I. Pengertian
Sebuah bangunan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi. Biasanya,
fungsi bangunan adalah bangunan apartemen tinggi atau perkantoran tinggi.
Bangunan tinggi merupakan jawaban atas permasalahan lahan yang
semakin mahal dan langka, sehingga memiliki aspek ekonomis yang tinggi dan
merupakan solusi bila tidak mungkin membangun secara horizontal. Bangunan
tinggi termasuk didalamnya gedung perkantoran, apartemen, hotel dan
sebagainya dengan multi lantai dalam hal ini lebih dari 4 lantai. Dalam sistem
bangunan tinggi (high rise building), terdapat beberapa sistem utama yang
bekerja secara terpadu demi terbentuknya bangunan tinggi utuh yang berdaya
guna, sistem tersebut mirip seperti tubuh manusia dengan fungsi-fungsi seperti
struktur (tulang), arsitektural (kulit dan pembungkus, barangkali termasuk otot
beserta keindahan bentuknya), mekanikal dan elektrikal (semisal sistem
respirasi, peredaran darah dan sistem getah bening), meskipun tidak benarbenar sama, fungsi-fungsi ini mirip organisme yang memang berfungsi untuk
tujuan kehidupan manusia didalamnya.
Bangunan tinggi menjadi mungkin dengan adanya penemuan elevator
(lift) dan bahan bangunan yang lebih murah dan kuat. Bangunan antara 75 kaki
dan 491 kaki (23 m hingga 150 m), berdasarkan beberapa standar, dianggap
bangunan tinggi. Bangunan yang lebih dari 492 kaki (150 m) disebut sebagai
pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat adaalh 13 kaki (4 m), sehingga
bangunan setinggi 79 kaki (24 m) memiliki 6 tingkat.
Bahan yang digunakan untuk sistem struktural bangunan tinggi adalah
beton kuat dan besi. Banyak pencakar langit bergaya Amerika memiliki bingkai
besi, sementara blok menara penghunian dibangun tanpa beton.
Meskipun definisi tetapnya tidak jelas, banyak badan mencoba mengartikan arti
'bangunan tinggi':
faktor risiko geoteknis seperti tekanan tinggi atau tanah lumpur. Mereka juga
menghadapi tantangan serius bagi pemadam kebakaran selama keadaan darurat
pada struktur tinggi. Desain baru dan lama bangunan, sistem bangunan seperti
sistem pipa berdiri bangunan, sistem HVAC (Heating, Ventilation and Air
Conditioning), sistem penyiram api dan hal lain seperti tangga darurat dan
elevator mengalami masalah seperti itu.
Contoh tantangan terhadap pemadam kebakaran pernah terjadi.
Pemadam kebakaran diarahkan ke sebuah hotel tinggi di Lexington, Kentucky
dengan laporan asap di bangunan itu. Ketika pemadam mencari sumbernya,
mereka menemukan asap di lorong, bukan di kamar tamu. Ini membantu
pemadam mengetahui bahwa masalahnya berasal dari sistem HVAC dan bahaya
asli tidak terjadi.
Bangunan tinggi mulai dibangun pada waktu awal berdirinya Amerika selama
kebangkitan industri. Menggunakan bahan ringan, mereka mampu membuat
bangunan bertingkat 8. Asch Building memiliki 10 tingkat.
II. Sejarah
Bangunan apartemen yang tinggi sudah muncul di zaman kuno tepatnya
di Roma kuno dan beberapa kota lain di Kekaisaran Romawi , beberapa di
antaranya mungkin telah mencapai hingga sepuluh atau lebih. Satu dilaporkan
memiliki 200 anak tangga mengalami kehancuran yang disebabkan oleh
pembangunan yang buruk akibatnya menjadi runtuh, beberapa kaisar Romawi ,
dimulai dengan Augustus (r. 30 SM - 14 M), batas set 20-25 meter untuk
bangunan bertingkat, tapi dengan keberhasilan yang terbatas, sebagian batasbatas ini sering diabaikan meskipun kemungkinan runtuh lebih tinggi . Semakin
rendah lantai itu biasanya ditempati oleh salah satu toko atau keluarga kaya,
sementara lantai atas yang disewakan ke kelas bawah. Bertahan hidup
Oxyrhynchus papyrus menunjukkan bahwa tujuh-gedung bertingkat bahkan ada
di provinsi kota, seperti di abad ketiga Masehi Hermopolis di Romawi Mesir .
Di Arab Mesir , ibukota yang awal adalah Fustat. Tempat ini memiliki
banyak bangunan tinggi sebagai tempat tinggal, sekitar tujuh lantai ,kabarnya
bisa menampung ratusan orang. Al-Muqaddasi pada abad kesepuluh
menggambarkan mereka menyerupai menara , sementara Nasir Khusraw di
awal abad kesebelas menggambarkan beberapa dari mereka naik hingga empat
belas lantai, dengan taman atap di lantai atas lengkap dengan sapi yang ditarik
roda air untuk mengairi mereka. Pada abad ke-16, Kairo juga memiliki bangunan
apartemen bertingkat tinggi di mana dua lantai yang lebih rendah untuk tujuan
komersial dan penyimpanan dan lantai beberapa di atas mereka disewakan
kepada penyewa .
