Anda di halaman 1dari 7

NAMA NIM TUGAS

: ROHADI : 13030111130013 : RESUM FILSAFAT SEJARAH

KEKAISARAN BYZANTIUM Kekaisaran Timur atau lazim di sebut Kekaisaran Byzantium, terletak di Eropa bagian tenggara, merupakan kelanjutan dari kisah Kekaisaran Romawi dalam Abad Pertengahan. Kekaisaran Byzatium mendapat julukan sebagai peradaban ortodok dunia timur. Artinya, sejarah Kekaisaran Timur itu telah mengembangkan pengaruh agama Kristen yang berbeda dengan pengembangan agama Kristen di Eropa Barat. Kekaisaran Timur tidak mengenal apa yang di sebut dengan sistem keusupan, otoritas agama berada di tangan Dewan Gereja, namum agama Kristen adalah kebebasan. Dogma Kristen merupakan pegangan teguh bagi masyrakat Byzatium. Keruntuhan Romawi Barat pada abad V, sebenarnya Byzantium merupakan benteng perlindungan peradaban Eropa Barat. Gelombang penyerbuan suku-suku barbar Slavia dari utara, kaum nomaden, dari dataran Rusia Selatan, para penunggang kuda dari Padang Kierghizia di Asia mencoba menembus tembok Kostantinopel. Setiap kali benteng tersebut diterobos, Byzantium menujukkan kehebatannya, benteng yang begitu kokoh tidak mudah masuk bagi para penyerbu sangat tamak akan kekayaan Kostantinopel beserta provinsiprovinnya. Kerajaan Timur, begitulah sering kita katakan untuk nama Kekaisaran Byzatium berlangsung lama, dan dan di Barat penduduk Krisen baru terbentuk bersamaan dengan terjadinya invansi suku-suku barbar. Agama Kristen pertama-tama menjauhkan diri dari dari

negara dan perkembnagan yang ia alami berhubungan dengan ajaran, organisasi intern, disiplin, dan sebagainya. Namun kini, agama Kristen telah melembaga dan menjadi dominan. Ketika Kekaisaran Byzantium diperintah oleh Yustianus (527-565), melihat terjadinya kekacauan oleh penyerbuan suku-suku barbar di Italia berusaha membebaskn wilayah tersebut. Kebebasan nama Yustanius ditunjang oleh keberadaan dua jendral terkenal, yaitu Belisarius dan Narses. Berkat kehebatan kedua panglima perang itu berhasil mengalahkan musuh Kekaisaran. Yustianus berusaha pula untuk mengusir orang-orang Vandal di Afrika utara pada tahun 533, dipimpin oleh Belisarius, dengan kekuatan lima ribu prajurit kaveri dan sepeluh ribu prajurit infantri, mendarat di Afrika Utara dan dengan cepat berhasil menghancurkan kerajaan Vandal di wilayah tersebut. Pemerintahan Yustianus penuh dihiasi oleh berbagai peperangan selama dua dasa warsa lebih melawan suku-suku Jerman. Akhirnya, orang-orang Ostrogot berhasil ditaklukan oleh pasukan Yustianus pada tahun 563. Pada saat itu Kekaisaran Byzantium sekali lagi berhasil menguasai Italia, Afrika Utara, dan bagian selatan Spanyol. Dalam sejarah Kekaisaran Byzantium yang beribukota di Kostantinopel telah bertahan lebih dari sepeluh abad (337-1453). Namun, kaisar Yustianus banyak disebut-sebut sebagai kaisar terakhir Kekaisaran Romawi. Selama 38 tahun memrintah (527-565) Kekaisaran dunia Timur, ia menginginkan keutuhan Kekaisaran Romawi sepeti semula, menggabungkan kembali Timur dan Barat. Kemshuran Yustianus nampak dalam memperkokoh Kekaisaran dan berhasil menyusun kodifikasi hukum Romawi. Tanpa peraturan hukum yang baik tidaklah mungkin dapat tercipta suatu pemerintah yang kokoh dan kuat. Kelak nantinya, sumber hukum Romawi akan tersebar luas di pelbagai penjuru dunia. Byzantium merupakan bagian timur bagian timur Kekaisaran Romawi lama, jauh sebelum Roma mengalami disintegrasi. Bahasa Latin mempunyai pengaruh besar bagi kerajaan tersebut. Kodifikasi hukum Yustianus ditulis dalam bahasa Latin. Meskipun

