Anda di halaman 1dari 24

PERKEMBANGAN SENI PATUNG ROMAWI

A. Periodisasi
1. Periode Klasik
2. Periode Ghotik
3. Periode Renaisance
4. Periode Modernis

B. ASAL-USUL BANGSA ROMAWI


Kesnian Romawi merupakan kelanjutan dari seni Yunani sehingga sulit
membedakan antara keduanya. Oleh karenanya, dalam mempelajarai kesenian
Romawi haruslah terlebih dulu mempelajari kesenian Yunani.

Dalam perkembagan kebudayaan dan kesenian, bangsa Romawi telah mendapat


modal yang besar dari bangsa Etruska (Etruria) yang cukup lama menduduki
wilayah daratan Italy yang banyak dipengaruhi oleh kebudayan dan kesenian
Yunani.

C. LATAR BELAKANG
Seni Romawi berkembang dari seni bangsa Etruria, karenanya pada masa awal,
seni Romawi sangat mirip dengan seni Etruria. Maka dari itu, seni Romawi juga
berhubungan erat dengan seni Yunani. Romawi baru memiliki seni dengan ciri
khas sendiri sejak sekitar tahun 500 SM dengan berdirinya Republik Romawi.
Bangsa Yunani lebih tertarik pada konsep yang ideal, yaitu makhluk-makhluk
yang indah dan sempurna, sedangkan bangsa Romawi lebih tertarik pada realitas.
Bangsa Romawi senang membuat patung yang menggamabarkan tokoh tertentu
dengan sangat mirip dan realistis.

Banyak orang Romawi juga percaya bahwa membuat wajah yang bagus pada
patung seseorang akan membuat arwah mereka tenang setelah mati dan tidak
bergentayangan. Sehingga, selama masa Republik dan Kekaisaran Romawi,
banyak sekali patung yang dibuat.
Sekitar tahun 200 SM, Romawi mulai menaklukan Yunani, dan hal ini sangat
mempengaruhi gaya seni mereka. Ketika pasukan Romawi memasuki Yunani,
mereka melihat banyak sekali karya seni di kuil, di pemakaman, di alun-alun kota,
dan di rumah-rumah. Mereka sangat mengagumi karya seni Yunani. Bangsa
Romawi pun mengambil banyak karya seni Yunani, baik dengan cara
membelinya, mencurinya, atau kadang memeprolehnya dari orang Yunani sebagai
hadiah). Bangsa Romawi juga banyak membawa pematung Yunani (kadang
dengan cara memperbudak mereka) ke Romawi supaya mereka bisa membuat
lebih banyak karya seni untuk Romawi.

Seni Romawi pada abad pertama dan kedua Masehi masih meneruskan gaya dari
masa sebelumnya. Namun seniman Romawi mulai menambahkan fungsi seni
sebagai propaganda untuk menunjukkan pada rakyat Romawi apa yang diinginkan
oleh kaisar untuk diketahui atau dipikirkan oleh rakyatnya, beberapa contohnya
adalah Pelengkung Titus dan Tiang Trajanus.

Ada banyak lukisan dinding pada masa ini. Lukisan dinding pada abad pertama
Masehi kadang dibagi menjadi beberapa gaya berbeda. Gaya pertama adalah
lukisan dinding yang membuat dinding rumah nampak seperti dibuat dari marmer,
meskipun pada kenyataannya itu dibuat dari bahan yang jauh lebih murah
dariapda marmer. Gaya kedua adalah lukisan dinding yang dihiasi dekorasi bunga,
burung, tanaman, atau buah-buahan. Gaya ketiga adalah lukisan dinding yang
dihiasi gambar-gambar manusia. Di salah satu vila di kota Pompeii, ditemukan
adanya lukisan dinding dengan gambar orang-orang (dalam ukuran sebenarnya)
yang sedang mengobrol dan duduk. Selain itu, ada pula berbagai variasi lainnya.
Bangsa Galia menggabungkan gaya seni mereka dengan gaya Romawi. Begitu
juga bangsa Briton, Spanyol, Kartago, Punisia, dll.

