Category : Sejarah
Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu berdirinya Kota
Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa
Roma didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus.
oleh Remus dan Romulus pada tahun 750. Remus dan Romulus ini anak Rhea silva, turunan Aenas –
seorang pahlawan Troya yang dapat melarikan diri waktu Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa
Jujani”
seperti orang-orang di Yunani. Hanya saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani. Dewa-dewa
Roma berhasil menundukkan bangsa-bangsa yang tinggal disekitarnya satu persatu, baik dengan jalan
kekrasan maupun jalan damai. Hingga akhirnya Roma berhasil menguasai seluruh Italia Tengah.
Sebelum itu, sekira tahun 492, Daerah Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma dikuasai oleh kerajaan
Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai pada tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM bangsa Latium
memberontak terhadap kerajaan Etruskia dan berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri
yang berbentuk republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala negaranya disebut konsul
yang dipilih setiap tahun sekali. Konsul selain menjadi penguasa negara juga ketua senat dan panglima
besar.
Bangsa Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia kemudian menjadi bangsa
penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luasa sampai ke Laut Tengah. Bangsa yang semula
petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan
perang bangsa Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membali ladang-
ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah-daerah
jajahan.
Penguasa Gayus Julius Caesar meluaskan wilayahnya sampai ke Jerman, Belgia, Belanda dan bahkan
sampai menyebrangi selat Calis ke Inggris. Selain sebagai penguasa mutlak Julius Caesar juga
mengembangkan kalender baru yang disebut kalender Julian. Kelender ini terus dipakai sampai kemudian
diperbaharui oleh Gregorius yang kemudian dikenal dengan dengan kalender Gregorius.
Julius Caesar dibunuh oleh Brutus dan Casinus yang menginginkan suatu pemerintahan berbentuk
Republik. Akan tetapi, cita-cita kedua orang itu tidak berhasil dan tetap mempertahankan sistem
pemerintahan diktator. Anak angkat Julius Caesar bernama Oktvaianus kemudian dapat menguasai
Dalam kekuasaannya, Oktavianus banyak dikelilingi orang-orang pandai sehingga ia dapat berkuasa cukup
lama. Oleh senat Oktavianus diberi gelar “Augustus” yang artinya “Yang Maha Mulia”. Dengan stabilitas
pemerintahan pada masa Kaisar Octavianus maka mulailah bidang kebudayaan mendapat perhatian.
Kebudayaan Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan Yunani. Hal ini berarti
kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan yunani dan Etrusia, tanapa ada unsur-
Pada masa Octavianus, orang-orang Romawi melihat sesuatu dari sudut kegunaannya. Pandangan hidup
bangsa Romawi ini memberikan warna pada kehidupan agama. Tepatlah apa yang diungkapkan oleh
Cicero, bahwa agama bagi mereka bukan untuk mendidik manusia kepada kebajikan, melainkan manusia
sehat dan kaya. Dengan pandangan hidup yang praktis ini menjadi ciri utama orang-orang Romawi.
Dalam lapangan ilmu pengetahuan, bangsa Romawi bukanlah pencipta teori-teori, tetapi pelaksana teori
yang telah ada sejak zaman Yunani. Dengan ini mata rantai jang seakan-akan putus dalam perkembangan
ilmu pengetahuan menjadi tumbuh kembali. Bila sarjana Yunani adalah ahli teori, maka sarjana Romawi
mulai masuk dengan kuatnya sejak tahun 146 SM bersamaan dengan usaha bangsa Romawi melakukan
penaklukan di Laut Tengah. Selama kekuasaan Romawi, seni Romawi disebarkan ke Eropa dan sekitar
Laut Tengah.
Seni Romawi sebenarnya merupakan pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu Romawi yang merupakan
daerah kekuasaan Etruskia dan seni Yunani. Pada hekakatnya budaya ini bukan berasal dari rakyat biasa
melinkan dari golongan bangsawan. Golongan seniman besar, seperti yang terdapat di Yunani di Roma
tidak ada. Justru bangsa Romawi mendatangkan seniman-seniman dari Yunani. Oleh karena itu, pengaruh
Yunani di Romawi sangat kuat. Politik maupun seni dan budaya Roma di bawah bangsa Etruskia. Dengan
begitu seni Romawi pada dasarnya adalah pencampuran unsur-unsur budaya Etruskia dan Yunani yang
Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang
megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni
rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besr, megah,
dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti
bangunan saluran air (aquaduct), jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan
untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat
banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain
Bangunan atap kubah untuk pertama kali diciptakan kurang lebih tahun 30 SM untuk bangunan Thermae
di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum seperti jalan raya. Jalan raya yang terkenal adalah
Rumah-rumah dewa atau kuil yang dibangun memiliki ukuran besar. Kuil-kuil yang berukuran besar
tersebut antara lain Tempel Jupiter (abad ke-6 SM), Appolo dan Venus di Roma. Untuk setiap bangunan
kuil tersebut di gunakan tinga-tiang penyangga. Batang tiang penyanggga atap menggunakan
menggunakan kepala tiang dengan ciri-ciri Yunanni seperti Doria, Ionia, dan Korinthia.
