Anda di halaman 1dari 36

TUGAS

SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR 1

Nama : Marsella Vannesa

NIM : 180406143

Dosen : Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M. Phil, Ph. D

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
ARSITEKTUR ROMAWI

Romawi adalah daerah yang sekarang dikenal dengan nama Italia dengan ibukota Roma

Roma, ibukota dari Kekaisaran Romawi. Kaisar Romawi pertama, Augustus (dinobatkan 27
SM), mengatakan “Aku mendirikan Roma, kota dari batu; dan meninggalkannya, kota dari marmer” .
Roma mempunyai bermacam-macam jenis bangunan dengan kekhasan dan keindahannya. Roma,
adalah kota berpenduduk mungkin sampai dengan 1 juta jiwa. Hal ini menyebabkan sarana dan
prasarana yang lebih baik mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota. Kebutuhan
seperti makanan dan minuman, permukiman, pasar dan hiburan merupakan beberapa hal yang harus
dipikirkan oleh para arsitek dan perencana kota. Karena di tiap daerah kekuasaannya (Eropa, Asia
Kecil, Afrika Utara) ditempatkan gubernur dan pasukan yang akan tinggal dalam waktu yang tidak
sebentar, kota-kota yang dibangun Romawi di daerah kekuasaannya tersebut juga dibangun dengan
perencanaan yang baik mengikuti perencanaan di Roma. Ciri khas kota Romawi, seperti forum,
pemandian umum, teater dan kuil, selalu ada di kota-kota tersebut.

Romawi Kuno

Peradaban Romawi kuno terletak di semenanjung Apenia (yang sekarang disebut Italy) dan
berpusat di kota Roma. Pada awalnya peradaban ini dimulai dari kehidupan bangsa Latia di lembah
sungai  Tiber dan hidup dengan bertani. Dalam legenda Kota Roma didirikan oleh Romulus (raja
pertama kerajaan romawi).
Lalu pada tahun 492 SM Latium mulai dikuasai oleh bangsa Etruskia yaitu bangsa yang kuat
dan berpengaruh, namun pada akhirnya bangsa Latia memberontak dan berhasil mendirikan Negara
baru yaitu kerajaan romawi yang berbentuk republik.
library.thinkquest.org

Pada awalnya Bangsa Romawi hidup sebagai petani, namun setelah bangsa romawi berhasil
melawan bangsa Etruskia, bangsa ini menjadi masyarakat yang kapitalis dan materialis. Mereka suka
berperang dan mengumpulkan kekayaan.

Kebudayaan Bangsa romawi merupakan percampuran 2 budaya yaitu bangsa Yunani dan
Etruskia. Bangsa Romawi maju dalam iptek melanjutkan teori bangsa Yunani kuno. Kepercayaan
bangsa Romawi kuno sama dengan kepercayaan bangsa yunani yaitu percaya akan dewa – dewa.
Tetapi dewa yang mereka puja berbeda.

Orang – orang romawi menciptakan karya teknik bangunan yang mengagumkan. seni budaya
bangsa romawi yang cenderung berkiblat pada Yunani. Banyak peninggalan – peninggalan peradaban
romawi seperti bangunan monument dan kuil.

Sejarah Peradaban Romawi Kuno

Pada masa ini peradaban Romawi berpusat di kota roma. Peradaban romawi dikembangkan
oleh suku Latia yang menetap di lembah sungai Tiber.  Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka
‘Latium’. Mereka hidup di kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk bertani, oleh karena
itu bangsa mereka berkembang dan menghasilkan peradaban yang tinggi. Dan kemudian bangsa Latia
disebut bangsa Latin.

Kota Roma didirikan oleh Romulus sebagai raja pertama kerajaan romawi. Menurut legenda,
Romulus adalah keturunan pahlawan Troya, Aineas yang bermigrasi ke Latium. Kerajaan romawi
dipimpin oleh 7 raja.
Pada tahun 492 SM daerah Latium dikuasai oleh kerajaan Etruskia yang terletak disebelah utara
kota roma. Bangsa Etruskia merupakan orang paling kuat dan berpengaruh pada masa itu. Bangsa
Etruskia mengajari bangsa romawi mengembangkan tulisan, ilmu pasti, arsitektur, seni dan agama.
Sampai pada tahun 510 SM Bangsa Latium membrontak dan berhasil membangun Negara sendiri yang
berbentuk republik. 

Kepercayaan Romawi Kuno

Sama seperti peradaban Yunani Kuno, orang – orang Romawi juga memiliki kepercayaan
terhadap dewa – dewa. Hanya saja dewa – dewa yang mereka puja tidak sama dengan dewa – dewa
yang dipuja oleh kaum Yunani. Dewa- dewa yang dipercayai bangsa Romawi  antara lain :

-          Jupiter  (raja dewa-dewa)

-          Yuno   (dewi rumah tangga)

-          Minerus  (dewi pengetahuan)

-          Venus (dewi kecantikan)

-          Mars (dewa perang)

-          Neptunus (dewa laut)

-          Diana (dewi pemburuan)

-          Bacchus (dewa anggur)

Kebudayaan Romawi Kuno

Kebudayaan Romawi kuno merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan Yunani dan Etruskia.
Hal ini terlihat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan seni di romawi kuno.
Dalam ilmu pengetahuan , bangsa romawi bukanlah menciptakan teori – teori , melainkan
pelaksana teori – teori yang sudah ada pada peradaban yunani. Jadi bisa dikatakan dalam perumpamaan
bila sarjana Yunani adalah ahli teori, maka sarjana Romawi adalah ahli praktek.

Seni romawi sebenarnya percampuran 2 unsur budaya yaitu Estruskia dan Yunani yang
kemudian menjadi budaya baru. Bangsa romawi tidak memiliki seniman besar, akan tetapi romawi
mendatangkan seniman seniman dari Yunani. Oleh karena itu pengaruh yunani di romawi sangat kuat.
Disamping itu politik maupun seni budaya roma dibawah bangsa Etruskia.

PENGARUH YUNANI

Pengaruh Yunani pada arsitektur Romawi sangat terlihat. Banyak bangunan megah Romawi
dibangun oleh pekerja Yunani.