faktanya bahwa kostantinopel sebagai suatu kota terletak di wilayah Yunani dan orang-orang Yunani sebagian besar tetap menggunakan bahasa tersebut. Penderian Gereja Santa Sophia di masa pemerintahan Yustianus, oleh arsitek Yunani sebagian bangunannya banyak diilhami oelh bangunan basilika Romawi. Kekaisaran Byzantium yang beribukota di Kostantinopel, memiliki posisi geografis yang menguntungkan. Kota kostantinopel terletak di pantai utara Borpurus, menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Marmora dan Aegera. Berarti Kostantinopel praktis menguasai jalur perdagangan kuno yang vital. Posisi dan lokasinya tepat di pangkalan terdepan antara benua. Di samping itu, Kostantinopel ditinjau dari aspek militer juga sangat startegis. Kota ini dibagun persis di atas sebuah semenanjung, dan dikelilingi oleh benteng-benteng. Dengan demikin, Byzantium dapat mengawasi segala gerak-gerik militer antara Asia dan Eropa. Para Kaisar Byzantium dalam menata dan mengatur perekonomian negara, berhasil memonopoli perdagangan baik produk dari negara tersebut maupun yang berasal dari luar. Gagasan tentang kekuasaan absolut yang berasal dari peradaban Persia sangat berpengaruh terhadap Byzantium dalam diri raja-raja pada Dinasti Sassanid (226-641). Dengan demikian dinasti raja-raja Sassanid memperoleh legitimasi religius, berarti kekuasaan raja menjadi absolut. Agama Zoroaster sebagai nabinya. Nantinya, agama tersebut dalam hal-hal tertentu berpengaruh terhadap konsep agama Kristen. Masa pemerintahan Kekaisaran Byzantium yang bertahan-bertahan berabad-abad itu telah terlibat perang selama beberapa abad (abad IX- XIII) dengan dunia Arab.Perang itu sering dinamakan Perang Salib. Akibat-akibat lebih jauh dari jauh dari Perang Salib dapat mendorong ke arah terjadinya kemunduran-kemunduran Kekaisaran Byzantium.

Kemunduran sangat terasa sekali pada abad XIII, ketika terjadi peristiwa putusnya hubungan antara Byzantium dan Rusia. Selama lebih dari dua abad, penguasa dinasti Mongol Khanes di

