmer, patung-patung dan mosaik. Salah satu
contoh terbaik yang masih ada sampai saat ini dan adalah pemandian Caracalla di Roma
(selesai 216 CE).

Anda mungkin juga menyukai