Pada abad ketiga Masehi, beberapa konsep baru bermunculan dalam seni
Romawi. Yang pertama adalah peperangan dengan kaum Jermanik di utara. Hal
ini ikut diabadikan dalam seni (kadang dengan gaya yang berlebihan), seperti
misalnya pada Tiang Markus Aurelius, yang memperlihatkan orang-orang yang
kepalanya dipotong atau isi perutnya dikeluarkan. Contoh lainnya adalah
Pelengkung Severus. Yang kedua adalah penggunaan bor yang mulai
menggantikan pahat. Hal ini membuat pembuatan patung menjadi lebih mudah
dan cepat. Patung Romawi pun terlihat berbeda. Yang ketiga adalah meningkatnya
perhatian ada jiwa, mungkin akibat pengaruh agama Nasrani. Hal ini ditunjukkan
dengan patung-patung yang lebih menekankan pada mata (jendela jiwa), kadang
dengan pandangan ke atas (surga). Bagian tubuh pun dianggap kurang penting
sehingga para pematung kadang membuat bagian tubuh lainnya secara tidak
akurat, kadang tangan dan kakinya terlalu pendek, atau kepalanya terlalu besar.
Gaya ini terus berlanjut sampai kejatuhan Romawi.

Bangsa yang pertama memasuki wilayah Romawi adalah bangsa :


1. Etruria (Etruska)
2. Disusul bagsa Umbria, Samnit, dan Latyn.
3. Masuknya Yunani Besar

Bangsa Etruska berasal dari Asia Minois yang ke daratan Italy yang pertama ke
daerah Toscania, kemudia semakin lama bangsa tersebut semakin kuat hingga
dapat mendesak penduduk yang sudah lebih dulu dating disekitarnya. Sehingga
secara garis besar mereka pecah menjadi dua bangsa yaitu :
1. Yang ke utara membentuk bangsa Galea
2. Yang ke selatan membentuk bangsa Romawi.

Pada tahun 270 SM, orang Italy berhasil menyatukan seluruh bangsa-bangsa yang
ada di Romawi dan akhirnya membentu bangsa ROMAWI.

Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini.
Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai
Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka Latium. Latium
merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian.
Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah
Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban
yang tinggi nilainya.
Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai
Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber
tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua
bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus.

Menurut berita2 lama, Roma didirikan oleh Remus dan Romulus pada tahun 750.
Remus dan Romulus ini anak Rhea Silva, keturunan Aenas seorang pahlawan
Troya yang dapat melarikan diri waktu Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa
Jujani

D. KEPERCAYAAN
Orang-orang Romawi memiliki kepercayaan terhadap dewa-dewa, seperti orang-
orang di Yunani. Hanya saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani.
Dewa-dewa yang dipercayai oleh orang-orang Romawi antara lain :
1. Jupiter (raja dewa-dewa)
2. Yuno (dewi rumah tangga)
3. Minerus (dewi pengetahuan)
4. Venus (dewi kecantikan)
5. Mars (dewa perang)
6. Neptenus (dewa laut)
7. Diana (dewi perburuan)
8. Bacchus (dewa anggur)

Roma berhasil menundukkan bangsa-bangsa yang tinggal disekitarnya satu


persatu, baik dengan jalan kekrasan maupun jalan damai. Hingga akhirnya Roma
berhasil menguasai seluruh Italia Tengah.

Sebelum itu, sekira tahun 492, Daerah Latium sebagai tempat berdirinya kota
Roma dikuasai oleh kerajaan Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai
pada tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM bangsa Latium memberontak terhadap
kerajaan Etruskia dan berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri
yang berbentuk republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala
negaranya disebut konsul yang dipilih setiap tahun sekali. Konsul selain menjadi
penguasa negara juga ketua senat dan panglima besar.

Bangsa Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia


kemudian menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luasa
sampai ke Laut Tengah. Bangsa yang semula petani ini kemudian menjadi
masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan
perang bangsa Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha.
Mereka membali ladang-ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh
para budak yang didatangkan dari daerah-daerah jajahan.

Penguasa Gayus Julius Caesar meluaskan wilayahnya sampai ke Jerman, Belgia,


Belanda dan bahkan sampai menyebrangi selat Calis ke Inggris. Selain sebagai
penguasa mutlak Julius Caesar juga mengembangkan kalender baru yang disebut
kalender Julian. Kelender ini terus dipakai sampai kemudian diperbaharui oleh
Gregorius yang kemudian dikenal dengan dengan kalender Gregorius.
Julius Caesar dibunuh oleh Brutus dan Casinus yang menginginkan suatu
pemerintahan berbentuk Republik. Akan tetapi, cita-cita kedua orang itu tidak
berhasil dan tetap mempertahankan sistem pemerintahan diktator. Anak angkat
Julius Caesar bernama Oktvaianus kemudian dapat menguasai Romawi kembali
dan berkuasa secara diktator.