Rusia mengakhiri penguasaan Dinasti Varangias di wilayah tersebut. Dinasti Varangians sebagai pendiri kerajaan di Rusia, mereka berasal dari suku-suku Viking di Swedia yang telah menyebrang ke Baltik dan menyerbu ke pelbagai wilayah orang-orang Viking atau juga dinamakan Varangians, mendirikan kerajaan di tanah milik orang-orang Slav. Meskipun orang-orang Slav dikendalikan oleh dinasti Mongol Khanes, mereka dapat mengembangkan pemerintahan di Rusia dengan menempatkan Raja Ivan III (1472) yang kemudian ia bergelar sebagai Tsar, atau Caesar. Keberadaan agama Kristen berserta institusinya dalam sejarah Kekaisaran Romawi merupakan peristiwa penting dalam sejarah beradapan Eropa. Korelasi agama dalam kenyataan telah memberikan kepuasan batin, agama memberikan ide-ide khas, dogma-dogma yang diterima sebagai suatu kebenaran bagi para pemeluknya. Kepercayaan agama Kristen yang telah mengakar dalam lubuk hati kesadaran manusia mendorong terjadinya perubahan dan lahirnya suatu peradaban baru. Penyebaran agama Kristen seiring dengan terjadinya masa krisis di Repubik Romawi, ketika masyrakat Eropa Tengah mengalami kekosongan, kekacauan, dan ketidakpastian, terjadi sekitar permulaan tahun Masehi. Akibat perang saudara yang silih berganti, demikian pula berbagai kekacuan dan akhirnya Republik Romawi diganti, dengan sebuah Kekaisaran. Ditinjau dari segi organisasi keagamaan, mula pertama permulaan organisasi Gereja Kristen itu berasal dari daerah timur Kekaisaran Romawi. Untuk mengetahui kapa organisasi Gereja Kristen mulai didirikan, nampaknya, dikalangan para pakar terjadi berdebatan yang tiada hentinya dalam menentukan pendirian lembaga tersebut seperti pakar agama Katholik silang pendapatan dengan pakar Prostestan. Akibat keruntuhan Romawi Barat pada abad V, Praktis secara politisi kegiatan pemerintahan berpindah ke Timur, Byzantium. Kekuasaan Roma yang pindah ke Timur, telah

meninggalkan Roma sendiri, apalagi dipropinsi sebelah Barat tidak nampak lagi sisa-sisa dari kekuasaan Kekaisaran. Gereja Roma telah menjadi Gereja Eropa Barat sejak terjadi perdebtan maslah pemujaan patung. Tidak dapat disangka lagi jika ada pendapat yang menyatakan bahwa Byzantium menganggap dirinya sebagai Kekaisaran yang

mempertahannkan peradaban Yunani-Romawi, sebab bagian barat Kekaisaran itu telah dapat diruntuhkan oleh invansi suku-suku Barbar. Akibat invasi tersebut, di Eropa Barat berdirilah pelbagai kerajaan Jerman seperti Franka, Visigot, Vandal, dan beberapa kerajaan Jerman lainnya. Agama Kristen terbelah dalam ranah Gereja Barat dan Timur, perbedaan yang semakin meluas terjadi enam ratus tahun berikutnya, yakni pada tahun 1054, ketika kedua Gereja tersebut tidak dapat lagi dipersatukan dalam bingkai Gereja Roma dan menggapai Gereja yang kemudian bernama Gereja Yunani Ortodok. Gereja Yunani Ortodot tidak mau mengakui supremasi otoritas paus Roma terdapat wilayahnya. Akibat Gereja Timur lepas dari Gereja Roma terjadi perpecahan dalam tubuh Gereja Kristen. Perpecahan sampai terjadi konflik antara kedua Gereja tersebut lazim dinamakan Schisma. Keretakan Gereja Timur dan Barat kelihatannya tidak mungkin dapat dapat diperbaiki apalagi menyangkut pada bagian maslah dogma setelah berakhirnya Perang Salib pada awal abad XIII (1204). Apabila dunia Barat melalui kekuasan Kekaisaran Romawi Barat berhasil mentranfer perdabannya kepada suku-suku Jerman begitulah Kekaisaran Timur, Byzantium juga berhasil memperadabankan dan mengkristenkan orang-orang Slav. Orang-orang Slav merupakan bangsa pengembara,mendiami lembah Danube, mereka berambisi sekali menyerbu Byzantium pada akhir abad VII. Mereka ingin menguasai wilayah yang terkenal subur dan makmur. Suku-suku Slav dikenal sebagai suku yang berbahaya, sebab mereka adalah

penunggang penunggang kuda yang gesif dan sekaligus jago berkelahi yang ganas.

