Anda di halaman 1dari 7

Konstantinopel adalah ibu kota Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Romawi Timur, Kekaisaran Latin, dan

Kesultanan Utsmaniyah. Hampir selama Abad Pertengahan, Konstantinopel merupakan kota terbesar dan
termakmur di Eropa dengan kuatan militer yg sangat kuat.Sekurang-kurangnya sejak abad ke-10, kota ini umum
disebut Istanbul yang berasal dari kata Yunani Istimbolin, artinya "dalam kota" atau "ke kota". Setelah
ditaklukkan oleh kaum Utsmaniyah pada 1453, nama resmi Konstantinopel dipertahankan dalam dokumendokumen resmi dan cetakan mata uang logam. Ketika Republik Turki didirikan, pemerintah Turki secara resmi
berkeberatan atas penggunaan nama itu, dan meminta agar diganti dengan nama yang lebih umum, yakni
Istanbul. Konstantinopel terkenal karena pertahanannya yang sangat kuat. Meskipun dikepung beberapa kali
oleh berbagai bangsa, kota tersebut berhasil direbut hanya pada tahun 1204 oleh tentara Latin Perang Salib
Keempat, dipulihkan pada tahun 1261 oleh Kaisar Bizantium Michael VIII Palaiologos, dan pada tahun 1453
ditaklukkan oleh Sultan Ottoman Mehmed II.
Yang pertama, dinding kecil didirikan oleh Konstantinus I, dan mengelilingi kota. Kemudian, pada abad ke-5,
Theodosius II membangun Tembok Theodosian, yang terdiri dari dinding ganda membentang sekitar 2 KM (1,2
mil) ke barat dari dinding pertama. Kota ini dibangun di atas tujuh bukit serta pada Tanduk Emas dan Laut
Marmara, maka tersaji sebuah benteng yang tak tertembus melingkupi istana megah, kubah, dan menara, yang
mencakup dua benua. Konstatinopel menjadi lokasi yang tepat: sebagai tempat seorang kaisar dapat bertahta,
memiliki pertahanan yang matang, dan memiliki kemudahan akses ke perbatasan Danube maupun Efrat dan
menjadi lokasi perdagangan internasional, dewan kekaisaran memperoleh suplai dari kebun-kebun yang subur
dan bengkel-bengkel yang canggih di Asia, perbendaharaannya diisi oleh provinsi-provinsi termakmur dalam
kekaisaran.Selainitu fasilitas yang terdapat didalamnya cukup baik seperti alun-alun di pusat kota tua
Bizantium, istana agung kaisar dengan gerbangnya yang megah, tempat pacuan kuda yang mampu menampung
80.000 penonton, sebuah Universitas, dan pemandian Zeuxippus yang terkenal,serta monumen berlengkung,
titik awal untuk mengukur jarak ke seluruh Kekaisaran Romawi Timur.Selain itu Di Konstantinopel,
hippodromos makin lama makin meningkat reputasinya sebagai tempat berpolitik. Di sanalah (sebagai
bayangan yang silam dari pemilihan umum di Roma lama) rakyat secara aklamasi menunjukkan persetujuan
mereka atas seorang kaisar baru, dan di sana pula mereka terang-terangan mengkritik pemerintah, atau
menyerukan penggantian menteri-menteri yang tidak disukai masyarakat. Pada masa pemerintahan Yustinianus,
ketertiban umum di Konstantinopel menjadi isu politik yang penting.
Kejatuhan Konstantinopel (bahasa Turki: stanbul'un Fethi) adalah penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi
Timur, yang terjadi setelah pengepungan sebelumnya, di bawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21
tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium
Konstantinus XI. Pengepungan berlangsung dari Jumat, 6 April 1453- Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan
Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah.Penaklukan Konstantinopel (dan dua wilayah
pecahan lainnya segera setelah itu Bizantium) menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi, sebuah negara yang
telah berlangsung selama hampir 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan besar untuk Kristen. Intelektual
Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke
Italia. Dikatakan bahwa mereka membantu penanda dimulainya Renaisans. Itu juga merupakan beberapa tanda
akhir Abad Pertengahan oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.[29]
Peristiwa Kejatuhan Konstantinopel secara tidak langsung menjadi salah satu tonggak krusial dalam peradaban
umat manusia yang berdampak luas (globalisasi). Diawali jalur perdagangan antara Eropa dan Asia yang
terputus akibat monopoli Utsmaniyah, sehingga para saudagar di Eropa berusaha mencari cara lain untuk
berdagang ke daratan Asia,[30] yang kemudian memunculkan tokoh-tokoh penjelajah termasyhur semisal Vasco