Dalam kekuasaannya, Oktavianus banyak dikelilingi orang-orang pandai sehingga


ia dapat berkuasa cukup lama. Oleh senat Oktavianus diberi gelar Augustus
yang artinya Yang Maha Mulia. Dengan stabilitas pemerintahan pada masa
Kaisar Octavianus maka mulailah bidang kebudayaan mendapat perhatian.

Kebudayaan Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan


Yunani. Hal ini berarti kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari
kebudayaan yunani dan Etrusia, tanapa ada unsur-unsur dari kebudayaan romawi
sendiri.

Pada masa Octavianus, orang-orang Romawi melihat sesuatu dari sudut


kegunaannya. Pandangan hidup bangsa Romawi ini memberikan warna pada
kehidupan agama. Tepatlah apa yang diungkapkan oleh Cicero, bahwa agama bagi
mereka bukan untuk mendidik manusia kepada kebajikan, melainkan manusia
sehat dan kaya. Dengan pandangan hidup yang praktis ini menjadi ciri utama
orang-orang Romawi.

Dalam lapangan ilmu pengetahuan, bangsa Romawi bukanlah pencipta teori-teori,


tetapi pelaksana teori yang telah ada sejak zaman Yunani. Dengan ini mata rantai
jang seakan-akan putus dalam perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tumbuh
kembali. Bila sarjana Yunani adalah ahli teori, maka sarjana Romawi adalah ahli
praktek.

Masa Octavianus merupakan masa penyempurnaan seni dan budaya Romawi.


Pengaruh budaya Yunani mulai masuk dengan kuatnya sejak tahun 146 SM
bersamaan dengan usaha bangsa Romawi melakukan penaklukan di Laut Tengah.
Selama kekuasaan Romawi, seni Romawi disebarkan ke Eropa dan sekitar Laut
Tengah.

Seni Romawi sebenarnya merupakan pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu
Romawi yang merupakan daerah kekuasaan Etruskia dan seni Yunani. Pada
hekakatnya budaya ini bukan berasal dari rakyat biasa melinkan dari golongan
bangsawan. Golongan seniman besar, seperti yang terdapat di Yunani di Roma
tidak ada. Justru bangsa Romawi mendatangkan seniman-seniman dari Yunani.
Oleh karena itu, pengaruh Yunani di Romawi sangat kuat. Politik maupun seni dan
budaya Roma di bawah bangsa Etruskia. Dengan begitu seni Romawi pada
dasarnya adalah pencampuran unsur-unsur budaya Etruskia dan Yunani yang
kemudian menjadi seni budaya baru.

Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka


suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian.
Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan,
seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besr, megah, dan penuh
hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang
menggumkan, seperti bangunan saluran air (aquaduct), jembatan, gedung besar
untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni
(thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan
kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang
Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-
ruangan menjadi luas.

Bangunan atap kubah untuk pertama kali diciptakan kurang lebih tahun 30 SM
untuk bangunan Thermae di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum
seperti jalan raya. Jalan raya yang terkenal adalah jalan Via Apia.

Rumah-rumah dewa atau kuil yang dibangun memiliki ukuran besar. Kuil-kuil
yang berukuran besar tersebut antara lain Tempel Jupiter (abad ke-6 SM), Appolo
dan Venus di Roma. Untuk setiap bangunan kuil tersebut di gunakan tinga-tiang
penyangga. Batang tiang penyanggga atap menggunakan menggunakan kepala
tiang dengan ciri-ciri Yunanni seperti Doria, Ionia, dan Korinthia.

Bangsa Romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama patung setangah
dada atau potret. Bentuk wajah dibuat dengan sangat teliti, sedangkan tubuh dan
lainnya lebih sederhana. Kecakapan membuat patung ini berhubungan dengan
kebiasaan keluarga-keluarga terkemuka bangsa Romawi yang senang membuat
patung nenek moyang dalam jumlah banyak dan sangat teliti. Biasanya patung
nenak moyang disimpan di rumah dan ditempatkan dalam satu ruangan khusus
yang disebut Atrium. Atrium ini juga dilengkapi dengan altar.

