Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. SEJARAH PERADABAN ROMAWI

Gambar 1.1. Peta sejarah awal Arsitektur Klasik Romawi

Arsitektur Romawi atau sering disebut dengan Arsitektur Abad Pertengahan


merupakan arsitektur yang berkembang di Eropa pada abad ke-5. Abad
Pertengahan merupakan waktu dimana bangkitnya kembali Religi di Eropa. Pada
masa ini, ilmu Pengetahuan dan Kesenian dimanfaatkan untuk ilmu keagamaan.

Arsitek Roma merupakan orang yang pertama kali memanfaatkan beton dan
menggunakan material yang sederhana untuk membangun sebuah bangunan. Salah
satu hal yang terkenal dari bangsa Romawi adalah kehebatan mereka dalah hal
arsitektur. Bangsa Romawi banyak melakukan inovasi dalam bidang arsitektur, tiga
yang terkenal adalah penggunaan atap melengkung, batu bata, dan semen.

1
Peradaban Romawi kuno terletak di semenanjung Apenia (yang sekarang disebut
Italy). Pada awalnya peradaban ini dimulai dari kehidupan bangsa Latia di lembah
sungai Tiber. Peradaban romawi dikembangkan oleh suku Latia yang menetap di
lembah sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’.
Mereka hidup di kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk bertani,
oleh karena itu bangsa mereka berkembang dan menghasilkan peradaban yang
tinggi. Dan kemudian bangsa Latia disebut bangsa Latin.

Kota Roma didirikan oleh Romulus sebagai raja pertama kerajaan romawi.
Menurut legenda, Romulus adalah keturunan pahlawan Troya, Aineas yang
bermigrasi ke Latium. Kerajaan romawi dipimpin oleh 7 raja. Pada tahun 492 SM
daerah Latium dikuasai oleh kerajaan Etruska yang terletak disebelah utara kota
roma. Bangsa Etruska merupakan orang paling kuat dan berpengaruh pada masa
itu. Bangsa Etruska mengajari bangsa romawi mengembangkan tulisan, ilmu pasti,
arsitektur, seni dan agama. Sampai pada tahun 510 SM Bangsa Latium membrontak
dan berhasil membangun Negara sendiri yang berbentuk republik.

2. SOSIAL DAN BUDAYA

Setelah berhasil mengalahkan bangsa Etruska, bangsa romawi yang mulanya


hidup dengan bertani kemudian menjadi masyarakat yang kapitalis dan materialis.
Selain sebagai bangsa yang suka perang, bangsa romawi juga mengumpulkan
kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membeli ladang-ladang dan kemudian
penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah – daerah
jajahan.

Kekaisaran Romawi merupakan kumpulan ’koloni dan beberapa suku bangsa di


sekitarnya diantaranya meliputi:

1. Etruska
Datang dari bagian utara Mesopotamia, golongan Agraris dan Militeristik,
konsep ke-Tuhanan bersifat Antropomorfik (Konsep Ketuhanan yang berupaya
mempersonifikasikan sifat kekuasaan Tuhan sebagai manusia Dewa). Dalam

2
bidang arsitektur bangsa ini sudah mengenal konsep konstruksi yang
menggunakan sistem struktur pendukung post dan lintel serta kubah.

2. Latium
Mempunyai sifat-sifat patriotisme dan selalu ingin berkuasa, rasional tetapi
lemah dalam berfantasi, tidak halus, tidak sensitif dan tidak kreatif. Karya
bangunan mereka kebanyakan mengambil begitu saja dari motif-motif yang
sudah ada yang dikembangkan oleh masyarakat Yunani

3. Colonia
Bagian dari bangsa Yunani. Dalam bidang arsitektur bangsa ini membawa
konsep Arsitektur yang telah berkembang di Yunani dan dibawa ke dalam
budaya membangun bangsa Romawi.

4. Kartago
Masyarakatnya dikenal sebagai nelayan. pelaut kejam, merupakan musuh
bangsa Yunani.

B. PERKEMBANGAN ARSITEKTUR ROMAWI

Pada periode Republik, bangsa Romawi banyak melaukan pengembangan pada


kota mereka. Mereka membangun saluran air, jalan, dan saluran pembuangan.
Forum dan kuil Romawi juga berkembang. Orang-orang juga membuat teater dan
colosseum untuk permainan para gladiator.

Kaisar pertama Romawi, Augustus, melakukan lebih banyak perubahan. Dia


membangun Altar Perdamaian, pemakaman untuk keluarganya, dan teater batu
yang besar untuk pertunjukan drama. Cucu tiri Augustus, Tiberius, membangun
ulang kuil Kastor dan Pollux di Forum Romawi. Cicit buyut Augustus, Nero, juga
membangun banyak bangunan, termasuk Istana Emasnya. Pada 69 M, Vespasianus
mengambil beberapa material dari Istana Emas untuk membangun Kolosseum.
Putra Vespasianus, Titus, membangun pelengkung kejayaan, dan putranya
Domitianus membangun istana besar untuk dirinya sendiri di bukit Palatine.

3
Meskipun Domitianus terbuh pada 96 M, arsitek-arsitek selanjutnya terus
menggunakan gaya yang pernah dikembangkan untuk istananya, karena kaisar-
kaisar berikutnya tinggal di istana Domitianus.

Arsitek-arsitek Trajanus menggunakan batu bata dan lengungan beton untuk


membuat bangunan Forum yang baru dengan tiang yang besar serta bangunan
pasar. Trajanus juaga membangun pemandian umum besar pertama di kota Roma.
Arsiteknya kemungkinan adalah orang yang sama yang nantinya membangun
Pantheon Hadrianus, sebuah kuil untuk semua dewa. Kuil itu memiliki kubah yang
sagat besar, dan tidak ada yang membuat kubah yang lebih besar dari ini selama
lebih dari seribu tahun kemudian.

