Anda di halaman 1dari 16

ABAD PERTENGAHAN

Abad Pertengahan Awal berlangsung setelah runtuhnya Romawi, kira-kira


pada 400-an M. Pada Abad Pertengahan Awal, banyak orang yang menganggap
bahwa mereka masih berada di Kekaisaran Romawi dan masih sebagai orang
Romawi, bahkan banyak pasukan yang menyerbu Romawi menganggap bahwa
mereka juga orang Romawi. Menjadi orang Romawi begitu populer sehingga bahkan
orang yang tidak pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi lama juga
menganggap diri mereka adalah orang Romawi.
Ketika Kekaisaran Romawi mulai melemah, para kaisarnya menyewa orang-
orang Jermanik untuk bertugas dalam pasukan Romawi. Secara berangsur-angsur,
para tentara Jermanik ini masuk ke wilayah Kekaisaran Romawi dan bermukim di
sana untuk kemudian menjadi penduduk Romawi. Suku Visigoth bermukim di
Spanyol, suku Vandal di Afrika Utara, Ostrogoth di Italia, dan Franka di Prancis. Di
Inggris, seseorang yang bernama Raja Arthur berusaha menghalau serbuan bangsa
Anglia, Saxon, dan Denmark (Viking), tapi mereka juga berpindah ke Kekaisaran
Romawi. Bersama-sama, para penyerbu ini bertempur membantu Romawi untuk
menghalau serbuan suku Hun pada 451 M.
Pada 533 M, kaisar Romawi Timur, Justinianus, memutuskan untuk
menyingkirkan semua penyerbu ini dan membangun kembali Kekaisaran Romawi
seperti masa kejayaannya. Pasukannya merebut Afrika Utara dari suku Vandal, Italia
dari Ostrogoth, dan sebagian Spanyol dari Visigoth. Namun perluasan Romawi Timur
hanya berhenti sampai di situ, dan banyak penyerbu Jermanik lainnya masih berada di
Kekaisaran Romawi. Peperangan bahkan semakin melemahkan Romawi Timur, dan
pada 542 M wabah pes menimpa Konstantinoepl dan menyebar ke seluruh Eropa dan
Afrika Utara, menewaskan jutaan orang. Pada 600 M, bangsa Lombard
memanfaatkan ini untuk memasuki Italia, sedangkan bangsa Slav vergerak ke Eropa
Timur.
Akan tetapi, bahkan pada masa ini masih banyak orang yang berupaya
membangun kembali Kekaisaran Romawi. Pada 600-an M, Muslim berhasil
menaklukan Yerusalem, Suriah, dan Afrika Utara, dan kemudian pada 711 M, Spanyol
juga direbut. Pada 780 M, Charlemagne berusaha meniru Romawi. Ia menguasai
Prancis dan Jerman, lalu menyebut kerajaannya Kekaisaran Romawi Suci. Di Timur,
tepatnya di Rusia, bangsa Viking dan Slav bergabung untuk membangun sebuah
kerajaan juga. Sementara sepanjang Abad Pertengahan Awal, di Konstantinopel, para
Kaisar Romawi Timur masih secara rutin melakukan rapat dengan Senat, menonton
pertandingan, dan menganggap bahwa kerajaan mereka adalah Kekaisaran Romawi
yang sesungguhnya.
I. Dominasi Gereja dan Keemasan Islam
Eropa disebut abad pertengahan dimulai dari masa kemunduran kekaisaran
Romawi hingga masa Renesa. Kemunduran Romawi dimulai dari, salah satunya
dijadikannya agama nasrani sebagai agama resmi negara. Hal ini menjadikan Romawi
sebagai kekaisaran Romawi suci. Awalnya agama nasrani dianggap sebagai pengaruh
buruk yang mempengaruhi pola pikir manusia untuk lebih mementingkan urusan
kehidupan sesudah mati daripada kehidupan dunia.
Didorong oleh kaisar-kaisar romawi yang sewenang-wenang terhadap rakyat,
membuat rakyat meminta perlindungan dari gereja. Hal ini membuat raja dalam posisi
yang tidak dipercayai oleh rakyat sehingga memutuskan untuk menjadikan nasrani
sebagai agama resmi. Dan sejak saat itu terjadi dominasi gereja dengan kedudukan
seorang paus lebih tinggi dari raja. Apapun yang tidak sama dengan gereja dianggap
melenceng dan dijatuhi hukuman. Seperti Galileo Galilei yang dijatuhi hukuman mati
karena teorinya yang bertentangan dengan gereja dengan matahari sebagai pusat
tatasurya (heliosentris) bukannya bumi (geosentris) yang dikemukakan oleh
Ptolemeus.
Pada abad pertengahan gereja juga berpendapat bahwa bumi itu datar sehingga
melarang rakyatnya untuk berpergian terlalu jauh karena ditakutkan akan terjatuh.
Pada masa itu dikenal dengan abad kegelapan di Eropa, karena manusia saat itu
dilarang berpikir yang bertentangan dengan gereja, menyebabkan manusia menjadi
tumpul. Istilah abad kegelapan ini muncul pada abad ke-18.
Pada masa ini, gereja benar-benar mendominasi dengan doktrin-doktrinnya
kepada masyarakat yang harus mengutamakan kepentingan gereja diatas segalanya.
Bahkan gereja menerbitkan surat penebusan dosa untuk dijual, yaitu surat
Indulgensia. Jika masyarakat ingin dosanya hilang harus ditebus dengan membeli
surat tersebut. Pengaruh jiwa zaman pada abad pertengahan ini ada tiga, yaitu:
Theosentris, providensi, dan yenseitigheit (mementingkan kehidupan di akhirat
daripada kehidupan duniawi). Ciri utama pada abad pertengahan ialah theosentris
(berpusan kepada Tuhan), dominasi gereja, dan feodalistik (dalam kegiatan sosial
ekonomi). Dalam masa dominasi gereja, juga terdapat para pemikir yang pro terhadap
gereja, seperti Thomas Aquina yang menurutnya negara tidak bisa terpisahkan dari
hukum alam dan hukum Tuhan. Sedangkan Niccolo Machiavelli adalah seorang
pemikir yang menginspirasi Hitler untuk menguasai dunia.
Disisi lain disaat Eropa mengalami masa kegelapan, Islam mengalami
kejayaan di dataran timur. Masuknya Islam kedaratan Eropa berawal dari
penaklukkan-penaklukkan wilayah oleh muslim dan diakhiri dengan perang salib
yang dimenangkan pihak Islam dengan panglima perangnya Salahuddin atau yang
lebih dikenal dengan nama Saladin. peradapan Islam mencapai puncak keemasan
dengan menerjemahkan buku-buku karya sofisme Yunani kedalam bahasa Arab untuk
dipelajari lebih lanjut. Hal Ini mengakibatkan berkembangya ilmu pengetahuan para
muslim, seperti Ibnu Sina atau orang barat lebih mengenal dengan nama Avissina.
Beliau merupakan seorang tokoh kedokteran dengan bukunya Qonun. Sampai
sekarang beliau juga dinobatkan sebagai bapak kedokteran modern. Tokoh lain yaitu
Ibn Rosyid, seorang filsuf muslim yang sangat fasih berbicara tentang filsuf-filsuf
Yunani.

