Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RANGKUMAN BUKU BESAR ABAD MANUSIA :

ABAD IMAN

Dosen Pengampu: Ibu Dr. Kurniawati M. SI

Nama : MUHAMMAD ZANU R

NIM : 1403617127

Kelas : Pendidikan Sejarah C 2017

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Pendahuluan
Sejarah Eropa memiliki bentangan waktu yang panjang dimulai dari zaman paleolithikum
ribuan tahun yang lalu. Secara garis besar, sejarah Eropa dibagi menjadi 3 periode, yaitu: Eropa
klasik, Eropa pertengahan, dan Eropa modern. Di sini kita akan membahas tentang Eropa abad
pertengahan pada masa abad kegelapan dan juga masa pencerahan (Renaisans).
Abad pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai
sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5
hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional. Dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan
humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun 1517.Abad
pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan
oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode
buram sejarah Eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga
menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat
kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.
Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama
berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan.
Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan
dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran
ketuhanan.Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud
Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran
intelektual dan kemunduran ilmu pengetahuan.Menurut Ensikopedia Amerika, zaman ini
berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan
berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.

I. Akhir Kekaisaran Romawi


Luas wilayah kekaisaran Romawi mencapai puncaknya pada abad ke-2 masehi.
Permasalahan-permasalahan ekonomi, termasuk inflasi, dan tekanan dari pihak luar adalah
penyebab timbulnya krisis pada abad ke-3.
Pada tahun 286, Kaisar Dioklesianus membagi wilayah kekaisaran menjadi dua, yaitu
timur dan barat. Pada 376, orang Goth yang meluputkan diri dari kejaran orang Hun
mendapatkan izin dari kaisar Valens untuk menetap di provinsi Trakia, wilayah Kekaisaran
Romawi di Semenanjung Balkan. Pada tahun 400, orang Visigoth menginvasi kekaisaran
Romawi Barat dan akhirnya berhasil menduduki dan menjajah kota Roma pada 410.
Wilayah barat Kekaisaran Romawi terbagi-bagi menjadi satuan-satuan politik yang lebih
kecil pada penghujung abad ke-5. Satuan-satuan politik itu dikuasai oleh suku-suku yang telah
menginvasi pada awal abad itu. Peristiwa pemakzulan kaisar wilayah barat yang terakhir oleh
Romulus Augustulus pada tahun 476 dijadikan sebagai penanda akhir riwayat Kekaisaran
Romawi Barat. Setelah pemerintah barat tumbang, Kekaisaran Romawi Timur (Kekaisaran
Bizantin) tidak mampu berbuat banyak untuk menguasai kembali daerah-daerah yang telah lepas
dari kendali kekaisaran. Para Kaisar Bizantin tetap menyatakan dirinya sebagai penguasa dari
daerah-daerah itu. Kendali Bizantin atas sebagian besar wilayah barat Romawi tak dapat
dipertahankan, lalu mereka kembali menaklukan di daerah-daerah pesisir sepanjang Laut Tengah
dan di Semenanjung Italia pada masa pemerintahan Kaisar Yustinianus.

