Mengalami Kemunduran
Namun, yang mengakibatkan kemunduran imperium ini bukanlah intrik politik.
Orang-orang Barat di Eropa mulai mengubah dirinya melalui Renaisans,
Reformasi, dan Pencerahan, juga melalui meningkatnya ilmu pengetahuan.
Sedangkan, di Bizantium, perubahan dalam bentuk apa pun tidak hanya
dipandang sebagai heresi tetapi juga akhirnya dipandang sebagai kejahatan
terhadap Negara.
Selain itu, angin perubahan politik mulai memangsa korbannya. Pada abad
ketujuh, Islam merebut Antiokhia, Yerusalem, dan Aleksandria. Penyerbuan orang
Slavia dari Semenanjung Balkan dan penaklukan oleh orang-orang Lombard di
Italia membuat Roma dan Konstantinopel terpisah. Roma, yang kekurangan
dukungan dari Bizantium, bersekutu dengan orang-orang Barat Jerman yang
semakin kuat. Imperium Konstantinopel yang semakin menyusut diganti dengan
orang Yunani yang semakin banyak. Kemudian, pada tahun 1054, uskup Ortodoks
Yunani dan paus Katolik Roma saling melakukan ekskomunikasi akibat
perbedaan pandangan teologis, yang menyebabkan perselisihan antara gereja
Ortodoks dan Katolik yang tak terselesaikan sampai hari ini.
Pada tahun 1204, imperium ini dilanda bencana lain. Pada tanggal 12 April,
pasukan Perang Salib Keempat yang sedang dalam perjalanan ke Yerusalem
melakukan apa yang oleh sejarawan Sir Steven Runciman disebut sebagai
kejahatan terbesar dalam sejarahmenjarah Konstantinopel. Dengan
melakukan pembakaran, penjarahan, dan pemerkosaan atas nama Kristus, para
prajurit perang salib menghancurkan kota itu dan membawa jarahan mereka ke
Venesia, Paris, Turin, dan pusat-pusat wilayah Barat lainnya.
Lebih dari 50 tahun kemudian, orang-orang Bizantium akhirnya berhasil merebut
kembali Konstantinopel. Pada saat itu, imperium tersebut hanyalah bayangan dari
masa lalunya. Orang-orang Venesia dan Genoa sudah mengambil alih
perdagangannya. Dan, tidak lama kemudian, Imperium Bizantium sudah berada
dalam cengkeraman orang-orang Islam Ottoman.
Tak pelak lagi, tekanan demikian mengakibatkan runtuhnya imperium ini. Pada
tanggal 11 April 1453, Sultan Mehmed II mengepung ibu kota itu, dengan
mengerahkan 100.000 pasukan dan armada yang kuat. Ke-8.000 orang di
Konstantinopel masih sempat bertahan selama tujuh minggu. Kemudian, pada
tanggal 28 Mei, para pengepung menyerbu masuk lewat pelabuhan yang dijaga
oleh sedikit orang di parit kota itu. Keesokan harinya, kendali atas ibu kota itu
telah berpindah tangan. Mehmedsekarang sudah menjadi penaklukdilaporkan
menangis dan meratap, Sungguh luar biasa kota yang kita jarah dan hancurkan
ini! Imperium Bizantium telah runtuh. Namun, pengaruhnya masih terasa hingga
kini.
Imperium Bizantium Dalam Alkitab
Biara merupakan salah satu tren agama yang terkuat di imperium ini. Biara
berfungsi sebagai pusat penyalinan dan penyimpanan ribuan manuskrip Alkitab.
Tiga dari sisa-sisa manuskrip Alkitab yang terpenting dan terlengkap yang masih
adaVatikan 1209, Sinai (inset), dan Aleksandrinus (latar belakang)mungkin
dibuat dan disimpan di dalam biara-biara dan komunitas-komunitas agama
Bizantium.
Sumber : http://wol.jw.org/en/wol/d/r25/lp-in/102001725
b) Catatlah informasi-informasi penting yang berkaitan dengan anekdot.
Temukan kisah-kisah menarik dalam kehidupan dibalik istana
tersebut yang dapat menginspirasi penulisan anekdot
Informasi menarik dari kisah Istana Bizantium yang menginspirasi
penulisan anekdot antara lain :
-
Dari informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa kisah Istana Bizantium dapat
menginspirasi teks anekdot. Karena kisahnya, kita dapat mengkritik ataupun
menyindir orang-orang Bizantium yang melakukan perbuatan buruk atau
perbuatan yang tidak patut untuk dicontoh.
