Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MOCHAMAD ALFI MUBAROK

NIM : 23020124048

KELAS : PSR_B

SENI PADA MASA ROMAWI

Seni Romawi mengacu pada seni visual yang dibuat di Romawi Kuno dan di wilayah Kekaisaran Romawi. Seni
Romawi dibagi menjadi karya arsitektur, lukisan, patung dan mosaik. Benda-benda mewah seperti pengolahan
logam, ukiran permata, ukiran gading, dan kaca terkadang dianggap sebagai bentuk kecil dari seni Romawi
dalam istilah modern. Patung dianggap sebagai bentuk tertinggi dari seni oleh warga Romawi, tetapi lukisan
juga sangat sangat dihargai. Dua bentuk kesenian tersebut mempunyai kemungkinan untuk bertahan hingga saat
ini yang sangat berbeda. Patung yang berasal dari abad ke-1 SM masih bertahan hingga sat ini, tetapi sangat
sedikit lukisan yang dapat bertahan dengan kualitas yang masih sama seperti pada zaman lukisan dibuat.

PEMERINTAHAN PADA MASA ROMAWI

1. Zaman Kerajaan (750 – 510 SM)

Kerajaan Romawi berasal dari sebuah kota, yaitu kota Roma. Perkembangan pemerintahan dari kota Roma ini
terus berlangsung hingga menjadi sebuah kerajaan dengan daerah kekuasaan hanya terbatas pada kota Roma dan
sekitarnya. Pemerintahan di zaman kerajaan ini diperintah oleh para raja. Raja yang meletakkan dasar-dasar
agama Kerajaan Roma adalah Pompillius. Sedangkan raja yang menyusun cara-cara pemerintahan dan
perundang-undangan adalah Servius Fullius. Seorang raja didampingi oleh Dewan Penasihat atau Comitia
Curiata yang terdiri atas kepala-kepala suku. Bentuk pemerintahan kerajaan ini berlangsung cukup lama, namun
hal tersebut tidak menjadikan Kerajaan Romawi menjadi sebuah kerajaan besar, akhirnya muncul tokoh-tokoh
dari kalangan bawah yang ingin mengembangkan dan memperluas wilayah Romawi. Tokoh-tokoh itulah yang
mengubah bentuk Kerajaan Romawi menjadi Republik Romawi.

2. Zaman Republik (510 – 31 SM)

Pada zaman republik struktur pemerintahan Romawi memiliki lima unsur, yaitu sebagai berikut: 1). Kepala
pemerintahan yang dijabat oleh dua orang konsul yang dipilih dari kaum bangsawan dengan masa jabatan 2
tahun. 2). Senat, bertugas sebagai dewan penasihat. 3). Comitia Curiata, semacam parleman yang terdiri dari
wakil-wakil rakyat. 4). Pontifex Maximus (Imam Agung), yaitu kepala agama. 5). Tribune Plebis, semacam
dewan daerah yang mempunyai hak veto terhadap putusan pemerintah pusat.

Pada zaman republik, Romawi bercita-cita mengadakan perluasan wilayah kekuasaan dengan mengalahkan
Karthago yang dipimpin oleh Hannibal dalam Perang Funesia III (146 SM). Dari cita-cita ekspansi Romawi
tersebut berakibat pada beberapa hal, antara lain: A). Wilayah kekuasaan Romawi mencakup sekitar Laut
Tengah, bangsa Romawi menyebut Laut Tengah sebagai Mare Nostrum yang artinya “laut kita”. B). Banyak
pejabat Romawi yang melakukan korupsi. C).Kota Roma menjadi kota yang sangat mewah yang dihiasi dengan
bangunan-bangunan yang megah, seperti Forum Romanum (tempat bermusyawarah), Colloseum (tempat
menyaksikan pertunjukan adu kekuatan antara binatang melawan gladiator). D). Munculnya tentara sewaan