Arsitektur Romawi mengadaptasi arsitektur Yunani dengan skala yang lebih besar

Arsitektur Yunani yang hanya mempunyai komponen vertikal dan horisontal mempunyai
keterbatasan, antara lain jarak antar kolom yang tidak bisa terlalu besar, juga bangunan tidak bisa lebih
tinggi dari dua lantai.
Bangsa Romawi menggunakan busur lengkung yang diletakkan pada kolom. Sistem struktur ini
memberikan kemampuan menopang beban yang jauh lebih baik.
Bangunan yang kecil atau bangunan satu lantai dibangun dengan gaya Yunani. Bangunan yang lebih
besar menggunakan busur lengkung. Pada bangunan ini gaya arsitektur Yunani digunakan lebih
sebagai dekorasi.
GAYA ARSITEKTURAL ROMAWI

 Kombinasi kolom dan busur lengkung


 Romawi mempunyai lima buah gaya arsitektur (order)
 Tiga di antaranya merupakan ‘pinjaman’ langsung dari gaya Yunani: Doric, Ionic dan
Corinthian. Corinthian merupakan gaya yang paling populer di Romawi.
 Dua gaya lain yang ditambahkan oleh bangsa Romawi adalah Tuscan (bentuk yang lebih
sederhana dari gaya Doric), dan Composite (gaya Corinthian yang lebih kaya ornamen)
 Pada bangunan lebih dari satu lantai, gaya arsitektural diletakkan berurutan dari atas ke bawah.
Paling bawah gaya Doric, di atasnya Ionic, dan paling atas Corinthian.
 Pintu dan jendela biasanya berbentuk segi empat. Pada sisi-sisi pintu dibuat bentuk kolom.
 Bahan bangunan yang digunakan: batu bata, keramik, semen, beton dan besi.
 Bangsa Romawi telah mengembangkan beton yang memungkinkan mereka membuat bentukan
atap lengkung (vault) dan kubah Romawi. Bentang kubah ini – sebagian bergaris tengah di atas
50 m – tidak tertandingi sampai ditemukannya konstruksi baja pada abad ke-19.
Struktur dasar dari busur dan atap lengkung. Konstruksi dari busur

(A) memerlukan struktur kayu sementara (bekisting) untuk menahan voussoirs (batu atau bata
bentuk lengkung) sampai batu kunci, atau voussoir tengah, dapat diletakkan di tempatnya.
Antara busur dihubungkan dengan bantuan impost
(B) busur-busur dapat dihubungkan
(C) untuk membentuk lorong, atau semacam terowongan dengan atap lengkung. Beberapa lorong
beratap lengkung
(D) digunakan untuk membentuk langit-langit lengkung. Bentuk atap lengkung ini juga dapat
divariasikan dengan menyilangkannya
(E) sehingga membentuk lorong yang menyilang.

Bahan bangunan yang dipakai di Romawi adalah bata, keramik, semen, beton dan besi. Beton, yang
dikembangkan bangsa Romawi, adalah bahan yang sangat kuat, tahan lama,
sekaligus ekonomis.Beton memungkinkan Romawi membangun bangunan bentuk kubah.

Arsitektur Romawi Kuno

                Orang – orang Romawi suka menciptakan sesuatu yang megah, mewah, dan monumental,
serta menarik perhatian. Mereka menciptakan seni rupa, seni patung atau relief dengan megah dan
penuh hiasan. Orang – orang romawi menciptakan karya teknik bangunan yang mengagumkan. Seperti
bangunan saluran air (aquaduct), jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan
untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater, amphitheater). Juga kuil untuk pemujaan dewa.

                Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang yunani antara lain dengan konstruksi
lengkung untuk membuat ruangan menjadi lebih luas. Bangunan atap kubah untuk pertama kali untuk
bangunan Thermae di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum seperti jalan raya.

Yang Menonjol adalah penggunaan bentuk lengkung/busur dan gaya/order klasik


Jenis bangunan yang dibangun: kuil, basilica, gerbang kemenangan, teater, pemandian umum,
jembatan, aqueduct dan vila.

KUIL

Kuil Romawi banyak mengambil bentuk dan mirip dengan kuil Yunani. Banyak kuil Romawi
yang masih terpelihara sampai sekarang karena setelah jaman Romawi kuil-kuil diubah pemakaiannya
menjadi gereja. Kuil dibuat di atas dasar yang tinggi dimana terdapat tangga yang mengarah ke
bangunan. Barisan kolom mengelilingi sekitar bangunan, baik dengan denah berbentuk segi empat,
ataupun denah berbentuk lingkaran. Kebanyakan menggunakan gaya Corinthian atau Ionic yang kaya
dengan dekorasi.

                Kuil – kuil tempat pemujaan dewa memiliki ukuran yang besar. Dan batang tiang penyangga
atap menggunakan cirri – diri yang sama dengan yunani yaitu Doria, Inonia dan Korinthia.

Contoh Karya Arsitektur :

·         Kuil Juno Sospita

Kuil Juno Sospita, Linivium (265 SM.), berdenah segi empat dibentuk oleh serangkaian struktur
monumental, denahnya sama dengan Kuil Jupiter.

Kolom kuil Juno sospita berbentuk silindris sederhana tanpa ornamen, seperti kolom Dorik.
Terdapat portico dan podium atau semacam panggung di mana bagian utama kuil berdiri, merupakan
bagian dari model kuil Etruscan yang sudah ada sejak abad VII SM.

·         Kuil Vesta
Kuil ini terletak di roma. Semua kuil untuk Vesta berbentuk bulat, dan memiliki pintu masuk
menghadap ke timur untuk melambangkan hubungan antara api Vesta dan matahari sebagai sumber
kehidupan. Kuil Vesta merupakan tempat kegiatan pemujaan kuno sejauh abad ke-7 SM. Dengan
bentuk melingkar diperkirakan kuil vesta merupakan sisa-sisa dari kuil kuno Latin atau Etruscan
PEMANDIAN UMUM

Pada masanya, di kota Roma saja terdapat lebih dari 800 pemandian umum. Pemandian umum
besar merupakan pusat kehidupan sosial di Romawi. Beberapa gedung pemandian mempunyai teater,
tempat olahraga dan restoran. Terdiri dari ruang panas dan dingin. Biasanya kolam renang terbuka
merupakan tujuan terakhir. Pemanasan dilakukan dengan menyalurkan udara yang dipanaskan di ruang
bawah tanah melalui bata di dinding dan lantai. Keseluruhan bangunan kaya dengan dekorasi.
Perunggu banyak digunakan di pintu dan jendela. Kolom dibuat dari marmer. Pelayanan dilakukan
melalui jalur jalan di bawah tanah, sehingga tidak mengganggu orang di dalam bangunan.