II. Abad Pertengahan Awal ( 476 – 1000 M )


A. Pengertian Abad Pertengahan
Abad pertengahan adalah periode yang berlangsung dari abad ke-5 sampai abad ke-15
masehi. Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat dianggap sebagai awal periode, sedangkan masa
Renaisans dan Reformasi dianggap sebagai akhir dari periode ini. Abad pertengahan dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal atau sering disebut Abad Kegelapan, tahap perkembangan,
dan tahap akhir.
B. Abad Pertengahan Awal
Antara abad ke-5 dan abad ke-8, suku-suku bangsa serta tokoh-tokoh baru mengisi
kekosongan politik selepas runtuhnya kekaisaran Romawi. Invasi-invasi membawa masuk suku-
suku baru ke Eropa. Menetapnya suku-suku bangsa di suatu kawasan menyebabkan pula
perubahan bahasa di kawasan itu. Bahasa Latin, bahasa Kekaisaran Romawi Barat pun
tergantikan oleh bahasa-bahasa turunan lainnya. Bahasa Yunani masih tetap menjadi bahasa
kekaisaran Bizantin, dan karena adanya migrasi orang Slav ke Eropa Timur, makin menambah
keanekaragaman bahasa di wilayah kekaisaran Bizantin.
Di Eropa Barat, beberapa keluarga bangsawan Romawi pun lenyap. Penghargaan tingg
terhadap karya tulis ilmiah dan pendidikan romawi nyaris lenyap, dan meskipun baca tulis masih
dianggap penting, kemampuan ini lebih dianggap sebagai keterampilan dibandingkan sebagai
status mulia. Pada penghujung abad ke-6, sarana utama dalam pengajaran agama di Gereja bukan
lagi buku, melainkan musik dans seni ruppa. Sebagian karya-karya tulis ilmiah yang dihasilkan
kala itu hanya salinan, namun ada juga karya-karya tulis asli. Karya tulis Sidonius Aplinaris,
Kasiodorus, dan Boetius adalah karya-karya tulis khas dari masa kini. Budaya dan kehidupan
perkotaan Romawi berubah total pada awal Abad Pertengahan.
Agama dan kepercayaan di kekaisaran Bizantium dan Persia itu berubah-ubah pada
penghujung abad ke-6 dan awal abad ke-7. Agama Yahudi adalah agama yang aktif untuk
menarik pemeluk baru. Agama Kristen aktif bersaing dengan agama Majusi dari Persia dalam
menarik pemeluk baru. Perkembangan ini dihubungkan menjadi satu oleh kemunculan agama
islam di Arab. Setelah Muhammad wafat, tentara muslim menaklukan banyak tempat di wilayah
kekaisaran Bizantin dan Persia. Dimulai dengan penaklukan Suriah pada 634-635, kemudian
menaklukan Mesir pada 640-641, lalu menaklukan Persia antara tahun 637-642, kemudian
Afrika Utara pada abad ke-7, dan terakhir Semenanjung Iberia pada 711.ò
Migrasi dan invasi pada abad ke-4 dan abad ke-5 mengganggu jaringan niaga di Laut
Tengah. Barang-barang dagangan dari Afrika tak lagi diimpor masuk ke Eropa. Penggantian
barang-barang dagangan dari negeri-negeri seberang dengan barang-barang local menjadi hal
lazim. Kemudian, semua Negara Jermani di Eropa Barat mengeluarkan uang logam sendiri
dengan meniru bentuk uang logam Romawi dan Bizantin. Uang emas dicetak terus-menerus
hingga tergantikan oleh uang perak pada penghujung abad ke-7.
C. Munculnya Feodalisme
Sejak Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran dan keruntuhan, tidak ada imperium
Eropa yang dapat mengisi kekosongan kekuasaan politik tersebut. Raja dan dinasti silih berganti
berkuasa antara lain dinasti Meroving, Frankia, Kapet, Otto dan Hohenstaufen. Namun,
kekuasaan mereka pada umumnya tidak berlangsung lama. Di antara para penguasa itu, hanya
Karel Agung atau Charlemagne dari Frankia yang memerintah cukup lama dan baik. Ia berhasil
melebur daerah-daerah yang luas di Eropa menjadi satu imperium yang kokoh.
Meskipun pada Awal Abad Pertengahan telah terjadi perubahan-perubahan mendasar
dalam struktur kemasyarakatan dan politik, pengaruh Zaman Antik Klasik belum benar-benar
hilang. Kekaisaran Bizantin yang masih cukup besar tetap sintas di kawasan timur Eropa. Kitab
undang-undang Kekaisaran Bizantin, Corpus Iuris Civilis atau "Kitab Undang-Undang
Yustinianus", ditemukan kembali di Italia Utara pada 1070, dan kelak mengundang decak kagum
dari berbagai kalangan selama Abad Pertengahan.
Di kawasan barat Eropa, sebagian besar dari kerajaan yang ada melembagakan segelintir
pranata Romawi yang tersisa. Biara-biara didirikan seiring gencarnya
usaha mengkristenkan kaum penyembah berhala di Eropa. Pada masa itu berkembang sistem
feodalisme dengan pertanian sebagai pusat kehidupan.
Feodalisme berasal dari kata feudum atau fief yang berarti ‘barang yang dipinjamkan’
dan biasanya berupa tanah yang umumnya berasal dari raja. Menurut teori yang berlaku di
berbagai Negara, raja dianggap sebagai tuan tanah besar ( over lord ) yang memiliki tanah luas
dalam wilayah kerajaannya. Raja meminjamkan tanah tersebut kepada penyewa tanah (tenants –
inchief) dan yang tersebut terakhir ini menjadi vasalnya. Raja hidup dalam lingkaran yang
dikelilingi oleh kepala – kepala penyewa tanah tersebut, baik yang terdiri atas orang – orang
awam maupun alim ulama, semuanya diikat oleh perjanjian yang menyatakan bahwa mereka
diwajibkan menjalankan tugas – tugas tertentu sebagai imbalan, para vassal menyediakan segala
keperluan bagi para raja seperti upeti, uang,tentara,dan pelayanan – pelayanan lainnya. Selain
itu, seorang penguasa vasal yang berlutut dan menyatakan sumpah kesetiaan kepada raja dan