Hal 6 no 3
a) Carilah di internet minimal 2 cerita anekdot dengan tokoh Nasruddin.
Kliping dan arsipkan sebagai artefak portofolio setelah diperiksa atau
diverifikasi oleh guru
Menyampaikan Dakwah
Suatu ketika Nasruddin diundang untuk menyampaikan dakwah. Saat
berada di atas mimbar, ia bertanya, "Kalian tahu apa yang akan aku katakan?"
Seluruh umat menjawab serempak, "Tidak." Nasruddin pun berkata, "Aku tidak
berkeinginan untuk berdakwah kepada orang-orang yang tidak tahu apa yang
akan aku dakwahkan," kemudian turun dari mimbar dan pergi.
Orang-orang merasa lalu, kemudian memanggilnya kembali keesokan hari
Jumatnya untuk kembali berdakwah. Kali itu, Nasruddin kembali menanyakan
pertanyaan yang sama, dan para umat menjawab, "Tahu". Nasruddin terdiam,
kemudian berkata, 'Karena kalian sudah tahu apa yang akan aku katakan, aku
tidak akan membuang-buang waktu kalian lebih lama lagi." Nasruddin turun dari
mimbar meninggalkan mereka.
Kali ini orang-orang benar-benar kebingungan dan memanggilnya kembali
di keesokan Jumat. Sekali lagi Nasruddin menanyakan pertanyaan yang sama,
para umat sebagian menjawab tahu dan sebagian menjawab tidak tahu. Nasruddin
berseru, "Sangat bagus! Sekarang, bagi yang sudah tahu, silahkan menceritakan
kepada yang belum tahu!" Ia turun dari mimbar kemudian pergi.
Memperoleh Pencerahan
Nasruddin berjalan di pasar sambil diikuti sekelompok besar pengikut.
Apapun yang ia lakukan, para pengikutnya segera mengikuti. Setiap beberapa
langkah, ia akan berhenti kemudian melambaikan tangannya ke udara, menyentuh
kakinya, dan melompat sambil berseru, "Hu Hu Hu!" Pengikutnya juga berhenti
dan melakukan persis sama seperti yang ia lakukan.
Salah satu pedagang yang kenal dekat dengan Nasruddin secara diam-diam
bertanya kepadanya,"Apa yang kamu lakukan, kawan lamaku? Mengapa orang-
orang ini menirumu?" "Aku menjadi Sheik Sufi," jawabnya, "Mereka ini adalah
murid-muridku (pencari kebenaran spiritual); Aku menolong mereka untuk
mencapai pencerahan."
"Bagaimana kamu tahu bilamana mereka telah mencapai pencerahan?"
tanya di pedagang. "Itu merupakan bagian yang paling mudah!" jawab Nasruddin,
"Setiap pagi aku menghitung jumlah mereka. Setiap orang yang tidak datang lagi mereka telah memperoleh pencerahan!"
Bersembunyi
Suatu malam seorang pencuri memasuki rumah Nasrudin. Kabetulan Nasrudin
sedang melihatnya. Karena ia sedang sendirian aja, Nasrudin cepat-cepat
bersembunyi di dalam peti. Sementara itu pencuri memulai aksi menggerayangi
rumah. Sekian lama kemudian, pencuri belum menemukan sesuatu yang berharga.
Akhirnya ia membuka peti besar, dan memergoki Nasrudin yang bersembunyi.
Aha! kata si pencuri, Apa yang sedang kau lakukan di sini, ha?
Aku malu, karena aku tidak memiliki apa-apa yang bisa kau ambil. Itulah
sebabnya aku bersembunyi di sini.
Hal 27
2. Carilah informasi dari berbagai sumber referensi berkaitan ciri-ciri atau
karakteristik bahasa anekdot. Berdasarkan informasi yang Anda simpulkan,
jawablah soal-soal berikut
Medan.
Konjungsi SESUDAH ITU/SETELAH ITU
Contoh : Pukul tujuh tepat kami menyantap sarapan kami. Sesudah itu
diruang ini
Konjungsi SEJAK ITU
Contoh : Ayahnya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Sejak itu dia
hanya tinggal bersama ibunya.