· Pemandian Caracalla

Pemandian caracalla pemandian umum atau thermae yang dibangun di roma antara 212 m dan
216 m selama masa pemerintahan kaisar caracalla. Kompleks bangunan itu lebih tepat dikatakan
sebagai pusat hiburan ketimbang pemandian. Selain mampu mampu menampung 1.600 orang, di sana
juga terdapat perpustakaan umum dan sekolah gulat. Pemandian itu digunakan hingga abad ke-6.
TEATER

Bagian terpenting dari teater adalah auditorium, orchestra dan panggung. Di belakang panggung
terdapat bangunan, biasanya setinggi dua sampai tiga
lantai, digunakan sebagai ruang ganti pemain.

AMPHITEATER

Umumnya digunakan sebagai tempat pertunjukan pertarungan gladiator. Arena (bagian tengah
sebagai tempat pertunjukan) berbentuk lingkaran atau elips. Di sekelilingnya adalah tempat penonton.
Di bawah arena merupakan tempat gladiator dan kandang binatang. Tempat duduk paling baik
disediakan untuk pegawai pemerintah. Di atasnya untuk orang kaya dan terpandang, sisanya bagi
penonton yang lain. Tempat duduk sudah diberi nomor.

Amphiteater di Pompeii

COLOSSEUM

Colosseum di Roma (70-82), terkenal karena sistem lengkung bertingkatnya yang terbuat dari
beton. Disebut Colosseum karena dulunya berdiri patung Nero yang sangat besar di dekatnya, namun
nama sebenarnya adapat Amphiteater Flavian.

Colosseum adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa gedung pertunjukan yang besar


berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Flavian Amphitheatre. terletak di
ibukota negara Italia, Roma, yang didirikan oleh Raja Vespasian pada masa Kekaisaran Romawi dan
diselesaikan oleh anaknya Titus. Koloseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton.
tempat penyelenggaraan sebuah pertunjukan yang spektakuler, yaitu sebuah pertarungan
antara binatang (venetaiones).  Selama ratusan tahun itu, diperkirakan ribuan orang maupun binatang
mati di pertunjukkan Koloseum.
·         Forum Imperial

Forum Imperial (Fori Imperiali dalam bahasa Italia) terdiri dari serangkaian


monumental forum (kotak publik), dibangun di Roma selama satu setengah abad, antara 46 SM dan
113 Masehi. Ini forum adalah pusat Republik Romawi dan dari Kekaisaran Romawi .

Forum Imperial, sedangkan bukan bagian dari Forum Roma , terletak relatif dekat satu sama
lain. Julius Caesar adalah yang pertama untuk membangun di bagian ini Roma dan diatur kembali baik
Forum dan Comitium, jenis lain forum ruang yang ditujukan untuk politik, untuk melakukannya.
Forum ini adalah pusat politik, agama dan ekonomi di Kekaisaran Romawi kuno.
GERBANG KEMENANGAN (TRIUMPHAL ARCH)

Gerbang Constantine

Gerbang Constantine, Roma, (312-5) dibangun untuk menghormati kemenangan Constantine


Agung atas Maxentius, yang menjadikan Constantine sebagai penguasa absolut Kekaisaran Romawi.
Gerbang ini terdiri dari tiga pintu dengan busur dan empat kolom dan kaya dengan ornamen. Gerbang
kemenangan dibuat untuk memperingati kemenangan militer atau kejadian penting. Biasanya
ditempatkan di jalan utama menuju kota. Gaya arsitektur yang sering dipakai adalah Corinthian dan
Composite.Bagian di atas entablature disebut dengan attic/loteng. Di atas attic terdapat kelompok
patung yang besar, biasanya berbentuk kereta perang dengan empat atau enam kuda.

AQUEDUCT dan JEMBATAN

Aqueduct adalah saluran air, terbuat dari satu, dua atau tiga tingkat busur lengkung, yang dibuat
sebagai suplai air bagi kota-kota di Romawi. Beberapa mempunyai panjang beberapa kilometer.
Diperkirakan pada waktu itu diperlukan sampai 1500 juta liter air per hari bagi kota Roma yang
disalurkan melalui 11 aqueduct. Dari aqueduct air dialirkan ke pipa-pipa yang mendistribusikan air ke
seluruh kota.
Aqueduct Romawi di Spanyol

Dikenal dengan nama El Puente, aqueduct ini terbentang dari Sungai Frío ke kota Segovia dengan
panjang sekitar 16 km, dan mencapai tinggi 28,5 m.

ARSITEKTUR DOMESTIK

Tiga bentuk kediaman di Romawi adalah domus, villa dan insula. Domus adalah tipikal rumah
umum keluarga di Romawi. Biasanya berbentuk simetris, dan tdari koridor pintu masuk (fauces), ruang
utama (atrium) tanpa atap, ruang tidur (cubiculruang kantor (tablinum), ruang makan (triclinium),
dapur (culina) dan taman kecil (hortus). Villa merupakan rumah yang lebih besar dan mewah, biasanya
dimiliki oleh orang kaya Romawi. Di dalam areanya terdapat lapangan, taman, kolam, tempat
pemujaan. Insula adalah bangunan lebih dari satu lantai yang terdiri dari kamar-kamar yang dapat
disewa. Mirip dengan apartemen di saat sekarang.
INTERIOR RUMAH ROMAWI
 KESIMPULAN

Sejarah romawi kuno merupakan perpaduan antara dua bangsa yang berbeda yaitu bangsa
etrusia dan yunani. Sehingga peradaban yang ada pada romawi didominasi dari kedua bangsa tersebut
tanpa ada unsure-unsur dari kebudayaan romawi sendiri.

Karena bangsa romawi tu sendiri suka berperang sehingga bangsayang semula petani ini
kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka berperang ,
bangsa romawi ini juga senang mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membeli
ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah-daerah
jajahan.

Dari segi pengetahuan bangsa romawi bukanlah pencipta teori-teori tetapi pelaksana teori yang
telah ada sejak zaman yunani. Dengan ini mata rantai yang seakan –akan putus dalam perkembangan
ilmu pengetahuan menjadi tumbuh kembali. Sehingga, yunani terkenal dengan ahli teori maka romawi
terkenal dengan ahli praktek.

Dalam segi seni bangsa romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama patung setengah
dada atau potret. Mereka juga senang akan keindahan. Dan diaplikasikan pada dinding bagian dalam
rumah yang dihias dengan lukisan untuk memberikan kesan luas.