Orang-orang Romawi dalam membuat patung memiliki kebiasaan yang sama


dengan bangsa Yunani. Dalam membuat patung, orang-orang Romawi selalu
mematungkan tokoh-tokoh penguasa, tokoh-tokoh politik, dan cendikiawan.
Banyak sekali tokoh penguasa, tokoh politik dan cendikiawan yang dijadikan
sebagai latar dalam membuat patung seperti wajah tokoh Julius Caesar, Agustus,
Tuchidides, Demostenes, Caracalla, dan lainnya. Gambar wajah para tokoh ini
selain dipatungkan juga dilukiskan pada mata uang logam.

Bangsa Romawi juga senang pada keindahan rumahnya. Dinding bagian dalam
rumah dihias dengan lukisan untuk memberikan kesan luas. Kegiatan
memperindah dinding ini biasa pada dinding rumah dengan cara melukis
pemandangan alam dan bangunan-bangunan rumah yang seolah-olah terlihat dari
jendela. Kegiatan melukis pada dinding-dinding rumah yang dilakukan oleh
orang-orang Romawi ternyata meniru kebiasaan bangsa Yunani. Dengan demikian
melukis Cara melukis yang dilakukan oleh orang Romawi memdapat pengaruh
basar dari Yunani. Dari seni melukis pada dinding ini banyak ditemukan
peninggalan-peninggalan yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Romawi.

Salah satu dari sekian banyak peninggalan kebudayaan ini adalah peninggalan
lukisan didinding rumah yang terdapat di Pompeii. Peninggalan lainnya terdapat
di Roma yang menggambarkan pengantin perempuan dan teman-temannya sedang
mempersiapkan upacara perkawinan. Selain pada dinding rumah, seni lukis juga
ditemukan pada mangkuk, jambangan, piring dan tempat bunga.

Bangsa Romawi yang senang membuat bangunan monumental menyebabkan


bangsa ini kaya dengan hasil-hasil bangunan berupa monumen dan kuil.
Monumen yang dibuat oleh bangsa romawi berupa pintu gerbang kemenangan
atau tiang kemenangan. Bangunan monumen ini digunaakn untuk memperingati
suatu peristiwa sejarah. Pada banguan monumen itu diberi relief yang
menggambarkan peristiwa kemenangan. Peninggalan seni monumen ini terdapat
di Roma dan dibeberapa daerah jajahan Romawi.

Perubahan ketatanegaraan Romawi dari republik ke bentuk kekaisaran tidak


mengendurkan semangat dan perkembangan budaya orang-orang Roma untuk
mendirikan bangunan berupa bangunan monumental. Hanya saja, apabila pada
masa republik pendukung seni budaya dilakukan oleh para bangsawan. Namun,
setelah menjadi kekaisaran, yang mendukung seni budaya adalah golongan istana.
Sejak kaisar Agustus, seni budaya elbih cenderung mejadi seni kuna yang
berkiblat pada Yunani.

Setiap kaisar yang berkuasa di Romawi selalu meninggalkan seni budaya beruapa
bangunan monumen. Kebiasaan yang dilakukan oleh kiasar-kaisar ini dilakukan
sebagai sarana untuk menunjukan jasanya kepada negara. Maka sejak kiasar-
kaisar ini berkuasa, banyak sekali didirikan bangunan besar dan megah dengan
menggunakan bahan dari marmer.

E. PENINGGALAN SENI RUPA ROMAWI LAINNYA


Peninggalan seni bangunan Romawi pada masa kekaisaran ini jumlah sangat
banyak. Banguan-banguan monmen tersebut antara lain:
1. Kuil Zeus yang didirikan di Olympia.

2. Kuil Jupiter Heliopalitanus di baalbek (syria)

3. Pantheon merupakan sebuah kuil yang kemudian digunakan untuk gereja.


4. Mousoleum di Roma yang didirikan pada tahun 175 SM. Mousoleum
merupakan bangunan yang berupa makam yang indah. Pada sisi dalam ruang
Mousoleum dihiasai ddengan berbagai ornamen yang indah.

5. Teater di Pompeii, solona, dan Asperados.

6. Amphiteater. Amphpiteater merupakan perpaduan dua buah teater yang


dipergunakan untuk pertunjukan mengadu benteng dan untuk perkelahian
gladiator, tempat duduk penonton berkeliling, semakin kebelakang semakin
tinggi. Amphipater pada masa kaisar Vespasianus (695 SM) dipergunakan
untuk peragaan perang-perangan seperti di laut bebas dan Circus (sirkus),
tempat untuk berpacu kuda yang menarik kereta beroda dua.