da Gama yang berhasil menemukan rute laut menuju Asia,[31] ataupun Christopher Columbus yang mendarat di
kepulauan Karibia dalam wilayah benua Amerika,[32] meskipun Columbus menganggap bahwa ia mendarat di
daratan India. Selain itu, penemuan benua Australia dan Antartika oleh kapal-kapal pelayar asal Britania Raya,
[33][34]
serta penyebaran teknologi mesin, maupun adanya hegemoni kolonialisme bangsa-bangsa Eropa
merupakan beberapa konsekuensi tidak langsung yang bermula dari Kejatuhan Konstantinopel sebagai pemicu
periode transisi antara Era Pertengahan dengan Era Modern.
DI SEPANJANG sejarah Islam, mungkin satu-satunya peristiwa besar yang sebanding dengan atau lebih besar
dari kemegahan peristiwa jatuhnya Konstantinopel (sekarang Istanbul) adalah Perang Salib yang dilancarkan
oleh Pasukan Kristen untuk tujuan agama.Begitu megahnya peristiwa penaklukan itu sehingga mampu
menyalakan api permusuhan dan sentimen-sentimen keagamaan antara kedua agama, Kristen dan Muslim,
setelah berabad-abad kemudian.Jikalau Yerusalem dipandang sebagai asal dan tempat suci bagi seluruh agama
Kristen, maka Konstantinopel benar-benar dianggap sebagai representasi politik Kristen di dunia Timur,
sebagaimana kota Roma yang membanggakan diri sebagai representasi politik dari agama Kristen di Barat.
Dengan demikian, jatuhnya kota Konstantinopel sebagai simbol agung representasi politik agama Kristen telah
menciptakan kebencian yang mendalam serta kecemasan dalam memori para pemimpin Kristen.Peristiwa ini
juga digunakan oleh Gereja untuk merekayasa citra/ imej barbarisme Muslim di hati orang-orang Kristen Eropa
di abad-abad mendatang sesudahnya.Mengingat betapa pentingnya peristiwa kejatuhan Konstantinopel tersebut,
tidak ada keraguan bahwa peristiwa jatuhnya Konstantinopel sangat menarik untuk dibahas di era kontemporer
saat ini.Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana berbagai faktor yang berbeda telah membuat
penaklukan Konstantinopel, sebuah kota dengan pertahanan alami yang kuat, telah terwujudkan di tangan
Sultan Muhammad II atau yang terkenal dengan Sultan Muhammad Al Fatih.Beberapa faktor tersebut adalah
konflik berkepanjangan dalam masyarakat Kristen sendiri, antusiasme keagamaan dan keimanan yang kuat di
dalam diri kaum Muslim untuk mengambil alih kota penting yang merupakan lokasi sentral bagi para pemimpin
Bizantium dalam merencanakan dan mengirimkan kampanye militer terhadap sesuatu yang dipandang sebagai
ancaman baru yang muncul pada saat itu , yakni agama Islam, dan terakhir adalah peran teknologi dan disiplin
militer yang secara efektif digunakan oleh Sultan Muhammad Al Fatih untuk mewujudkan cita-cita militernya.
Tanduk Emas dan Sikap Tentara Salib
Didirikan sekitar 650 SM oleh koloni Yunani dari sebuah kota dekat Athena yang dipimpin oleh Byzas dan
untuk menghormati dia, kota ini akhirnya disebut sebagai Byzantion (nama lampau dari Konstantinopel),
sebuah kota di semenanjung berbukit itu dianggap sebagai tempat yang sangat menguntungkan untuk menetap.
Pada tanggal 11 Mei 330 SM, kota Byzantion jatuh di bawah pemerintahan Kristen, Kaisar Konstantinus Yang
Agung telah memilih kota ini sebagai ibukota Kekaisaran Romawi Timur dan menamakannya kemudian
sebagai kota Konstantinopel.
Konstantinopel selama berabad-abad dianggap sebagai tempat yang paling tepat dan strategis di Bumi dan
benar-benar menjadi penghubung banyak rute darat dan laut. Kota ini terletak di tanjung berbukit dengan
pelabuhan alamiah di Tanduk Emas yang melindungi kapal dari angin kencang dan arus berbahaya dari Selat
Bosporus, sebuah teluk sempit yang memisahkan Eropa dari Asia dan menghubungkan Laut Marmara selatan
semenanjung dengan Laut Hitam ke utara. Laut Hitam itu sendiri adalah pusat transportasi utama untuk masuk
ke Eropa dan Asia.

