Anda di halaman 1dari 15

Sejarah Peradaban Romawi Kuno

Category : Sejarah

Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota

Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa

Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus.

“Menurut berita2 lama, Roma didirikan

oleh Remus dan Romulus pada tahun 750. Remus dan Romulus ini anak Rhea silva, turunan Aenas –

seorang pahlawan Troya yang dapat melarikan diri waktu Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa

Jujani”

seperti orang-orang di Yunani. Hanya saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani. Dewa-dewa

yang dipercayai oleh orang-orang Romawi antara lain :

1. Jupiter (raja dewa-dewa)

2. Yuno (dewi rumah tangga)

3. Minerus (dewi pengetahuan)

4. Venus (dewi kecantikan)

5. Mars (dewa perang)

6. Neptenus (dewa laut)

7. Diana (dewi perburuan)

8. Bacchus (dewa anggur)

Roma berhasil menundukkan bangsa-bangsa yang tinggal disekitarnya satu persatu, baik dengan jalan

kekrasan maupun jalan damai. Hingga akhirnya Roma berhasil menguasai seluruh Italia Tengah.

Sebelum itu, sekira tahun 492, Daerah Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma dikuasai oleh kerajaan

Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai pada tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM bangsa Latium

memberontak terhadap kerajaan Etruskia dan berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri

yang berbentuk republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala negaranya disebut konsul

yang dipilih setiap tahun sekali. Konsul selain menjadi penguasa negara juga ketua senat dan panglima
besar.

Bangsa Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia kemudian menjadi bangsa

penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luasa sampai ke Laut Tengah. Bangsa yang semula

petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan

perang bangsa Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membali ladang-

ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah-daerah

jajahan.

Penguasa Gayus Julius Caesar meluaskan wilayahnya sampai ke Jerman, Belgia, Belanda dan bahkan

sampai menyebrangi selat Calis ke Inggris. Selain sebagai penguasa mutlak Julius Caesar juga

mengembangkan kalender baru yang disebut kalender Julian. Kelender ini terus dipakai sampai kemudian

diperbaharui oleh Gregorius yang kemudian dikenal dengan dengan kalender Gregorius.

Julius Caesar dibunuh oleh Brutus dan Casinus yang menginginkan suatu pemerintahan berbentuk

Republik. Akan tetapi, cita-cita kedua orang itu tidak berhasil dan tetap mempertahankan sistem

pemerintahan diktator. Anak angkat Julius Caesar bernama Oktvaianus kemudian dapat menguasai

Romawi kembali dan berkuasa secara diktator.

Dalam kekuasaannya, Oktavianus banyak dikelilingi orang-orang pandai sehingga ia dapat berkuasa cukup

lama. Oleh senat Oktavianus diberi gelar “Augustus” yang artinya “Yang Maha Mulia”. Dengan stabilitas

pemerintahan pada masa Kaisar Octavianus maka mulailah bidang kebudayaan mendapat perhatian.

Kebudayaan Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan Yunani. Hal ini berarti

kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan yunani dan Etrusia, tanapa ada unsur-

unsur dari kebudayaan romawi sendiri.

Pada masa Octavianus, orang-orang Romawi melihat sesuatu dari sudut kegunaannya. Pandangan hidup

bangsa Romawi ini memberikan warna pada kehidupan agama. Tepatlah apa yang diungkapkan oleh

Cicero, bahwa agama bagi mereka bukan untuk mendidik manusia kepada kebajikan, melainkan manusia

sehat dan kaya. Dengan pandangan hidup yang praktis ini menjadi ciri utama orang-orang Romawi.

Dalam lapangan ilmu pengetahuan, bangsa Romawi bukanlah pencipta teori-teori, tetapi pelaksana teori

yang telah ada sejak zaman Yunani. Dengan ini mata rantai jang seakan-akan putus dalam perkembangan

ilmu pengetahuan menjadi tumbuh kembali. Bila sarjana Yunani adalah ahli teori, maka sarjana Romawi

adalah ahli praktek.


Masa Octavianus merupakan masa penyempurnaan seni dan budaya Romawi. Pengaruh budaya Yunani

mulai masuk dengan kuatnya sejak tahun 146 SM bersamaan dengan usaha bangsa Romawi melakukan

penaklukan di Laut Tengah. Selama kekuasaan Romawi, seni Romawi disebarkan ke Eropa dan sekitar

Laut Tengah.