Bangsa Romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama patung setangah dada atau potret. Bentuk
wajah dibuat dengan sangat teliti, sedangkan tubuh dan lainnya lebih sederhana. Kecakapan membuat
patung ini berhubungan dengan kebiasaan keluarga-keluarga terkemuka bangsa Romawi yang senang
membuat patung nenek moyang dalam jumlah banyak dan sangat teliti. Biasanya patung nenak moyang
disimpan di rumah dan ditempatkan dalam satu ruangan khusus yang disebut Atrium. Atrium ini juga
Orang-orang Romawi dalam membuat patung memiliki kebiasaan yang sama dengan bangsa Yunani.
Dalam membuat patung, orang-orang Romawi selalu mematungkan tokoh-tokoh penguasa, tokoh-tokoh
politik, dan cendikiawan. Banyak sekali tokoh penguasa, tokoh politik dan cendikiawan yang dijadikan
sebagai latar dalam membuat patung seperti wajah tokoh Julius Caesar, Agustus, Tuchidides, Demostenes,
Caracalla, dan lainnya. Gambar wajah para tokoh ini selain dipatungkan juga dilukiskan pada mata uang
logam.
Bangsa Romawi juga senang pada keindahan rumahnya. Dinding bagian dalam rumah dihias dengan
lukisan untuk memberikan kesan luas. Kegiatan memperindah dinding ini biasa pada dinding rumah
dengan cara melukis pemandangan alam dan bangunan-bangunan rumah yang seolah-olah terlihat dari
jendela. Kegiatan melukis pada dinding-dinding rumah yang dilakukan oleh orang-orang Romawi ternyata
meniru kebiasaan bangsa Yunani. Dengan demikian melukis Cara melukis yang dilakukan oleh orang
Romawi memdapat pengaruh basar dari Yunani. Dari seni melukis pada dinding ini banyak ditemukan
Salah satu dari sekian banyak peninggalan kebudayaan ini adalah peninggalan lukisan didinding rumah
yang terdapat di Pompeii. Peninggalan lainnya terdapat di Roma yang menggambarkan pengantin
perempuan dan teman-temannya sedang mempersiapkan upacara perkawinan. Selain pada dinding rumah,
seni lukis juga ditemukan pada mangkuk, jambangan, piring dan tempat bunga.
Bangsa Romawi yang senang membuat bangunan monumental menyebabkan bangsa ini kaya dengan hasil-
hasil bangunan berupa monumen dan kuil. Monumen yang dibuat oleh bangsa romawi berupa pintu
gerbang kemenangan atau tiang kemenangan. Bangunan monumen ini digunaakn untuk memperingati
suatu peristiwa sejarah. Pada banguan monumen itu diberi relief yang menggambarkan peristiwa
kemenangan. Peninggalan seni monumen ini terdapat di Roma dan dibeberapa daerah jajahan Romawi.
Perubahan ketatanegaraan Romawi dari republik ke bentuk kekaisaran tidak mengendurkan semangat dan
perkembangan budaya orang-orang Roma untuk mendirikan bangunan berupa bangunan monumental.
Hanya saja, apabila pada masa republik pendukung seni budaya dilakukan oleh para bangsawan. Namun,
setelah menjadi kekaisaran, yang mendukung seni budaya adalah golongan istana. Sejak kaisar Agustus,
seni budaya elbih cenderung mejadi seni kuna yang berkiblat pada Yunani.
Setiap kaisar yang berkuasa di Romawi selalu meninggalkan seni budaya beruapa bangunan monumen.
Kebiasaan yang dilakukan oleh kiasar-kaisar ini dilakukan sebagai sarana untuk menunjukan jasanya
kepada negara. Maka sejak kiasar-kaisar ini berkuasa, banyak sekali didirikan bangunan besar dan megah
Peninggalan seni bangunan Romawi pada masa kekaisaran ini jumlah sangat banyak. Banguan-banguan
4. Mousoleum di Roma yang didirikan pada tahun 175 SM. Mousoleum merupakan bangunan yang
berupa makam yang indah. Pada sisi dalam ruang Mousoleum dihiasai ddengan berbagai ornamen
yang indah.