II. RENAISANS
Renaisans adalah suatu periode sejarah yang mencapai titik puncaknya kurang
lebih pada tahun 1500. Perkataan "renaisans" berasal dari bahasa Perancis renaissance
yang artinya adalah "Lahir Kembali" atau "Kelahiran Kembali". Yang dimaksudkan
biasanya adalah kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan
budaya Romawi kuno. Namun zaman sekarang hal ini bisa menyangkut segala hal.
Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran
maupun kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad
pertengahan. Masa Renaissance bukan suatu perpanjangan yang berkembang secara
alami dari abad pertengahan, melainkan sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap
kakunya pemikiran serta tradisi Abad pertengahan.
Dilihat dari definisinya, kata "renaissance" menyiratkan sebuah pembangunan
kembali atau kebangkitan. Periode yang dikenal sebagai renaissance dipandang
sebagai sebagai penemuan kembali cerahnya peradaban Yunani dan Romawi (yang
dianggap sebagai "klasik") ketika keduanya mengalami masa keemasan. Faktanya,
sekalipun semasa Renaissance banyak orang membaca kesusasteraan klasik dan
mempertimbangkan kembali pemikiran klasik, esensi yang sebenarnya dari
renaissance adalah lahirnya banyak pembaharuan maupun penciptaan. Universitas
tumbuh menjamur di seantro Eropa, dan penyebaran gagasan tiba-tiba muncul
serempak.
Abad Renaisans (Bahasa Perancis/Bahasa Inggris: Renaissance; Bahasa Italia:
Rinascimento; arti harafiah: kelahiran kembali) adalah sebuah gerakan kebudayaan
antara abad ke-14 hingga abad ke-17, bermula di Italia pada akhir Abad Pertengahan
dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Gerakan ini mencakup kebangkitan
pengetahuan berdasarkan sumber-sumber klasik, tumbuhnya panutan pada Sri Paus
dan segala sesuatu yang anggun, perkembangan gaya perspektif dalam seni lukis, dan
kemajuan ilmu pengetahuan. Gerakan Masa Pencerahan memberikan efek yang luar
biasa pada semua usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tapi mungkin yang
paling terkenal adalah kemajuan dari segi kesenian dan kontribusi dari para polymath
(orang yang memiliki ilmu yang tinggi dalam berbagai macam hal) seperti Leonardo
da Vinci dan Michelangelo, yang menyebabkan munculnya sebutan Renaissance
Men.
Renaisans pertama kali diperkenalkan di Eropa Barat, di kawasan Italia. Hal ini
dipicu kekalahan tentara salib dalam perang suci. Kekalahan tersebut membuat para
pemikir dan seniman menyingkir dari Romawi Timur menuju Eropa Barat. Mereka
menyadari telah dimulainya masa mesiu peledak dan untuk menguasai teknologi
tersebut mereka harus melepaskan diri dari pengaruh mistisme zaman pertengahan
dengan kembali kepada sains zaman klasik yang sebelumnya dilarang karena
dianggap pelanggaran terhadap misi ketuhanan.
Potret keluarga Medici oleh GhirlandaioPerkembangan pertama renaisans terjadi
di kota Firenze. Keluarga Medici yang memiliki masalah dengan sistem pemerintahan
kepausan menjadi penyokong keuangan dengan usaha perdagangan di wilayah
Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan seniman memiliki kebebasan besar
karena tidak lagi perlu memikirkan masalah keuangan dan mendapatkan perlindungan
dari kutukan pihak gereja. Keleluasaan ini didukung oleh tidak adanya kekuasaan
dominan di Firenze. Kota ini dipengaruhi secara bersama oleh bangsawan dan
pedagang.
Dengan kebebasan besar itu, seniman bisa berkumpul dan mendirikan gilda-gilda
seni yang mengangkat nama banyak seniman terkenal. Melalui gilda ini seniman
mendelegasikan pekerjaan, bekerja sama, hingga mendidik bakat-bakat baru.

Debat Mengenai Pentingnya Abad Renaisans

Ada suatu konsensus, walau bukan disetujui oleh semua pihak, bahwa Masa
Pencerahan dimulai di Firenze di abad ke-14. Berbagai macam teori telah diajukan
untuk menjelaskan asal-usul dan karakteristiknya, berfokus pada beragam faktor,
antara lain sifat khusus dari segi sosial dan kemasyarakatan Firenze pada saat itu
termasuk struktur politiknya dan pengaruh gaya hidup keluarga terpandang kota
tersebut, Keluarga Medici.

Abad Renaisans memiliki sebuah sejarah yang panjang dan rumit, dan selalu muncul
perdebatan diantara para sejarawan mengenai kegunaan kata Masa Pencerahan
sebagai sebuah kata rujukan dan sebagai sebuah masa sejarah. Beberapa diantara
mereka mempertanyakan apakah Masa Pencerahan benar-benar sebuah kemajuan
kebudayaan dari Abad Pertengahan, atau hanya melihatnya sebagai suatu periode
pesimisme dan nostalgia atas era klasik.

Walau sejarawan abad ke-19 lebih suka untuk menekankan bahwa Abad Renaisans
merupakan perubahan yang jelas dari pola pemikiran dan kelakukan Abad
Pertengahan, beberapa sejarawan modern belakangan lebih memperhatikan nilai
kesinambungan antara kedua era tersebut. Saat ini sudah lumrah untuk menganggap
bahwa penilaian akan satu era lebih baik atau lebih buruk dari era yang lain
merupakan hal yang salah. Hal ini menyebabkan beberapa sejarawan untuk
menyerukan agar mengakhiri penggunaan kata Masa Pencerahan tersebut yang
dianggap sebagai sebuah hasil pemikiran presentisme.