Seni Romawi sebenarnya merupakan pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu Romawi yang merupakan

daerah kekuasaan Etruskia dan seni Yunani. Pada hekakatnya budaya ini bukan berasal dari rakyat biasa

melinkan dari golongan bangsawan. Golongan seniman besar, seperti yang terdapat di Yunani di Roma

tidak ada. Justru bangsa Romawi mendatangkan seniman-seniman dari Yunani. Oleh karena itu, pengaruh

Yunani di Romawi sangat kuat. Politik maupun seni dan budaya Roma di bawah bangsa Etruskia. Dengan

begitu seni Romawi pada dasarnya adalah pencampuran unsur-unsur budaya Etruskia dan Yunani yang

kemudian menjadi seni budaya baru.

Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang

megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni

rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besr, megah,

dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti

bangunan saluran air (aquaduct), jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan

untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat

banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain

bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.

Bangunan atap kubah untuk pertama kali diciptakan kurang lebih tahun 30 SM untuk bangunan Thermae

di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum seperti jalan raya. Jalan raya yang terkenal adalah

jalan Via Apia.

Rumah-rumah dewa atau kuil yang dibangun memiliki ukuran besar. Kuil-kuil yang berukuran besar

tersebut antara lain Tempel Jupiter (abad ke-6 SM), Appolo dan Venus di Roma. Untuk setiap bangunan

kuil tersebut di gunakan tinga-tiang penyangga. Batang tiang penyanggga atap menggunakan

menggunakan kepala tiang dengan ciri-ciri Yunanni seperti Doria, Ionia, dan Korinthia.

Bangsa Romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama patung setangah dada atau potret. Bentuk

wajah dibuat dengan sangat teliti, sedangkan tubuh dan lainnya lebih sederhana. Kecakapan membuat

patung ini berhubungan dengan kebiasaan keluarga-keluarga terkemuka bangsa Romawi yang senang

membuat patung nenek moyang dalam jumlah banyak dan sangat teliti. Biasanya patung nenak moyang
disimpan di rumah dan ditempatkan dalam satu ruangan khusus yang disebut Atrium. Atrium ini juga

dilengkapi dengan altar.

Orang-orang Romawi dalam membuat patung memiliki kebiasaan yang sama dengan bangsa Yunani.

Dalam membuat patung, orang-orang Romawi selalu mematungkan tokoh-tokoh penguasa, tokoh-tokoh

politik, dan cendikiawan. Banyak sekali tokoh penguasa, tokoh politik dan cendikiawan yang dijadikan

sebagai latar dalam membuat patung seperti wajah tokoh Julius Caesar, Agustus, Tuchidides, Demostenes,

Caracalla, dan lainnya. Gambar wajah para tokoh ini selain dipatungkan juga dilukiskan pada mata uang

logam.

Bangsa Romawi juga senang pada keindahan rumahnya. Dinding bagian dalam rumah dihias dengan

lukisan untuk memberikan kesan luas. Kegiatan memperindah dinding ini biasa pada dinding rumah

dengan cara melukis pemandangan alam dan bangunan-bangunan rumah yang seolah-olah terlihat dari

jendela. Kegiatan melukis pada dinding-dinding rumah yang dilakukan oleh orang-orang Romawi ternyata

meniru kebiasaan bangsa Yunani. Dengan demikian melukis Cara melukis yang dilakukan oleh orang

Romawi memdapat pengaruh basar dari Yunani. Dari seni melukis pada dinding ini banyak ditemukan

peninggalan-peninggalan yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Romawi.

Salah satu dari sekian banyak peninggalan kebudayaan ini adalah peninggalan lukisan didinding rumah

yang terdapat di Pompeii. Peninggalan lainnya terdapat di Roma yang menggambarkan pengantin

perempuan dan teman-temannya sedang mempersiapkan upacara perkawinan. Selain pada dinding rumah,

seni lukis juga ditemukan pada mangkuk, jambangan, piring dan tempat bunga.

