Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alexander Sihotang

NIM : 200703012

Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Barat dan Timur

Ulasan Tentang Romawi Barat

Romawi Barat dulunya adalah salah satu negara yang pada tahun 177 berada dalam puncak

kejayaan. Namun itu tak berselang lama, setelah tahun 376 Romawi Barat mulai melemah.

Hal ini disebabkan oleh meletusnya Perang Goth ( 376-382) serta serangan dari suku barbar

lainnya.

Pada tahun 395, setelah berhasil memenangkan dua perang bersaudara yang memporak

porandakan kekaisaran, Kaisar Theodisius I meninggal dunia. Selanjutnya kepemimpinan

dilanjutkan kepada penerusnya, yang dimana penerus ini membagi ke dalam 2 wilayah. Dan

pemimpin ini merupakan pemimpin yang tidak tanggung jawab.

Pada tahun 476, ketika Odoacer berhasil melumpuhkan kaisar Romawi Barat terakhir

Romulus Augustulus sang kaisar tidak lagi memiliki kekuatan politik, militer ataupun

finansial, dan juga tidak dapat mengendalikan wilayah-wilayah Romawi Barat karena sudah

direbut oleh suku-suku Barbar. Walaupun pengaruh budaya Kekaisaran Romawi Barat masih

dapat dirasakan hingga saat ini, kekaisaran ini tidak pernah dapat bangkit lagi.

Pada tahun 305 ayah Konstantinus diangkat oleh Diocletanus sebagai kaisar ke II.

Beberapa tahun kemudian Konstantinus pun menggantikan ayahnya sebagai kaisar. Sebagai

kaisar ia sangat mempunyai pengaruh yang sangat kuat melewati batas Romawi Barat, hal ini

terbukti pada tahun 324, ia dapat menaklukkan Romawi Timur dan menguasainya.

Ia juga mencoba menggabungkan kembali Romawi Timur dan Romawi Barat, namun tidak

dapat dielak Romawi Barat, justru mengalami penurunan yakni kemerosotan ekonomi dan

moral. Mereka tidak produktif dan mengandalkan atau bergantung kepada wilayah jajahan.

Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya perubahan. Lalu pusat perekonomian mereka pun

pindah ke Bizantium yang terletak di ujung utara Selat Bosporus. Daerah ini menjadi letak

yang strategis karena terletak di antara Asia dan Eropa, pertemuan antara Laut Tengah dan

Laut Hitam. Dikelilingi bukit sehingga aman. Kota ini diberi nama sebagai Konstantinopel.

Konstantin yakni menyatukan kembali Romawi Timur dan Romawi Barat dan menjadikan

pusatnya di Konstantinopel.
Ketika Romawi Barat mengalami kemunduran, Romawi Timur justru bertahan dan semakin

berkembang hal ini diakibatkan karena sejak awal abad ke 4 Romawi Timur sudah

melaksanakan kebijakan yang berbeda dengan Romawi Barat. Timur lebih mengarahkan

politik dan ekonomi sesuai dengan Timur, mereka tidak lagi berpegang ke budaya, tradisi,

kebiasaan, dan bahasa latin yang ada di Roma.

Romawi Barat juga memiliki julukan sebagai " RAKSASA YANG BERUMUR PENDEK"

hal ini terbukti dari beberapa fakta yakni :

1. Bernasib terbalik dibandingkan 'saudaranya'

Perpecahan Kekaisaran Romawi yang terjadi pada tahun 395 M di akhir pemerintahan

Kaisar Flavius Theodisius I. Anak sulungnya yakni Arcadius yang memimpin

Romawi Timur sedangkan Honorius si anak bungsu yang memimpin Romawi Barat.

Dua kekaisaran ini tidak saling bahu membahu meskipun darah Romawi masih

mengalir pada kedua negara ini. Mereka lebih memilih tujuan dan kepentingan

masing masing.

Lambat laun Romawi Timur menjadi sebuah negara yang dapat dikatakan sukses

dibanding Romawi Barat, hal ini diakibatkan karena Romawi Barat mengalami

tingginya angka korupsi, wilayah yang terlalu luas yang mengakibatkan tidak

meratanya dana, serta kekacauan yang terjadi di ruang lingkup keluarga kaisar itu

sendiri.

Lalu melemahnya militer Romawi Barat juga diakibatkan ancaman dari beberapa

suku sekitar seperti bangsa Jermanik.

2. Ditaklukkan oleh suku suku Barbar

Salah satu pihak yang sangat ditakuti Romawi Kuno adalah bangsa Jermanik Kuno

yang merupakan nenek moyang orang Jerman Modern. Mereka disebut 'barbar' oleh

orang orang Romawi karena dianggap seperti 'hama'.

Ketika Romawi masih bersatu suku ini sangat kewalahan untuk melakukan

penyerangan, namun ketika adanya perpisahan, kekaisaran Romawi Barat sangat

rentan terhadap serangan asing, sehingga membuka kesempatan para serdadu Goth

untuk melakukan penyerangan bertubi tubi, yang pada akhirnya serangan ini berhasil
membuat Romawi Barat tunduk kepada mereka.

3. Mengalami Dua Kali Penjarahan Di Eropa

Puncak invasi bangsa Goth terjadi pada 410 M ketika Alaric sukses menyerbu dan

menjarah kota Roma selama beberapa hari. Tidak berhenti sampai disitu, bangsa

Vandal - bangsa Jermanik yang dipimpin Genseric juga berhasil menjarah Roma pada

455 M selama 14 hari.

Genseric juga memperbudak rakyat dan menculik kaisar waktu itu.

4. Hanya Bertahan Selama 81 Tahun

Kekaisaran Romawi Barat semakin cepat kehabisan wilayah. Provinsi berjatuhan

karena kemerdekaan dan pemberontakan di beberapa daerah dan invasi dari bangsa

Jermanik.

Hanya sekitar 81 tahun setelah pendirian kekaisaran ini, lalu pada tahun 476 M kisah '

saudara' dari Romawi Timur ini kurang beruntung ini resmi berakhir.

Penguasa terakhir Romawi Barat yakni Romulus Agustus akhirnya menyerahkan

mahkotanya kepada Odoacer, seorang raja Barbar. Peristiwa ini menandakan

dimulainya pendudukan bangsa asing di Roma.

5. Sempat Menguasai Wilayah Yang Sekarang Berlokasi di Kurang Lebih 15 Negara

Wilayah awal kekaisaran Romawi Barat yang sangat luad dan kurang lebih lima belas

negara di dua benua. Secara garis besar, batas wilayah kekaisaran ini dimulai dari

Inggris di utara ke Libya di Selatan, berlanjut ke Portugal di ujung barat ke

Bosnia-Herzegovina di timur.

Seluruh negara dan perairan yang berada di antara empat negara tersebut pernah

bersatu dalam kekaisaran Romawi Barat hingga akhirnya memisahkan diri dan

memilih merdeka.

Fakta-fakta penting kekaisaran Romawi Barat ini yang dominan bernuansa negatif

merupakan bahwa negri besar satu ini sangat bermasalah. Kekaisaran ini juga

meninggalkan bukti sejarah yang tidak sedikit dan hampir tidak berpengaruh.

Anda mungkin juga menyukai