Konjungsi TETAPI
Contoh :
Dia memang bodoh tetapi rajin
Pak Lurah kita memang tegas tetapi hatinya baik
Kakaknya pandai tetapi adiknya bodoh sekali
Ida sebenarnya ingin melanjutkan sekolah tetapi orang tuanya tidak
Konjungsi NAMUN
Contoh :
Sejak kecil anak itu kami asuh, kami didik,dan kami sekolahkan, Namun,
setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami.
Sehabis lebaran kantor-kantor pemerintah masih sepi. Pegawai-pegawai
cuma duduk duduk, mengobrol, atau baca koran. Namun, mereka berada
Konjungsi SEDANGKAN
Contoh:
Dua orang pencuri masuk ke rumah itu, sedangkan seorang temannya
menunggu di luar
Sebuah bus Trans Jakarta meluncur dengan cepat di jalurnya, sedangkan
kendaraan lain terjebak dalam kemacetan luar biasa.
Konjungsi SEBALIKNYA
Contoh:
Minat anak-anak tamatan SMA untuk masuk Fakultas Kedokteran atau
Teknik besar sekali. Sebaliknya, untuk masuk Fakultas Sastra sedikit sekali
Para perusuh itu bukan dicegah melakukan penjarahan; sebaliknya,
tampaknya seperti dibiarkan oleh para petugas.
yang;kata benda)
Membentukkan. Contoh : Para dokter membahas penyakit aids
(Para;hanya dokter= kata pembentuk)
Kata seru/interjeksi asli: yah, wah, ah, hai,o, oh, cis, cih, nah, he dll.
Contoh: hai, datanglah kemari!
Kata seru/interjeksi yang berasal dari kata kata biasa : celaka, masa,
kasihan
Contoh : celaka, hpku hilang!
Hal 28
2. Bacalah kembali teks anekdot berjudul Tukang Kayu dan Peri Hutan
a) Buatlah abstraksi atau ringkasan teks tersebut
Tukang Kayu dan Peri Hutan
Pada zaman dahulu, hidup seorang tukang kayu. Suatu ketika dalam
perjalanan pulang melewati jembatan bambu yang lapuk, si tukang kayu
tergelincir dan kayu-kayu yang dipanggulnya pun terjatuh ke sungai. Ia sangat
bersedih karena kapak tua nya pun ikut terjatuh ke dalam sungai. Tak lama
kemudian, munculah peri hutan. Peri hutan tersebut menawarkan bantuan kepada
si tukang kayu.
Peri hutan turun ke sungai dan membawa beberapa kapak. Kapak pertama
berlapis emas dan kapak kedua berlapis perak. Tukang kayu menolak kapak emas
dan perak yang disodorkan peri hutan. Namun akhirnya, peri hutan kembali
dengan kapak ketiga, yaitu kapak tua yang jelek. Tukang kayu pun gembira dan
mengakui bahwa kapak tua itu adalah kepunyaannya. Peri hutan terpukau melihat
kejujuran tukang kayu. Peri hutan pun memberikan semua kapak yang ia temukan
di sungai tadi kepada tukang kayu. Kembali ke rumah, tukang kayu menceritakan
kejadian yang tadi kepada istrinya. Istrinya penasaran dan lekas menuju ke
jembatan. Disana, istri tukang kayu tergelincir ke dasar sungai karena kurang hatihati. Untuk kedua kalinya, sang peri hutan menolong tukang kayu.
Peri hutan turun ke sungai dan membawa gadis cantik dan menanyakan
apakah gadis itu adalah istri tukang kayu. Tukang kayu pun berbohong dan
mengakui bahwa gadis tersebut adalah istrinya. Mendengar jawaban tukang kayu,
peri hutan sedih dan mengakatan bahwa ia salah menilai si tukang kayu. Tanpa
ragu, tukang kayu berkata bahwa ia bukannya berubah tamak, tetapi apabila ia
tidak mengakui gadis yang tadi adalah istrinya, maka ia tahu bahwa peri akan
membawakan wanita-wanita lain. Kalau tukang kayu mengakui bahwa wanita
yang jelek dan tua adalah istri tukang kayu, maka peri akan menghadiahkan
semua wanita cantik atas kejujuran tukang kayu. Tukang kayu pun berkata bahwa
menafkai 1 bini aja kewalahan, apalagi sampai dua atau tiga.
Abstraksi :
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang tukang kayu. Ia dalam perjalanan pulang
dari hutan, memanggul sebatang pohon.