Di provinsi-provinsi Kekaisaran Romawi, orang-orang membangun forum, kuil,


pemandian umum, dan amfiteater, meskipun secara umum lebih kecil daripada yang
ada di kota Roma. Ada banyak kota yang sangat terawat di Kekaisaran Romawi. Di
Italia ada kota Pompeii, Ostia, dan Cosa. Sementara di sekitar Mediterania, ada kota
Ampurias di Turki, Caesarea di Israel, Lepcis Magna di Libya, Bulla Regia, Dougga,
dan Maktar di Tunisia, Volubilis di Maroko, dan Italica serta Empurias di Spanyol.

Setelah masa kaisar Hadrianus, Romawi mulai jarang melakukan penaklukan


sehingga harta pemasukan berkurang dan program pembangunan mulai dihentikan.
Namun kaisar Caracalla masih bisa membangun pemandian umum yang besar di
kota Roma pada awal 200-an M, dan di akhir 200-an M, kaisar Diokletianus
membangun pemandian lainnya. Pada awal 300-an M, kaisar Maxentius
membangun istana yang besar di luar dinding Roma, dan basilika di Forum Romawi.
Kaisar Konstantinus membangun pelengkung kejayaan, beberapa gereja, dan
memindahkan ibukota Kekaisaran Romawi ke Konstantinopel (Istanbul). Di sana, dia
dan keturunannya membangun lebih banyak gereja, tempat sirkus, dan istana.

4
BAB II
KAJIAN

A. PENGARUH BANGSA YUNANI DAN ETRUSKA TERHADAP ARSITEKTUR


ROMAWI

Kebudayaan Bangsa romawi merupakan percampuran 2 budaya yaitu bangsa


Yunani dan Etruska yang kemudian menjadi budaya baru. Bangsa romawi tidak
memiliki seniman besar, akan tetapi romawi mendatangkan seniman seniman dari
Yunani. Oleh karena itu pengaruh yunani di romawi sangat kuat. Pada hekakatnya
budaya ini bukan berasal dari rakyat biasa melainkan dari golongan bangsawan.
Golongan seniman besar seperti yang terdapat di Yunani di Roma tidak ada.
Disamping itu politik maupun seni budaya roma dibawah bangsa Etruska. Dalam
ilmu pengetahuan , bangsa romawi bukanlah menciptakan teori – teori , melainkan
pelaksana teori – teori yang sudah ada pada peradaban yunani. Jadi bisa dikatakan
dalam perumpamaan bila sarjana Yunani adalah ahli teori, maka sarjana Romawi
adalah ahli praktek.
Peninggalan penting menjadi bukti sejarah pada waktu itu adalah reruntuhan
Falerii Novi, dibangun sekitar abad III SM. Pelengkung pada salah sebuah gerbang,
merupakan konstruksi sangat khas Romawi, kemudian merubah perkembangan
kejaman baru dari arsitektur Yunani yang secara prinsip merupakan sistem kolom
dan balok, disebut Order.
Pelengkung Augustus di Perugia, di bangun pada akhir abad 11 SM, juga
menunjukan pemakaian pelengkung sudah sejak jaman Romawi awal atau jaman
Etruska. Dengan sistem konstruksi pelengkung, maka kolom dan balok tidak
diperlukan lagi. kemudian dalam perkembangannya, bentuk kolom dan balok Yunani
hanya menjadi bagian dari dekorasi. Berbagai kuil pada jaman Etruska,
menggunakan sistem kolom dan balok, namun konstruksi, proporsi, komposisi dan
dekorasinya mempunyai ciri khusus, berbeda dengan ketiga Order Yunani.
Denah kuil-kuil dibangun pada jaman Romawi, secara garis besar dapat
dikategorikan dalam dua bentuk, yaitu segi empat panjang dan bukan segi empat.

5
Kuil Romawi berdenah segi empat panjang sebagian besar mendapat pengaruh
cukup besar dari arsitektur Yunani. Pada jaman itu, mulai berkembang bentuk-
bentuk kuil yang tidak segi empat panjang, bervariasi dalam bentuk denah poligonal,
lingkaran dan kombinasi lainnya

Gambar 1.1. Dinding keliling dengan gerbang berkonstruksi pelengkung,


Falerii Novi (abad III SM)

Pengaruh Yunani pada arsitektur Romawi sangat terlihat. Banyak bangunan


megah Romawi dibangun oleh pekerja Yunani. Arsitektur Romawi mengadaptasi
arsitektur Yunani dengan skala yang lebih besar.
Arsitektur Yunani yang hanya mempunyai komponen vertikal dan horisontal
mempunyai keterbatasan, antara lain jarak antar kolom yang tidak bisa terlalu besar,
juga bangunan tidak bisa lebih tinggi dari dua lantai.
Bangsa Romawi menggunakan busur lengkung yang diletakkan pada kolom.
Sistem struktur ini memberikan kemampuan menopang beban yang jauh lebih baik.
Bangunan yang kecil atau bangunan satu lantai dibangun dengan gaya Yunani.
Bangunan yang lebih besar menggunakan busur lengkung. Pada bangunan ini gaya
arsitektur Yunani digunakan lebih sebagai dekorasi.

6
BAB 3

PEMBAHASAN

A. CIRI-CIRI ARSITEKTUR ROMAWI

1. Kombinasi kolom dan busur lengkung


2. Romawi mempunyai lima buah gaya arsitektur (order). Tiga di antaranya
merupakan ‘pinjaman’ langsung dari gaya Yunani: Doric, Ionic dan
Corinthian. Corinthian merupakan gaya yang paling populer di Romawi. Dua
gaya lain yang ditambahkan oleh bangsa Romawi adalah Tuscan (bentuk
yang lebih sederhana dari gaya Doric), dan Composite (gaya Corinthian yang
lebih kaya ornamen)
3. Pada bangunan lebih dari satu lantai, gaya arsitektural diletakkan berurutan
dari atas ke bawah. Paling bawah gaya Doric, di atasnya Ionic, dan paling
atas Corinthian.
4. Pintu dan jendela biasanya berbentuk segi empat. Pada sisi-sisi pintu dibuat
bentuk kolom.
5. Bahan bangunan yang digunakan: batu bata, keramik, semen, beton dan
besi.
6. Bangsa Romawi telah mengembangkan beton yang memungkinkan mereka
membuat bentukan atap lengkung (vault) dan kubah Romawi. Bentang kubah
ini sebagian bergaris tengah di atas 50 m tidak tertandingi sampai
ditemukannya konstruksi baja pada abad ke-19.
7. Sudah ada konstruksi pelengkung, sehingga tidak lagi memerlukan batu utuh
besar untuk balok.
8. Unsur-unsur Yunani masih ada tetapi telah dimodifikasi dan lebih banyak
sebagai dekorasi.
9. Denah sudah mulai bervariasi, segi empat, lingkaran, setengah lingkaran,
dan kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut.
10. Kolom tidak lagi berfungsi sebagai bagian dari konstruksi, namun menyatu
dengan dinding (pilaster), berfungsi sebagai dekorasi.