III. MERKANTILISME
Merkantilisme muncul pertama kali pada abad tujuh belas dan pertengahan
pertama abad delapan belas saat terbit bukunya Adam Smith pada tahun 1776 yaitu
Wealth of Nation, yang mendiskusikan mengenai System of Political
Economy. Buku tersebut mereview apa yang disebut Smith dengan the
commercial or mercantile system. Pemikiran Smith tersebut banyak dikritik pada
saat itu.
Ia menghambat kelemahan dari sistem merkantilisme dan mengarahkannya ke
dalam sistem yang kuat miliknya tentang kebebasan ekonomi. Menurutnya sistem
merkantilis adalah suatu penipuan yang dilakukan oleh kelas bisnis kepada publik.
Apa yang disebut Smith dengan sistem merkantilis selanjutnya disebut dengan
merkantilisme.
Merkantilisme saat ini dipahami sebagai bundel gagasan dan sebagai suatu latihan
di dalam keahlian sebagai negarawan. Perkembangan ini melawan latar belakang
persaingan dan peperangan antara kekuatan-kekuatan hebat di Eropa, dimana pada
saat itu kedamaian hanya terjadi pada satu periode antara tahun 1600-1667.
Munculnya ajaran merkantilisme berhubungan dengan munculnya England dan
British Empire sebagai kekuatan dunia.

Persaingan Ekonomi
Hubungan komersial yang terjadi antar Belanda dan Inggris pada saat itu
karena konflik, menyebabkan lahirnya literatur mengenai pola perdagangan
internasional dan keuangan yang sama seperti hukum Negara modern, literatur ini
mengambil titik awal dari kerja Hugo Grotius, seorang ahli hukum Belanda, yang
dalam bukunya Mare Liberum pada tahun 1609 mengatakan bahwa laut bebas untuk
semua, kata-kata tersebut memprovokasi Inggris yang diulangi oleh John Selden
dalam Mare Clausum-nya pada tahun 1635.
Hal ini tidak hanya persaingan internasional saja yang membentuk latar
belakang pertentangan mengenai merkantilis, tetapi juga konflik domestik tentang
bunga. Sistem dan pamflet digunakan sebagai senjata oleh pembicara-pembicara dari
perusahaan-perusahaan besar yang aktif dalam perdagangan internasional dan
kolonialisasi.
Mereka sering terjebak dalam permusuhan yang sengit dan kecemburuan di
antara mereka sendiri. Peraturan perusahaan, perusahaan kerja sama, dan interlopers
adalah suatu kesatuan dalam protes mereka tentang perdagangan banker dan
keuangan. Pertentangan mengenai usury (riba) tidak pernah mati tetapi
ditransformasikan dari moral ke isu-isu ekonomi.

Keseimbangan Perdagangan
Pusat doktrin dari ajaran merkantilis adalah balance of trade, sebuah
kalimat yang mungkin diturunkan dari accounting precedents. Seperti yang
dikabarkan oleh Francis Bacon pada tahun 1616, doktrin Negara : mari membangun
keuntungan perdagangan yang diletakkan melalui ekspor komoditi dalam negeri lebih
bernilai dari pada mengimpor dari asing, sehingga kita dapat yakin kalau persediaan
kerajaan akan meningkat untuk keseimbangan perdagangan haris dikembalikan dalam
bentuk uang atau emas.
Misselden
Edward Misselden (fl. 1608-54), seoarang bisnismen, seorang pedagang yang
pada saat itu juga sedang bekerja di East India Company, mencoba untuk
menerangkan penyebab depresi bisnis yang diderita Inggris di awal 1620an yang
ditulis dalam bukunya Free Trade or the Means to Make Trade Flourish, diterbitkan
pada 1622.

Sama seperti ahli-ahli merkantilis lainnya, Misselden diobsebsikan oleh


gagasan bahwa Inggris membutuhkan lebih banyak mata uang. Untuk
mewujudkannya dia harus meningkatkan ekspor dan menekan impor. Misselden
mendefinisikan monopoli sebagai macam jenis dari perdagangan, membeli,
menjual, pertukaran atau barter, dan kadang-kadang tetapi oleh satu orang, dan yang
dicegah dari semua yang lain, untuk menguntungkan pelaku monopoli dan merugikan
orang lain. Kompetisi yang didukungnya adalah struktur pasar yang lebih dari
cukup diklasifikasikan sebagai oligopoli.
Mun
Thomas Mun (1571-1641) melakukan gebrakan lewat bukunya A Discourse of
Trade from England unto the East-Indies pada tahun 1621. Teori Mun memunculkan
pertanyaan dari tujuan utama atau tujuan akhir dari aliran masuk mata uang dimana
Mun sangat ingin memaksimalkan. Dia percaya bahwa beberapa ekspansi akan
memimpin harga tertinggi dimana akan membayang-bayangi ekspor. Bagi Mun uang
sangat bernilai sebagai perantara dalam pertukaran internasional, untuk menjalankan
perdagangan. Perdagangan berarti untuk memperoleh harta benda, dan harta benda
berarti untuk memperluas perdagangan.

Keseimbangan Kekuatan
Bagian terpenting dari ajaran merkantilis adalah bahwa dugaan kekuatan,
perdagangan, dan harta benda adalah kuantitas tetap yang alami. Menurut Mun,
keuntungan seseorang adalah kerugian bagi orang lain. Jika dalam hubungan
internasional keuntungan satu negara adalah kerugian bagi negara lain, dan jika ini
dapat diasumsikan bahwa negara akan bekerja keras untuk mendapat keuntungan dan
menghindari kerugian., kemudian secara spesifik kebijakan komersial dan kebijakan
ekonomi luar negeri menjadi instrumen bagi kemakmuran ekonomi.
Dalam hal ini merkantilis dapat dikatakan harus mempertimbangakan
pengejaran keuntungan nasional solusi dari masalah ekonomi seperti yang mereka
lihat. Dalam sistem merkantilis, keuntungan yang diperoleh konsumen hampir
seluruhnya tetap mengorbankan produsen, dan ini sama untuk mempertimbangkan
produksi, dan tidak konsumsi, sebagai tujuan akhir dan objek dari semua industri dan
perdagangan.