The skyline penting pada abad pertengahan kota didominasi oleh sejumlah
menara perkotaan yang tinggi dengan tujuan untuk memenuhi tujuan-tujuan
defensif, tetapi juga sebagai perwakilan. Perumahan Towers of Bologna
berjumlah antara 80 sampai 100, yang terbesar masih naik ke 97,2 m. Di
Florence , hukum 1251 memutuskan bahwa semua bangunan perkotaan harus
Beberapa fungsi tambahan dari berbagai sistem bangunan tinggi adalah sebagai
berikut :
sistem aliran udara dan penghawaan, termasuk penghawaan buatan
sistem air bersih, plumbing dan fixtures
sistem pengolah limbah
sistem privasi dan keamanan psikologis dalam bangunan (parking, security)
sistem komunikasi (telepon, radio, televisi, internet)
sistem pengangkutan barang dan transportasi manusia (elevator, lift, ramp
berjalan)
Tahapan perancangan bangunan tinggi atau high rise building biasanya melalui
beberapa tahap perancangan yang meliputi:
1. Tahap arsitektural
Tahapan ini harus melalui proses programatik yang meliputi dengar
pendapat dengan pemilik proyek, kelayakan proyek, Planning Advice dari
Pemerintah daerah, batasan dan lingkup proyek beserta potensi lahan yang
bisa digali dari sebuah proyek bangunan tinggi. Proses programatik juga
merencanakan dan menganalisa berbagai kegiatan dan fungsi ruang yang
berujung pada perencanaan luasan dan pembagian ruang dalam lantailantainya. Dalam perencanaan arsitektural ini juga diperhatikan tentang
prinsip-prinsip struktural yang harus dipenuhi, dalam arti secara arsitektural
perancangan struktur bangunan tinggi sudah harus memperhatikan prinsipprinsip struktural.
Tahap arsitektural akan menghasilkan dokumen-dokumen gambar kerja
seperti denah semua lantai tingkat, potongan, tampak, perspektif, detail,
fasilitas gedung, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan bestek (Rencana Kerja
dan Syarat/RKS).
2. Tahap Struktural
Tahap ini akan memperluas cakupan desain kedalam perancangan
struktural yang mencakup perhitungan pembebanan, perencanaan desain
struktur seperti portal, core, kolom dan balok, termasuk analisa mekanikal
elektrikal yang bekerja dalam sistem arsitektural. Penyelidikan tanah untuk
menentukan pondasi juga berlangsung dalam tahap ini.
3. Tahap Finishing
Sentuhan akhir dalam desain.
Berbeda dengan sistem bangunan rendah (1-2 lantai) dimana pembebanan dan
gaya yang bekerja pada bangunan dapat diprediksi secara umum melalui
pengetahuan konvensional, sistem bangunan tinggi harus melalui analisa
pembebanan dan mekanika gayanya, sehingga dapat diperoleh sistem struktur
yang handal dan proporsional. Penyelidikan tanah harus dilakukan untuk
mengetahui potensi lahan agar dapat ditentukan jenis, ukuran, letak dan
kedalaman pondasi. Selain gaya vertikal, juga harus diperhatikan gaya horizontal
berupa tekanan angin dan getaran gempa. Pada bangunan tinggi agak berbeda
dari bangunan rendah, dari segi kekuatan struktur seringkali tidak dibuat
maksimal mengingat maksimal seringkali identik dengan berat dan non
ekonomis. Untuk tujuan ekonomis kekuatan adalah 'kekuatan yang diijinkan'
untuk bekerja secara optimal, ekonomis dan proporsional beratnya.
Bangunan bertingkat terbagi menjadi dua jenis :
Bangunan bertingkat penuh, merupakan bangunan bertingkat dengan lantailantai yang identik luasnya dari bawah ke atas
sistem
bangunan
struktur
bertingkat
tinggi :
1. Dinding
pendukung
sejajar
(Pararel
bearing
2. Inti
dan
wall)
dinding
pendukung
3.
4.
5.
6.
7.
8.
fasade
(Core
and
fasade
Boks Berdiri sendiri (Self support box)
Plat terkantilever (Cantilevered slab)
Plat rata (Flat slab)
Interspasial (interspatial)
Gantung (suspention)
Rangka Selang Seling (Staggered truss)
bearing wall)
ketinggian
gedung
berdasarkan
jumlah
lantainya.
Walaupun tidak sepenuhnya benar karena bisa saja jumlah lantai banyak
tapi tinggi floor to floor rendah. Jika dianggap tinggi floor to floor adalah
3.75 m (standart), maka suatu gedung dapat dikategorikan high rise
building apabila memiliki jumlah lantai di atas 20 lantai. Berdasarkan
pengamatan, umumnya gedung di Jakarta berada pada ketinggian 20 35
lantai. Di atas 35 lantai masih sedikit.
2. Luas per lantai.
Tujuan gedung high rise building adalah menambah ruang dengan
keterbatasan lahan. Sehingga bangunan ini cenderung memiliki luas
tapak bangunan yang kecil. Umumnya memiliki luas per lantai berkisar
pada 750 m2 1500 m2.
3. Tipe struktur.
Tipe struktur ada tiga yaitu open frame, flat-slab, dan bearing wall
system. Dari ketiga jenis struktur tersebut, system open frame yang
paling banyak dipakai, diikuti oleh system flat-slab.
4. Typical.
Struktur pada gedung high rise building umumnya typical kecuali pada
elemen vertikal yang mengecil pada kenaikan lantai tertentu. Hal ini
karena kondisi beban di tiap lantai relatif sama. Gaya geser akibat gempa
saja yang berbeda namun gaya tersebut ditopang oleh elemen struktur
shearwall. Kondisi yang typical akan memudahkan dalam perencanaan
dan pelaksanaan.
5. Keterbatasan lahan
Gedung high rise building umumnya menghadapi masalah keterbatasan
lahan baik dalam rangka perencanaan parking area dan landscape
6.
high
rise
building,
schedule