Beberapa Arsitektur Peninggalan Romawi Kuno

http://museumarsitektur.blogspot.com/201 https://3.bp.blogspot.com/-
6/10/arsitektur-romawi-kuno.html C82nuKy5ThU/V_eXj1cPTKI/AAAAAAAABek/2btcxjU
P_S4sTOPsLxcuxFWzfYW17KZ7wCLcB/s1600/arsitek
tur-romawi-kuno-8.jpg
MESIR KUNO

PERIODE PERKEMBANGAN SEJARAH

PERIODE NEOLITHIC ( 4500 - 3000 SM )

- Bercocok tanam, dometikasi binatang, dan rumah awal.

PERIODE DINASTI AWAL ( 3000 – 2650 SM)

- Dinasti I : Raja Narmer/Nemes.


- Dinasti II : Raja Aha - Unifikasi dalam satu peraturan, Ibukota Memphis - Terdapat makam raja-raja di
Saqqara dan Abydos.

PERIODE KERAJAAN TUA ( 2650 – 2150 SM))

- Dinasti III : Raja Zoser dan Huni ( 2650 – 2575 SM) - Piramid awal (mastaba) di Saqqara.
- Dinasti IV : Snoferu ( 2575 – 2465 SM) Khufu Khafre Menkaura Shepseskaf Queen Khentikaus -
Sentralisasi pemerintahan yang kuat - Piramid di Dahshur dan Giza.
- Dinasti V Userkaf ( 2465 – 2325 SM) Sahure Neferirkara ---------- Unas - Piramid dan Kuil Matahari d
Abu Sir dan Saqqara.
- Dinasti VI : Raja Teti ( 2325 – 2150 SM) Pepi I Pepi II Queen Netokerty - Pemerintahan sangat kuat -
Piramid di Saqqara dan terbentuk undang-undang baru.

PERIODE PERTENGAHAN AWAL ( 2150 – 2040 SM)

- Dinasti VII- X : ( 2650 – 2575 SM) - Pemerintahan Pusat Colaps dan terpecah menjadi pemerintahan
lokal yang lemah.

PERIODE KERAJAAN PERTENGAHAN ( 2040 – 1640 SM)

- Dinasti XI Mentuhotep ( 2040 – 1991 SM) - Penyatuan kembali Mesir mealui undang-undang Theban.
- Dinasty XII Amenemhat I ( 1991 – 1783 SM ) Senwosret I Amenemhat II Senwosret II Senwosret III
Amenemhat III Amenemhat IV Queen Sobekneferu - Pemerintahan Pusat yang sangat kuat - Mulai
ekspansi ke Sudan - Ibukota di Lihst atau Awaris dekat Memphis.
- Dinasty XIII ( 1783 – 1640 SM) - Penyusunan Undang-undang suksesi pemerintahan - Pemerintahan
mulai lemah.

PERIODE PERTENGAHAN KEDUA ( 1640 - 1550 SM)

- Dinasty XIV- XVI ( 1640 – 1580 SM ) - Pemerintahan terpecah dalam pemerintahan Teluk Asia.
- Dinasty XVII Sekenenre Tao I ( 1580 – 1550 SM) Sekenenre Tao II Kamose - Dinasti Theban - Proses
Reunifikasi Pemerintahan dimulai.

PERIODE KERAJAAN BARU ( 1550 – 1070 SM)

- Dinasty XVIII Ahmose ( 1550 - 1307 SM ) Amenhotep I Tuthmosis I Tuthmosis II Tuthmosis III Queen
Hatshepsut Amenhotep III Akhenaten Tutankhamun Ay Horemheb, - Reunifikasi dan perluasan ke Asia
Utara dan aneksasi Sudan di Selatan - Perode ekspansi dan kekuatan yang terbesar, Ibukota di Theban
(Luxor sebagai kediaman Raja).
- Dinasty XIX Rameses I ( 1307 – 1196 SM) Seti I Rameses II Merneptah Siptah Queen Twosret - Setelah
kemenangan Ramses II, kemakmuran terancam oleh kutukan penduduk lautan di muara Utara.
- Dinasty XX Setnakht ( 1196 – 1070 SM ) Rameses III - XI - Kemersotan ekonomi dan kekuasaan raja
dari Delta melemah - Penduduk dan pekerja mogok - Penjarahan makam-makam raja.

PERIODE PERTENGAHAN KETIGA ( 1070 - 712 SM)

- Dinasty XXI Smendes ( 1070 - 945 SM ) Siamun - Mesir dalam kemunduran.


- Dinasty XXII Shoshenq I ( 945 – 712 SM ) Osorkon I Shoshenq II - Mesir terbelah dan terpecah-pecah
secara politis.
- Dinasty XXIII-XXIV Osorkon IVI ( 928 - 711 SM ) - Mesir terpecah-pecah dala pemerintahan lokal 8.
PERIODE RAJA TERAKHIR ( 712 – 332 SM).
- Dinasty XXV Kashta ( 712 – 657 SM) Piankhy (Py) Shabaka Shebitka Taharqa Tantamani - Pejabat dari
Sudan yang menyatu kedalam pemerintahan Mesir dan terjadi kebangkitan budaya - Ancaman dari
Assyria.
- Dinasty XXVI Psamtek I ( 664 - 525 SM ) Necho II Psamtek II - Kekalahan Raja-raja Kushite dan
diteruskannya program pebangunansesudah kepergian Syria.
- Dinasty XXVII Cambyses ( 525 – 404 SM ) - Mesir diambil alih oleh kerajaan Persia.
- Dinasty XXVIII - XXX Amyrtaios ( 404 – 343 SM ) Nectanebbo I - II - Pemerintahan Mesir terakhir -
Budaya Renaissance dan nasionalisme dan kemunduran pemerintahan secara politis.
- Dinasty XXXI Artaxerxes III ( 343 – 332 SM ) - Penaklukan kembali oleh bangsa Persia.

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN MESIR

PERKEMBANGAN PERADABAN

- Sungai NIL sebagai kekuatan peradaban.


- Panjang 900 mil untuk transportasi.
- Dataran rendah DAS 2 – 10 mil cocok untuk bercocok tanam.
- Tebing batu di kanan dan padang pasir di kri melindungi dari invasi.
- Banjir sering terjadi sehingga muncul penemuan.
- Nilometer Untuk mejaga pertanian muncul sistem irigasi.
- Ditemukannya pola grid/geometri untuk batas tanah dan kanal.

SISTEM PEMERINTAHAN

- Monarki : Paraoh sebagai raja setara dengan Tuhan/Dewa dan Pendeta agung.
- Paraoh berhak menentukan hidup dan matinya seseorang.
- Suksesi berlanjut berdasarkan keturunan ( 31 dinasti ).