Merkantilisme adalah zaman perdagangan. Tahun 1454 Konstantinopel jatuh


ke tangan Turki Usmani. Sebagai penguasa konstantinopel otomatis Turki mengontrol
jalur perdagangan di laut tengah. Turki melakukan blokade perdagangan di laut
tengah sehingga orang eropa kristen tidak bisa mendapat bahan dagangan (terutama
rempah-rempah) yang berasal dari maluku. Perdagangan di laut tengah dikuasai oleh
orang muslim.
Akibatnya orang-orang Eropa mengirimkan ekspedisi/penjelajahan samudra
untuk membeli rempah-rempah langsung dari sumbernya, yaitu maluku. (mereka
mengenalnya dengan India). Sambil mencari mereka juga berdagang dan berperang.
Keserakahan eropa membuat mereka menciptakan koloni-koloni (jajahan) di Timur.
Inilah kolonialisme. Mula-mula di Asia terus meluas ke benua lain. Mereka punya
slogan : gold (kekayaan), glory (kejayaan) dan gospel (penyebaran agama).
Seenaknya mereka mengkapling wilayah2, seolah mendapat mandat dari
Tuhan untuk membuat beradab bangsa Timur. Akhirnya "nafsu" ini berkembang
menjadi Imperialisme. Nafsu menjajah dan mnguras sumber alam bangsa jajahan.
Dengan modal sumber daya alam yang melimpah dari negri jajahan, maka di
eropa muncul kelas menengah baru yaitu pemilik modal. Para pemilik modal/kapital
ini pada abad selanjutnya memunculkan paham baru "kapitalisme." Paham ini
mengajarkan bahwa kapitallah yang bisa merubah dunia.
Ide kapitalisme masuk ke Indonesia melalui Belanda yang waktu itu mulai
membuka perkebunan2 di Jawa dan Sumatra untuk kepentingan penanaman modal
investor swasta eropa (belanda) Merkantilisme adalah zaman perdagangan. Tahun
1454 Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani. Sebagai penguasa konstantinopel
otomatis Turki mengontrol jalur perdagangan di laut tengah. Turki melakukan blokade
perdagangan di laut tengah sehingga orang eropa kristen tidak bisa mendapat bahan
dagangan (terutama rempah-rempah) yang berasal dari maluku. Perdagangan di laut
tengah dikuasai oleh orang muslim.
Akibatnya orang-orang Eropa mengirimkan ekspedisi/penjelajahan samudra
untuk membeli rempah-rempah langsung dari sumbernya, yaitu maluku. (mereka
mengenalnya dengan India). Sambil mencari mereka juga berdagang dan berperang.
Keserakahan eropa membuat mereka menciptakan koloni-koloni (jajahan) di Timur.
Inilah kolonialisme. Mula-mula di Asia terus meluas ke benua lain. Mereka punya
slogan : gold (kekayaan), glory (kejayaan) dan gospel (penyebaran agama).
Seenaknya mereka mengkapling wilayah2, seolah mendapat mandat dari
Tuhan untuk membuat beradab bangsa Timur. Akhirnya "nafsu" ini berkembang
menjadi Imperialisme. Nafsu menjajah dan mnguras sumber alam bangsa jajahan.
Dengan modal sumber daya alam yang melimpah dari negri jajahan, maka di
eropa muncul kelas menengah baru yaitu pemilik modal. Para pemilik modal/kapital
ini pada abad selanjutnya memunculkan paham baru "kapitalisme." Paham ini
mengajarkan bahwa kapitallah yang bisa merubah dunia.
Ide kapitalisme masuk ke Indonesia melalui Belanda yang waktu itu mulai
membuka perkebunan2 di Jawa dan Sumatra untuk kepentingan penanaman modal
investor swasta eropa (belanda).

IV. REFORMASI GEREJA


Latar belakang
1. Banyaknya penyimpangan keagamaan diantaranya yaitu:
Dilakukannya penyogokan oleh pemuka agama kepada petinggi gereja agar
mereka memperoleh kedudukan sosial keagamaaan yang tinggi.
Paus sebagai bapak suci berperilaku amoral yang menyangkut hubungannya
dengan wanita seperti Alexander VI yang memiliki 8 anak haram dari hasil
hubungannya dengan wanita simapannya.
Penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgencies).
Adanya penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritus pemujaaan
terhadap benda-benda keramat atau tokoh-tokoh suci yang nantinya akan
menimbulkan takhayul dan mitologisasi yang tidak masuk akal, seperti para pastor
yang semata-mata merupakan manusia yang memiliki sifat yang sama dengan yang
lainnya menganggap dirinya keramat.
2. Korupsi atas nama Negara
3. Pajak-pajak yang memberatkan karena ambisi kekuasaan kaum bangsawan
local
4. Kebangkitan nasionalisme di Eropa
5. Perkembangan kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi dikawasan imperium
Roma