Bangsa Romawi yang senang membuat bangunan monumental menyebabkan bangsa ini kaya dengan hasil-

hasil bangunan berupa monumen dan kuil. Monumen yang dibuat oleh bangsa romawi berupa pintu

gerbang kemenangan atau tiang kemenangan. Bangunan monumen ini digunaakn untuk memperingati

suatu peristiwa sejarah. Pada banguan monumen itu diberi relief yang menggambarkan peristiwa

kemenangan. Peninggalan seni monumen ini terdapat di Roma dan dibeberapa daerah jajahan Romawi.

Perubahan ketatanegaraan Romawi dari republik ke bentuk kekaisaran tidak mengendurkan semangat dan

perkembangan budaya orang-orang Roma untuk mendirikan bangunan berupa bangunan monumental.

Hanya saja, apabila pada masa republik pendukung seni budaya dilakukan oleh para bangsawan. Namun,

setelah menjadi kekaisaran, yang mendukung seni budaya adalah golongan istana. Sejak kaisar Agustus,

seni budaya elbih cenderung mejadi seni kuna yang berkiblat pada Yunani.

Setiap kaisar yang berkuasa di Romawi selalu meninggalkan seni budaya beruapa bangunan monumen.
Kebiasaan yang dilakukan oleh kiasar-kaisar ini dilakukan sebagai sarana untuk menunjukan jasanya

kepada negara. Maka sejak kiasar-kaisar ini berkuasa, banyak sekali didirikan bangunan besar dan megah

dengan menggunakan bahan dari marmer.

Peninggalan seni bangunan Romawi pada masa kekaisaran ini jumlah sangat banyak. Banguan-banguan

monmen tersebut antara lain:

1. Kuil Zeus yang didirikan di Olympia.

2. Kuil Jupiter Heliopalitanus di ba’albek (syria)

3. Pantheon merupakan sebuah kuil yang kemudian digunakan untuk gereja.

4. Mousoleum di Roma yang didirikan pada tahun 175 SM. Mousoleum merupakan bangunan yang

berupa makam yang indah. Pada sisi dalam ruang Mousoleum dihiasai ddengan berbagai ornamen

yang indah.

5. Teater di Pompeii, solona, dan Asperados.

6. Amphiteater. Amphpiteater merupakan perpaduan dua buah teater yang dipergunakan untuk

pertunjukan mengadu benteng dan untuk perkelahian gladiator, tempat duduk penonton

berkeliling, semakin kebelakang semakin tinggi. Amphipater pada masa kaisar Vespasianus (695

SM) dipergunakan untuk peragaan perang-perangan seperti di laut bebas dan Circus (sirkus),

tempat untuk berpacu kuda yang menarik kereta beroda dua.

7. Thermen merupakan tempat pemandian dengan ruang-ruang mandi berair panah, berair hangat

dan dingin.

8. Bangunan istana

9. Gerbang kemenengan

10. Tiang kemenangan

Pada masa Gothik (100 – 1400 M), kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan agama

kristen. Agama kristen atau Nasrani sebenarnya telah berkembang sejak jaman pemerintahan Tiberius.

Agama ini disiarkan oleh Yesus (Isa) dari nazareth, yang dilahirkan di Palestina. Agama Kristen ini berbeda

dengan kepercayaan rakyat Romawi yang poltheis. Agama Nasrani memiliki kepercayaan monoteis.

Dengan pertimbangan-pertimbangan politik dan kemanan negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati

kepada Yesus pada tahun 33. Tetapi kematian Yesus ini tidak berarti agama Kristen lenyap dari kehiduapan

masyarakat Romawi, malahan sebaliknya.

Setelah Yesus atau Nabi Isa disalib dibukit Gologota, agama kristen berkembang sampai Mesir, Syria, Asia

Kecil, dan ke Roma. Hampir selama tiga abad para pengikut agama Kristen dalam ketakutan dan dikejar-

kejar oleh penguasa Roma. Pada tahun 395 agama kristen ditetapkan sebagai agama negara. Dari
masyarakat pemeluknya lambat laun timbul suatu bentuk kelompok kegerejaan yang disusun menurut

organisasi-organisasi yang ada di Imperium Romanum (penguasa Roma).

Periode Gothik seni Kristen mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh perpindahan

pemerintahan dari Konsatantinopel ke Byzantium. Kekaisaran romawi mengalami perpecahan menjadi

Romawi Barat dan Romawi Timur. Romawi Barat mengalami keruntuhan tahun 335 M.