sebaliknya, raja harus memberikan perlindungan kepada vasalnya. Demikia aturan pokok dalam
system feodalisme.
Tentang asal – usul system feodal dapat dilacak pada keadaan abad ke-5 yang kacau
akibat jatuhnya Romawi Barat. Feodalisme di Eropa telah muncul sejak tampilnya Karel Martel
pada abad ke-7 dan ke-8 yang memberikan tanah pinjam kepada para bangsawan dan prajurit
yang menahan serangan orang – orang Islam ( bangsa Moor ) pada 732 M. Menurut adat
Germania, para prajurit bersumpah setia kepada pemimpinnya dan membantu pemimpinnya;
sebaliknya, pemimpin juga memberikan balas jasa. Sebagai balas jasa, Karel Martel memberikan
tanah pinjam. Jadi sejak wangsa Meroving berkuasa di Eropa timbul system system Feodal.
Dalam periode Abad Tengah ( abad ke-5 sampai abad ke-15 ) sebagian besar Eropa
berwujud desa dan sebagian besar penduduknya jug hidup di desa-desa. Oleh karena sebagian
besar penduduknya tinggal di desa – desa, maka masyarakat Abad Tengah merupakan
masyarakat petani, dan manor adalah unit masyarakat petani yang terkecil. Dengan manor
dimaksudkan satuan wilayah kekuasaan dan kepunyaan seorang bangsawan. Para petani adalah
produsen bagi seluruh kebutuhan masyarakat feodal. Diantara para petani tersebut tingkatan –
tingkatan yakni petani merdeka,villin, dan self villins adalah petani merdeka, tetapi tidak boleh
meninggalkan manor karena memiliki utang kepada lord. Serf ialah petani yang dapat
Diperjualbelikan atau dipindahkan bersama dengan tanah yang dikerjakan serta bajak dan
lembunya. Jika seorang lord menjual sebidang tanah, maka serf yang tinggal pada tanah tersebut
ikut terjual. Mereka kemudian memberikan pelayanan kepada tuan tanahnya yang baru. Akan
tetapi, serf ini tidak sama dengan budak. Oleh karena itu,serfdom Abad Tengah setingkat lebih
maju daripada masyarakat budak.
Pada zaman romawi ada pula praktik semacam sefdom ini. Pada waktu itu terdapat tanah
– tanah pertanian yang disebut villa yang dikerjakan oleh para petani merdeka. Kemudian untuk
meningkatkan hasil pertanian dibuatlah peraturan atau undang – undangan yang isinya melarang
petani – petani tersebut meninggalkan tanah pertanian mereka. Petani – petani tersebut disebut
dengan istilah coloni yang keadaannya mirip dengan serf. Atas dasar inilah para ahli berpendapat
bahwa Romawi mempunyai sumbangan terhadap terbentuknya system feodalisme.
III. Cahaya Gereja
A. Munculnya Masyarakat-masyarakat baru
Tatanan politik di Eropa berubah seiring berakhirnya Kekaisaran Romawi
bersatu.Banyak terjadi pergerakan-pergerakan yang dilakukan oleh berbagai bangsa yang pada
saat itu umumnya dikatakan sebagai invasi,tetapi pergerakan-pergerakan itu bukan semata-mata
hanya untuk invasi melainkan juga pergerakan seluruh warga suku bangsa tersebut untuk
memasuki wilayah kekaisaran.Pergerakan tersebut bisa juga didasari oleh kondisi geografis
tempat tinggal suku bangsa tersebut sehingga mereka harus migrasi ke tempat yang baru.Karena
kebanyakan dari suku tersebut adalah orang-orang barbar yang belum terlalu mahir untuk
membuat atau memanfaatkan ilmu pengetahuan yang sudah ada, dikarenakan orang barbar
tersebut belum memiliki hasrat akan pendidikan.Jadi mereka biasanya migrasi ke tempat lain
untuk mendapat lahan untuk tempat tinggal, pertanian atau bahkan berternak.Intinya mereka
migrasi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka pribadi.
Perkawinan antara para imigran dengan bangsa Romawi sudah sering terjadi.Akibatnya
banyak terjadinya percampuran budaya antara bangsa pendatang dengan bangsa Romawi.
Barang-barang peninggalan orang Romawi seringkali serupa dengan barang-barang peninggalan
suku-suku yang menduduki wilayah barat, dan barang-barang buatan suku-suku itu seringkali
dibuat dengan cara meniru bentuk barang-barang buatan Romawi. Sebagian besar budaya tulis
dan ilmiah di kerajaan-kerajaan baru itu juga didasarkan pada tradisi-tradisi intelektual Romawi.
Antara abad ke-5 dan abad ke-8, suku-suku bangsa dan tokoh-tokoh baru mengisi kekosongan
politik setelah runtuhnya pemerintahan terpusat bangsa Romawi.Orang Ostrogoth, salah satu
suku Goth, menetap di Italia Romawi pada penghujung abad ke-5, di bawah pimpinan Teodorik
Agung (wafat 526). Orang Ostrogoth mendirikan sebuah kerajaan di daerah itu dan hidup rukun
bersama orang-orang Italia, setidaknya sampai masa pemerintahan Teodorik berakhir.Orang-
orang Burgundi menetap di Galia, dan setelah kerajaannya dibinasakan oleh orang Hun pada
436, mereka mendirikan sebuah kerajaan baru pada era 440-an. Kerajaan di daerah yang kini
berada di antara kota Jenewa dan kota Lyon ini berkembang menjadi Kerajaan Burgundia pada
penghujung abad ke-5 dan permulaan abad ke-6. Daerah-daerah lain di Galia diduduki oleh
orang Franka dan  orang Briton Kelt yang mendirikan kerajaan-kerajaan kecil. Kerajaan
Frankaberpusat di kawasan utara Galia, dan raja pertamanya diketahui bernama Kilderik (wafat
481). Di makam Kilderik yang ditemukan kembali pada 1653, didapati barang-barang bekal
kubur yang menakjubkan, yakni senjata-senjata dan sejumlah besar emas.
Pada masa pemerintahan Clovis (509-511) yang merupakan putra dari Kilderik, pendiri
Wangsa Meroving, Kerajaan Franka meluaskan daerah kekuasaannya dan menerima agama