7
11. Mulai menggunakan konstruksi pelengkung untuk atap, kemudian
berkembang menjadi kubah.
12. Kepala kolom umumnya beraliran korintien atau bermotif floral yang lebih
kompleks.
13. Denah cenderung simetris

B. STRUKTUR ARSITEKTUR ROMAWI

Gambar 2.1. Konstruksi dari busur.

Struktur dasar dari busur dan atap lengkung. Konstruksi dari busur:
1. memerlukan struktur kayu sementara (bekisting) untuk menahan voussoirs (batu
atau bata bentuk lengkung) sampai batu kunci, atau voussoir tengah, dapat
diletakkan di tempatnya. Antara busur dihubungkan dengan bantuan impost
2. busur-busur dapat dihubungkan
3. untuk membentuk lorong, atau semacam terowongan dengan atap lengkung.
Beberapa lorong beratap lengkung
4. digunakan untuk membentuk langit-langit lengkung. Bentuk atap lengkung ini
juga dapat divariasikan dengan menyilangkannya
5. sehingga membentuk lorong yang menyilang.

8
Bahan bangunan yang dipakai di Romawi adalah bata, keramik, semen, beton
dan besi. Beton, yang dikembangkan bangsa Romawi, adalah bahan yang sangat
kuat, tahan lama, sekaligus ekonomis.Beton memungkinkan Romawi membangun
bangunan bentuk kubah.

C. CONTOH ARSITEKTUR ROMAWI

1) Kuil
a) Kuil Juno Sospita
Kuil Juno Sospita, Linivium (265 SM), berdenah segi empat dibentuk oleh
serangkaian struktur monumental, denahnya sama dengan Kuil Jupiter. Kolom kuil
Juno sospita berbentuk silindris sederhana tanpa ornamen, seperti kolom Dorik.
Terdapat portico dan podium atau semacam panggung di mana bagian utama kuil
berdiri, merupakan bagian dari model kuil Etruska yang sudah ada sejak abad VII
SM.

Gambar 3.1.1. Kuil Juno Sospita

b) Kuil Vesta
Kuil ini terletak di roma. Semua kuil untuk Vesta berbentuk bulat, dan memiliki
pintu masuk menghadap ke timur untuk melambangkan hubungan antara api Vesta
dan matahari sebagai sumber kehidupan. Kuil Vesta merupakan tempat kegiatan

9
pemujaan kuno sejauh abad ke-7 SM. Dengan bentuk melingkar diperkirakan kuil
vesta merupakan sisa-sisa dari kuil kuno Latin atau Etruska

Gambar 3.1.2. Kuil


Vesta

c) Kuil

Pantheon
Pada periode Romawi , memiliki kuil Pantheon sebagai symbol yang terkenal.
Beberapa tipologi utama dari periode ini adalah penggunaan teknologi pembuatan
busur dengan struktur batu yang ditumpuk, baik pada bukaan (pintu, jendela)
maupun pada bagian “kepala” bangunan. Busur yang diaplikasikan untuk membuat
penutup bagian atas biasa disebut struktur kubah Monolit. Pembuatannya adalah
dengan menggeser batu sedikit demi sedikit sehingga menghasilkan kemiringan.
Kuil Pantheon memiliki lubang pada puncak kubah sebagai sarana memasukkan
cahaya dari atas. Dapat dikatakan bahwa teknologi penerangan Romawi sudah lebih
maju disbanding Yunani. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kepercayaan. Seiring
dengan peredaran matahari.
Struktur busur batu juga digunakan dalam pembuatan gerbang. Orang Romawi
sering membuat gerbang besar diperbatasan menuju wilayah yang telah
ditaklukkannya sebagai perlambangan kemenangan dan kejayaan. Adanya variasi
kolon yang lebih estetis dari periode Yunani. Kolom mulai menempel pada dinding,
tidak terpisah seperti pada bangunan Yunani.

10
Gambar 3.1.3. Kuil Pantheon dengan 4 sudut pandang

3.1.4a) 3.1.4b)
Gambar 3.1.4a) Bagian dalam kubah Kuil Pantheon yang menjadi salah satu pencahayaan
dalam ruang.
Gambar 3.1.4b) Perspektif bangunan Kuil Pantheon

2) Thermae
Thermae merupakan pemandian umum yang serba lengkap, yang
dikembangkan dari Gymnasium Yunani, dan merupakan pusat kehidupan sosial bagi
kaum bangsawan (kelas tinggi). Bangunannya dibuat sangat mewah untuk rekreasi,

11
santai dan melepas penat dengan pemakaian teknologi tinggi menggunakan lantai
batu sabak dengan system lantai double. Agar kondisi thermal ruang yang
diinginkan dapat tercapai. Bangunan ini mempunyai fasilitas :
 Ruang Frigidarium yaitu kolam air dingin
 Ruang Tepidarium yaitu kolam air panas
 Ruang Calidarium yaitu ruang mandi uap
 Perpustakaan
 Gymnasium untuk senam
 Gedung olahraga, toko, kantor, dan penginapan.

a) Thermae Caracalla
Pemandian yang terbaik dan terbesar dan lengkap adalah Thermae
Caracalla (dibangun oleh Kaisar Caracalla) pada abad ke 3 Masehi (AD) yaitu tahun
212-216 Masehi, yang meliputi bangunan dengan daya tampung 1600 orang
pemandi. Air yang dialirkan dari gunung melalui akuaduk ribuan liter banyaknya
sedangkan air untuk tepidarium dan calidarium dipanaskan dengan menggunakan
tungku yang apinya dari kayu, tungku tersebut disambungkan dengan jaringan pipa
uap dibawah lantai (diantara lantai rangkap) yang dibuat dari batu sabak. Thermae
mempunyai hall sentral sangat besar, 55.77 x 24.08 m beratap vault rib luar biasa
besarnya.