Orang-orang Slav yang dalam perkembangannya bercampur dengan orang-orang Bulgas kemudian mereka hidup bersama. Orang-orang Bulgas tidak diketahui orang mengenai asal-usulnya, tetapi menggunakan bahasa Slavia. Keberhasilan Kekaisaran Byzantium dalam menghadapi ancaman dan serbuan orang0orang Slav adalah terletak pada keahlihan militernya dan diplomasinya. Meraka yang telah terlanjur menyerbu dan menguasai sebagian wilayah kekuasaan Byzantium kemudian menetap, meraka tidak akan diusir oleh militer Byzantium, selama mereka tunduk dan dapat diatur dalam pemerintahan kekaisaran. Bagian negara-negara Slava di Eropa Timur kaitanya dengan Kekaisaran Byantium sangat menarik untuk kita perhatikan, tidak seperti bagi dunia Barat. Ketika terjadi Perang Salib, orang-orang Slav tidak ikut serta berperang dan juga tidak terlibat dalam perjuangan bagi kepentingan perdagangan yang terjadi di sekitar Laut Tengah itu. Mereka tidak melakukan hubungan intensif dengan dunia luar. Ketika orang-orang Slav gagal menyerang Kostantinopel, mereka telah puas dengan apa yang dihasilkan di dataran Rusia yang sangat luas itu. Orang Byzantium datang membeli gandum mereka di pelabuhan-pelabuhan Laut Hitam, sementara itu, saudagar Eropa Barat pergi ke pasar tahunan di Novgorod membeli kulit pelsa. Byzantium sebagai pewaris peradaban klasik, dapat diketahui dari sejumlah intelektual yang peduli terhadap ilmu pengetahuan. Mereka menerbitkan kembali berbagai naskah kuno. Memang diakui, dalam mempelajari dan menghasilkan karya-karya baru tidaklah sehebat pada diri ilmuwan Yunani. Mereka banyak diilhami oleh karya-karya besar Yunani, misalnya dalam ilmu kedokteran karya Galen. Sejumlah kecil para dokter Byzantium seperti Alexander Tralles (525-605). Kaum intelektual Byzantium sadar betapa pentingnya arti suatu pendidikan yang bermanfaat para warga. Melalui pendidikan dapat diraih kecerdasan, berarti dapat mengurangi kebodohan. Begitu cintanya para tenaga pengajar

terhadap pengetahuan klasik, anak laki-laki yang berusia 6 tahun mulai diperkenalkan pada tata bahasa Yunani sebagai persiapan agar mereka mampu mengapresiasikan keagungan kesustraan Yunani. Pengaruh Kekaisaran Byzantium atas wilayah Rusia antara lain pada bidang religi sebelum orang-orang Rusia bersentuhan dengan beradaban Byzantium, mereka terlebih dahulu telah memeluk agama politheis. Akibat dalam perjanjian perdagangan tahun 945, dapat kelompk pedagang yang menjadi utusan telah siap memeluk agama Kristen. Ancaman yang sanagt serius terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Rusia, timbul didunia Timur dari para pengembara yang menamakan sebagai oarang mongol berasal dari Asia Tengah. Mereka mulai menyerbu dan berhasil menglahkan wilayah lain pada awal abad XIII. Dalam waktu selama 25 tahun sebagai periode orang Mongol berhasil menguasai sebagai sebagian wilayah Asia dan juga memperluas kekuasaannya mulai dari Moskow sampai Korea. Penguasa Mongol yang terkenal adalah Batu, yng pada tahun 1237 pasukannya menyerbu ke wilayah Rusia di Kota Ryanzan. Para pangeran di kota tersebut pantang menyerah terhadap pasukan-pasukan Mongol, akibatnya kota tersebut dihancurkan, sebagian penduduknya dijadikan tawanan perang. Selain itu Kota Ryazan, dan juga kota lain dihancurkan seperti Kota Sutidar, dan Kota Moskow di bakarnya. Akibatnya peperangan orang-orng Mongol pada abad XIII itu, masyrakat Rusia menjadi tercerai berai. Warga Rusia ketika terjadi penyerbuan oleh suku Mongol ribuan orang-orang Rusia terbunuh secara kejam.

Anda mungkin juga menyukai