Kristen. Orang Visigoth mendirikan kerajaan di Semenanjung Iberia, orang Suevi mendirikan
kerajaan di kawasan barat laut Iberia, dan orang Vandalmendirikan kerajaan di Afrika
Utara. Pada abad ke-6, orang Lombardi menetap di Italia Utara, menggantikan Kerajaan
Ostrogoth dengan sekelompok kadipaten yang sesekali memilih seorang raja untuk memerintah
semuanya. Pada akhir abad ke-6, tatanan pemerintahan ini tergantikan oleh sebuah monarki yang
bersifat tetap, yakni Kerajaan Orang Lombardi.
B. Kerajaan Franka
Negeri Franka merupakan kerajaan barbar pasca Romawi terbesar yang berkuasa di
Eropa Barat yang diperintah oleh orang Franka.Orang Franka pada mulanya berdiam diri di
sebelah utara wilayah kekuasaaan Romawi tepatnya di sekitar Sungi Rheine dan Sungai Maas
sampai pada akhirnya nanti mereka di persatukan oleh Klovis menjadi Kerajaan tunggal pada
tahun 496 M.  Melalui perang yang dilakukan secara berkesinambungan oleh lima
generasi wangsa Karoling, yakni Pipin dari Herstal, Karel Martel, Pipin Si Pendek, Karel Agung,
dan Ludwig Si Saleh.Negeri Franka akhirnya berhasil mencapai luas wilayah terbesarnya pada
permulaan abad ke-9. Akibat dari adat pembagi-bagian warisan kepada semua putra si pewaris,
wilayah Negeri Franka akhirnya terbagi-bagi menjadi beberapa kerajaan atau kerajaan bagian,
meskipun secara nominal masih diperintah sebagai satu negara kesatuan. Luas wilayah dan
jumlah kerajaan bagian Negeri Franka terus berubah-ubah seiring perjalanan waktu. Istilah
"Negeri Franka" atau "Francia" di kemudian hari menjadi nama khusus bagi satu regnum saja,
yakni Kerajaan Austrasia yang berpusat di daerah antara Sungai Rhein dan Sungai Meuse di
kawasan utara Eropa. Meskipun demikian, adakalanya istilah yang sama juga digunakan sebagai
sebutan bagi wilayah Kerajaan Neustria, yang terletak di sebelah utara Sungai Loire dan sebelah
barat Sungai Seine.
Negeri Franka dianggap sebagai cikal bakal dari negara Perancis dan
negara Jerman. Pemakaian istilah "Negeri Franka" atau "Francia" ini terus-menerus menyempit,
sehingga pada akhirnya hanya digunakan sebagai sebutan bagi daerah Lembah Sungai Seine
yang mengelilingi kota Paris, yakni daerah yang sampai sekarang bernama Île-de-France.
C. Masyarakat Eropa Barat/Bangsa Jermanik
Wilayah yang dinamakan Jerman di jaman kuno membentang dari Rhine ke Timur
hingga ke Vastula dan dari Danube ke utara hingga ke Laut Baltik.Wilayah Jerman terdiri dari
hutan-hutan lebat, rawa-rawa luas, dan dataran berpasir, sehingga tidak dapat menopang populasi
yang besar.Awan dan kabut juga menyelimuti wilayah mereka di musim panas, di musim dingin
wilayahnya terkubur di bawah salju dan es.Kondisi yang tidak menguntungkan ini menghambat
perkembangan Jerman.Bangsa Jerman secara fisik termasuk jenis ras Baltik (Nordik),tubuh
mereka tinggi, mata biru, rambut pirang membuat mereka sangat berbeda dari bangsa-banga
Mediterania.Bangsa Jerman juga merupakan bangsa barbar,sehingga saat mereka dapat
menaklukan wilayah Romawi nanti terjadinya apa yang disebut sebagai “barbarisasi” yang
sangat cepat diwilayah Roma.
Bangsa Jerman merupakan bangsa yang suka berperang untuk dirinya sendiri, hasrat
untuk petualangan dan nafsu untuk mendapatkan barang rampasan menjelaskan mengapa Jerman
melakukan invasi.Tetapi hanya sebagain.Mereka pada prinsipnya hanya haus kekuasaan.Ketika
tanah Jerman, saat orang-orang mulai memahami bagaimana menggunakannya, tidak bisa lagi
menopang hidup jumlah penduduk yang meningkat, penduduk memiliki pilihan,melakukan
emigrasi atau kelaparan.Orang-orang Jerman memilih untuk emigrasi, walaupun itu artinya
perang.
D. Kemunculan Islam di Eropa
Ekspedisi pertama ini hanyalah sebuah misi pengintaian atau pencatatan/pengumpulan
infomasi bagaimana kondisi Andalusia pada saat itu.Ekspedisi ini dipimpin oleh Tarif bin Malik
pada tahun 710 M.Tarif dan pasukannya berhasil mendarat di suatu tempat yang akhirnya diberi
nama Tarifa,Tarif melakukan ini atas perintah dari Musa bin Nushair yaitu Gubernur Jendral Al-
Maghrib di Afrika Utara.
Lalu setelah sukses dengan misi yang dilakukan Tarif bin Malik ini,Musa bin Nushair
segera mengirim pasukan atau ekspedisi kedua dibawah pimpinan Tariq bin Ziyad yaitu seorang
panglima dari bangsa berber. Ekspedisi kedua ini mendarat di bukit karang Giblatar (Jabal al-
Thariq) pada tahun 711 M. Di atas bukit itu Thariq berpidato untuk membakar semangat juang
pasukannya, karena menurut informasi tentara musuh yang akan dihadapi berjumlah 100.000
orang. Dalam pasukan itu, Thariq mendapat tambahan 5.000 pasukan dari Afrika Utara, sehingga
jumlah pasukan tersebut menjadi 12.000 orang. Dengan kekuatan tambahan, Thariq yang
memimpin 12.000 pasukan, pada 19 Juli 711 M berhadapan dengan pasukan Raja Roderick di
mulut Sungai Barbate/Guadalete (masih terjadi kesimpang siuran tempat terjadinya pertempuran)
di pesisir Laguna Janda. Pasukan Thariq yang berjumlah 12.000 itu berhadapan dengan pasukan
Raja Roderick yang berjumlah 25.000 orang.  Pasukan muslim dengan gemilang berhasil
mengalahkan pasukan Roderick. Pengkhianatan dari musuh-musuh politik Roderick, yan
dikepalai Uskup Oppas, saudara Witiza menjadi salah satu penentu kemenangan pasukan