Ketika penguasa Roma masih memusuhi para pengikut agam kristen, di Roma sendiri secara sembunyi-

sembunyi berkembang seni Katamba. Sejak saat itulah lahir seni Katakomba yang meruapakn tanda

lahirnya seni kristen awal. Katakomba sendiri merupakan kuburan-kuburan bawah tanah.

Kemudian dalam masyarakat Romawi pada masa Gothik ini selalu melakukan kebiasaan untuk berkumpul

di ruangan terowongan dengan tujuan mengadakan kegiatan agama. Dari seringnya diadakan

perkumpulan, kemudian berkembang kebiasaan masyarakat untuk menghiasi dinding dengan motif jaman

kuno. Motif-motif klasik yang digambar dalam dinding-dinding terowongan ini, kemudian tergeser oleh

perkembangan motif-motif modern atau baru. Motif-motif yang baru ini biasanya berbentuk manusia dan

binatang yang digambarkan secara simbolik untuk kepentingan agama kristen.

Karya seni kristen awal ini anatara lain lukisan-lukisan kristus sebagai “gembala yang baik”. Pada

umumnya yang mengembangkan seni Katakomba ini adalah bukan seniman. Bagi mereka yang erpenting

adalah dapat mengungkapkan arti dan ide melalui lukisan dan sebagai bakti mereka kepada agama kristen.

Namun, justru “seniman-seniman” Katakomba ini menjadi pelopor seni nonrelistik pada abad

pertengahan.

Ketika gereja mengalami kemerdekaan kembali pada abad ke-4, kemudian agama kristen dijadikan agama

resmi, mulailah perkembangan seni banguan gereja. Pada masa itu, para arsitek membangun gereja

dengan menggunakan konsep dasar seni bangunan basilika bangsa Romawi, yaitu suatu bangunan untuk

pertemuan-pertemuan umum berbentuk persegi panjang. Perkembangan selanjutnya adalah bagunan

gereja dengan menara lonceng pada bad ke-6.

Seni bangunan pada bangunan gereja adalah bangunan geraja dengan denah memusat dan berkubah serta

menggunakan denah memanjang atau basilika dengan langit-langit datar atau dengan lengkung silang.

Contoh seni bangunan pada masa gereja adalah bangunan gereja St.Andrea di Mantua dan gereja

St.Novella di Feirence.
Kesenian romawi kuno adalah seni yang berkembang di romawi dan daerah-daerah
kolonialnya dalam rentang kurun waktu dari akhir abad ke II SM sampai dengan abad ke IV
SM. Seperti halnya dengan kebudayaan Romawi, maka Kesenian Romawi Kuno bila
ditelusuri akarnya adalah sangat heterogen, banyak pengaruh-pengaruh dari Mesir, Yunani
dan Etrusca yang ikut andil dalam pembentukannya.

Namun yang paling banyak dan paling besar pengaruhnya dalam proses pembentukan
dikatakan bahwa seni Romawi merupakan imitasi dari seni Hellenistic Yunani.

Berikut ini akan diuraikan dengan singkat tentang cabang-cabang seni yang dianggap
mewakili eksistensi Kesenian Romawi Kuno, yaitu :

 Ciri-ciri bangunannya antara lain :


 Banyak menggunakan beranda atau emper yang dipakai sebagai tempat berhenti
sementara sebelum memasuki ruangan utama, seperti halnya bentuk-bentuk
bangunan masyarakat sebelumnya dan yang kemudian dikombinasikan dengan
bentuk-bentuk lengkung (arkade) dan terowongan lengkung (tunnel vault) yang
diadaptasi dari Mesopotamia.
 Orang-orang Romawi juga piawai dan perfect dalam membuat bangunan-bangunan
monumental khususnya dalam pembuatan tembok, dan beberapa di antaranya
merupakan bangunan yang terbaik yang masih berdiri dan dipakai hingga sekarang (
contohnya adalah bangunanPantheon di Kota Roma yang dibuat pada abad ke II M )
yang usianya sudah lebih dari 18 abad. Bangunan-bangunan lain kebanyakan sudah
runtuh dan ini sering dipakai sebagai mmodel bangunan gereja-gereja Katolik, dan
yang merupakan surprise adalah ketika juga dipakai sebagai model struktur
bangunan-bangunan modern seperti terminal;terminal kereta api.
Apa yang telah dicapai oleh arsitektur Romawi Kuno ini memiliki kemajuan yang
hebat dalam dua segi, yaitu :