7. Thermen merupakan tempat pemandian dengan ruang-ruang mandi berair


panah, berair hangat dan dingin.

8. Bangunan istana

9. Gerbang kemenengan

10. Tiang kemenangan

Pada masa Gothik (100 1400 M), kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan
dari perkembangan agama kristen. Agama kristen atau Nasrani sebenarnya telah
berkembang sejak jaman pemerintahan Tiberius. Agama ini disiarkan oleh Yesus
(Isa) dari nazareth, yang dilahirkan di Palestina. Agama Kristen ini berbeda
dengan kepercayaan rakyat Romawi yang poltheis. Agama Nasrani memiliki
kepercayaan monoteis. Dengan pertimbangan-pertimbangan politik dan kemanan
negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus pada tahun 33. Tetapi
kematian Yesus ini tidak berarti agama Kristen lenyap dari kehiduapan masyarakat
Romawi, malahan sebaliknya.

Setelah Yesus atau Nabi Isa disalib dibukit Gologota, agama kristen berkembang
sampai Mesir, Syria, Asia Kecil, dan ke Roma. Hampir selama tiga abad para
pengikut agama Kristen dalam ketakutan dan dikejar-kejar oleh penguasa Roma.
Pada tahun 395 agama kristen ditetapkan sebagai agama negara. Dari masyarakat
pemeluknya lambat laun timbul suatu bentuk kelompok kegerejaan yang disusun
menurut organisasi-organisasi yang ada di Imperium Romanum (penguasa Roma).

Periode Gothik seni Kristen mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan


oleh perpindahan pemerintahan dari Konsatantinopel ke Byzantium. Kekaisaran
romawi mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur.
Romawi Barat mengalami keruntuhan tahun 335 M.

Ketika penguasa Roma masih memusuhi para pengikut agam kristen, di Roma
sendiri secara sembunyi-sembunyi berkembang seni Katamba. Sejak saat itulah
lahir seni Katakomba yang meruapakn tanda lahirnya seni kristen awal.
Katakomba sendiri merupakan kuburan-kuburan bawah tanah.

Kemudian dalam masyarakat Romawi pada masa Gothik ini selalu melakukan
kebiasaan untuk berkumpul di ruangan terowongan dengan tujuan mengadakan
kegiatan agama. Dari seringnya diadakan perkumpulan, kemudian berkembang
kebiasaan masyarakat untuk menghiasi dinding dengan motif jaman kuno. Motif-
motif klasik yang digambar dalam dinding-dinding terowongan ini, kemudian
tergeser oleh perkembangan motif-motif modern atau baru. Motif-motif yang baru
ini biasanya berbentuk manusia dan binatang yang digambarkan secara simbolik
untuk kepentingan agama kristen.

Karya seni kristen awal ini anatara lain lukisan-lukisan kristus sebagai gembala
yang baik. Pada umumnya yang mengembangkan seni Katakomba ini adalah
bukan seniman. Bagi mereka yang erpenting adalah dapat mengungkapkan arti
dan ide melalui lukisan dan sebagai bakti mereka kepada agama kristen. Namun,
justru seniman-seniman Katakomba ini menjadi pelopor seni nonrelistik pada
abad pertengahan.
Ketika gereja mengalami kemerdekaan kembali pada abad ke-4, kemudian agama
kristen dijadikan agama resmi, mulailah perkembangan seni banguan gereja. Pada
masa itu, para arsitek membangun gereja dengan menggunakan konsep dasar seni
bangunan basilika bangsa Romawi, yaitu suatu bangunan untuk pertemuan-
pertemuan umum berbentuk persegi panjang. Perkembangan selanjutnya adalah
bagunan gereja dengan menara lonceng pada bad ke-6.

Seni bangunan pada bangunan gereja adalah bangunan geraja dengan denah
memusat dan berkubah serta menggunakan denah memanjang atau basilika
dengan langit-langit datar atau dengan lengkung silang. Contoh seni bangunan
pada masa gereja adalah bangunan gereja St.Andrea di Mantua dan gereja
St.Novella di Feirence.
Seni Romawi berkembang dari seni bangsa Etruska, karenanya pada masa awal,
seni Romawi sangat mirip dengan seni Etruska. Maka dari itu, seni Romawi juga
berhubungan erat dengan seni Yunani. Romawi baru memiliki seni dengan ciri
khas sendiri sejak sekitar tahun 500 SM dengan berdirinya Republik Romawi.
Bangsa Yunani lebih tertarik pada konsep yang ideal, yaitu makhluk-makhluk
yang indah dan sempurna, sedangkan bangsa Romawi lebih tertarik pada
realitas. Bangsa Romawi senang membuat patung yang menggamabarkan tokoh
tertentu dengan sangat mirip dan realistis.