muslim. Pasca pertempuran tersebut nasib Roderick tidak diketahui secara pasti.
Setelah kemenangan penting ini,  pasukan muslim berjalan melintasi kota-kota Spanyol
dengan cukup mudah, hampir tanpa perlawanan berarti. Hanya beberapa kota, yang masih
dikuasai banyak pasukan Gothia Barat yang mampu memberikan perlawanan berarti. Thariq
beserta pasukannya, terus bergerak melewati Ecija menuju Toledo, ibu kota Gothia, dan
mengirimkan sejumlah pasukan ke kota-kota lain. Pasukan Thariq menghindari kota Seville yang
dikelilingi benteng-benteng kuat, hal ini untuk mencegah berkurangnnya pasukan.Lalu pasukan
muslim terus bergerak untuk dapat menguasai wilayah Granada, Cordoba, Malaga dan Sevilla.
Pada bulan Juni 712 M, Musa bin Nushair berangkat ke Andalusia,setelah ia sampai
disana, ia segera mendeklarasikan Andalusia sebagai bagian dari Daulah Umayyah di
Damaskus.Usaha Musa terus berlanjut untuk menguasai berbagai kota lain. Perlawanan yang
paling gigih diberikan oleh pasukan penjaga Merida. Tetapi setelah bertahan selama satu tahun,
kota ini berhasil ditaklukkan pada 1 Juni 713. Penaklukan selanjutnya diarahkan ke kota-kota
bagian utara hingga mencapai kaki pegunungan Pyrenia. Di balik pegunungan itu terbentang
tanah Galia di bawah kekuasaan Prancis.Tetapi Musa dan Tariq segera dipanggil untuk kembali
ke Damaskus oleh Khalifah Al-Walid dan Musa digantikan oleh anaknya yaitu Abdul Aziz bin
Musa.
Andalusia menjadi salah satu provinsi dari Daulah Umayyah di Damaskus sampai tahun
750 M. Selama periode tersebut para Gubernur di Andalusia berusaha mewujudkan impian Musa
ibn Nushair untuk menguasai Galicia. Akan tetapi, dalam pertempuran di Poitiers di dekat Tours
pada tahn 732 M, tentara Islam di bahwa pimpinan Abd al-Rahman al-Ghafiqi dipukul mundur
oleh tentara Nasrani Eropa di bawah pimpinan Charles Martel, penguasa istana Merovingia.
E. Gereja dan Biara
Gereja melakukan tugas ganda.Di satu sisi,Gereja Roma memberi ajaran-ajaran religious
kepada orang-orang dan mengawasi moral mereka, di sisi lain, Gereja Roma mengambil peran
penting dalam urusan-urusan sekuler .Pendeta dan biarawan adalah orang-orang yang
berpendidikan, akibatnya mereka mengendalikan sekolah, menulis buku, membuat hukum,
bertindak sebagai menteri kerajaan dan menjadi anggota parlemen atau majelis nasional
lainnya.Gereja mengarahkan kehidupan di komunitas abad pertengahan.
Ada sistem pembagian kerja yang jelas dan mengembangkan hierarki jabatan.Satuan
dasar organisasi itu, yakni keuskupan, dipimpin uskup yang berkedudukan di kota.Ia dibantu
dialon yang melayani orang sakit dan kaum miskin.Ada juga para imam atau presbyter yang
artinya penatua sebagaimana disebut kitab suci.Uskup di kota-kota penting dalam provinsi
dikenal sebagai uskup agung.Sedangkan uskup-uskup dikota Roma, Konstatinopel, Antiokhia,
Yerussalem, dan Alexandria disebut batrik.Kelompok yang tidak mengamalkan ajaran agama
Kristen di cap sebagai Bid’ah.Setelah muncul misionaris segera muncul golongan baru yaitu
organisator dan administrator, yang bertugas organisator banyak bertugas untuk membangun
gereja, biara dan tempat ibadah lain dan mengorganisasikannya, lalu admininstaror adalah
kalangan gereja yang bertugas untuk membantu raja.
Muncul kehidupan untuk membiara dengan cara bertapa.Kehidupan seperti ini sudah
dikenal di belahan bumi timur tepatnya oleh Buddha dan pengikutnya.Semula mereka bertapa
secara sendiri-sendiri lalu mereka akhirnya lebih menyukai untuk bertapa secara berkelompok
atau komunal.Biarawan yang terkenal pada saat itu dan sebagai biarawan awal adalah Benedictus
dari Nursia.Ia lahir di dekat Spoleto pada tahun 480 M dan dikirim untuk ke Roma untuk
belajar.Saat pertama kali bertapa ia bertapa di daerah yang sangat disukai oleh Kaisar Nero.Pada
tahun 529 M ia mendirikan sebuah biara di Monte Cassino sebelah utara Napoli.
Muncul kelompok biarawan ordo Cluny,para rahib Cluny ini berjuang melawan korupsi
dan kekendoran yang kian merajalela dalam Gereja.Tetapi pada saat itu banyak bangsawan yang
tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan agama Kristen,contohnya ialah Raja Dagobert I yang
memecat Santo Eloi dari jabatannya sebagai penasihat karena Raja Dagobert ini ingin hidup
bersama tiga istri dan melakukan pergundikan.Lalu juga ada Simoni atau memperjual belikan
jabatan Gereja kepada para bangsawan.Biasanya bangsawan akan memberikan jabatan Gereja
untuk kerabat,saudara atau bahkan temannya. Skisma Timur–Barat sebenarnya adalah akibat dari
keterasingan antara dunia Kristen Latin dan Yunani yang berlangsung lama. Sebab-
musabab skisma ini adalah permasalahan otritas  Paus Leo IX mengklaim bahwa dia memegang
otoritas atas empat patriark Timur serta permasalahan klausa filioque yang disisipkan ke
dalam Kredo Nicea oleh Gereja Barat. Umat Ortodoks Timur sekarang ini mengklaim bahwa
primasi Patriark Roma bersifat kehormatan belaka, dan bahwa dia memiliki otoritas hanya
atas keuskupannya serta tidak memiliki otoritas untuk mengubah keputusan-keputusan konsili-
konsili ekumenis. Ada pula beberapa katalis lainnya yang kurang penting dari skisma tersebut,
termasuk perbedaan dalam praktik-praktik liturgis dan klaim-klaim yurisdiksi yang tumpang-
tindih.