Gambar 3.2.1. Thermae


Caracalla

12
Gambar 3.2.2. Perspektif bagian dalam thermae

Kemungkinan istilah thermae yang berasal kata thermos (panas), turunan dari
bangunan gymnasia di jaman Yunani. Bangunan jenis ini, tidak kalah megah dan
mewah dibanding bangunan lainnya seperti basilika, kuil dll. Hal itu menunjukkan
bahwa kegiatan mandi di permandian, penting dalam kehidupan masa itu, terutama
di kalangan Kekaisaran Roma. Hal lain dapat dilihat dari arsitektur thermae adalah
kekayaan dan kemewahan kekaisaran pada waktu itu, ditunjukkan antara lain dari
kemewahan dari Thermae Caracalla ini. Rekonstruksi dari reruntuhan thermae
memperlihatkan bahwa dahulu berdiri di atas semacam landasan (platform) cukup
tinggi (6.10 m). Di bagian bawah, terdapat kamar-kamar dengan bagian atas
berbentuk lengkung, gang, tungku-tungku, saluran-saluran untuk pemanasan.
Gedung besar dan mewah ini keseluruhannya berdenah simetris. Pintu masuk di
sebelah utara-timur di tengah. Di kiri-kanannya langsung ada deretan tempat mandi
dan kedai, terdiri dari dua lantai, denahnya berbentuk U. Pada lantai setinggi
platform terdapat permandian dengan sistem tiduran.
Bagian utama berupa sebuah blok unit segi empat sangat besar, 228 x 115.82 m
dikelilingi dalam bentuk U oleh tempat mandi dan kedai tersebut di atas. Dengan
demikian bagian utama beratap ini luasnya 26. 480 m2, suatu bangunan yang luar
biasa luas, apalagi untuk ukuran jaman itu . Mengikuti pola simetris dari seluruh
kompleks, unit utama juga simetris, bersumbu pada pintu masuk, frigidarium, central
hall, tepidarium dan calidarium. Frigidarium tidak beratap, identik dengan posisi

13
atrium, namun di sini berupa kolam, juga untuk mandi. Pada sumbu melintang barat-
utara dan timur-selatan terdapat simetris di kiri dan kanan ruang-ruang antara lain :
ante room, peristyle terbuka, sudatorium, Iepidarinni, kamar mandi suite,
ephebheum (gymnasium). Unit ulama ini meinpunyai pintu masuk di kiri-kanan timur-
selatan dan barat-utara.
Calidarium atau ruang panas yang terletak pada ujung sumbu di selatan-barat
denahnya lingkaran. Central hall, berbentuk segi empat luas 55.77 x 24.08 m 2,
terbagi menjadi tiga bagian (coinpartement). Masing-masing bagian dibatasi oleh
dinding dan kolom, atapnya berbentuk kubah besar dan tingi (32.92 m), patah silang
diagonal (intersecting vault). Kolom-kolom silindris dari batu granit tinggi 11.58 m,
garis tengah 1.63 m menumpu kubah dengan bagian bawahnya berupa semacam
entablature. Untuk penerangan alami dari ruang tinggi, besar dan lebar dibuat
jendela-jendela melengkung mengikuti lengkungan kubah.
Di belakang atau selatan-barat dari unit utama, terdapat taman publik (xytus)
dengan deretan pohon-pohon. Denah dan posisi xytus identik dengan atrium,
dikelilingi oleh semacam portico. Simetris di kiri-kanan (utara-barat dan timur-
selatan) dari xytus selain portico yang denahnya berbentuk bagian dari lingkaran
terdapat ruang belajar dan per-pustakaan. Di selatan-barat dari xytus terdapat
reservoir dua tingkat, diapit simetris di kiri-kanan oleh ruang belajar dan
perpustakaan. Di depan memanjang dari reservoir terdapat stadium, yaitu tempat
duduk melebar bertrap.

Gambar 3.2.3. Perspektif rekonstruksi Frigidarium

14
Gambar 3.2.4.Perspektif rekonstruksi Centre Hall

Legenda:
1. Ante rooms.
2. Apodyteria dan tangga.
3. Hall masuk.
4. Peristyle terbuka.
5. Sudatorium.
6. Tepi- dariwn.
7. Kamar-kamar mandi utama.
8. Pintu masuk.
9. Pintu masuk utama.
10. Deretan tempat mandi dan kedai.
11. Ruang belajar dan perpustakaan.
12. Ephibeum (Gymnasium).

15
Gambar 3.2.5. Denah

b) Thermae Diocletian
Thermae lain di Roma adalah Diocletian (302 M), tidak sebesar Caracalla dapat
menampung 3000 orang, namun cukup mewah. Tata-letak unit utama identik
dengan Thermae Caracalla, segi empat, simetris. Central hall di tengah, beratap
kubah. konstruksinya intersecting vault, berderet tiga membentuk tiga
compartement. Luas central hall hanya tidak lebih dari seperempat dari yang ada di
Thermae Caracalla, 60.96 x 24.38 m, tinggi 27.43 m. Kubah disangga delapan
kolom silindris dari granit monolit didatangkan dari Mesir, tinggi 15.24 m, garis
tengah 1.52 m. Kepala kolom monolit dari marmer, hiasan bercorak floral khas
Corinthian, menumpu entablature mempunyai banyak ornamen. Di belakang
(selatan-barat) hall tengah ada tepidarium kemudian di ujung sumbu tengah ada
calidarium. Unit utama dikelilingi oleh dinding dan berdert ruang-ruang, ceruk-ceruk,
sebagian untuk ruang tenang (quiet room) dan exedera. Di tengah satu garis sumbu
dengan calidarium, terdapat theatre, setengah lingkaran.

