Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 4

Seorang sejarahwan, Toynbee mendeskripsikan sebab muncul dan tenggelamnya suatu kebudayaan dimana kebudayaan
lahir dari kondisi dimana saat manusia menghadapi masa sulit yang menantang sisi penalaran manusia (“intelegence”)
dalam memenuhi kebutuhan untuk memecahkan masalah pada masa itu, namun kebudayaan akan punah atau
tenggelam jika manusia gagal dalam memunculkan kreativitas.
Berikan argumen Anda mengenai hal ini :
1. Carilah kasus peradaban besar yang pernah ada di dunia!
2. Bagaimana muncul dan runtuhnya peradaban tersebut?
3. Tuliskan karakteristik dari peradaban tersebut!
4. Tambahkan sumber referensinya!

Jawaban:
1. Kasus peradaban besar yang pernah ada di dunia adalah peradaban Romawi Kuno.
2. Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi
dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka
‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk
Latium kemudian disebut bangsa latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa latin hidup dan
berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya. Kota Roma yang menjadi pusat kebudayaan
mereka terletak di Muara Sungai Tiber. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan
Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus. Warga Roma terdiri atas orang Sabin dan Latin yang bersatu
membangun sebuah kota. Akan tetapi, mereka merasa bahwa mereka adalah bangsa Romawi.
Sebagai masyarakat baru, mereka berusaha untuk menjadi yang lebih baik dari yang lainnya. Mereka
memperoleh berbagai pemikiran baru mengenai kebudayaan dan masyarakat dari bangsa Etruska, serta para
pedagang dari Yunani dan Kartago. Bangsa Etruska sendiri memiliki kebudayaan yang mengadopsi dari bangsa
Yunani, di antaranya adalah huruf atau abjad, baju serta dewa yang mereka sembah adalah Dewa Yunani. Hal ini
membuat budaya Yunani menjadi sama dengan budaya Romawi, bahkan bangsa Romawi mengambil alih
budaya-budaya tersebut menjadi budaya utama bangsa Romawi. Legenda mengisahkan ada tujuh raja yang
memerintah Romawi selama 240 tahun. Raja-raja tersebut adalah: Romulus, Numa Pompilius, Tullus Hostilius,
Ancus Marcius, Tarquinius Priscus, Servius Tullius Tarquinius Priscus, Tarquinius Superbus. Masa pemerintahan di
bawah pimpinan raja pada saat itu tidak sama dengan kebanyakan. Hal ini dikarenakan raja tidak memiliki
kekuasaan mutlak, mereka harus menghadapi satu majelis bangsawan. Majelis tersebut memiliki suara untuk
memilih raja maupun menentukan apa yang dapat dilakukan oleh raja, terutama dalam peperangan.
Kekaisaran Romawi mempunyai wilayah kekuasaan yang menyebar dan berkembang (ekspansif) di sekitar
daratan Spanyol, Armenia, Inggris hingga Mesir. Dengan demikian masing-masing daerah tersebut diperlukan
suatu koordinator wilayah kekuasaannya (Teritorial). Akibat luasnya daerah kekuasaan, bangsa Romawi
mencetuskan kebudayaannya menjadi Internasionalisme Budaya (Cultur lnternationalism). Perbedaan-
perbedaan gaya kekuasaan teritorialnya disatukan dalam satu gaya kepemimpinan yang dinamakan Gaya
Imperial. Kerajaan Romawi merupakan suatu negara yang digolongkan sebagai “statesmanship” yaitu bangsa
yang memiliki kemampuan sebagai negarawan (dengan kekuasaan yang bertumpu pada kekaisaran), atau
Imperium Romanium.
Bangsa Romawi berasal dari masyarakat Agrikultur-militer yaitu bangsa/kaum petani yang suka berperang dan
berekspansi ke sekitar Laut Tengah, Eropa Utara dan Barat serta sebagian Asia dan Afrika. Bangsa ini berasal dan
berbagai macam suku bangsa yang mendiami suatu wilayah. Kebudayaan Romawi berawal dan seni Eropa Barat
yang diambil secara komprehensif, namun secara total menyerap nilai seni yang sudah ada dari kebudayaan
tersebut dan nilai-nilai yang terkandung ternyata sudah tidak asli dan bermutu rendah, sehingga Bangsa Romawi
bisa dianggap sebagai penyebar dan pelestari peninggalan kebudayaan klasik, jadi dapat dikatakan sebagai
Asimilator (menyatukan hasil karya orang lain) dan bukan Kreator.
Penyebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi melalui proses kemunduran
panjang. Kekaisaran Romawi juga kehilangan kekuatan yang memungkinkannya untuk melakukan kontrol yang
efektif. Setidaknya ada delapan faktor yang menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi.
1. Invasi dari Suku Barbar
Teori yang paling sederhana untuk keruntuhan Romawi Barat adalah akibat serangkaian kerugian militer yang
berkelanjutan akibat serangan dari luar. Roma telah berkonflik dengan suku-suku Jerman selama berabad-abad,
tetapi pada tahun 300-an kelompok “barbar” seperti Goth mulai mencoba mengganggu perbatasan Kekaisaran.
2. Masalah ekonomi dan ketergantungan pada kerja paksa
Ketika Roma diserang oleh pasukan dari luar, kekaisaran ini juga mengalami keruntuhan ekonomi akibat krisis
keuangan yang parah. Perang yang terus-menerus dan pengeluaran berlebihan secara signifikan menggerus kas
pemerintahan. Kondisi ini diperparah oleh pajak opresif serta inflasi yang memperlebar jurang antara kaya dan
miskin. Dengan harapan menghindari petugas pajak, banyak anggota kelas kaya bahkan melarikan diri ke
pedesaan dan mendirikan wilayah kekuasaan independen.
3. Munculnya Kekaisaran Romawi Timur
Nasib Roma Barat sebagian besar ditentukan pada akhir abad ketiga, ketika Kaisar Diocletian membagi
Kekaisaran menjadi dua bagian — Kekaisaran Barat berpusat di kota Milan dan Kekaisaran Timur di Byzantium,
yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel. Pembagian itu membuat kekaisaran lebih mudah diatur pada
awalnya, tetapi seiring berjalannya waktu kedua bagian wilayah itu mulai terpisah. Kekaisaran Timur dan Barat
gagal bekerja sama untuk memerangi ancaman dari luar dan keduanya sering berselisih mempersoalkan sumber
daya dan bantuan militer. Di saat jurang pemisah semakin melebar, Kekaisaran Timur yang sebagian besar
berbahasa Yunani tumbuh semakin makmur sementara orang Barat yang berbahasa Latin masuk ke dalam krisis
ekonomi. Lebih penting lagi, kekuatan Kekaisaran Timur justru mengalihkan invasi Barbar ke Barat. Kaisar seperti
Konstantin memastikan bahwa kota Konstantinopel dibentengi dan dijaga dengan baik, tetapi Italia dan kota
Roma — yang hanya memiliki nilai simbolis bagi banyak orang di Timur — dibiarkan rentan. Struktur politik Barat
ini akhirnya hancur pada abad kelima, tetapi Kekaisaran Timur tetap bertahan selama seribu tahun sebelum
dikalahkan oleh Kekaisaran Utsmani pada tahun 1453.
4. Invasi Berlebihan dan Overspending di Bidang Mliter
Pada puncak kejayaannya Kekaisaran Romawi membentang dari Samudera Atlantik hingga Sungai Eufrat di Timur
Tengah, kendati demikian kemegahan tersebut juga menjadi awal dari kehancurannya. Dengan wilayah yang
sangat luas untuk memerintah, kekaisaran menghadapi mimpi buruk administratif dan logistik. Roma berjuang
untuk mengumpulkan cukup pasukan dan sumber daya untuk mempertahankan perbatasannya dari
pemberontakan lokal dan serangan luar.
5. Korupsi dan Ketidakstabilan Politik
Kesulitan dalam mengatur wilayah yang luas diperparah dengan kepemimpinan yang tidak efektif dan tidak
konsisten. Menjadi kaisar Romawi selalu menjadi pekerjaan yang sangat berbahaya, karena tidak pernah bisa
lepas dari usaha kudeta dari lawan politiknya. Perang saudara mendorong kekaisaran ke dalam kekacauan.
Tercatat lebih dari 20 orang mencoba merebut tahta dalam rentang hanya 75 tahun, biasanya pergantian
penguasa terjadi setelah kaisar sebelumnya terbunuh. Ketika situasi memburuk, kebanggaan masyarakat
berkurang dan banyak warga negara Romawi kehilangan kepercayaan pada pemimpin mereka.
6. Kedatangan Bangsa Hun dan Migrasi Suku Barbar
Serangan Barbarian di Roma sebagian berasal dari migrasi massal yang disebabkan oleh invasi Hun di Eropa pada
akhir abad keempat. Ketika para prajurit Eurasia ini mengamuk di Eropa utara, mereka mengusir banyak suku
Jermanik ke perbatasan Kekaisaran Romawi.