IV. Penaklukan dengan perang salib


A. Pengertian Perang Salib
Perang ini sering dianggap perang suci Karena perang tentang iman dan bulla keilahian.
Perang in berlangsung selama kurang lebih 200 tahun dari akhir abad ke 11 sampai abad ke 13.
awalnya perang ini sangat penuh semangat yang menggebu-gebu dan suka cita umat kristiani di
barat untuk merebut kembali tanah suci kelahiran yesus yaitu Yerusalem dari kekuasaan
kekhalifaan muslim saat itu. Selain itu perang salib menurut para ahli memiliki banyak motif
lainnya yaitu, pencarian kekayaan dan kekuasaan bagi bangsawan eropa barat, perluasan
pengaruh gereja romawi atas gereja gereja timur dan penyaluran tenaga anak muda yang suka
membuat keributan.

B. Awal mula Perang Salib


Perang salib sendiri diawali dengan kekalahan kekaisaran Byzantium atas kesultan seljuk
Rumelia pada peretempuran manzikert tahun 1071. Karena kekalahan ini kekaisaran Byzantium
kehilangan hampir separuh dari semenanjung Anatolia atau separuh dari wilayahnya. Hal ini
membuat Michael VII kaisar Byzantium gelisah dan akhirnya ia meminta bantuan pada gereja
barat. Paus gregarious pun memberi tanggapan bersahabat namun ia sendiri sibuk mengurus para
reforman gereja.
25 tahun kemudian kaisar Byzantium alexsius komnenus meminta bantuan lagi ke gereja
barat. Kali ini paus urbanus II yang menjabat sebagai paus saat itu menyanggupinya dan tahun
1095 pada konsili Clermont di prancis paus urbanus menyatakan di depan rakyat yang berjubel
paus urbanus berkhotbah memprovokatori tentang kejahatan dan kebengisan orang orang seljuk
terhadap para peziarah Kristen. Di akhir khotbahnya ia berkata “tempuhlah jalan menuju makam
suci, rebutlah daerah tersebut dari bangsa itu dan taklukkanlah mereka! ”. maka ketika paus
urbanus II selesai berkhotbah rakyat menjawab “deus volt! Deus volt!" yang berarti “tuhan
menghendaki !, tuhan menghendaki !”. spontanitas dan euphoria masyarakat setelah itu banyak
orang yang merobek bajunya dan membuat cabikan berbentuk salib. Hal ini pun setelahnya
mulai menyebar kekota kota lain di eropa barat. Dengan di bantu propaganda dari para rahib dan
biarawan semangat perang salib meluas hingga ke desa desa plosok di seluruh eropa barat.
Lalu muncuiah sosok peter sang pertapa dari amiens utara perancis, pria tua dengan
pakaian lusuh dan selalu membawa tongkat kemanapun ia pergi. Orang awam saat itu
mempercayai bahwa peter adalah gambaran sosok nabi nabi dan orang suci pada jaman dahulu.
Lalu peterpun mulai mengkampanyekan ajakan ziarah ke tanah suci yerusalem dari desa ke desa
di prancis dan jerman dan berhasil mengumpulkan sekitar 50.000 masa yang kebanyakan dari
petani miskin inilah awal dari perangsalib yang dilakukan oleh rakyat. Perjalanan peter sang
pertapa dengan para pengikutnya selalu diwarnai dengan penjarahan, perampokan dan
pembantaian karan kebanyakan dari pengikutnya adalah petani miskin yang ketrika pergi tidak
membawa apa apa dan tidak bisa baca tulis. Dan di awal musim panas tahun 1906 peter dan
pengikutnya sampai di kota konstatinopel. Para pengikut peter kagum akan kemegahan dan
kemewahan kota konstatinopel Karena mereka dikampung halamannya rumah mereka hanya
beratap jearmi. Di kota konstatinopel mereka membuat onar dan kekacauan. Maka dari itu
dengan bijaksana, kaisar alexsius komnenus langsung menyebrangkan mereka ke asia kecil.
Namun ketika sampai di asia kecil tepatnya di desa dracon sebelah timur laut marmara mereka
langsung dibabat oleh kesultanan Rumelia karna dianggap sebagai pengacau.
Selanjutnya ditahun 1097 para ksatria mulai menghimpun kekuatan adapun kesatria
tersebut berasal dari prancis, flandria, provence, sisilia dan normandia. Mereka memulai
ekspedisi dan tiba di konstantinope. Mereka disambut bak pahlawan oleh alexsius komnenus dan
langsung mengambil sumpah setia untuk tunduk kepada kaisar alexsius komnenus dan berjanji
menyerahkan daerah yang mereka rebut kepada kaisar lalu mereka disebrangkan untuk ekspedisi
menuju asia kecil. Di akhir 1097 ekspedisi mereka berhasil menaklukan asia kecil dari
kesultanan Rumelia dan asia kecil sendiri dikembalikan ke kaisar Byzantium.lalu mereka
melanjutkan ekspedisi menuju timur dan mereka berhasil menguasai eddesa, antiokhia dan
Tripoli. Setelah itu kota tersebut dibagikan kepada para satria antara lain, Bohemond dari
Taranto mengklaim antiokhia, Baldwin dari bologna mengklaim eddesa. Setelah mereka berhasil
menguasai jalur darat menuju yerusalem di tahun 1099 mereka menyerbu dan mengepung
yerusalem selama 2 bulan dan pada tanggal 15 juli 1099 mereka berhasil memasuki kota
yerusalem. Ketika mereka berhasil memasuki kota yerusalem mereka memperkosa, membantai
secara barbar baik orang orang islam, yahudi maupun Kristen itu sendiri. Menurut cerita, akibat
dari pembantaian itu darah mengalir di jalan jalan yerusalem hingga selutut.
C. Pendirian Negara Outremer
Pada natal tahun 1100 secara resmi tantara salib mendirikan outeremer atau negeri
seberang lautan yaitu kerajaan yerusalem dengan Baldwin I, kepangeranan eddesa dengan
Baudouin II sebagai raja, kadipaten antiokia dengan Bohemond II sebagai raja dan kepangeranan
Tripoli dan Raymond III sebagai raja. Mereka merasa bahwa kerajaan baru mereka tidak
disenangi oleh kekaisaran Byzantium Karena seharusnya daerah ini diserahkan kepada kaisar
namun mereka melanggar janji.
Setelah kehilangan yerusalem selama 100 tahun. Umat islam bangkit dengan pemimpin
barui yaitu imadudin zengi, seorang gubernur mosul untuk kesultanan seljuk. Mula mula ia
merebut alepo dari tangan tantara salib pada tahun 1128. Setelah itu ia menaklukan eddesa.
Kejatuhan eddesa terdengar hingga ke paus euginius III. Maka paus pun menyerukan perang
salib ke II dengan di ikut sertakannya raja louis VII dari perancis dan Konrad III dari jerman.
Namun perang salib ke 2 ini tantara salib gagal merebut eddesa dari zengi. Selain itu raja inggris
dan raja Denmark sibuk memerangi bangsa wend yang kafir dari utara. Karena warga eropa telah