1. Yang pertama adalah dalam bidang rekayasa ( teknologi ) struktur bangunan


( Sructural engineering ) terutama dalam pengembangan beton dan campurannya,
yaitu dalam pem-buatan lengkungan pintu atau jendela dari susunan batu bata, serta
kemudian menggunakan material beton tersebut untuk mengembangkan bentuk-
bentuk lengkung yang baru. Kemudian muncullah bentuk-bentuk seperti : cross
vault ( terowongan silang), domical vault (terowongan kubah silang). Orang-orang
romawi juga piawai dalam membuat bangunan-bangunan dengan atap kubah
( hemispherical dome ) seperti yang digunakan dalam bangunan Pantheon yang
badannya berbentuk silindris dengan atap kubah, yang kemudian dikembangkan
lebih lanjut dalam bentuk-bentuk strukturpolygonal (struktur segi banyak).
2. Yang kedua adalah dalam bidang perintisan disain tata kota yang sudah maju. Kota
roma sendiri dirancang dengan sistim blok yang kemudian dipisahkan dengan jalan
besar (avenue) yang lurus, serta layout (tata letak) dengan balans (keseimbangan)
yang jitu bagi kompleks bangunan pemerintahan (civic centre) yang disebut Forum
Romanum. Tidak hanya planologi (perencanaan) kota saja dikembangkan namun
juga interior-interior bangunan pun digarap dengan rapi dan terencana.
 Sumber : Sugiono, wardoyo. Sejarah Seni Rupa Barat.

     Peradaban Romawi kuno terletak di semenanjung Apenia (yang sekarang


disebut Italy) dan berpusat di kota Roma. Pada awalnya peradaban ini dimulai
dari kehidupan bangsa Latia di lembah sungai  Tiber dan hidup dengan bertani.
Dalam legenda Kota Roma didirikan oleh Romulus (raja pertama kerajaan
romawi).
                Lalu pada tahun 492 SM Latium mulai dikuasai oleh bangsa Etruskia
yaitu bangsa yang kuat dan berpengaruh, namun pada akhirnya bangsa Latia
memberontak dan berhasil mendirikan Negara baru yaitu kerajaan romawi yang
berbentuk republik.

                Pada awalnya Bangsa Romawi hidup sebagai petani, namun setelah


bangsa romawi berhasil melawan bangsa Etruskia, bangsa ini menjadi
masyarakat yang kapitalis dan materialis. Mereka suka berperang dan
mengumpulkan kekayaan.
Kebudayaan Bangsa romawi merupakan percampuran 2 budaya yaitu
bangsa Yunani dan Etruskia. Bangsa Romawi maju dalam iptek melanjutkan teori
bangsa Yunani kuno. Kepercayaan bangsa Romawi kuno sama dengan
kepercayaan bangsa yunani yaitu percaya akan dewa – dewa. Tetapi dewa yang
mereka puja berbeda.
Orang – orang romawi menciptakan karya teknik bangunan yang
mengagumkan. seni budaya bangsa romawi yang cenderung berkiblat pada
Yunani. Banyak peninggalan – peninggalan peradaban romawi seperti bangunan
monument dan kuil.

                     
Sejarah Peradaban Romawi Kuno
Pada masa ini peradaban Romawi berpusat di kota roma. Peradaban
romawi dikembangkan oleh suku Latia yang menetap di lembah sungai
Tiber.  Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Mereka hidup di
kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk bertani, oleh karena itu
bangsa mereka berkembang dan menghasilkan peradaban yang tinggi. Dan
kemudian bangsa Latia disebut bangsa Latin.
Kota Roma didirikan oleh Romulus sebagai raja pertama kerajaan romawi.
Menurut legenda, Romulus adalah keturunan pahlawan Troya, Aineas yang
bermigrasi ke Latium. Kerajaan romawi dipimpin oleh 7 raja.
Pada tahun 492 SM daerah Latium dikuasai oleh kerajaan Etruskia yang
terletak disebelah utara kota roma. Bangsa Etruskia merupakan orang paling
kuat dan berpengaruh pada masa itu. Bangsa Etruskia mengajari bangsa romawi
mengembangkan tulisan, ilmu pasti, arsitektur, seni dan agama. Sampai pada
tahun 510 SM Bangsa Latium membrontak dan berhasil membangun Negara
sendiri yang berbentuk republik. 

