Anda di halaman 1dari 3

3.

PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Desain pada Zaman Romawi dan Yunani Kuno


Peradaban Yunani dan Romawi dapat dijadikan sebagai titik tolak pada
perkembangan desain interior karena karya-karya seni dan desain yang diciptakan pada masa
itu masih sangat memengaruhi bentuk-bentuk furnitur, arsitektur dan benda- benda seni pada
masa kini.Seni di Yunani merupakan bagian dari jiwa. Keindahan diwujudkan dengan
proporsi yang indah dan garis-garis yang lembut.
Perkembangan desain di Yunani pada saat itu dipengaruhi oleh bentuk-bentuk dan
ornamen dari Mesir. Sekalipun demikian, bangsa Yunani dengan cepat dapat
menyempurnakan bentuk-bentuk kaku dari pengaruh Mesir tersebut dan menemukan
bentuknya sendiri.
Pengaruh desain, seni dan arsitektur pada masa peradaban Yunani tersebar secara
lebih luas dibanding peradaban yang lain, misalnya, seni patung, motif, dan elemen- elemen
arstitektur Yunani dijadikan acuan hingga berabad-abad kemudian, bahkan hingga saat ini.
Bentuk-bentuk kolom: Doric, Ionic dan Corinthian yang terkenal dengan sebutan Three
Greek Orders of Column, merupakan bentuk asli Yunani yang pertama kali ditemukan oleh
Vitruvius, yang hingga kini masih sangat populer dan digemari dan selain diterapkan pada
elemen arsitektural juga pada furnitur.Furnitur terkenal yang dihasilkan pada jaman Yunani
Kuno adalah Klismos Chair, sebuah kursi berbentuk lengkung yang mengalir lembut, dengan
sandaran punggung sesuai lengkungan punggung manusia. Ada beberapa jenis furnitur di
Yunani yang menggunakan bentuk lengkung Klismos ini, seperti “Greek bed with Klismos
back” (tempat tidur Yunani dengan sandaran Klismos). Kursi dengan sandaran punggung
Klismos biasanya hanya dimiliki oleh orang kaya dan bangsawan, sedangkan yang digunakan
oleh rakyat jelata di rumahnya adalah sejenis kursi tanpa sandaran punggung, disebut
diphros/stool.
Perkembangan sejarah di Romawi memperlihatkan bahwa bangsa Romawi Kuno
adalah bangsa yang aktif, agresif dan mencintai kekuatan, kekuasaan, kemewahan dan
kenyamanan. Sangat berbeda dengan Yunani dan Mesir, Bangsa Romawi adalah bangsa yang
praktis, yang tidak hanya memikirkan untuk membuat kuil dan kuburan, tapi lebih banyak
membuat kebutuhan duniawi seperti forum (civic centre), lengkung/monumen kemenangan,
pemandian umum/thermae, bahkan juga saluran air/aqua duct.
Kemajuan Romawi di bidang interor dan arsitektur selain dapat dilihat dari
kemegahan dan kemewahan bangunan- bangunannya juga dari sistem peratapannya yang

1
sangat hebat, merupakan kombinasi antara lengkung sejati (true vault) dan lengkung silang
(cross barrel vault). Struktur cross vault yang dimulai di jaman Romawi berbuah luar biasa
di jaman Gotik. Karena kehebatan konstruksinya, gereja Gotik berani membuka clerestory
berdinding kaca.
Rumah bangsa Romawi memiliki interior yang mengikuti pola umum yang berlaku
saat itu, yang dibagi menjadi beberapa bagian, yakni atrium sebagai central hall di dalam
rumah yang memiliki bukaan atap berukuran besar (disebut compluvium) dimana sinar
matahari dapat masuk untuk menerangi bagian dalam rumah dan air hujan dibiarkan masuk
yang kemudian ditangkap oleh kolam yang terletak dibagian tengah (disebut impluvium).
Tamu memasuki atrium melalui selasar yang biasanya berhiaskan mozaik pada lantainya.
Tablium merupakan ruang suci yang terletak di ujung atrium.
Rumah bagi bangsa Romawi merupakan pusat kehidupan, sehingga dibuat begitu
indah dan mewah, berbeda dengan peradaban Mesir dan Yunani yang tidak begitu
memberikan perhatian yang besar kepada keindahan ruang huniannya, karena keasyikan
mereka dengan life after death atau kehidupan setelah mati.

3.2 karaktersistik gaya interior yunani dan romawi 


Karakteristik Interior Romawi
1. Kombinasi kolom dan busur lengkung
2. Romawi mempunyai lima buah gaya arsitektur (order)
3. Tiga di antaranya merupakan ‘pinjaman’ langsung dari gaya Yunani: Doric, Ionic,
dan Corinthian. Corinthian merupakan gaya yang paling populer di Romawi.
4. Dua gaya lain yang ditambahkan oleh bangsa Romawi adalah Tuscan (bentuk yang
lebih sederhana dari gaya Doric) dan Composite (gaya Corinthian yang lebih kaya
ornamen)
5. Pada bangunan lebih dari satu lantai, gaya arsitektural diletakkan berurutan dari atas
ke bawah. Paling bawah gaya Doric, di atasnya Ionic, dan paling atas Corinthian.
6. Pintu dan jendela biasanya berbentuk segi empat. Pada sisi-sisi pintu dibuat bentuk
kolom.
7. Bahan bangunan yang digunakan: batu bata, keramik, semen, beton, dan besi.
 
Karaktersitik interior Yunani 
1. Konstruksi utama memakai sistem kolom (tiang) dan balok (gelagar).
2. Memakai batu pecah ataupun batu gamping/gibs yang dikeraskan untuk lapisan lantai.

2
3. Dinding memakai bata yang dikeringkan atau dengan terakota.
4. Penyelesaian eksterior lebih dipentingkan karena masyarakat Yunani berkosentrasi
pada elemen yang cocok dengan iklim serta masyarakat pemakainya (masyarakat
Yunani senang dengan udara terbuka) terutama Kuil dan Agora.

3.3 Penerapan Gaya Interior Romawi dan Yunani Kuno di Zaman Sekarang 
Saat ini banyak orang yang mengaplikasikan gaya interior klasik pada zaman Romawi dan
Yunani kuno ke dalam huniannya. Salah satu bentuk usaha yang dilakukan adalah
memperkuat gaya klasik tersebut dengan melakukan penambahan cove ceiling di bagian
plafon ruang keluarga dan menambahkan focal point berupa perapian pada ruang keluarga.

3.4 Pengaruh Gaya Interior Romawi dan Yunani Kuno di Zaman Sekarang
Di Indonesia, bentuk dari arsitektur klasik masih kerap digunakan pada saat ini dan tidak
hanya diadaptasi oleh bangunan-bangunan rumah mewah saja. Hal ini mungkin dapat
diakibatkan oleh mahalnya anggaran yang dibutuhkan untuk membuat desain bergaya klasik.
Membuat bangunan bergaya klasik juga membutuhkan keahlian khusus untuk membuat
ornamen-ornamennya yang mewah.

Anda mungkin juga menyukai