SISTEM KEPERCAYAAN

- Menganut pola keabadian : kematian adalah kelanutan kehidupan di alam lain.


- Percaya pada dua keberadaan : materi tubuh dan spirit jiwa.
- Kepercayaan melahirkan ritus yang rumit: mati di mummy, makam dilengkapi barang kesukaan dan
bahkan terdiri dari ruang-ruang fungsinal lengkap dengan perabotan.
- Dalam kematian terus dipuja, dibuat patung relief dan lukisan di dinding makam yang mengisahkan sang
arwah (Sistem ini untuk membawa mayat dalam kehidupan yang abadi) Arwah bertemu dengan Dewa
Amon Ra.
- Dikenal juga dewa lokal : Dewa Osiris (Hakim Alam Baka), Dewa Isis (Dewi Kecantikan=Istri Osiris),
Dewa Aris (Kesuburan), Dewa Aubis (Dewa Kematian).
- Obelisk : Tiang tempat penulisan peristiwa Kuil Karnak.

KARAKTERUMUM ARSITEKTUR MESIR

ARSITEKTUR MONUMENTAL MAKAM

- Makam Raja Awal adalah mastaba yang ditemukan di saqqara.


- Mastaba adalah awal terbentuknya pyramid.
- Piramid mencerminkan rumah sesudah kematian, replika istana dan menjadi panggung pemujaan bagi
raja
- Piramid dilengkapi dengan :
- Tempat pemujaan
- Patung penjaga (Spinx)
- Monumen 20 – 30 m (obelisq)
- Pintu-pintu palsu ( 13 diantara 14 )
- Dipenuhi dengan lorong-lorong jebakan yang beracun
- Dilengkapi tangga dan lorong sebagai simbol menuju langit dimana Paraoh bergabung dengan Dewa
Matahari “Amon dan Dewa Bulan Ra” dalam perjalanan menuju surga.

Piramid yang terkenal pada masa Kerajaan Tua di Giza

- Piramid Khufu ( Cheops )


- Piramid Khafre ( Chepren)
- Piramid Menkure ( Mycherinus )

Makam Raja Pertengahan

- Makam yang muncul ke atas tanah ulai dihilangkan


- Dikembangkan makam di tepi tebing sungai ni di atas gunung karang ”sistem hollow out” Muka
bangunan disebut ”grotto” dengan cara memotong gunung karang
- Disusun dalam tiga elemen :
- Kolom-kolom portiko untuk publik
- Kapel untuk pemujaan
- Ruang makam Komplek makam yang terkenal adalah makam Mentuhotep

Makam Raja Baru

Makam berupa kuil yang terdiri dari :

- Denah panjang dengan susunan kolom


- Terdapat inner court
- Pencahayaan kurang
- Ruang-ruang terikat oleh sirkulasi dan struktur linier Kuil yang terkenal ditemukan di thebes yang
disebut kuil Theban
- Kuil sengaja dirancang dengan sistem serial pengalaman melewati ruang
- Ruang luar terbuka dan terang
- Ruang dalam tertutup dan gelap
- Secara psikologis akses begini sebagai bentuk penjabaran ”ruang masuk selektif
- Hanya raja ang layak berdoa dan berjumpa dengan Tuhan
- Kuil Thebes disebut kuil seratus pintu yang sekarang dikenal dengan nama : KARNAK dan LUXOR
- Dilengkapi dengan OBELISK: menara yang dipahat dengan tulisan HYROGLIEPH: riwayat raja
Arsitektur Mesir Purba

Sepanjang Sejarah Mesir Purba, terbagi dalam 6 jaman – jaman kerajaan, atau kurang lebih 31 dinasti firaun-
Firaun. Dan gaya arsitektur yang berkembang di zaman ini tidak memakan waktu yang singkat tetapi memakan
waktu beratus – ratus tahun. Perkembangan arsitektur di peradaban Mesir Purba tidak terlepas dari pengaruh
kebudayaan dan kepercayaan kaum Mesir Purba.

Budaya dan arsitektur masyarakat

            Sebagian Besar masyarakat mesir purba hidup sebagai petani. Karena daratan lembah sungai Nil
memiliki tanah yang subur. Akan tetapi kegiatan bertani ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut air sungai Nil.
Disaat musim pasang datang dan mereka tidak bisa memanfaatkan tanah mereka untuk bertani, maka waktu dan
tenaga mereka dipakai untuk membangun di bidang lain misalnya di bidang arsitektur.

            Proyek pembangunan dikelola dan dinai oleh pemerintah untuk kepentingan religious. Sebagai bentuk
peringatan terhadap kekuasaan Firaun. Bangsa Mesir purba sudah mampu membangun struktur batu dengan
peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.

            Kediaman rumah tinggal mereka terbuat dari tanah liat yang di desain untuk menjaga udara tetap dingin
di siang hari. Bangsa mesir purba sangat menghargai penampilan dan kebersihan. Jadi dampaknya juga terlihat
pada bangunan rumah tinggal mereka yang temboknya dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan
hiasan berupa linen yang diberi warna.         

            Kediaman masyarakat baik dari kalangan kaya maupun biasa terbuat dari bahan baku batu bata dan kayu
yang mudah hancur. Oleh karena itu tidak ada satupun peninggalan kediaman rumah mereka yang terselamatkan.
Perbedaannya masyarakan biasa memiliki rumah yang sederhana sedangkan kaum kaya memiliki kediaman
dengan struktur rumit. Seperti istana dengan hiasan dengan pemandangan yang indah. Sedangkan struktur
penting seperti kuil atau makam dibuat dari batu agar dapat bertahan lama.