3. Zaman Kekaisaran Roma (315M – 476 M)

Senat Romawi mengangkat Octavianus sebagai kaisar pertama. Octavianus berhasil menjadi penguasa tunggal
dan menjadi pemimpin tertinggi Roma. Octavianus diberi gelar Augustus (Yang Mulia) dan diakui pula sebagai
Imperator (panglima militer) dan sebagai Pontifex Maximus (kepala agama). Pada masa kekaisaran Octavianus
ini Romawi mengalami masa yang gemilang dan merupakan puncak kejayaan Romawi. Kebudayaan dan
pembangunan juga berkembang dengan pesat. Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran setelah ibu kota
dipindahkan dari Roma ke Konstantinopel (sekarang Istambul) pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin
Agung tahun 306 – 337 M. Sejak abad 16 – 4 M kekaisaran Romawi semakin mengalami kemunduran yang
disebabkan 3 hal berikut: a). Beberapa kaisar Romawi tidak memimpin negara dengan baik. b). Pertahanan
Romawi melemah. c). Pecahnya kekaisaran Romawi menjadi dua
PENGARUH SENI PADA MASA ROMAWI

Seni Romawi berkembang dari seni bangsa Etruria, karenanya pada masa awal, seni Romawi sangat mirip
dengan seni Etruria. Maka dari itu, seni Romawi juga berhubungan erat dengan seni Yunani. Romawi baru
memiliki seni dengan ciri khas sendiri sejak sekitar tahun 500 SM dengan berdirinya Republik Romawi. Bangsa
Yunani lebih tertarik pada konsep yang ideal, yaitu makhluk-makhluk yang indah dan sempurna, sedangkan
bangsa Romawi lebih tertarik pada realitas. Bangsa Romawi senang membuat patung yang menggamabarkan
tokoh tertentu dengan sangat mirip dan realistis. Banyak orang Romawi juga percaya bahwa membuat wajah
yang bagus pada patung seseorang akan membuat arwah mereka tenang setelah mati dan tidak bergentayangan.
Sehingga, selama masa Republik dan Kekaisaran Romawi, banyak sekali patung yang dibuat. Sekitar tahun 200
SM, Romawi mulai menaklukan Yunani, dan hal ini sangat mempengaruhi gaya seni mereka. Ketika pasukan
Romawi memasuki Yunani, mereka melihat banyak sekali karya seni di kuil, di pemakaman, di alun-alun kota,
dan di rumah-rumah. Mereka sangat mengagumi karya seni Yunani. Bangsa Romawi pun mengambil banyak
karya seni Yunani, baik dengan cara membelinya, mencurinya, atau kadang memeprolehnya dari orang Yunani
sebagai hadiah). Bangsa Romawi juga banyak membawa pematung Yunani (kadang dengan cara memperbudak
mereka) ke Romawi supaya mereka bisa membuat lebih banyak karya seni untuk Romawi. Seni Romawi pada
abad pertama dan kedua Masehi masih meneruskan gaya dari masa sebelumnya. Namun seniman Romawi mulai
menambahkan fungsi seni sebagai propaganda untuk menunjukkan pada rakyat Romawi apa yang diinginkan
oleh kaisar untuk diketahui atau dipikirkan oleh rakyatnya, beberapa contohnya adalah Pelengkung Titus dan
Tiang Trajanus. Pada abad ketiga Masehi, beberapa konsep baru bermunculan dalam seni Romawi. Yang
pertama adalah peperangan dengan kaum Jermanik di utara. Hal ini ikut diabadikan dalam seni (kadang dengan
gaya yang berlebihan), seperti misalnya pada Tiang Markus Aurelius, yang memperlihatkan orang-orang yang
kepalanya dipotong atau isi perutnya dikeluarkan. Contoh lainnya adalah Pelengkung Severus. Yang kedua
adalah penggunaan bor yang mulai menggantikan pahat. Hal ini membuat pembuatan patung menjadi lebih
mudah dan cepat. Patung Romawi pun terlihat berbeda. Yang ketiga adalah meningkatnya perhatian ada jiwa,
mungkin akibat pengaruh agama Nasrani. Hal ini ditunjukkan dengan patung-patung yang lebih menekankan
pada mata (jendela jiwa), kadang dengan pandangan ke atas (surga). Bagian tubuh pun dianggap kurang penting
sehingga para pematung kadang membuat bagian tubuh lainnya secara tidak akurat, kadang tangan dan kakinya
terlalu pendek, atau kepalanya terlalu besar. Gaya ini terus berlanjut sampai kejatuhan Romawi.