Tokoh reformasi gereja


a) Martin Luther (1483-1546)
Awal gerakan reformasi gereja Protestan terjadi di jerman dengan tokoh utamanya
Martin Luther. Mengapa terjadi di Jerman? Menurut Burns dan Ralph dalam Suhelmi,
Ahmad 2001:149-150. Ada beberapa faktor yakni: (1) jerman yang sekitar abad XV-
XVI masih merupakan negara agraris atau negara yang masih terbelakang jika
dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Sektor Industri perdagangan dan
manafaktur belum berkembang seperti di Inggris dan Italia. Dan Katolisisme yang
konservatif paling kuat ada di Negara ini. Penyembahan terhadap tokoh ataupun
benda-benda keramat dianggap kepercayaan yang wajib di yakini. Penjualan surat-
surat pengampunan dosa paling banyak dijual di Jerman melebihi negara-negara
lainnya di Eropa. (2) rakyat Jerman pada saat itu sebagian besar adalah masyarakat
petani yang merupakan kelompok sosial yang paling menderita akibat adanya
kekuasaan gereja katolisisme. Pajak-pajak yang memberatkan, urusan kepemilikan
tanah yang dipersulit oleh pihak gereja, harta kekayaan yang sering diambil oleh
pihak geraja tanpa alasan yang jelas.
Faktor-faktor tersebut belum berdampak serius untuk munculnya gerakan
reformasi, tetapi faktor fundamental yang memicu munculnya gerakan reformasi
adalah pada saat itu jerman berada dalam fase transisi ekonomi, dimna jerman sedang
berusaha berpindahdari masyarakat Feodal ke masyarakat ekonomi frofit (menuju
masyarkat kapitalis). Fase transisi ini , sebagaimana di negara-negara lain, merupakan
fase kritis dan rawan. Gerakan-gerakan sosial, keagamaan atau pun politik akan
mudah terjadi hanya karena dimu,ai oleh kerusuhan-kerusuhan kecil.
Dalam keadaan seperti itu, munculah sosok Martin Luther yang mempelopori
keharusan adanya pembaharuan keagamaan. Ia mencetuskan gerakan Reformasi
Protestan di Jerman dengan melakukan berbagai protes sosial-keagamaaan kepada
kekuasaan Paus. Melihat berbaga penyimpangan keagaman di Negerinya (Jerman) ia
bergerak untuk memprotesnya. Puncaknya ketika Paus menjual susrat-surat
pengampunan dosa di luar batas.
Gerakan Reformasi Luther dimulai ketika ai membacakan 99 pernyataan
protes terhadap gereja dan lembaga kepeusan yang menjual surat-surat pengampunan
dosa itu. Martin Luther menilai penjualan surat-surat itu bertentangan dengan ajaran
Yesus Kristus. Pembelia surat-surat itu tidak boleh dipaksakan, harus didasarkan atas
kesukarelaan. Berbuat kebajikan seperti memberi makan fakir miskin dan
meminjamkan uang kepada yang membutuhkan jauh lebih utama dari membeli surat-
surat pengampunan dosa. Gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak memberikan
pengampunan dosa. Hanya Tuhan, atas dasar kepercayaan dan amal soleh individu,
yang berhak memberikan pengampunan dosa. Inilah yang dinamakan doktrin
Justification by Faith.
Atas dasar keyakinannya pula Martin Luther menentang doktrin sakramen suci
gereja, pastor sebgai mediator antara manusia dengan Tuhan, penyembahan benda dan
tokoh keramat, karena menimbulkan kepercayaan-kepercayaan yang tidak logis. Ia
beranggapan bahwa, sakramen hanyalah berguna untuk membantu keimanan tetapi
sama sekali bukan alat untuk mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan. Mitos
keajaiban pastor ditentamgnya karena akan mengakibatkan terjadinya manipulasi dan
pembodohan manusia.
Menurut Luther, apabila manusia ingin selamat ia harus melakukan perbuatan-
perbuatan baik yang dianjurkan tuhan, banyak bertobat (langsung) kepada tuhan tanpa
melalui pelantara pastor. Keselamatan bisa diraih manusia apabila ia bisa
mengenyahkan nafsunya, seperti nafsu serakah, nafsu tamak dan mementingkan diri
sendiri. Dalam tulisannya, ON Christian Liberty (Suhelmi, Ahmad 2001:151), Luther
menegaskan bila seorang memiliki keimana pasti ia akan melakukan perbuatan-
perbuatan baik.
Doktrin keimanan dan berbuat baik ini merupakan wacana yang telah
mendesakralisasi lembaga imamat. Doktrin-doktrin Martin Luther ini meruntuhkan
mitos-mitos kesucian yang berada dibalik kekuasaan gereja dan lembaga-lembaga
imamat. Luther beranggapan ia telah melakukan Debunking (meminjam istil;ah peter
berger), atau penelanjangan mitos-mitos sosial dan keagamaan yang melekat pada
individu atau lembaga, sehingga nampak sosoknya yang asli.
Desakralisasi itu menimbulkan tuntutan agar manusia dianggap sama
dihadapan tuhan, sehingga tidaklah ada kelebihan pastor dibandingkan dengan
masyarakat biasa melainkan karena amal perbuatannya.dan pengikut Luther pun
menolak hirarki kependetaan.
Selain itu, Luther juga menolak tradisi keagamaan yang sudah berlangsung
ratusan tahun lamanya, yakni hak istimewa pastor dalam membacakan dan
menafsirkan kitab suci. Menurutnya siapa pun pengikut Kristus, bukan hanya kaum
pendeta saja, berhak membaca dan menafsirkan Alkitab. Alkitab harus terbuka bagi
semua orang agar isi kebenarannya diketahui semua orang, tidak terbatas kaum
pendeta saja. Sehingga tidak terjadi monopoli kebenaran oleh segelintir pemuk
agama. Dan protes ini berdampak luas, kebenaran agama kemudian menjadi bersifat
interpretable dan multi-interpretasi. Pastor dan pemuka agama bukan satu-satunya
penafsir kebenaran.
Dan dengan adanya protes tersebut, lebih jauh lagi para pengikut Luther
menterjemahkan Alkitab yang tadinya berbahasa Latin menjadi bahasa Jerman, dan
mengahpuskan bahasa latin sebagai bahasa Alkitab. Dengan demikian bangsa Jermana
akan secara langsung membaca dan menafsirkan Alkitab.
Luther juga telah mengoyahkan sendi-sendi monastisisme katolik yakni
dengan menganjurkan perkawinan bagi para pastor. Karena ia menyadari banyaknya
tindakan tidak terpuji menyangkut hubungan dengan wanita bagi para pastor.
Perkawinan menurutnya bukanlah suatu dosadan merupakan tuntutan biologis yang
patut dipenuhi. Dan meneknkan bahwa perkawinan itu penting. Tokoh Reformasi ini
juga tidak setuju dengan prinsip monastisisme yang menghendaki pastor hidup
terpencil, jauh dari hiruk pikuk demi untuk menyucikan diri. Kehidupan ekslusif
seperti itu bukalah cara yang tepat untuk mensucikan diri dan mencari jalan
keselamatan. Kemudian Luther menawarkan gagasan worldly ascetism (aksetisme
duniawi).
Bukan hanya itu saja, Luther mengkritik dan menentang doktrin politik gereja
katolik Roma. Misalnya menentang doktrin kekuasaan universal Paus, menurutnya
kekuasaan paus tidak universal karena paus juga harus mengakui kekuasan para
pangeran atau penguasa sekuler suatu negra memiliki prinsip-prinsip kenegaraan yang
berdasarkan nasionalisme. Ia juga menuntut dibedakannya otoritas politik dan otoritas
agama, paus dituntut agar mematuhi dan mangakui otoritas politik penguasa negra
dan tidak mencampur-adukannya dengan otoritas agama. Karena gagasannya itu,
Luther memperoleh dukungan politis dari kalangan penguasa dan bangsawan.
Tuntutan-tuntutan Martin Luther ini terdapat dalam 95 dalil Luther yang ia pakukan
atau tancapkan di pintu gereja sebagai tanda protesnya.