Kepercayaan

            Kaum Mesir Purba percaya akan kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian. Kehidupan
mereka juga tergantung pada kekuasaan Firaun yang tidak bisa dipisahkan sebagai manusia, pendeta dan wakil
tertinggi. Masyarakat mesir percaya bahwa manusia terdiri dari bagian fisik dan spiritual. Jadi setelah kematian
aspek spiritual mereka akan lepas dari tubuh dan mencari tubuh fisik mereka dalam bentuk lain seperti patung
sebagai tempat terakhir untuk pulang. Oleh karena itu masyarakat Mesir Purba menyembah patung- patung yang
di letakan di ruang di tengah sebuah kuil atau menyembah patung dirumah mereka. 
Patung firaun

Adat pemakaman Mesir purba cukup unik. Karena percaya dengan adanya kehidupan setelah kematian,
mereka mengawetkan tubuh mayat melalui mumifikasi. Dan mayat yang sudah dimumifikasi diletakkan kedalam
sebuah peti berbentuk perahu yang melambangkan eratnya sungai dengan kehiduoan manusia. Usaha pertama
mereka menciptakan sebuah kuburan yaitu berupa Mastaba. 
Bentuk mastaba sederhana. Yaitu terbuat dari tumpukan batu – batu kali atau batu – batu gunung.
Mastaba memiliki struktur persegi panjang dengan atap datar yang dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah
untuk menyimpan mayat. Dari bentuk mastaba yang sederhana ini seiring dengan berjalannya dinasti
berkembang menjadi piramida tangga yang tidak lain adalah tumpukan – tumpukan mastaba. Contoh mastaba
yang tertua dan terkenal adalah Mastaba Firaun Aha dari dinasti ke II yang terletak di Sakhara.

            Bentuk mastaba ini semakin lama semakin berkembang dan menjadi bentuk pyramid – pyramid raksasa
yang lebih layak untuk tempat persemayaman seorang Firaun. Dan proses berkembangnya bentuk mastaba
menjadi bentuk pyramid ini memakan waktu yang tidak singkat, yaitu sampai beratus – ratus tahun.

Pyramid

Terdapat perbedaan pula antara penguburan orang Mesir biasa dan orang Mesir kaya. Orang mesir kaya
biasanya dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak. Tradisi penguburan barang mewah dan
barang – barang sebagai bekal almarhum juga berlaku pada semua tanpa memandang status sosial. Pada
permulaan kerajaan baru, Buku kematian disertakan dalam kuburan mereka bersama dengan patung Shabti,
patung yang dipercaya akan membantu pekerjaan mereka di akhirat. Dan setelah pemakaman, kerabat yang
masih hidup diharapkan untuk sesekali membawa makanan ke dalam makam dan membacakan doa atas nama
almarhum.

            Bangunan Kuil terbagi dalam 2 type. Yaitu tipe Cult- Temple yang fungsinya sebagai tempat peribadatan
dan pemujaan langsung ke dewa.
Cult- Temple

Dan tipe kedua yaitu Mortuary – temples yang dibangun untuk mengabadikan dan memuja seorang
Firaun yang meninggal.

Mortuary – temples

Bangunan kuil terdiri dari entrance hall yang terdiri dari tiang – tiang, Court atau halaman dalam, lalu
berikutnya alas hypostyle hall baru setelah itu ada ruang suci dan beberapa kapel yang semuanya dikelilingi oleh
dinding tinggi dengan lubang – lubang cahaya dari atas.

Namun semakin lama, peran firaun sebagai perantara spiritual mulai berkurang seiring dengan
munculnya kebiasaan untuk memuja langsung Tuhan, tanpa perantara. Di sisi lain, para imam mengembangkan
system ramalan (oracle) untuk mengomunikasikan langsung keinginan dewa kepada masyarakat.

Seni

Bangsa Mesir Purba sudah mulai menganal seni. Mulai dari ukiran ukiran juga mengenal musik dengan
instrument musik yang biasa digunakan dalam acara pemakaman.
Selama 3500 tahun seniman mengikuti bentuk artistic dan ikonografi yang dikembangkan pada masa
kerajaan lama. Terdapat aliran ketat yang haru sdiikutin sehingga bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan
tidak terpengaruh oleh aliran lain. Standard artistik pada masa itu antara lain :

· Garis – garis sederhana


· Bentuk, area, warna yang datar mengkombinasi dengan karakteristik figure yang tidak memiliki
kedalaman spasial
· Menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya

Perpaduan antara gambar dan tulisan dapat terjalin dengan baik di tembok makam maupun kuil, peti mati
dan patung.

Bahan yang mereka pakai untuk memahat biasanya adalah :

· Batu kayu sebagai bahan dasar untuk memahat.


· Cat yang di dapat dari mineral seperti biji (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga,
atau arang (hitam) dan batu kapur (putih).
· Cat dapat dicampur dengan gum arab sebagai pengikat dan ditekan.

Ukiran di mastaba ptah hotep

CONTOH KARYA ARSITEKTUR

Piramid Zoser
Ini adalah pyramid besar pertama. Pyramid ini dibangun selama dinasti ke-3, pada periode
dinasti pertama. Arsiteknya yang bernama Imphotep merancang bangunan ini untuk menjadi makam  firaun
Zoser (2649-2575 SM). Tinggi bangunan ini mencapai 62 meter. 

Piramid Gizeh

Piramida Agung Giza adalah piramida tertua dan terbesar dari tiga piramida yang ada di Nekropolis
Giza dan merupakan satu-satunya bangunan yang masih menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia. Dipercaya
bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk firaun dinasti keempat Mesir, Khufu. dan dibangun selama
lebih dari 20 tahun dan diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 2560 SM.. Piramida ini kadang-kadang
disebut sebagai Piramida Khufu
Sphinx

Sphinx patung singa berkepala manusia diyakini merupakan kepala Khufu. Memiliki panjang 3 meter


dan tinggi 20 meter. Melambangkan watak gagah laksana singa dan kepribadian lembut laksana manusia.

Obelisk

Obelisk adalah monumen tinggi, ramping bersisi empat yang dimahkotai kemuncak berbentuk piramida.


Obelisk pada masa Mesir purba biasanya terbuat dari monolit atau batu tunggal. Tang tingginya sekitar 9 sampai
10 kali ukuran bidang dasar dan di keempat sisinya ditulisi dengan huruf hieroglyph.

Pada dasarnya pembuatan obelisk adalah untuk pemujaan dewa matahari.


Kuil Abu Simbel

Abu Simbel adalah kuil termegah peninggalan Mesir Kuno di masa pemerintahan Firaun Ramses II pada
masa jaman kerajaan baru dan jaman kerajaan Ptolemeus. Dibangun dengan desain dan konstruksi yang
istimewa. Membentang menembus perut bukit, di Sungai Nil. Kuil ini dibangun pada tahun 1301 SM.
MOHENJO-DARO

Mohenjo-daro, yang di baca Mohenjodaro or Moenjodaro, Mohenjo-daro adalah salah satu situs


dari sisa-sisa permukiman terbesar dari Kebudayaan Lembah Sungai Indus, yang terletak di
provinsi Sind, Pakistan. Dibangun pada sekitar tahun 2600 SM, kota ini adalah salah satu permukiman
kota pertama di dunia, bersamaan dengan peradaban Mesir Kuno, Mesopotamia dan Yunani Kuno.
Reruntuhan bersejarah ini dimasukkan oleh UNESCO ke dalam Situs Warisan Dunia. Arti dari
Mohenjo-daro adalah "bukit orang mati". Seringkali kota tua ini disebut "Metropolis Kuno di Lembah
Indus".