PNINGGALAN ARSITEKTUR ROMAWI

1. COLOSSEUM

Colosseo adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa arena gladiator, dibangun oleh Vespasian. Tempat
pertunjukan yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Amphitheatrum
Flavium, yang termasuk salah satu dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di
kota kecil di Italia, Roma, yang didirikan oleh Wali kota Vespasianus pada masa Domitianus dan diselesaikan
oleh anaknya Titus,[2] dan menjadi salah satu karya terbesar dari arsitektur Kekaisaran Romawi yang pernah
dibangun. Koloseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton

2. MAXIMA CIRCUS
stadion balap kereta Romawi kuno dan tempat hiburan massal di Roma, Italia. Di lembah antara
perbukitan Aventinus dan Palatium, itu adalah stadion pertama dan terbesar di Roma kuno dan kemudian
menjadi Kekaisaran. Panjangnya 621 m (2.037 kaki) dan lebarnya 118 m (387 kaki) dan dapat menampung lebih
dari 150.000 penonton. Dalam bentuknya yang berkembang

sepenuhnya, itu menjadi model sirkus di seluruh Kekaisaran Romawi. Situs ini sekarang menjadi taman umum.

3. CASTEL SANT’ ANGELO

Kastil Malaikat Kudus), adalah bangunan melingkar bertingkat di Parco Adriano, Roma, Italia. Castle ini dibuat
oleh Kekaisaran roma yang dipimpin Augustus dan yang membuat Bangunan Ini adalah Hadrian. Bangunan ini
kemudian digunakan Oleh para Paus Sebagai Benteng, kastil, Dan sekarang menjadi museum. Bangunan ini
adalah salah satu bangunan tertinggi di roma, italia.

SEBAB RUNTUHNYA ROMAWI

1. Politik
Lemah demokrasi. Kaisar berkuasa tunggal sehingga Romawi kehilangan patriotismenya.
Pemerintahan mengalami kekacauan besar sejak terjadinya perang saudara yang berkelanjutan, hal ini
merupakan bencana tersendiri bagi Romawi. Wilayah imperium yang luas dan terbaginya wilayah
kekaisaran menjadi 2, yakni Romawi barat dan Romawi Timur menyulitkan penyatuan Romawi

2. Ekonomi
Jurang pemisah antara kaya dan miskin. Kaya= makin kaya karena usaha dagang dan
jabatannya.Miskin= makin miskin karena beban pajak yang dalam kenyataannya semakin tinggi harus
diserahkan mereka kepada pengelola pajak

3. Sosial
Perang,kelaparan, penyakit banyak mengurangi jumlah penduduk. Kebudayaan mengalami
kemerosotan, masyarakat lebih tertarik pada pertunjukan gladiator daripada pertunjukan seni.
4. Militer
Dalam sistem Republik, militer adalah pelayan negara. Akan tetapi dalam kekaisaran, militer bertindak
sebagai penguasa. Dalam kondisi ekonomi dan pertahanan militer yang telah lumpuh, Roma dengan
susah payah harus mempertahankan daerah perbatasan dari ancaman kaum barbar, diantaranya:
German, Goth, dan Vandel

Anda mungkin juga menyukai