b) Johannes calvin (1509-1564)


John Calvin merupakan tokoh penting lainnya dalam gerakan reformasi gereja
Protestan. Sebagaimana Luther, Calvin juga telah meletakan dasar-dasar teologis,
filosofis dan intelektual yang kokoh bagi keberhasilan gerakan reformasi Protestan di
Eropa. Bedanya adalah pemikiran Calvin lebih radikal di bandingkan Luther. Luther
dianggap agak konservatif. Calvinisme sangat berpengaruh terhadap perjalanan
sejarah Erop modern. Ia merupakan salah satu fondasi doktrinal terpenting kemajuan
peradaban kapitalis Eropa di Abad modern.
Tokoh gerakan ini lahir di Noyon, Picardy, Prancis, 1509. Calvin belajar di
Universitas Paris dan mendalami kajian hukum di Orlens, tempat dimana ia maat
dipengaruhi oleh para pengikut Luther. Kemudian pada tahun 1541 ia mulai aktif
sebagai penginjil.

Pemikiran Celvin yang kemudian menjadi basis teologis terpenting


Protestantisme adalah adanya gagasan tentang takdir (predestination). Takdir manusia
menurut Calvin telah ditentukan oleh Tuhan. Siapa pun tidak bisa mengubahnya,
bahkan pastor sekalipun. Manusia yang selamat atau celaka di dunia mana pun di
akhirat kelak memang telah ditulis nasibnya demikian. Nasib manusia sepenuhnya
ditentukan oleh ibadah dan Tuhan. Ia tidak lebih hanya wayang dalam kehidupannya
di dunia ini dan tuhanlah yang menjadi dalangnya.
Doktrin Calvin ini memiliki kesamaan dengan konsep takdir Agustinus yang
memiliki dasar bahwa semua manusia berdosa akibat kejatuhan dan dosa adam. Jadi
dalam Calvinisme dibenarkan adanya dosa warisan. Menurut doktrin ini semua
manusia telah terkutuk semenjak dilahirkan, namun menurutnya manusia bisa selamat
seandainya ia memperoleh rahmat Tuhan (Grace of God). Untuk itu manusia dituntut
untuk selalu berbuat amal kebajikan, hidup mulia demi keagungan Tuhan.
Manusia juga harus melawan hawa nafsunya, tetapi caranya bukan dengan
menjadi biarawan atau biarawati, tetapi ujian keselamatan menurut Calvin selalu ada
dalam aktivitas sehari-hari, maka manusia harus selalu dituntut memiliki kemampuan
untuk menghadapi ujian hidup setiap saat. Hal ini ia rumuskan dalam ajaran tentang
asetisme duniawi.
Seperti halnya Luther, Calvin pun anti sakramen suci. Doktrin anti sakramen
Calvin menurut Weber dalam Suhelmi,2001:158 lebih jauh memperkuat semangat
individualisme. Manusia bisa langsung berhadapan dengan tuhan tanpa pelantaraaan
gereja ataupun pemuka agama.

V. ABAD PENCERAHAN
Sekilas Tentang Gerakan Pencerahan di Eropa Abad XVIII
Abad Pencerahan merupakan masa transisi akhir abad pertengahan menuju
awal zaman modern, selama abad ke XVIII di Eropa terjadi peristiwa penting, yakni
tercipntanya suatu kosmologi baru. Kosmologi pada zaman pencerahan diartikan
sebagai suatu paham dari orang-orang intelektual Eropa yang mempercayai bahwa
penggunaan akal pikir akan membimbing menusia untuk menemukan hukum-hukum
alam (Human Culture) yang semuanya bisa memberi pencerahan. Zaman pencerahan
atau abad pemikiran sering disebut dengan istilah Aufklarung.
Adapun ciri-ciri abad pencerahan adalah sebagai berikut.

a. Penduniawian Terhadap Ajaran


Para filsuf dan ahli agama abad Pertengahan menafsirkan alam semesta dan
manusia berdasar norma-norma kitab suci, sedangkan orang-orang pencerahan
cenderung kepada peniadaan wewenang keagamaan dan makin berpaling pada
penduniawian ilmu pengetahuan. Para pemikir abad pencerahan berkeyakinan bahwa
pintu gerbang menuju ke pengertian bukanlah berdasar wahyu, melainkan berdasar
pada ilmu pasti, pemikiran dan logika. Kepercayaan terhadap kebenaran gereja benar-
benar telah digoncangkan. Kesangsian terhadap ajaran agama kemudian berkembang
ke bidang filsafat dimana kebenaran menurut sudut pandang ilmu pengetahuan dapat
dijelaskan oleh pemikiran manusia. Wahyu sebagai sumber kebenaran ditinggalkan,
sedangkan tradisi dan adat dipatahkan oleh akal. Injil sebagai lambang kekuasaan juga
mengalami kritik yang menuntut pertanggungjawaban dari segala gejala.

b. Keyakinan Pada Pemikiran


Zaman pencerahan merupakan abad keyakinan pada tingkat rasional dari alam dan
pada hukum-hukum ilmiah yang langgeng. Pemikiran manusia adalah suatu penentu
yang berkuasa penuh pada semua hal. Suatu penuntun yang kuat dan berfaedah, yang
lebih agung daripada semua wewenang yang bersifat tradisional. Menurut orang-
orang pencerahan, manusia telah ditentukan untuk menggunakan kemampuan
intelektualnya dalam mengupas kegaiban alam yang berganda dan juga pikirannya
sendiri. Menurut abad pencerahan, alam adalah suatu konsep yang keseluruhannya
baik, alam merupakan dunia luar dimana mereka hidup, dimana segala sesuatu yang
terjadi tidaklah semuanya alamiah. Mereka tidak percaya akan mukjizat dan kalau
masih percaya pada tuhan, mereka menganggap tuhan sebagai Tukang Mesin,
pembuat jam di alam semesta.