Lokasi Mohenjo-daro di Lembah Sungai Indus

Mohenjo-daro dibangun sekitar tahun 2600 SM, tetapi dikosongkan sekitar tahun 1500 SM.
Pada tahun 1922, kota ini ditemukan kembali oleh Rakhaldas Bandyopadhyay[2] dari Archaeological
Survey of India. Ia dibawa ke sebuah gundukan oleh seorang biksu Budha yang mempercayai bahwa
gundukan tersebut adalah sebuah stupa. Pada 1930-an, penggalian besar-besaran dilakukan di bawah
pimpinan John Marshall, K. N. Dikshit, Ernest Mackay, dan lain-lain. Mobil John Marshall yang
digunakan oleh para direktur situs masih berada di museum Mohenjo-daro sebagai tanda untuk
memperingati perjuangan dan dedikasi mereka terhadap Mohenjo-daro. Penggalian selanjutnya
dilakukan oleh Ahmad Hasan Dani dan Mortimer Wheeler pada tahun 1945.

Penggalian besar terakhir di Mohenjo-daro dipimpin oleh Dr. G. F. Dales pada tahun 1964-65.
Setelah itu, kerja penggalian di situ dilarang karena kerusakan yang dialami oleh struktur-struktur yang
rentan akibat kondisi cuaca. Sejak tahun 1965, hanya proyek penggalian penyelamatan, pengawasan
permukaan, dan konservasi yang diperbolehkan di situ. Meskipun proyek arkeologi besar dilarang,
namun pada 1980-an, tim-tim peninjau dari Jerman dan Italia yang dipimpin oleh Dr. Michael Jansen
dan Dr. Maurizio Tosi, menggabungkan teknik-teknik seperti dokumentasi arsitektur, tinjauan
permukaan, dan penyelidikan permukaan, untuk menentukan bayangan selanjutnya mengenai
peradaban kuno tersebut.

Lokasi

Mohenjo-daro terletak di Sindh, Pakistan di sebuah bubungan zaman Pleistosen di tengah-


tengah dataran banjir Sungai Sindhu. Bubungan tersebut kini terkubur oleh pembanjiran dataran
tersebut, tetapi sangat penting pada zaman Peradaban Lembah Indus. Bubungan tersebut
memungkinkan kota Mohenjo-daro berdiri di atas dataran sekelilingnya. Situs tersebut terletak di
tengah-tengah jurang di antara lembah Sungai Sindhu di barat dan Ghaggar-Hakra di timur. Sungai
Sindhu masih mengalir ke timur situs itu, tetapi dasar sungai Ghaggar-Hakra kini sudah kering.

Pembangunan antropogenik selama bertahun-tahun dipercepat oleh kebutuhan memperluas


tempat. Bubungan tersebut diluaskan melalui platform bata lumpur raksasa. Akhirnya, penempatan
tersebut meluas begitu besar sehingga ada bangunan yang mencapai 12 meter di atas permukaan
dataran masa kini.

Kepentingan

Pada zaman dahulu, Mohenjo-daro merupakan salah satu pusat administratif Peradaban Lembah
Indus kuno.[5] Pada puncak kejayaannya, Mohenjo-daro adalah kota yang paling terbangun dan maju
di Asia Selatan, dan mungkin juga di dunia. Perencanaan dan tekniknya menunjukkan kepentingan kota
ini terhadap masyarakat lembah Indus.[6]

Peradaban Lembah Indus (c. 3300-1700 SM, f. 2600-1900 SM) adalah sebuah peradaban sungai
kuno yang berkembah di lembah sungai Indus di India Kuno (kini di Pakistan dan India Barat Laut).
Peradaban ini juga dikenal sebagai "Peradaban Harappa."

Kebudayaan Indus berkembang berabad-abad lamanya, lalu mengalami kebangkitan sekitar


tahun 3000 SM. Peradaban tersebut menjangkau wilayah yang kini diduduki negara Pakistan dan India
Utara, tetapi tiba-tiba mengalami kemerosotan sekitar tahun 1900 SM. Pemukiman Peradaban Indus
tersebar sejauh pantai Laut Arab di Gujarat di selatan, perbatasan Iran di barat, dengan kota perbatasan
di Bactria. Di antara permukiman-permukiman itu, pusat kota utama berada di Harappa dan Mohenjo-
daro, dan juga Lothal.
Puing-puing Mohenjo-daro adalah salah satu pusat utama dalam masyarakat kuno ini. Beberapa
arkeolog berpendapat bahwa Peradaban Indus mencapai jumlah lima juta penduduk pada puncaknya.

Saat ini, lebih dari seribu kota dan permukiman telah ditemukan, terutama di lembah Sungai
Sindhu di Pakistan dan India barat laut.

Arsitektur dan prasarana kota

Mohenjo-daro, 25 km di barat daya Larkana, adalah pusat Peradaban Lembah Indus 2600 SM-
1900 SM. Mohenjo-daro memiliki bangunan yang luar biasa, karena memiliki tata letak terencana yang
berbasis grid jalanan yang tersusun menurut pola yang sempurna. Pada puncak kejayaannya, kota ini
dihuni sekitar 35.000 orang. Bangunan-bangunan di kota ini begitu maju, dengan struktur-struktur yang
terdiri dari batu-bata buatan lumpur dan kayu bakar terjemur matahari yang merata ukurannya.

Bangunan-bangunan publik di kota ini adalah lambang masyarakat yang sangat terencana.
Bangunan yang bergelar Lumbung Besar di Mohenjo-daro menurut interpretasi Sir Mortimer Wheeler
pada tahun 1950 dirancang dengan ruang-ruang untuk menyambut gerobak yang mengirim hasil
tanaman dari desa, dan juga ada saluran-saluran pendistribusian udara untuk mengeringkannya. Akan
tetapi, Jonathan Mark Kenoyer memperhatikan bahwa tidak ada catatan mengenai keberadaan hasil
panen dalam lumbung ini. Maka dari itu, Kenoyer mengatakan lebih tepat untuk menjulukinya sebagai
"Balai Besar".
Di dekat lumbung tersebut ada sebuah bangunan publik yang pernah berfungsi sebagai
permandian umum besar, dengan tangga yang turun ke arah kolam berlapis bata di dalam lapangan
berderetan tiang. Wilayah permandian berhias ini dibangun dengan baik, dengan lapisan tar alami yang
menghambat kebocoran, di samping kolam di tengah-tengah. Kolam yang berukuran 12m x 7m,
dengan kedalaman 2.4m ini mungkin digunakan untuk upacara keagamaan atau kerohanian.