Gambar 3.2.6. Thermae Diocletian di Roma (302 M)

16
Legenda:
a. Vestibules
b. Apodeteria
c. Ephebium
e & g. Ruang duduk dari kamar mandi
h. Pintu masuk
x. Ruang tenang
y. Exedera

Gambar 3.2.7 Denah, penampang melintang dan pandangan selatan-barat

Gambar 3.2.8. Perspektif rekonstruksi Centre Hall

17
3.2.9.a) 3.2.9b)

Gambar 3.2.9 a) Perspektif frigidarium


Gambar 3.2.9 b) Vestibule dan Ephebeum

Vestibule : lobi, ruang masuk, atau bagian antara pintu masuk dan interior bangunan. Istilah yang
sama dapat berlaku untuk struktur dalam arsitektur Romawi modern atau kuno. Di ruang depan
arsitektur modern biasanya mengacu pada sebuah ruangan kecil atau ruang antara pintu masuk
dan interior bangunan atau rumah. Dalam arsitektur Romawi, vestibule (Latin: vestibulum) dirujuk
ke daerah sebagian tertutup antara interior rumah dan jalan.

Ephebeum : Aula besar di Palaestra kuno dilengkapi dengan kursi, panjang yang harus sepertiga
lebih besar dari lebar. Ia menjabat untuk latihan pemuda 16-18 tahun

c) Thermae Hadrian
Kekuasaan berpengaruh besar dalam berbagai aspek termasuk budaya terhadap
wilayah yang dikuasai, adalah kenyataan sejarah yang selalu terjadi di mana saja.
Dalam sejarah arsitektur hal semacam itu terjadi di Afrika Utara, yang dahulu
merupakan daerah jajahan Romawi. Di kota Leptis Magna, Afrika Utara terdapat
banyak reruntuhan bangunan yang dapat dipastikan dahulu thermae, salah satunya
adalah Thermae Hadrian (126 - 127 m). Bangunannya tidak sebesar kedua thermae
di-bahas sebelum ini, namun juga cukup mewah. Pada dasarnya denahnya simetris,
mengikuti pola yang sama untuk bangunan-bangunan sejenis di Roma. Di dalam
frigidarium terdapat deretan kolom dari marmer, silindris, ber-kepala Korintien,
menyangga kubah patah silang diagonal (intesecting vault). Di atas kepala kolom
bercorak Korintien tersebut terdapat entablature sebagai tumpuan dan juga hiasan.

18
Gambar 3.2.10 Thermae Hadrian (126-7 M) di kota Leptis Magna, Afrika Utara

Gambar 3.2.11 Perspektif rekonstruksi Centre Hall


3) Basilika
Basilika Romawi adalah sebuah aula beratap besar didirikan untuk bertransaksi
bisnis dan membuang masalah hukum. Pada awal masa Augustus , sebuah basilika
publik untuk melakukan bisnis telah menjadi bagian dari setiap penyelesaian yang
menganggap dirinya sebuah kota, yang digunakan dalam cara yang sama seperti
abad pertengahan rumah pasar akhir tertutup utara Eropa, di mana ruang
pertemuan, karena kurangnya ruang perkotaan, didirikan di atas arcade,
namun. Meskipun bentuk mereka adalah variabel, basilika sering mengandung
interior pilar-pilar yang dibagi ruang, memberikan lorong atau ruang beratap pada
satu atau kedua sisi, dengan apse di salah satu ujung (atau kurang sering pada
setiap akhir), dimana hakim duduk, sering pada sedikit mengangkat mimbar. Lorong
tengah cenderung lebar dan lebih tinggi dari lorong mengapit, sehingga cahaya yang
bisa menembus melalui clerestory jendela.
Basilika dahulu mempunyai nave tengah bentuknya segi empat memanjang,
117.34 x 26.51 m2. Nave dikelilingi oleh semacam gang ganda di bentuk oleh
deretan kolom dalam arsitektur klasik disebut isle, masing-masing lebarnya 7.24 m.
Tinggi total ruang tengah (nave) yang sangat luas dan panjang tersebut 36.58 m.
Kolom-kolom berderet memisahkan nave dan aisle, terbuat dari batu granit merah
utuh, berbentuk silindris, semuanya berkepala Korintien. Pada kedua ujungnya,

19
masing-masing terdapat tribunal pada ketinggian lantai dibentuk oleh trap-trap,
denahnya setengah lingkaran.
Jika orang Romawi ingin melakukan kegiatan kelompok, mereka biasanya
berkumpul di basilika. Bagian dalam basilika sedikit banyak mirip dengan gereja
Kristen atau katedral abad pertengahan; ada ruangan besar dengan tiang-tiang
untuk membentuk gang-gang. Kadang ada tempat duduk untuk orang-orang
tertentu. Lantai basilika Aemilia dibangun dari berbagai jenis marmer, yang
didatangkan dari Numidia, Mesir, Yunani, dll, untuk menunjukkan tempat-tempat
kekuasaan Romawi.
Beda antara basilika dengan gereja adalah bahwa pintu masuknya terletak di sisi
panjang bangunan. Di dalam basilika, hakim mengadili suatu perkara, politikus
menggelar pidato, guru mengajar murid-muridnya. Di tangga basilika, orang-orang
menjual makanan atau menukarkan uang. Ketika basilika Aemilia terbakar habis,
banyak koin perunggu (hasil pertukaran) yang meleleh ke lantai basilika.
Contoh : Basilika Trajan dibangun oleh Kaisar Trayanus, Basilika Constantin
dibangun oleh Kaisar Constantinus, dan Basilika Maxentius dibangun oleh Kaisar
Maxentius. Basilika tertua, yaitu Basilika Porcia , dibangun di Roma pada tahun 184
SM oleh Cato the Elder selama waktu dia Sensor . Contoh-contoh awal lainnya
termasuk basilika di Pompeii (BC akhir abad ke-2). Mungkin basilika Romawi yang
paling indah (lihat di bawah) adalah salah satu mulai untuk tujuan tradisional pada
masa pemerintahan kaisar pagan Maxentius dan selesai oleh Constantine I setelah
313 AD.