c. Paham Serba Guna


Jiwa zaman pencerahan bersifat serbaguna (Utilitaris) dan praktis. Manusia
berusaha mencapai kebahagiaan serta kesejahteraan sendiri dengan membentuk
kembali hidup dan masyarakatnya diatas bumi. Hal inilah yang memunculkan paham
tentang martabat manusia. Ide dasar pencerahan merupakan kepercayaan bahwa
semua umat manusia didunia ini bisa mencapai tingkatan yang sempurna. Manusia
bertanggung jawab pada dirinya sendiri bukan pada Tuhan. Akal manusia telah
menggantikan wahyu tuhan, asas pembebasan jiwa manusia bukan ditentukan oleh
rahmat tetapi oleh akal. Manusia berhak mencari dan mengumpulkan kekayaan demi
kebahagiaan dunia. Pikiran manusia yang bersifat serbaguna dan praktis dengan
menempatkan kemajuan ilmu dan teknologi dapat meraih kemakmuran, sehingga
muncullah paham tentang hak atas Kebahagiaan.

d. Optimisme dan Percaya Diri Sendiri


Orang-orang pencerahan sangat yakin dan optimisme, percaya penuh akan
kemampuan mereka untuk menemukan hukum-hukum alam serta untuk
menyempurnakan dunia dan hidup ini sesuai dengan pendapat mereka melalui ilmu
pengetahuan yang bersifat alamiah, mereka yakin akan dapat memperoleh penemuan-
penemuan yang mengarah pada kesempurnaan jatidiri manusia. Mereka yakin dan
optimis melalui penyelidikan dan penelitian akan dapat mengungkap rahasia-rahasia
alam.

Tokoh-tokoh pencerahan yang berpengaruh dan mempunyai minat beragam dalam


membahas berbagai masalah yang menyangkut kehidupan manusia seperti ilmu
tentang pengetahuan alam, filsafat, politik, kesusastraan serta sejarah.generasi
pertama penyebar gerakan pencerahan yang bersifat moderat diantaranya adalah John
Locke, Sir Issac Newton, Voltaire dan Montesquei.
Historiografi Pada Masa Pencerahan
Abad ke-18 dikenal sebagai abad Rasionalisme dan Sekularisme.
Rasionalisme ditandai dengan adanya tuntutan manusia untuk berfikir menggunakan
logika, kritis, skeptisis dan juga realistis, sedangkan sekularisme muncul karena
adanya ketidak percayaan terhadap dogma agama yang selama abad pertengahan
peran agama tidak memberi kontribusi nyata bagi kehidupan manusia, sehingga
muncul pemikiran sekuler yang lebih menitikberatkan pada kehidupan duniawi.
Kepercayaan akan rasio pada abad ke-18 sangat dimajukan oleh perkembangan ilmu
pengetahuan pada waktu itu, misalnya Issac Newton telah mendasarkan fisika klasik
dengan bukunya Philosophiae naturalis principia mathematica dan juga lahirnya
ensiklopedi sebagai usaha untuk mengumpulkan segala pengetahuan secara
sistematis. Pemikiran pada abad pencerahan ini mempengaruhi penulisan sejarah
pencerahan yang merupakan landasan dari penulisan sejarah modern. Perubahan besar
yang terdapat dalam tema historiografi masa pencerahan diantaranya adalah:

1) Perubahan penekanan dari sejarah bentuk-bentuk pemerintahan dalam arti


sempit menuju pada struktur sosial dimana lembaga-lembaga tersebut
terbentuk.
2) Konsep sejarah siklis mulai digantikan oleh model linear dalam perkembangan
manusia.

Selain berpengaruh terhadap penulisan historiografi, abad pencerahan juga


berpengaruh pada tema central dalam filsafat, tema yang paling menonjol dalam
filsafat sejarah pencerahan ialah teori kemajuan dan teori empat tingkatan dalam
menjelaskan gerak sejarah. tokoh yang berperan dalam teori tahap-tahap
perkembangan manusia antara lain adalah:

1. Adam Fergusson dalam An Essay on the History of Civil Society (1767)


menyebutkan bahwa ilmu sosial semestinya bertitik tolak dari persoalan
subsistensi (mata pencaharian) sebagai faktor oenentu dan bahwa 'mode
subsistensi' berkembang dari masyarakat pemburu menuju masyarakat
pedesaan dan pertanian, hingga akhirnya menjadi masyarakat komersial
(kapitalis)
2. Jean Jacques Rousseau dalam Discourse on the Origin of Inequality
(1755) mendeskripsikan tiga tahapan evolusi manusia keluar dari keadaan
alaminya : 1) Pembentukan keluarga dan properti pribadi 2) Inovasi dalam
teknologi pertanian dan metalurgi, menyebabkan pembagian kerja secara
masif, dan 3) Pembentukan lembaga politik dan Negara
3. Marquis de Condorcet menulis Sketch for a Historical Picture of the
Progress of the Human Mind. Karya yg tidak selesai hingga penulisnya
wafat pada 1794, menyebut tak kurang dari sepuluh tahapan sejarah manusia,
yang diakhiri dengan masa Revolusi Prancis sebagai 'akhir sejarah' dalam tiga
hal pokok : penghapusan ketidaksetaraan antar bangsa, kemajuan dalam hal
kesetaraan manusia dalam diri bangsa-bangsa tersebut, serta tercapainya
keadaan kesempurnaan / kebajikan bagi umat manusia
4. Giambatista Vico (1668-1744), ahli hukum dan filsuf-sejarawan asal
Neapolitan, Italia menulis karya terbaiknya The New Science dimana ia
mengungkapkan teori mengenai evolusi sosial yang paling maju pada
masanya, sehingga ia juga dianggap sebagai pelopor menuju mazhab
'historisisme' dalam penulisan sejarah. Pemikiran Vico mempengaruhi
konsep2 sentral dalam filsafat dan penulisan sejarah modern seperti metode
hipotetik-deduktif, imajinasi rekonstruktif, atau penalaran
kontekstual.

Sedangkan filsafat pada abad pencerahan dicirikan sebagai berikut:

a) Hukum Alam sebagai prinsip dasar, adanya revolusi Sains dan filsafat
Descartes memunculkan pandangan bahwa berbagai pemikiran (etika, sosial
dan politik) harus didasarkan pada hukum alam daripada atas dasar
agama/wahyu.
b) Teori mengenai perjanjian (kontrak) sosial ialah penjelasan ideal mengenai
bagaimana suatu institusi sosial-politik harus dibangun untuk melayani
kepentingan suatu kolektifitas manusia tertentu. Berbagai teori kontrak sosial
telah dibahas dalam karya Thomas Hobbes, John Locke dan Jacques Rousseau
c) Gagasan mengenai kamajuan (progress) sebagai hukum alamiah dari
kehidupan manusia. Teori ini dianut oleh sebagain besar filosof beraliran
liberal akan tetapi yang paling utama dipelopori oleh Voltaire. Ia menolak
filsafat sejarah kristen seperti digagas St. Augustinus bahwa sejarah
digerakkan oleh pertentangan antara kekuatan ilahiah dan kegelapan,
melainkan oleh perjuagan antara akal budi dan takhayul.