Di dalam kota, air dari sumur disalurkan ke rumah-rumah. Beberapa rumah ini dilengkapi
kamar yang terlihat ditetapkan untuk mandi. Air buangan disalurkan ke selokan tertutup yang
membarisi jalan-jalan utama. Pintu masuk rumah hanya menghadap lapangan dalam dan lorong-lorong
kecil. Ada berbagai bangunan yang hanya setinggi satu dua tingkat.

Sebagai kota pertanian, Mohenjo-daro juga bercirikan sumur besar dan pasar pusat. Kota ini
juga memiliki sebuah bangunan yang memiliki hypocaust, yang kemungkinan digunakan untuk
pemanasan air mandi.

Mohenjo-daro adalah sebuah kota yang cukup terlindungi. Walau tak ada tembok, namun
terdapat menara di sebelah barat pemukiman utama, dan benteng pertahanan di selatan. Perbentengan
tersebut, dan struktur kota-kota lain di Lembah Indus seperti Harappa, menimbulkan pertanyaan apakah
Mohenjo-daro memang pusat administrasi. Harappa dan Mohenjo-daro memiliki arsitektur yang mirip,
dan tidak berbenteng kuat seperti situs-situs lain di Lembah Indus. Jelas sekali dari tata ruang di semua
situs-situs Indus, bahwa ada suatu pusat politik atau administrasi, hanya saja tidak jelas lagi sejauh
mana jangkauan dan fungsi pusat administrasi tersebut.

Mohenjo-daro telah dimusnahkan dan dibangun kembali setidaknya tujuh kali. Setiap kali, kota
baru dibangun terus di atas kota lama. Banjir dari Sungai Indus diduga menjadi penyebab utama
kerusakan.

Kota ini terbagi atas dua bagian, yaitu benteng kota dan kota hilir. Kebanyakan wilayah kota
hilir masih belum ditemukan. Di benteng kota terdapat sebuah permandian umum, struktur perumahan
besar yang dirancang untuk menempatkan 5.000 warga, dan dua buah dewan perhimpunan besar.

Mohenjo-daro, Harappa dan peradaban masing-masing, lenyap tanpa jejak dari sejarah sampai
ditemukan kembali pada 1920-an. Penggalian besar-besaran dilakukan di situ pada 1920-an, namun
tidak ada penggalian secara mendalam yang dilakukan lagi sejak tahun 1960-an.
Masyarakat

Orang-orang Dravida yang diperkirakan merupakan pendiri kota kuno ini sendiri menjadi tanda
tanya bagi para arkeolog. Riwayat mereka tak dapat ditelusuri hingga sekarang. Bahasa dan aksara
yang mereka gunakan dalam artefak-artefak yang ditemukan di sana masih belum dapat dipecahkan
hingga sekarang. Uniknya di kota tersebut tidak ditemukan bangunan untuk kegiatan religius dan
tanda-tanda sistem kasta. Hal ini mengakibatkan para peneliti berspekulasi kalau masyarakat Mohenjo
Daro dan Harappa merupakan peradaban yang hidup bergantung sepenuhnya pada ilmu pengetahuan
(sudah meninggalkan praktik keagamaan) dan memiliki filosofi hidup yang tinggi (terlihat dari
ketiadaan sistem kasta dalam hierarki sosial).

Artefak
Patung "gadis menari" yang ditemukan di Mohenjo-daro adalah sebuah artefak yang berusia
sekitar 4500 tahun. Patung perunggu dengan panjang 10,8 cm ini ditemukan di sebuah rumah di
Mohenjo-daro pada tahun 1926. Patung kecil ini adal

ah patung favorit arkeolog Inggris Mortimer Wheeler, seperti yang dipetik dari sebuah acara televisi
tahun 1973:

"Muka kecilnya gaya Balochi dengan bibir yang cemberut dan paras yang terlihat tidak sopan.
Saya rasa umurnya tak lebih lima belas tahun, tetapi tidak memakai apa-apa selain gelang di lengan.
Seorang gadis yang benar-benar percaya diri terhadap dirinya dan dunianya. Saya rasa patung ini tidak
ada duanya di dunia ini. "

John Marshall, salah seorang penggali di Mohenjo-daro, menggambarkan gadis tersebut sebagai
kesan jelas seorang gadis muda, berpostur kurang sopan dengan sebelah tangan mencekak pinggul,
sambil mengikuti rentak musik dengan tangan dan kaki.[8]

Sebuah patung lelaki duduk dengan tinggi 17,5 cm yang bergelar "Raja Pendeta" (walaupun
tiada bukti pendeta atau raja memerintah kota ini), adalah satu lagi artefak yang menjadi lambang
peradaban lembah Indus. Patung ini ditemukan oleh para arkeolog di Kota Hilir Mohenjo-daro pada
tahun 1927. Patung tersebut ditemukan di sebuah rumah yang arsitektur batanya berhias dan berceruk
dinding, telantar di antara dinding dasar bata yang pernah menampung tingkat rumah. Patung
berjanggut ini memakai pita rambut, lilitan lengan, dan mantel berhias pola trefoil yang aslinya berisi
pigmen merah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.britannica.com/place/Mohenjo-daro
https://www.nationalgeographic.com/history/archaeology/mohenjo-daro/
https://ars2016matana.wixsite.com/website/single-post/2017/10/05/ARSITEKTUR-MESIR-KUNO-
PIRAMIDA
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/197709192008012-
DIAH_CAHYANI_PERMANA_SARI/sejarah%20arsitektur/Mesir%201.pdf
https://docplayer.info/33553540-S-e-j-a-r-a-h-p-e-r-k-e-m-b-a-n-g-a-n-a-r-s-i-t-e-k-t-u-r-m-e-s-i-r.html
https://docplayer.info/70239091-Sejarah-arsitektur-mesir.html
https://www.kompasiana.com/evi_ratna/5508dd188133116b1cb1e14b/arsitektur-mesir-kuno-abad-
21
https://atpic.wordpress.com/2010/07/24/romawi/

Anda mungkin juga menyukai