kehilangan semangat perang salib maka sudah jarang dari mereka yang mau ikut perang salib
dan akhirnya paus pun membuat hokum bagi rakyat yang tidak ikut perenag salib maka wajib
membayar sebagai api pencucian dosa dan sebagai biaya untuk mereka yang ikut ke medan
tempur. Dari sisn terlihat bahwa tujuan dari perang salib sendiri telah berubah dari tujuan iman
menjadi tujuan kepentingan pribadi.
D. Richard The Lion dan Saladdin Al ayubi
Pada tahun 1187, timbul dorongan religius dari raja henry II dari inggris dan Raja philipe
II dari perancis untuk berdamai antara inggris dan perancis dan raja Frederick barbarrossa dari
jerman untuk bersatu memimpin perang salib yang baru. Namun 1189 raja heny II meninggal
dan ekspedisi ini dilanjutkan oleh Richard I (Richard Si Hati Singa) dan raja Frederick
Barbarossa sendiri tenngelam disungai pada tahhun 1190 di asia kecil. Richard dan saladin
akhirnya membuat perjanjian pada tahun 1192 tentang kendali muslim terhadap kebebasan dan
jaminan keselamatan peziarah Kristen. Di tahun tahun kedepannya, kantong kekuasaan Kristen
hanya tersisa dibagian pesisir seperti tyre, acre,dan jaffa.
Pada tahun 1212 terjadi perang salib anak yang dipimpin Stephen datri cloyes yang
mengaku bahwa mendapat ilham dari yesus ketika menggembalakan domba untuk memimpin
perang salib anak anak, walhasil ia berhasil mengumpulkan 30.000 anak anak. Namun ketika
sampai dipelabuhan marseile mereka tidak dapat meneyebrangi laut tengah dan berharap
mukjizat seperti musa, akhirnya mereka ditawari menyebrang oleh saudagar namun mereka
malah berakhir di pasar budak dan rumah rumah bordil.
E. Akhir Perang Salib
Pada tahun 1229 paus innocent II mulai mengkampanyekan lagi seruan perang salib
namun banyak raja raja di eropa yang tak peduli, akhirnya paus pun mengucilkan raja Frederick
II dari jerman. Raja Frederick mau tak mau harus mengikuti perang salib. Kali ini ia memulai
ekspedisi dengan menguasai Alexandria dan dammietta di mesir karna itu adalah 2 pelabuhan
terpenting di nmesir dan laut tengah. Namun itu tak berlangsung lama kota itu berhasil di rebut
bani ayubiyah dan 1294 seluruh kantong kekuasaan Kristen di pesisir levantin (suriah) berhasil
di bersihkan.
V. Maut Hitam
A. Pengertian Maut Hitam
Wabah Hitam atau Black Death, adalah suatu pandemi hebat yang pertama kali melanda
Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351) dan membunuh sepertiga hingga
dua pertiga populasi Eropa. Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi pula epidemi pada
sebagian besar Asia dan Timur Tengah, yang menunjukkan bahwa peristiwa di Eropa sebenarnya
merupakan bagian dari pandemi multi-regional. Jika termasuk Timur Tengah, India, dan
Tiongkok, Maut Hitam telah merenggut sedikitnya 75 juta nyawa.
Maut Hitam menimbulkan akibat drastis terhadap populasi Eropa, serta mengubah
struktur sosial Eropa. Wabah ini mengakibatkan perburuan dan pembunuhan terhadap kaum
minoritas seperti Yahudi, pendatang, pengemis, serta penderita lepra.
B. Awal Mula Maut Hitam
Selama ribuan tahun, tidak ada penyakit epidemi. Namun, ketika orang-orang mulai
tinggal di kota, infeksi bisa menyebar dengan lebih mudah. Ketika pedagang dan tentara
melakukan perjalanan dari kota ke kota, mereka membawa bakteri dan virus bersama mereka dan
menyebarkan infeksi ke populasi baru. Anak-anak dalam bahaya terbesar karena hingga abad
kesembilan belas, 50% anak meninggal sebelum usia lima tahun.
Terdapat beberapa teori mengenai asal dari wabah ini. Salah satu teori yang paling tua
adalah bahwa maut hitam berasal dari dataran stepa di Asia tengah. Dari daerah ini, menyebar
menuju Eropa melalui Jalur Sutra dibawa oleh tentara dan pedagang Mongol. Wabah ini
menyebar di Asia dan merebak di Provinsi Hubei, Cina, Pada tahun 1334. Maut Hitam di Eropa
pertama kali dilaporkan berada di Kota Caffa yang berada di Krimea pada tahun 1347. Antara
1346 dan 1350 lebih dari sepertiga penduduk Eropa tewas oleh wabah pes (Black Death).
C. Pennyebaran Maut Hitam
Pedagang mungkin membawa penyakit dari sana ke Alexandria di Mesir pada tahun
1347; itu kemudian pindah ke Damaskus dan Libya di 1348, dan Mesir Hulu di 1349. Venetian
dan pelaut Genoa diketahui telah membawa wabah ke Eropa.
Wabah bergerak cepat di sepanjang rute perdagangan utama. Dari Pisa, di mana ia telah
tiba lebih awal di 1348, itu melakukan perjalanan ke Florence dan kemudian ke Roma dan
Bologna; dari Venesia itu pindah ke Jerman selatan dan Austria; dan dari Genoa itu
menyeberangi Laut Tyrhennian ke Barcelona di Spanyol dan Marseilles di Perancis. Hal ini terus
melalui kota-kota di Perancis selatan, mencapai Paris pada awal Juni 1348. Dari sana penularan
menyebar ke Inggris pada akhir Juni 1348 dan Low Countries oleh musim panas 1349.
Bagian dari Eropa awalnya terhindar epidemi. Milan hampir unik di antara kota-kota
besar Italia. Penguasa kota menutup gerbang untuk wisatawan yang datang dari daerah wabah,
dan beberapa orang meninggal. Banyak bagian dari Jerman dan Eropa Timur juga lolos epidemi
di 1348 melalui 1351. Mungkin karena isolasi relatif mereka, Bohemia, Polandia, dan Jerman
tengah tidak mengalami wabah sebelum 1360-an dan 1370an.
D. Spekulasi Negatif Minoritas
The Black Death dan wabah lain dari penyakit pes menghasilkan berbagai spekulasi.
Salah satunya adalah serangkaian serangan setan pada orang-orang Yahudi, orang kusta, dan
orang luar yang dituduh sengaja meracuni air atau udara. Serangan itu dimulai di bagian selatan
Perancis, tetapi yang paling dramatis dalam bagian dari Swiss dan Jerman-wilayah dengan
sejarah panjang serangan terhadap komunitas Yahudi lokal. Pembantaian di Bern adalah khas
pola ini: Setelah minggu ketegangan takut, orang-orang Yahudi dikumpulkan dan dibakar atau
tenggelam di rawa-rawa. Kadang-kadang ada serangan terhadap orang Yahudi bahkan di mana
tidak ada wabah. Paus, pemimpin Gereja Katolik, dan kebanyakan pejabat publik mengutuk
pembantaian dan mencoba untuk menghentikan mereka.