7. Munculnya Agama Kristen dan Hilangnya Nilai-Nilai Tradisional
Kemerosotan Roma bertautan dengan penyebaran agama Kristen dan beberapa berpendapat bahwa munculnya
iman yang baru membantu berkontribusi pada kejatuhan kekaisaran. Kekristenan menggantikan agama
politeistik Romawi yang memandang kaisar memiliki status ilahi. Sementara itu, paus dan pemimpin gereja
lainnya mengambil peran yang meningkat dalam urusan politik, yang semakin memperumit tata pemerintahan.
Sejarawan abad ke-18, Edward Gibbon adalah pendukung paling terkenal dari teori ini, tetapi pandangannya
sejak itu dikecam secara luas. Sementara penyebaran agama Kristen mungkin memainkan peran kecil dalam
membatasi kebijakan sipil Romawi, sebagian besar sarjana sekarang berpendapat bahwa pengaruh agama
Kristen dibilang kecil jika dibandingkan dengan faktor militer, ekonomi dan administratif.
8. Melemahnya Legiun Romawi
Untuk sebagian besar sejarahnya, militer Roma merupakan salah satu kekuatan terbesar pada masa kuno. Tetapi
selama kemunduran, legiun yang dulu perkasa mulai berubah. Karena tidak dapat merekrut tentara yang cukup
dari warga negara Romawi. Puncaknya saat banyak orang barbar yang sebelumnya tergabung dalam legiun ikut
menjarah kota Roma dan meruntuhkan Kekaisaran Barat untuk selama-lamanya.
3. Karakteristik dari peradaban Romawi Kuno
Peradaban Romawi Kuno mempunyai karakteristik khusus yang membedakannya dengan peradaban Yunani.
Masyarakat Romawi lebih fokus dalam membangun sistem pemerintahan, hukum, dan undang-undang untuk
negara. Hukum Romawi pada dasarnya termasuk jenis hukum perdata pada zaman Kekaisaran Romawi yaitu
Corpus Juris Civilis. Corpus Juris Civilis adalah kumpulan undang-undang yang dikeluarkan dari tahun 529 hingga
534 atas perintah Kaisar Bizantium, Yustinianus I. Hukum yang dibuat oleh bangsa Romawi ini menjadi landasan
serta patokan yang kuat bagi perkembangan hukum di seluruh dunia. Sementara situasi Romawi saat itu yang
belum stabil membuat negara harus selalu siap terhadap berbagai macam serangan. Untuk mempertahankan
eksistensinya, Romawi mempunyai dua modal utama, yaitu pemerintahan dan pembentukan angkatan militer.
Pasukan Romawi pun dikenal sangat kuat karena dilatih dengan baik dan sangat disiplin. Karakteristik peradaban
Romawi Kuno lainnya adalah inovasi yang mengagumkan di bidang arsitektur. Seperti contohnya dengan
membangun monumen-monumen, istana, dan fasilitas umum berukuran raksasa. Selain itu, peradaban Romawi
Kuno mempunyai andil besar dalam perkembangan bahasa, agama, tata kemasyarakatan, teknologi, hukum,
politik, kesenian, dan masih banyak lainnya.
4. Sumber Referensi :
Andrews, Evan. 2014. 8 Reasons Why Rome Fell. https://www.history.com/news/8-reasons-why-rome-fell.
Dosen Pendidikan. Peradaban Romawi Kuno. https://www.dosenpendidikan.co.id/peradaban-romawi-kuno/.
Hasan, Yunani. 2013. Romawi Dalam Magico Historia. Jurnal Pendidikan dan Kajian Sejarah, 2 (2). pp. 86-92. ISSN
1979-8073
https://nationalgeographic.grid.id/read/13298611/penyebab-keruntuhan-kekaisaran-romawi/
Rifai Shodiq Fathoni. Keruntuhan Kekaisaran Romawi (476). https://wawasansejarah.com/keruntuhan-
kekaisaran-romawi/.
Septianingrum, Anisa. (2017). Sejarah Peradaban Dunia Kuno Empat Benua. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia
Dikutip dalam kompas (https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/16/140000579/peradaban-romawi-kuno-
asal-usul-karakteristik-dan-kondisi-geografis?page=all)
Wilujeng D. (2007). Romawi Kuno. Semarang: ALPRIN. Dikutip dalam kompas
(https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/16/140000579/peradaban-romawi-kuno-asal-usul-karakteristik-
dan-kondisi-geografis?page=all)

Anda mungkin juga menyukai