Tokoh atau Penulis Sejarah Abad pencerahan


Tokoh pemikir atau Sejarawan abad pencerahan itu diantaranya adalah:

Edward Gibbon (1737 1794)


Gibbon adalah seorang sejarawan Inggris, yang juga pernah menjadi anggota
parlemen Inggris yang menulis mengenai keruntuhan kekaisaran Romawi yaitu
Decline and Fall of the Roman Empire (1737 1788). Menurut Gibbon bahwa
kekaisaran Romawi yang sangat besar dan kuat itu ternyata secara berangsur-angsur
mengalami kerapuhan dari dalam.-Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada masa
kejayaannya masyarakat Romawi sekaligus juga mulai mengalami kemerosotan
(dekadensi) dalam bidang moril. Sebagai penyebabnya adalah karena rakyat Romawi
itu sangat dimanja atau terlalu banyak diberi kesempatan untuk berfoya-foya dan
bersenang-senang, yang dikenal dengan istilah roti dan permainan. Artinya
bahwa memang sudah berkelebihan dalam memenuhi kebutuhan akan makan
(subsistensi), rakyat Romawi juga banyak dihibur dengan pertunjukkan-pertunjukkan
di Collesium, misalnya adu manusia (gladiator) melawan binatang, manusia lawan
manusia dan lain sebagainya. Dengan demikian walaupun secara fisik peradaban
bangsa Romawi itu lebih tinggi daripada suku-suku atau bangsa-bangsa lainya di
Eropa, namun demkiann dari segi moril justru mengalami kemerosotan, atau bahkan
bias dikatakan tidak beradab. Pada masa-masa seperti itulah bangsa Romawi tidak
mampu menahan serangan suku-suku bangsa lain yang dianggap bar-bar oleh bangsa
Romawi.
Mengenai teori Gibbon tersebut, seorang sejarawan modern yaitu Max Weber
menyatakan menolak teori tersebutdan penjelasan: bahwa keruntuhan Romawi
terutama disebabkan oleh golongan minoritas Kristen yang berhasil mempengaruhi
tokoh-tokoh masyarakat Romawi.

Voltaire (1694 -1778)


Voltaire dikenal sebagai penulis yang paling representative dari zaman
pencerahan. Karya-karyanya berwawasan luas dan termasuk genre sastra, menunjukan
nilai-nilai filsafat yang hidup. Voltaire dikenal dalam sejarah sebagai penyair, penulis
drama, penulis essay, penulis cerita pendek, filosof, dan sejarawan. Ia menginginkan
mendapat status sebagai penyair. Filsuf idolanya David Hume, ia menolak untuk
bersubordinasi belajar dengan membatasi diri pada pengkajian tentang etika yang
diterima sebagai doktrin keagamaan. Hendriade (1728) merupakan karyanya
yang panjang. Filsafat menjadi inti puisi-puisi filosofisnya. Karya karya Voltaire
yang ditulis setelah perjalanannya ke Inggris, merapakan bom pertama yang akan
menjatuhkan Rejim lama (Ancient Regime). Voltaire menyadari kekuatan dan arti
karyanya yang berjudul The Philosophical Letters, sehingga ia berusaha menjaganya
dari perdaran umum.
Voltaire memuji toleransi beragama serta kebebasan yang dimiliki orang-orang
Inggris sebaliknya ia mengecam hirarki gereja yang kaku dan penindasan-penindasan
terhadap kebebasan yang paling mendasar di negerinya sendiri. Ia lebih menyukai
para filsuf Inggris yang empiris, ia juga mengabaikan prasangka kebangsaan Di
tempat tinggalnya di Cirey, ia menghasilkan karya-karyanya di bidang filsafat,
eksperimen-eksperimen di bidang fisika dan usaha mempopulerkan metafisika
Newton, serta menjadi pionir dalam melakukan kritik terhadap kitab injil. Yang
terpenting bagi sejarawan, Voltaire-lah yang memulai penulisan sejarah modern dalam
historiografi Perancis. Karyanya yang terkenal dibidang sejarah adalah The Age Of
Louis XIV yang ditulis pada awal tahun 732.
Dengan membaca karya ini orang akan mengetahui atau memahami
kebudayaan Perancis abad ke 17, maka tidak salah karya ini merupakan karya yang
paling berharga. Tujuan penulisan karya ini adalah untuk melukiskan semangat zaman
(ZeitGeist), dan ia berhasil. Karyanya yang lain yang berjudul The Essay on te
Custom and the spirit of Nations, karya ini sengaja di tulis khusus untuk istrinya
Madame du Chatelet. Di publikasikan untuk pertama kalinya pada tahun 1756. Ia
mengalihkan kembali pandangan Kristen tentang masa lalu, menjadi pandangan yang
sama sekali sekuler dari seuatu sejarah umum. Voltaire menulis sejarah tidak lagi
menjadikan kisah orang-orang pilihan dari suatu sudut di muka bumi ini. Dan injil
tidak lagi menjadi otoritas historis tertinggi, dan geografi jauh melewati apa yang
diketahui oleh kaum Kristen atau kaum Yahudi. Pengetahuan sejarah telah mengalami
kemajuan sejak masa Voltaire Dia menunjukan bahwa sejarah profane adalah sejarah
manusia dan itu adalah subjek yang pantas dalam study sejarah.
Berbagai karya Voltaire yang terbit selama 30 tahun terakhir hidupnya,
berdasarkan tujuan penulisan itu dapat digabungkan menjadi karya yang mewakili
humanitas. Ada dua karya dari periode ini yang masih cemerlang sekarang adalah
Candide (1759) yang merupakan kaya sastra social yang terbesar; dan Philosophical
Dictionary( 1764) yang berisikan kritik tajam terhadap teologi Kristen. Ia meninggal
pada tahanu 1778. Ia terkenal dengan usahanya untuk mewakili oaring Perancis yang
tertindas.

Anda mungkin juga menyukai