a) Basilika Porcia
Basilika Porcia adalah yang pertama basilika sipil dibangun di ' Roma
Kuno . Dibangun atas perintah dari sensor Porcius Marcus Cato di 184 SM dan
mengambil namanya. Bangunan ini terletak di Forum Romawi . Itu dibangun oleh
Cato untuk mengelola hukum dan sebagai tempat pertemuan untuk bisnis, kendati
ada penentangan kuat. Berdiri barat dari Kuria, pada tanah yang dibeli oleh sensor
sebelumnya ditempati oleh toko-toko dan rumah-rumah pribadi. Banyak proses yang
disimpan di basilika. Bangunan hancur selama pemakaman Publius Clodius

20
Pulcher di 52 SM bersama dengan Kuria . Kebakaran itu terjadi di depan Curia (di
mana ia telah ditempatkan pada pembakaran di mana tubuh itu harus dibakar),
penyebaran ini untuk bangunan di dekatnya, termasuk Porcia Basilica
sendiri.Reruntuhan bangunan itu mungkin dibunuh pada tahun yang sama dan tidak
dapat melanjutkan dengan rekonstruksi.

Gambar 3.3.1 Basilika Porcia

21
Gambar 3.3.2 Reruntuhan Basilika Porcia

b) Basilika Trajan
Basilika Trajan di Roma (98-112 M) dibangun oleh Apollodorus dari Damascus,
dalam Forum Trajan, menyatu dengan perpustakaan dan sebuah Kolom model
Yunani di tengah-dalam sebagai monumen.

Gambar 3.3.3 Basilika Trajan

Gambar 3.3.4 Isometri Basilika Trajan

22
Gambar 3.3.5 Reruntuhan Basilika Trajan

c) Basilika Constantine
Basilika Constantine di Ruina (310-313 M) terletak di Forum Romawi, di antara
Kuil Venus dan Forum Vespasian. Denahnya segi empat, dalam situasi dan orientasi
tidak terkait dengan arah utara-selatan seperti bangunan di sekelilingnya. Terlihat
bahwa dalam mendirikan bangunan dalam lata-letak di Kota Roma, tidak saling
tegak lurus dengan bangunan di sekelilingnya, dan tidak menurul arah (orientasi)
tertentu. Basilika Constantine seperti terjepit di antara bangunan di sekelilingnya,
menghadap ke arah utara-timur. Denahnya segi empat panjang, terdiri dari nave
sentral 80.77 x 25.30 m2, dahulu dimahkotai atap besar dan tinggi (36.58 m dari
lantai). Konstruksi atap pelengkung runcing majemuk bersilang diagonal (vault rib).
Terdapat tiga konstruksi vault rib berderet disangga enam kolom di mana tiga kolom
pada masing-masing sisi, sehingga membentuk tiga bagian ruang dibatasi oleh
kolom-kolom. Ketika masih berfungsi basilika ini mempunyai dua apse yang tidak
dalam satu sumbu melainkan satu di sisi barat-utara lainnya di utara timur. Kedua
apse denahnya setengah lingkaran. Di sebelah utara dan selatan dari nave, terdapat
aisle atapnya pelengkung berpenampang setengah lingkaran juga ada tiga bagian
berderet.

23
Gambar 3.3.6. Denah Basilika Constantine

Gambar 3.3.7. Potongan Isometri


Basilika Constantine (kiri)

Gambar 3.3.8. Potongan


Isometri Basilika
Constantine (kanan)

24
Gambar 3.3.9 Reruntuhan Basilika Maxentinus atau Constatine di Roma, tiga aisle utara
yang masih tersisa.
4) Theatre
Masih bersumber pada teater Yunani dengan beberapa perubahan bentuk dan
metoda strukturnya. Konsep ruangnya mengalami pergeseran orientasi yang bukan
lagi dengan setting panorama alamiah, tetapi lebih memfokuskan pada pertunjukan
tersebut, akibatnya kesan ruang dalam terasa lebih kuatterutama dengan membuat
tempat duduk yang curam. Teater ini biasanya digunakan untuk pertunjukan
sandiwara realistik yang menampilkan unsur-unsur dekor, penghapusan orkes dan
ukuran panggung yang terbatas. Bagian terpenting dari teater adalah auditorium,
orchestra dan panggung. Di belakang panggung terdapat bangunan, biasanya
setinggi dua sampai tiga lantai, digunakan sebagai ruang ganti pemain.

Gambar 3.4.1 Denah theatre

25
Gambar 3.4.2 Tampak depan Theatre Bosra

Gambar 3.4.3 Roman Theatre Bosra, Syria

5) Amphitheatre
Berkembang akibat popularitas olah raga atletik, lomba kereta, pertarungan
Gladiator melawan hewan buas. Bangunan ini berdiri di atas tanah yang datar dan
berhentuk ellips dengan daya tampung untuk kurang lebih 700 orang. Bentuk
dinding dengan langgam superimposisi dan bentuk arkade yang mengelilingi sisi luar
bawah bangunan. Juga terdapat struktur basement untuk kandang, jebakan dan
tempat keluarnya para gladiator.

26
Amphitheatre merupakan bangunan double Theatre, dengan bentuk ellips,
fungsinya adalah untuk pacuan kuda dan balap lari. Bangunan dibuat dengan
konstruksi :

 Pondasi dengan menggunakan bahan lava (puzolana)


 Dinding dengan menggunakan bahan tufa
 Pelengkung bagian atas/atap dengan memakai batu pumuse atau batu
ringan.

Gambar 3.5.1 Amphitheatre di Pompeii (1822)

6) Forum
Merupakan unit spatial yang terbuka, umumnya berhentuk empat persegi panjang
yang direncanakan untuk kenyamanan dan menikmati urutan persepsi visual dan
vista. Elemen-elemen bangunan terdiri dan portico yang berfungsi sebagai
pemersatu heterogenitas, pengatur koinposisi aksial, penyatuan urutan ruang dalam
dan ruang luar (transition space). Salah satu contoh tipikal forum masa awal
pemerintahan republik adalah Forum Romanium.
Forum merupakan pengembangan dari Agora Yunani yang merupakan ruang luar
terbuka ditengah kota sebagai civic space (Indonesia; alun-alun). Forum tertua
di Romawi adalah Forum Romanum, tempat ini merupakan Tonggak jarak emas,

27
awal menyebarnya semua jalan-jalan (via) di Romawi yang menghubungkan daerah
menuju ke seluruh kawasan kekaisaran, yang diukur berdasar mil dan tiap 1 mil (1,6
km). Tiap jarak tertentu dibuat pal setinggi 1,83 m. Tiap pal diukur jaraknya dari
tonggak jarak emas di Forum Romawi ada sekitar 300 jalan utama diseluruh
kekaisaran Romawi. Jalan raya Roma yang pertama yaitu Via Appia dibangun pada
tahun 312 AD. Forum Romawi merupakan bentuk pertemuan bangsa Romawi yang
mengikuti Agora dan kadang-kadang disebut untuk menunjukkan Agora.