Perilaku Bangsa Romawi


                Setelah berhasil mengalahkan bangsa Etruskia, bangsa romawi yang
mulanya hidup dengan bertani kemudian menjadi masyarakat yang kapitalis dan
materialis. Selain sebagai bangsa yang suka perang, bangsa romawi juga
mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membeli ladang-ladang
dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari
daerah – daerah jajahan.

Kepercayaan Romawi Kuno


                Sama seperti peradaban Yunani Kuno, orang – orang Romawi juga
memiliki kepercayaan terhadap dewa – dewa. Hanya saja dewa – dewa yang
mereka puja tidak sama dengan dewa – dewa yang dipuja oleh kaum Yunani.
Dewa- dewa yang dipercayai bangsa Romawi  antara lain :
-          Jupiter                 (raja dewa-dewa)
-          Yuno                      (dewi rumah tangga)
-          Minerus               (Dewi pengetahuan)
-          Venus                   (dewi kecantikan)
-          Mars                      (dewa perang)
-          Neptunus            (dewa laut)
-          Diana                     (dewi pemburuan)
-          Bacchus                (dewa anggur)

Kebudayaan Romawi Kuno


                Kebudayaan Romawi kuno merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan
Yunani dan Etruskia. Hal ini terlihat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
seni di romawi kuno.
                Dalam ilmu pengetahuan , bangsa romawi bukanlah menciptakan teori –
teori , melainkan pelaksana teori – teori yang sudah ada pada peradaban yunani.
Jadi bisa dikatakan dalam perumpamaan bila sarjana Yunani adalah ahli teori,
maka sarjana Romawi adalah ahli praktek.
                Seni romawi sebenarnya percampuran 2 unsur budaya yaitu Estruskia
dan Yunani yang kemudian menjadi budaya baru. Bangsa romawi tidak memiliki
seniman besar, akan tetapi romawi mendatangkan seniman seniman dari Yunani.
Oleh karena itu pengaruh yunani di romawi sangat kuat. Disamping itu politik
maupun seni budaya roma dibawah bangsa Etruskia.

Arsitektur Romawi Kuno


                Orang – orang Romawi suka menciptakan sesuatu yangmegah, mewah,
dan monumental, serta menarik perhatian. Mereka menciptakan seni rupa, seni
patung atau relief dengan megah dan penuh hiasan. Orang – orang romawi
menciptakan karya teknik bangunan yang mengagumkan. Seperti bangunan
saluran air (aquaduct), jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar,
bangunan untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater, amphitheater). Juga
kuil untuk pemujaan dewa.
                Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang yunani antara lain
dengan konstruksi lengkung untuk membuat ruangan menjadi lebih luas.
Bangunan atap kubah untuk pertama kali untuk bangunan Thermae di Baaie.
Mereka juga membangun bangunan umum seperti jalan raya.
                Kuil – kuil tempat pemujaan dewa memiliki ukuran yang besar. Dan
batang tiang penyangga atap menggunakan cirri – diri yang sama dengan yunani
yaitu Doria, Inonia dan Korinthia.
Contoh Karya Arsitektur
         Kuil Juno Sospita
Kuil Juno Sospita, Linivium (265 SM.), berdenah segi empat dibentuk oleh
serangkaian struktur monumental, denahnya sama dengan Kuil Jupiter.

Kolom kuil Juno sospita berbentuk silindris sederhana tanpa ornamen, seperti
kolom Dorik. Terdapat portico  dan podiumatau semacam panggung di mana
bagian utama kuil berdiri, merupakan bagian dari model kuil Etruscan yang
sudah ada sejak abad VII SM.
         Kuil Vesta
Kuil ini terletak di roma. Semua kuil untuk Vesta berbentuk bulat, dan memiliki
pintu masuk menghadap ke timur untuk melambangkan hubungan antara api
Vesta dan matahari sebagai sumber kehidupan. Kuil Vesta merupakan tempat
kegiatan pemujaan kuno sejauh abad ke-7 SM. Dengan bentuk melingkar
diperkirakan kuil vesta merupakan sisa-sisa dari kuil kuno Latin atau Etruscan
         Pemandian Caracalla
Pemandian caracalla pemandian umum atau thermae yang dibangun di roma
antara 212 m dan 216 m selama masa pemerintahan kaisar caracalla. Kompleks
bangunan itu lebih tepat dikatakan sebagai pusat hiburan ketimbang pemandian.
Selain mampu mampu