VI. Akhir Abad Pertengahan


Pembaruan kebuadayaan pada abad peprtengahan dimulai degnan renaisans dan reformas
yang menjadi dasar kebudayaan modern. Pada waktu itu individualitas manusia mulai muncul
kembali bersamaan dengan bangkitnya gairah terhadap kebudayaan Romawi dan Yunani yang
diperoleh dari dunia Islam pasca Perang Salib.
Dengan renaisans kebudayaan mulai diduniakan dan dengan reformasi gereja mulai
diawamkan. Keduanya melepaskan diri dari ikatan gereja. Mereka pada waktu itumenganggap
perubahan tadi terjadi karena manusia sendiri yang melakukannya, tidak seperti anggapan umum
abad pertengahan di mana setiap perubahan terjadi karena kehendak Tuhan.
Setelah timbulnya kesadaran akan kemampuan manusia sendiri yaitu akal, maka timbul
keraguan atas apa yang dinamakan wahyu tuhan. Mereka pun mulai mengkritik kekuasaan
tradisi. Golongan humanis ini menganggap abad pertengahan sebagai zaman kebodohan dan
kegelapan.
Ada perbedaan mencolok antara kebudayaan abad pertengahan dan zaman setelahnya. Ini
membuat para ahli sejarah pada umumnya melihat abad pertengahan bertolak belakang dengan
abad sesudahnya. Abad pertengahan dinilai sebaga abad keagmaan, sedang abad sesudahnya
sebagai abad ilmu pengetahuan di mana rasionalitas di atas segalanya. Itulah sebabnya sejak
tahun 1700M, pembagian zaman sejarah Eropa selalu menggunakan triak yang terkenal: zaman
kuno, abad pertengahan, dan zaman modern.

PENUTUP
Sejak Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran dan keruntuhan, tidak ada imperium
Eropa yang dapat mengisi kekosongan kekuasaan politik tersebut. Raja dan dinasti silih berganti
berkuasa antara lain dinasti Meroving, Frankia, Kapet, Otto dan Hohenstaufen. Namun,
kekuasaan mereka pada umumnya tidak berlangsung lama. Di antara para penguasa itu, hanya
Karel Agung atau Charlemagne dari Frankia yang memerintah cukup lama dan baik. Ia berhasil
melebur daerah-daerah yang luas di Eropa menjadi satu imperium yang kokoh.
Pada masa itu berkembang sistem feodalisme dengan pertanian sebagai pusat kehidupan.
Masyarakat hidup dalam berbagai kelompok, yakni bangsawan sebagai tuan tanah, orang bebas
yang menjadi golongan ksatria pengabdi bangsawan, dan petani yang hidup memprihatinkan
dan bergantung pada bangsawan.
Masyarakat zaman pertengahan pada umumnya tidak mengenal pemerintah pusat.
Mereka hanya bertanggung jawab kepada bangsawan tuan tanah. Dunia mereka sempit dan
terbatas. Mereka hanya memahami dialek mereka sendiri. Jarang sekali mereka merasa perlu
berhubungan dengan orang lain di luar daerah mereka. sampai akhir abad ke-10 M, tidak ada
selusin kota di seluruh Eropa yang benar-benar memiliki kehidupan. Selain itu tidak ada satu
kota pun yang berpenduduk lebih dari 20.00 jiwa. Kondisi menyedihkan ini berbanding terbalik
dengan kehidupan dunia Islam di timur yang sedang mengalami masa keemasannya.

Anda mungkin juga menyukai