Agora (bahasa Yunani: Ἀγορά, Agorá) adalah tempat untuk pertemuan terbuka di
negara-kota di Yunani Kuno. Pada sejarah Yunani awal, (900–700 SM), orang
merdeka dan pemilik tanah yang berstatus sebagai warga negara berkumpul di
Agora untuk bermusyawarah dengan raja atau dewan. Di kemudian hari, Agora juga
berfungsi sebagai pasar tempat para pedagang menempatkan barang dagangannya
di antara pilar-pilar Agora. Dari fungsi ganda ini, muncullah dua kata dalam bahasa
Yunani: αγοράζω, agorázō, "aku berbelanja", dan αγορεύω, agoreýō, "aku berbicara
di depan umum". Istilah agorafobia digunakan untuk menunjukkan rasa takut
terhadap tempat umum.

Gambar 3.6.1 Forum

Lambat laun Forum tersebut berkembang menjadi kompleks pemerintahan,


tempat terbuka, kuil dan toko, yang pusatnya bebas dari kereta/kendaraan. Forum-

28
forum lain banyak dibangun setelah itu dan jumlahnya bila dikota besar lebih dari 1,
sedangkan untuk Kota kecil cukup 1 saja.
Forum Imperial (Fori Imperiali dalam bahasa Italia) terdiri dari serangkaian
monumental forum (kotak publik), dibangun di Roma selama satu setengah abad,
antara 46 SM dan 113 Masehi. Ini forum adalah pusat Republik Romawi dan dari
Kekaisaran Romawi .
Forum Imperial, sedangkan bukan bagian dari Forum Roma , terletak relatif dekat
satu sama lain. Julius Caesar adalah yang pertama untuk membangun di bagian ini
Roma dan diatur kembali baik Forum dan Comitium, jenis lain forum ruang yang
ditujukan untuk politik, untuk melakukannya. Forum ini adalah pusat politik, agama
dan ekonomi di Kekaisaran Romawi kuno.

Gambar 3.6.2 Roman – Imperial Forum

29
Gambar 3.6.3 Forum Romanum

Gambar 3.6.4 Forum Caesar 

Gambar 3.6.5 Forum Augustus


 
Gambar 3.6.6 Forum Square

30
7) Colosseum

Gambar 3.7.1 Colosseum, Roma

Colloseum merupakan bangunan yang dikembangkan dari bentuk Theatre


Yunani yang kemudian dengan penggunaan teknologi beton dapat dibuat bangunan
yang secara konstruktif bertumpu pada kolomnya sendiri. Yang terkenal
adalah Colloseum Roma, bangunan ini dibangun pada tahun 79 AD serta
berkapasitas sekitar 50.000 orang penonton. Fungsi Colloseum sudah tidak sama
dengan Theatre.Colloseum dipergunakan untuk arena tontonan adu binatang
dengan manusia (gladiator) dengan sifat kekerasan yang menonjol, atau adu
kekuatan lain yang tidak seimbang. Bangunan ini terdiri dari 3 tingkat, dimana tiap
tingkat mempunyai langgam gaya kolom yang berbeda-beda.
Colosseum adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa gedung pertunjukan
yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya
Flavian Amphitheatre. terletak di ibukota negara Italia, Roma, yang didirikan oleh
Raja Vespasian pada masa Kekaisaran Romawi dan diselesaikan oleh anaknya
Titus. Koloseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton. Selama

31
ratusan tahun itu, diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di pertunjukkan
Colloseum.

Gambar 3.7.2
Colosseum

Colosseum berukuran cukup besar. Dengan tinggi 48 m, panjang 188 m, lebar


156 m dan luas seluruh bangunan sekitar 2.5 ha membuat Koloseum terlihat begitu
besar dan luas. Arenanya terbuat dari kayu berukuran 86 m x 54 m, dan tertutup
oleh pasir. Bentuk elips atau bulat dari Koloseum gunanya untuk mencegah para
pemain untuk kabur ke arah sudut dan mencegah para penonton untuk berada lebih
dekat dengan pertunjukan.
Colosseum merupakan hasil karya yang sangat hebat. Tempat itu dikatakan
sebagai stadium yang hebat dan spektakuler dikarenakan oleh bentuk dan struktur
dari Koloseum itu. Sampai sekarang pun, Koloseum masih dikatakan sebagai
stadion yang hebat dan spektakuler. Tempat duduk di Koloseum dibagi menjadi
tingkatan-tingkatan yang berbeda berdasarkan status sosial dalam masyarakat
Romawi.
Podium utama di yang terletak di bagian utara dan selatan untuk Kaisar dan
keluarganya, pada tempat ini memberikan pemandangan yang terbaik dilihat dari
arena, terdapat tempat istirahatnya, tempat penyimpanan harta juga berada di
tingkat ini. Kemudian pada tingkat yang sama dengan platform yang lebih luas