Banyak orang Romawi juga percaya bahwa membuat wajah yang bagus pada
patung seseorang akan membuat arwah mereka tenang setelah mati dan tidak
bergentayangan. Sehingga, selama masa Republik dan Kekaisaran Romawi,
banyak sekali patung yang dibuat.

Sekitar tahun 200 SM, Romawi mulai menaklukan Yunani, dan hal ini sangat
mempengaruhi gaya seni mereka. Ketika pasukan Romawi memasuki Yunani,
mereka melihat banyak sekali karya seni di kuil, di pemakaman, di alun-alun kota,
dan di rumah-rumah. Mereka sangat mengagumi karya seni Yunani. Bangsa
Romawi pun mengambil banyak karya seni Yunani, baik dengan cara
membelinya, mencurinya, atau kadang memeprolehnya dari orang Yunani sebagai
hadiah). Bangsa Romawi juga banyak membawa pematung Yunani (kadang
dengan cara memperbudak mereka) ke Romawi supaya mereka bisa membuat
lebih banyak karya seni untuk Romawi.

Seni Romawi pada abad pertama dan kedua Masehi masih meneruskan gaya dari
masa sebelumnya. Namun seniman Romawi mulai menambahkan fungsi seni
sebagai propaganda untuk menunjukkan pada rakyat Romawi apa yang diinginkan
oleh kaisar untuk diketahui atau dipikirkan oleh rakyatnya, beberapa contohnya
adalah Pelengkung Titus dan Tiang Trajanus.

Sarkofagus dengan relief adegan


pertempuran antara Romawi melawan
Jermanik, 180190 M.

Patung Romawi, sekitar 150 SM.


Ciri-ciri Seni Patung Romawi
sebagai berikut:
1. Figur badan penuh: berupa
laki-laki muda atletis atau
wanita telanjang.
2. Portrait: menunjukkan
tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.
3. Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik
4. Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai
model sungguhan.

Renaissance dan Eropa


Istilah Reanissance muncul pertama kali di Italia pada abad XIV, atau awal abad
XV yang berarti kelahiran kembali. Hal ini muncul ketika masyarakat Italia pada
waktu itu mengagumi karya seni yang dibuat oleh seniman berupa puisi dan
lukisan, mereka menganggap bahwa karya seni para seniman sebaik karya seni
zaman klasik Yunani dan Romawi. Hal inilah memicu masyarakat Italia untuk
menggali kembali nilai-nilai kebudayaan klasik terutama Romawi yang pernah
jaya tetapi dihancurkan oleh bangsa Jerman dari suku Goths dan Vandal. Dari
sinilah muncul istilah barbar dan vandalisme yang berarti suka merusak sesuatu
yang bernilai baik. Oleh masyarakat Italia, antara zaman kejatuhan Romawi
hingga zaman Renaissance disebut sebagai periode Ghotic.

Perkembangan Renaissance tidak dapat lepas dari perkembangan perekonomian di


kota Florence sebagai pusat kota bisnis. Hal ini melahirkan banyak keluarga kaya
yang memerlukan karya seni untuk membuat istana-istana mereka. Guna
melahirkan kembali keunggulan kedua zaman tersebut para senimannya
mempelajari patung dan arsitekturnya secara cermat terutama prinsip harmoni dan
simetrinya.