menampung 1.600 orang, di sana juga terdapat perpustakaan umum dan sekolah
gulat. Pemandian itu digunakan hingga abad ke-6.
         Colosseum
Colosseum adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa gedungpertunjukan
yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteateratau dengan nama
aslinya Flavian Amphitheatre. terletak di ibukota negara Italia, Roma, yang
didirikan oleh Raja Vespasianpada masa Kekaisaran Romawi dan diselesaikan
oleh anaknyaTitus. Koloseum dirancang untuk menampung 50.000 orang
penonton. tempat penyelenggaraan sebuah pertunjukan yang spektakuler, yaitu
sebuah pertarungan antara binatang(venetaiones).  Selama ratusan tahun itu,
diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di pertunjukkan Koloseum.
         Forum Imperial
Forum Imperial (Fori Imperiali dalam bahasa Italia) terdiri dari serangkaian
monumental forum (kotak publik), dibangun di Roma selama satu setengah abad, antara 46 SM dan
113 Masehi. Ini forum adalah pusatRepublik Romawi dan dari Kekaisaran Romawi .

Forum Imperial, sedangkan bukan bagian dari Forum Roma , terletak relatif dekat satu sama lain.
Julius Caesar adalah yang pertama untuk membangun di bagian ini Roma dan diatur kembali baik
Forum dan Comitium, jenis lain forum ruang yang ditujukan untuk politik, untuk melakukannya.
Forum ini adalah pusat politik, agama dan ekonomi di Kekaisaran Romawi kuno.

 KESIMPULAN

Karena bangsa romawi tu sendiri suka berperang sehingga bangsayang semula


petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai
bangsa yang suka berperang , bangsa romawi ini juga senang mengumpulkan
kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membeli ladang dan kemudian
penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah-
daerah jajahan.
Dari segi pengetahuan bangsa romawi bukanlah pencipta teori-teori tetapi
pelaksana teori yang telah ada sejak zaman yunani. Dengan ini mata rantai yang
seakan –akan putus dalam perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tumbuh
kembali. Sehingga, yunani terkenal dengan ahli teori maka romawi terkenal
dengan ahli praktek.
Dalam segi seni bangsa romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama
patung setengah dada atau potret. Mereka juga senang akan keindahan. Dan
diaplikasikan pada dinding bagian dalam rumah yang dihias dengan lukisan
untuk memberikan kesan luas.

              Ciri-ciri Arsitektur Romawi:


         Sudah ada konstruksi pelengkung, sehingga tidak lagi memerlukan batu utuh
besar untuk balok.
         Unsur-unsur Yunani masih ada tetapi telah dimodifikasi dan lebih banyak
sebagai dekorasi.
         Denah sudah mulai bervariasi, segi empat, lingkaran, setengah lingkaran, dan
kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut.
         Kolom tidak lagi berfungsi sebagai bagian dari konstruksi, namun menyatu
dengan dinding (pilaster), berfungsi sebagai dekorasi.
         Mulai menggunakan konstruksi pelengkung untuk atap, kemudian berkembang
menjadi kubah.
         Kepala kolom umumnya beraliran korintien atau bermotif floral yang lebih
kompleks.
         Denah cenderung simetris

Karya seni rupa yang dihasilkan di Romawi, antara lain seni bangunan, seni relief, seni lukis,
dan seni kriya. Seni bangunan Romawi, di antaranya berupa tempat pertunjukan dan tugu.
Peninggalan seni kriyanya berupa bejana, vas bunga, dan kerajinan logam. Seni lukis
Romawi adalah hasil gabungan seni lukis Mesir dan Yunani yang dibuat dengan teknik
mozaik. Seni patungnya merupakan peniruan gaya Yunani dan seni reliefnya kebanyakan
bertema sejarah.

Anda mungkin juga menyukai