32
merupakan podium khusus untuk para senator Roman, yang boleh membawa kursi
sendiri. Nama-nama beberapa senator masih dapat dilihat dari ukiran pada batu
yang menjadi tempat duduknya.
Pada tingkat berikutnya
disebut maenianum primum, yang
dikhususkan untuk para bangsawan
Roman. Selanjutnya pada tingkat
ketiga adalah maenianum
secundum yang dibagi-bagi lagi
menjadi tiga bagian. Bagian paling
bawah (immum) digunakan untuk
para orang kaya, di bagian atasnya
lagi (summum), digunakan untuk
rakyat jelata. Dan yang terakhir, di
bagian kayu (maenianum
secundum in legneis) adalah tempat
yang strukturnya dari kayu di paling
atas bangunan.
Gambar 3.7.3 Potongan Colosseum Tempat itu merupakan tempat untuk
berdiri saja yang digunakan untuk para wanita rendahan.
Setelah 2 tahun Colosseum digunakan sebagai tempat pertunjukan, Anak
termuda Vespasian yang bernama Domitian memerintahkan untuk
mengkonstruksikan area bawah tanah (hypogeum), dua tingkat jalur bawah tanah
yang saling berhubungan berupa terowongan dan kurungan dimana para gladiator
dan binatang ditempatkan sebelum pertarungannya dimulai. Disana juga disediakan
jebakan-jebakan berupa pintu jebakan yang digunakan untuk mencegah masuknya
hewan-hewan buas yang tidak direncanakan ke arena dan untuk menjaga tempat
penyimpanan senjata di dalam koloseum tersebut.

33
8) Aqueduct

Gambar 3.8.1 The Pont du Gard, Nimes

34
Bangsa Romawi kuno juga mengembangkan suatu saluran air yang
memanfaatkan gravitasi bumi untuk mengalirkan air ke seluruh wilayah Romawi.
Selain digunakan untuk mengalirkan air, saluran air gravitasi ini juga digunakan
dalam berbagai kegiatan masyarakatnya, diantaranya untuk roda air, hidrolik
penghancur bijih besi, dan lain – lain. Aqueduct adalah saluran air, terbuat dari satu,
dua atau tiga tingkat busur lengkung, yang dibuat sebagai suplai air bagi kota-kota di
Romawi. Beberapa mempunyai panjang beberapa kilometer. Diperkirakan pada
waktu itu diperlukan sampai 1500 juta liter air per hari bagi kota Roma yang
disalurkan melalui 11 aqueduct. Dari aqueduct air dialirkan ke pipa-pipa yang
mendistribusikan air ke seluruh kota.

Gambar 3.8.2 Bridge of Augustus

9) Arsitektur domestik
Tiga bentuk kediaman di Romawi adalah domus, villa dan insula. Domus adalah
tipikal rumah umum keluarga di Romawi. Biasanya berbentuk simetris, dan tdari
koridor pintu masuk (fauces), ruang utama (atrium) tanpa atap, ruang tidur
(cubiculruang kantor (tablinum), ruang makan (triclinium), dapur (culina) dan taman
kecil (hortus). Villa merupakan rumah yang lebih besar dan mewah, biasanya dimiliki
oleh orang kaya Romawi. Di dalam areanya terdapat lapangan, taman, kolam,
tempat pemujaan. Insula adalah bangunan lebih dari satu lantai yang terdiri dari
kamar-kamar yang dapat disewa. Mirip dengan apartemen di saat sekarang.

35
Gambar 3.9.1 interior rumah romawi
D. KARAKTERISTIK KOTA ROMAWI
1. Terdiri dari jalur sirkulasi yang mempunyai system hirarki atau pembagian
2. Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju daripada bangsa Yunani,
seperti dalam pembuatan saluran air dan pembiuatan konstruksi busur/lengkung.
3. Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan system struktur sosial
sangat kompleks. Kondisi ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku, tata
cara hidup dan termasuk dalam tata cara bangunan. Setiap aktifitas kehidupan
dalam struktur sosial kemasyarakatan seringkali diperingati dengan upacara-
upacara atau pesta-pesta besar.
4. Konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang secafra
integrative. Perancangan bangunan selalu berorientasi kedalam skala yang lebih
luas atau dalam skala kota demikian juga sebaliknya.
5. Konsep perancangan menekannkan pada pengertian bahwa ruang merupakan
media ekspresi arsitektural pada skala kota dan interior.
6. Skala bangunan bersifat monumental atau mengutamakan kesan agung.
Ekspresi arsitekturnya terungkap melalui peralihan artikulasi detail.
7. Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan formal yang berorientasi birokratik,
tersusun secara sistematik, praktis dan variatif dalam langgam.

36
8. Pemisahan yang jelas antara daerah sekitar pemukiman dengan kawasan
penghijauan taman kota/lanskap. Ruang-ruang kota mempunyai interaksi
sistematik dengan bangunan disekitarnya.

KONSEP RUANG
 Ruang merupakan konkretisasi dimensi waktu dan tindakan, bukan keabadian
atau keteraturan statis.
 Ruang bersifat self-contained bukan merupakan batasan fisik belaka, karena itu
harus dibentuk diartikulasikan dan diaktifkan.
 karakter lingkungan spatial terpadu, tidak ditentukan oleh ikatan situasi geografis
tertentu.
 Artikulasi ruang merupakan kontinuitas, irama, variasi, keteraturan, dinamis,
sekuens dan aksialitas

F. KESIMPULAN

Sejarah romawi kuno merupakan perpaduan antara dua bangsa yang berbeda
yaitu bangsa etrusia dan yunani. Sehingga peradaban yang ada pada romawi
didominasi dari kedua bangsa tersebut tanpa ada unsure-unsur dari kebudayaan
romawi sendiri.
Karena bangsa romawi tu sendiri suka berperang sehingga bangsa yang semula
petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis dan materialis. Selain sebagai
bangsa yang suka berperang , bangsa romawi ini juga senang mengumpulkan
kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membeli ladang dan kemudian
penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah-daerah
jajahan.
Dari segi pengetahuan bangsa romawi bukanlah pencipta teori-teori tetapi
pelaksana teori yang telah ada sejak zaman yunani. Dengan ini mata rantai yang
seakan – akan putus dalam perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tumbuh
kembali. Sehingga, yunani terkenal dengan ahli teori maka romawi terkenal dengan
ahli praktek.

37
Dalam segi seni bangsa romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama
patung setengah dada atau potret. Mereka juga senang akan keindahan. Dan
diaplikasikan pada dinding bagian dalam rumah yang dihias dengan lukisan untuk
memberikan kesan luas.

38

Anda mungkin juga menyukai