Zaman ini melahirkan tokoh arsitek bernama Filppo Brunellechi (1377- 1446).
Dengan diketemukannya prinsip perspektif, dua tokoh seni lukis bernama Giotto
dan Fran Angelico yang memanfaatkan temuan Brunellechi untuk diterapkan ke
dalam lukisan-lukisannya. Awal Renaissance juga melahirkan konsep berpikir
logis yang tadinya lebih didominasi dengan cara berpikir religius, walaupun masih
melayani kebutuhan gereja terutama dalam kesenian (arsitektur dan seni rupa).
Pada waktu itu seniman harus menguasai beberapa disiplin ilmu yakni tata bahasa,
ilmu ukur, filosofi, pengobatan, astronomi, perspektif, sejarah anatomi, teori
desain, dan aritmatik. Maka pada puncaknya zaman Renaissance tidak
mengherankan Itali pada waktu itu melahirkan banyak seniman genius yang
menguasai berbagai disiplin ilmu, antara lain yang terkenal adalah Michelangelo
dan Leonardo da Vinci.
F. Perkembangan Seni Patung Romawi
1. Romawi Klasik
Seni patung klasik Eropa merujuk pada seni patung dari zaman Yunani Kuno,
Romawi kuno serta peradaban Helenisasi dan Romanisasi atau pengaruh
mereka dari sekitar tahun 500 SM sampai dengan kejatuhan Roma di tahun
476 AD, istilah patung klasik juga dipakai untuk patung modern yang dibuat
dengan gaya klasik. Patung-patung klasik Eropa (Romawi) memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Figur badan penuh: berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang.
b. Portrait: menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.

c. Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik

d. Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai


model sungguhan.

Bentuk patung telanjang biasanya diterima secara luas oleh masyarakat,


didasari pada lamanya tradisi yang mendukungnya. Tapi adakalanya, ada
yang berkeberatan dengan tema ketelanjangan ini, biasanya dari kalangan
fundamentalis moral dan relijius. Contohnya, beberapa patung Yunani koleksi
Vatikan dihilangkan penisnya.

2. Peninggalan Seni Patung Romawi Klasik


3.

Periode Gothik
Mata rantai yang menghubungkan seni, dalam hal ini adalah arsitektur, Eropa
zaman pertengahan (Gothik) dengan seni arsitektur Romawi disebut dengan
periode Romanesque. Karya seni patung Gothik awal adalah dari pengaruh
agama Kristen, serta lahir dari dinding gereja dan biara. Patung yang terdapat
di Chartres Cathedral (sekitar th. 1145) di Perancis merupakan karya patung
awal zaman Gothik. Di Jerman, terdapat di Cathedral Bamberg dari tahun
1225.
Di Inggris, karya
patung hanya
terbatas pada yang
dipakai pada batu
nisan serta
dekorasi non figur
(sebagian ini
disebab-kan
karena ikonokla-sme Cistercian). Di Italia, masih dipengaruh bentuk-bentuk
zaman klasik, seperti yang terdapat pada mimbar Baptistery di Pisa serta di
Siena.
Parung Dewa Penyembuhan dan Mata Air

Patung Cleopatra
Ukuran pratayang ini: 800 408 piksel resolusi lain:. 320 163 piksel |
640 327 piksel | 1.024 522 piksel
Ini peti indah diukir dengan adegan-adegan dari roman dan sastra alegoris
yang mewakili cita-cita sopan cinta dan kepahlawanan. Di tengah-tengah
tutupnya, ksatria berkelahi dgn tombak sambil naik kuda sebagai wanita
menonton dari balkon, ke kiri, ksatria mengepung Castle of Love, subyek
pertempuran alegoris. Adegan yang tersisa di peti mati yang diambil dari
terkenal cerita tentang Aristoteles dan Phyllis, Tristan dan Iseult, dan cerita
dari, perbuatan gagah berani heroik Gawain, Galahad, dan Lancelot. Kotak
awalnya mungkin hadiah pacaran.

4. Seni Patung Zaman Renaisans/Hellenis


Pada zaman renaisans, seni patung juga turut dihidupkan kembali, bahkan
dalam beberapa kasus lebih dulu dibandingkan dengan karya seni lain. Salah
satu tokoh penting dalam masa ini adalah Donatello, dengan karya patung
perunggunya, David (jangan keliru dengan David-nya Michelangelo). Ini
merupakan karya patung awal zaman Renaisans. Demikian juga dengan
Michelangelo yang selain membuat patung David, juga membuat Piet.
Patung David dari Michelangelo merupakan satu contoh gaya kontraposto
dalam menggambarkan figur manusia. Masih ada beberapa periode dari
zaman renaisans ke modernisme yang dipengaruhi oleh perubahan politik,
gerakan kebudayaan atau hal lain, yaitu periode mannerisme, baroque dan
neo klasik.
Renaissance berasal dari kata Re (kembali) dan Naitre (lahir). Jadi, arti
renaissancesebenarnya adalah lahirnya kembali orang Eropa untuk
mempelajari ilmu pengetahuanYunani dan Romawi Kuno yang ilmiah /
rasional.Sebelum Renaissance, bangsa Eropa mengalami jaman kegelapan /
The Dark Age.Dalam jaman itu gereja berkuasa mutlak, ajaran gereja menjadi
sesuatu yang tidak bolehdibantah. Dalam perkembangannya mulai muncul
gerakan yang mencoba melepaskandari ikatan itu yang disebut gerakan
Renaissance. Dalam jaman itu pula, pemikiran-pemikiran ilmiah tenggelam
oleh dogma-dogma Gereja.

