Kepercayaan yang dianut oleh bangsa Romawi adalah memuja dewa-dewa, dan
mereka percaya dengan adanya banyak dewa atau Polytheistis yang dipimpin oleh
raja/kaisar.
Ornamen dari berbagai bentuk ini dipersatukan begitu saja. Ini sangat
bertentangan dengan perasaan akan harmoni yang dipunyai bangsa Yunani. Ukuran dari
bangunan ini maha besar, dimana hal ini menunjukkan cinta bangsa Romawi akan
kebesaran dan “display”. Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
dari segi konstruksi, bangsa Romawi telah berhasil sangat banyak. Dari segi
arsitektur, lebih bersifat dekoratif.
Bangsa Romawi tidak memiliki ragam sendiri namun, ragam yang dapat dikatakan asli, yang
berasal dari bangsa Etruria adalah ragam Toscana.
Adapun ragam-ragam lain adalah ragam-ragam tiruan bangsa romawi, yaitu :
Ragam Romawi Doria
Ragam Romawi Ionia
Ragam Romawi Corintia, dan
Ragam Komposit, yaitu ragam yang diperoleh dari perkembangan dari ragam
Corintia, tetapi terlalu berlebihan.
Struktur Bangunan
Sistem konstruksi yang dipakai oleh bangsa Romawi adalah “post and lintel” yang diambil
dari Yunani, tetapi tidak pada semua bangunannya, hanya pada banguna kuil saja. Dan
selanjutnya merupakan ornamen yang tidak mendukung. Banyak digunakan sistem konstruksi
busur dan lengkung. Dengan digunakannya konstruksi busur dan lengkung inilah sebagai
jawaban dari masalah “membangun ruang-ruang yang luas dengan tidak menggunakan
titik-titik tumpu ataupun tiang-tiang di tengahnya”.
Selain konstruksi lengkung, ada juga konstruksi kubah yang berdasarkan konstruksi lengkung
dimana denahnya berbentuk lingkaran yang memungkinkan dibangunnya ruang-ruang yang
luas dengan diameter mencapai 40 m. Bahan bangunan yang digunakan pada konstruksi
bangsa romawi adalah batu bata karena memiliki tingkat kekerasan yang tinggi dan
dapat disusun secara radial. Namun sering juga digunakan beton tumbuk yang lebih
mudah dalam
pelaksanaannya.