6. Amphiteater. Amphpiteater merupakan perpaduan dua buah teater yang dipergunakan untuk
pertunjukan mengadu benteng dan untuk perkelahian gladiator, tempat duduk penonton
berkeliling, semakin kebelakang semakin tinggi. Amphipater pada masa kaisar Vespasianus (695
SM) dipergunakan untuk peragaan perang-perangan seperti di laut bebas dan Circus (sirkus),
7. Thermen merupakan tempat pemandian dengan ruang-ruang mandi berair panah, berair hangat
dan dingin.
8. Bangunan istana
9. Gerbang kemenengan
Pada masa Gothik (100 – 1400 M), kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan agama
kristen. Agama kristen atau Nasrani sebenarnya telah berkembang sejak jaman pemerintahan Tiberius.
Agama ini disiarkan oleh Yesus (Isa) dari nazareth, yang dilahirkan di Palestina. Agama Kristen ini berbeda
dengan kepercayaan rakyat Romawi yang poltheis. Agama Nasrani memiliki kepercayaan monoteis.
Dengan pertimbangan-pertimbangan politik dan kemanan negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati
kepada Yesus pada tahun 33. Tetapi kematian Yesus ini tidak berarti agama Kristen lenyap dari kehiduapan
Setelah Yesus atau Nabi Isa disalib dibukit Gologota, agama kristen berkembang sampai Mesir, Syria, Asia
Kecil, dan ke Roma. Hampir selama tiga abad para pengikut agama Kristen dalam ketakutan dan dikejar-
kejar oleh penguasa Roma. Pada tahun 395 agama kristen ditetapkan sebagai agama negara. Dari
masyarakat pemeluknya lambat laun timbul suatu bentuk kelompok kegerejaan yang disusun menurut
Periode Gothik seni Kristen mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh perpindahan
Romawi Barat dan Romawi Timur. Romawi Barat mengalami keruntuhan tahun 335 M.
Ketika penguasa Roma masih memusuhi para pengikut agam kristen, di Roma sendiri secara sembunyi-
sembunyi berkembang seni Katamba. Sejak saat itulah lahir seni Katakomba yang meruapakn tanda
lahirnya seni kristen awal. Katakomba sendiri merupakan kuburan-kuburan bawah tanah.
Kemudian dalam masyarakat Romawi pada masa Gothik ini selalu melakukan kebiasaan untuk berkumpul
di ruangan terowongan dengan tujuan mengadakan kegiatan agama. Dari seringnya diadakan
perkumpulan, kemudian berkembang kebiasaan masyarakat untuk menghiasi dinding dengan motif jaman
kuno. Motif-motif klasik yang digambar dalam dinding-dinding terowongan ini, kemudian tergeser oleh
perkembangan motif-motif modern atau baru. Motif-motif yang baru ini biasanya berbentuk manusia dan
Karya seni kristen awal ini anatara lain lukisan-lukisan kristus sebagai “gembala yang baik”. Pada
umumnya yang mengembangkan seni Katakomba ini adalah bukan seniman. Bagi mereka yang erpenting
adalah dapat mengungkapkan arti dan ide melalui lukisan dan sebagai bakti mereka kepada agama kristen.
Namun, justru “seniman-seniman” Katakomba ini menjadi pelopor seni nonrelistik pada abad
pertengahan.
Ketika gereja mengalami kemerdekaan kembali pada abad ke-4, kemudian agama kristen dijadikan agama
resmi, mulailah perkembangan seni banguan gereja. Pada masa itu, para arsitek membangun gereja
dengan menggunakan konsep dasar seni bangunan basilika bangsa Romawi, yaitu suatu bangunan untuk
Seni bangunan pada bangunan gereja adalah bangunan geraja dengan denah memusat dan berkubah serta
menggunakan denah memanjang atau basilika dengan langit-langit datar atau dengan lengkung silang.
Contoh seni bangunan pada masa gereja adalah bangunan gereja St.Andrea di Mantua dan gereja
St.Novella di Feirence.
Kesenian romawi kuno adalah seni yang berkembang di romawi dan daerah-daerah
kolonialnya dalam rentang kurun waktu dari akhir abad ke II SM sampai dengan abad ke IV
SM. Seperti halnya dengan kebudayaan Romawi, maka Kesenian Romawi Kuno bila
ditelusuri akarnya adalah sangat heterogen, banyak pengaruh-pengaruh dari Mesir, Yunani
dan Etrusca yang ikut andil dalam pembentukannya.
Namun yang paling banyak dan paling besar pengaruhnya dalam proses pembentukan
dikatakan bahwa seni Romawi merupakan imitasi dari seni Hellenistic Yunani.