Beberapa Hasil Seni Patung Zaman Renaisance (Hellenis)


a. Lady Justice
Patung ini merupakan salah satu bentuk patung paling terkenal di dunia.
Patung ini tidak diatributkan pada satu seniman pembuatnya, karna
patung-patung seperti ini banyak dijumpai di gedung-gedung pengadilan.
Patung ini memiliki banyak nama, di antaranya adalah "Scales of Justice",
"Blind Justice", tapi lebih dikenal dengan nama "Lady Justice". Dahulu
pada zaman Romawi dan Yunani kuno, patung ini dibuat sebagai
gambaran Dewi Keadilan dan Hukum.
b. Pieta
Dibuat oleh seniman Michelangelo (1475-1564), Patung ini
menggambarkan Bunda Maria sedang memangku putranya, Yesus.
Sebelum patung ini dibuat, Michelangelo adalah seniman yang tidak
terkenal, hingga pada saat umurnya baru menginjak 20 tahun, dia
disuruh membuat patung Pieta ini. Dalam 2 tahun, dengan
menggunakan lempengan marmer, akhirnya patung indah inipun
selesai dibuatnya.
c. The
Thinker

Pembuat patung "The Thinker" ini bernama Auguste Rodin.


Sebelumnya nama asli patung ini adalah "The Poet", yang
menggambarkan seorang pria telanjang yang duduk merenungkan
puisinya.

d. Venus de Milo
Patung ini dibuat sekitar 100 dan 130 BC. Patung ini
dipercaya menggambarkan Aphrodite (Venus untuk
versi Romawi), Dewi cinta dan kecantikan dari
Yunani. Sebelum patung ini ditempatkan di museum
Louvre di Paris, dulu patung ini secara tidak sengaja
ditemukan di ladang
seorang petani.

e. David
"David" adalah patung mahakarya dari
zaman Renaissance yang dibuat antara
tahun 1501 dan 1504, oleh seniman
Michelangelo. Patung pria yang
menggambarkan Daud ini memiliki tinggi
5,17 meter. Patung ini dipindahkan ke
Gallery Akademi di Florence pada tahun
1873, dan kemudian menggantinya
dengan patung replika ke lokasi patung itu
ditemukan.

5. Modernisme
Auguste Rodin merupakan salah satu pematung Eropa terkenal dari awal abad
20. Ia seringkali disebut sebagai seniman patung Impresionis. Seni patung
modern klasik kurang berminat pada naturalisme, detail anatomi atau kostum
dan lebih tertarik pada stilisasi bentuk, demikian juga pada irama volume dan
ruang. Seiring dengan perkembangan waktu, gaya seni patung modern klasik
kemudian diadopsi oleh dua penguasa totalitarian Eropa: Nazi Jerman dan
Uni Soviet. Sementara di kawasan Eropa lain, gaya ini berubah menjadi
bersifat dekoratif/art deco (Paul Manship, Carl Milles), stilisasi abstrak
(Henry Moore, Alberto Giacometti) atau lebih ekspresif. Gerakan modernis
dalam karya seni patung menghasilkan karya Kubisme, Futurisme,
Minimalisme, Instalasi dan Pop art.

6. Seni patung kontemporer


Patung domba

Di zaman sekarang dimana seni


kontemporer mulai berkembang pesat,
patung bisa menjadi semacam 'seni
pertunjukan'. Misalnya di beberapa tempat
seperti Tiongkok, Jepang, Kanada, Swedia
dan Rusia diadakan festival patung es yang diselenggarakan secara berkala.
Istilah patung kinetik dipakai untuk patung yang dirancang untuk bisa bergerak.
Beberapa seniman yang membuat karya patung kinetik adalah: Marcel
Duchamp, Alexander Calder, George Rickey dan Andy Warho.

Anda mungkin juga menyukai