Berikut ini akan diuraikan dengan singkat tentang cabang-cabang seni yang dianggap
mewakili eksistensi Kesenian Romawi Kuno, yaitu :
Sejarah Peradaban Romawi Kuno
Pada masa ini peradaban Romawi berpusat di kota roma. Peradaban
romawi dikembangkan oleh suku Latia yang menetap di lembah sungai
Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Mereka hidup di
kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk bertani, oleh karena itu
bangsa mereka berkembang dan menghasilkan peradaban yang tinggi. Dan
kemudian bangsa Latia disebut bangsa Latin.
Kota Roma didirikan oleh Romulus sebagai raja pertama kerajaan romawi.
Menurut legenda, Romulus adalah keturunan pahlawan Troya, Aineas yang
bermigrasi ke Latium. Kerajaan romawi dipimpin oleh 7 raja.
Pada tahun 492 SM daerah Latium dikuasai oleh kerajaan Etruskia yang
terletak disebelah utara kota roma. Bangsa Etruskia merupakan orang paling
kuat dan berpengaruh pada masa itu. Bangsa Etruskia mengajari bangsa romawi
mengembangkan tulisan, ilmu pasti, arsitektur, seni dan agama. Sampai pada
tahun 510 SM Bangsa Latium membrontak dan berhasil membangun Negara
sendiri yang berbentuk republik.
Kolom kuil Juno sospita berbentuk silindris sederhana tanpa ornamen, seperti
kolom Dorik. Terdapat portico dan podiumatau semacam panggung di mana
bagian utama kuil berdiri, merupakan bagian dari model kuil Etruscan yang
sudah ada sejak abad VII SM.
Kuil Vesta
Kuil ini terletak di roma. Semua kuil untuk Vesta berbentuk bulat, dan memiliki
pintu masuk menghadap ke timur untuk melambangkan hubungan antara api
Vesta dan matahari sebagai sumber kehidupan. Kuil Vesta merupakan tempat
kegiatan pemujaan kuno sejauh abad ke-7 SM. Dengan bentuk melingkar
diperkirakan kuil vesta merupakan sisa-sisa dari kuil kuno Latin atau Etruscan
Pemandian Caracalla
Pemandian caracalla pemandian umum atau thermae yang dibangun di roma
antara 212 m dan 216 m selama masa pemerintahan kaisar caracalla. Kompleks
bangunan itu lebih tepat dikatakan sebagai pusat hiburan ketimbang pemandian.
Selain mampu mampu
menampung 1.600 orang, di sana juga terdapat perpustakaan umum dan sekolah
gulat. Pemandian itu digunakan hingga abad ke-6.
Colosseum
Colosseum adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa gedungpertunjukan
yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteateratau dengan nama
aslinya Flavian Amphitheatre. terletak di ibukota negara Italia, Roma, yang
didirikan oleh Raja Vespasianpada masa Kekaisaran Romawi dan diselesaikan
oleh anaknyaTitus. Koloseum dirancang untuk menampung 50.000 orang
penonton. tempat penyelenggaraan sebuah pertunjukan yang spektakuler, yaitu
sebuah pertarungan antara binatang(venetaiones). Selama ratusan tahun itu,
diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di pertunjukkan Koloseum.
Forum Imperial
Forum Imperial (Fori Imperiali dalam bahasa Italia) terdiri dari serangkaian
monumental forum (kotak publik), dibangun di Roma selama satu setengah abad, antara 46 SM dan
113 Masehi. Ini forum adalah pusatRepublik Romawi dan dari Kekaisaran Romawi .
Forum Imperial, sedangkan bukan bagian dari Forum Roma , terletak relatif dekat satu sama lain.
Julius Caesar adalah yang pertama untuk membangun di bagian ini Roma dan diatur kembali baik
Forum dan Comitium, jenis lain forum ruang yang ditujukan untuk politik, untuk melakukannya.
Forum ini adalah pusat politik, agama dan ekonomi di Kekaisaran Romawi kuno.
KESIMPULAN
Karya seni rupa yang dihasilkan di Romawi, antara lain seni bangunan, seni relief, seni lukis,
dan seni kriya. Seni bangunan Romawi, di antaranya berupa tempat pertunjukan dan tugu.
Peninggalan seni kriyanya berupa bejana, vas bunga, dan kerajinan logam. Seni lukis
Romawi adalah hasil gabungan seni lukis Mesir dan Yunani yang dibuat dengan teknik
mozaik. Seni patungnya merupakan peniruan gaya Yunani dan seni reliefnya kebanyakan
bertema sejarah.