Konstantinopel, menurut Turnbull, selalu dibesar-besarkan terkait dengan kondisi strategis dan topografis
sementara poin negatif dari kota ini selalu terabaikan dalam rangka untuk menggambarkan kota ini sebagai kota
yang sempurna dengan pertahanan strategis alami.Beberapa sejarawan, seperti Polybius yang hidup pada abad
ke-2 SM, menganggap lokasi kota Konstantinopel itu memang disukai untuk keamanan dan kemakmuran dalam
kaitannya dengan wilayah lautnya tetapi terkait dengan lokasi daratannya kota ini dianggap sangat tidak
menguntungkan dari sisi keamanan. Hal ini menjelaskan mengapa Kaisar Konstantin membangun tembok
perkasa atau benteng yang mengelilingi kota untuk melindungi kota dan mengurangi kerentanan atau ancaman
yang tinggi dari sisi darat.
Menambah kerentanan geografis ini adalah sengketa doktrinal agama yang berkepanjangan antara Gereja
Katolik Roma di bawah otoritas Kepausan di Roma dan Gereja Ortodoks Yunani Timur dibawah kewenangan
Uskup Konstantinopel. Konflik terkait doktrin Kristen juga melibatkan para kaisar penguasa Konstantinopel
dalam pertikaian agama semenjak dari Constantine I sampai para penerusnya.
Salah satu isu yang memecah belah pengikut agama Kristen Roma dan Ortodoks adalah terkait dengan larangan
Alkitab terhadap penyembahan berhala.
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat.. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah
utara, selatan, timur, dan barat. Sebelum kompas ditemukan, para pelancong berjalan dari satu tempat yang
mudah diingat ke tempat berikutnya. Pelaut bergantung pada garis-garis pantai (bahkan untuk perjalanan jauh)
menggunakan corak pantai sebagai penanda. Ada penjelajah samudra lepas memanfaatkan rasi bintang (Bintang
utara) di waktu malam hari dan matahari pada siang hari sebagai pemandu pelayaran. Namun, penanda ini tidak
berguna ketika tertutup lapisan awan, dan sudah pasti banyak kapal yang tersesat jauh sekali selagi mereka
menantikan awan kembali bersih.
Prinsip kompas ditemukan pertama kali di China sekitar abad ke-4 SM. Ada juga rujukan tentang peralatan
magnet yang terbuat dari. China menemukan batuan magnetis tipis, batuan yang secara alami bisa digunakan
untuk membuat magnet. Batuan ini akan memutar ketika ditempatkan pada air tertutup dan selalu menunjuk ke
arah selatan.
Semasa Dinasti Han berkuasa, beberapa ilmuwan mengetahui bahwa batu tipis bermagnet dapat menyediakan
informasi yang penting bagi pelancong. Kompas yang pertama dibuat dari batu tipis bermagnet berbentuk
sendok kecil dan terapung dalam mangkuk air. Pelancong China menyebut kompas tersebut sebagai "ikan
terapung". Sekitar tahun 600 M, orang China yang lain terilhami oleh penemuan besi. Mereka berulangkali
merombak besi tersebut serupa batu tipis bermagnet yang dapat berfungsi sebagaik batu tipis bermagnet yang
asli. Besi yang dibuat bermagnet menunjuk ke arah selatan. Besi dibuat dengan ukuran lebih panjang
disbanding batu tipis bermagnet yang mudah pecah.

Pada tahun 800 M, kompas besi terapung telah umum digunakan pada kapal-kapal China. Hal ini mendorong
keberanian mereka melakukan penjelajahan samudra lepas sejauh India. Berabad-abad lamanya, kompas
menempatkan penjelajah China lebih maju dari Eropa dan Arab dalam hal navigasi kapal. Pada waktu yang
sama, seorang kapten kapal China yang tak dikenal menemukan gagasan untuk memakai minyak sebagai ganti
air untuk pengapungan kompasnya. Jarum besi mengapung lebih mudah jika berada di atas minyak. Segera
setelah itu, pelaut lain memutuskan bahwa kompasnya akan bekerja lebih baik jika berada di dalam suatu kotak

tertutup. Minyak tidak akan tumpah dari mangkuk ketika angin keras. Kawan-kawan mereka yang lain
mengikuti memasukkan minyak, tatal kayu, dan jarum besi ke dalam suatu keramik dengan ditutup kaca.
Kompas modern akhirnya ditemukan.
Kompas baru dikenal di Eropa setelah tahun 1150. Pada tahun 1190, seorang pria Inggris, Alexander Neckam
menulis tentang penggunaan alat untuk memandu kapalnya. Seseorang di Perancis menemukan kompas jarum
poros sekitar tahun 1240. Sebagai ganti penggantungan kompasnya, ia menyeimbangkanya dengan titik jarum
sehingga jarum kompas terapung di air. Ia menyebutnya dengan jarum apung. Adalah seorang Italian yang
menemukan nama "kompas", sekitar tahun 1250. Kata tersebut berasal dari bahasa Italia n"Compassare" yang
secara hafiah berarti "melangkah melingkar", secara kiasan berarti "untuk mengukur atau memandu"
Catatan paling awal mengenai pembuatan kompas adalah pada seribu tahun lalu, yakni tulisan Laksamana
Cheng-ho dari Dinasti Song, China. Catatan itu disebut Catatan Sungai Meng.
Di antara catatan itu ada pembahasan bahwa dengan mengasah magnet menjadi bentuk jarum dan
membiarkannya mengapung di permukaan air, maka manusia akan dapat membedakan selatan atau utara
dengan jelas. Kompas yang ditemukan oleh orang China, sampai ke Eropa lewat pedagang-pedagang Arab.
Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan terjadi di Cina dan diuraikan dalam
buku Loven Heng. Pada abad kesembilan, orang Cina telah mengembangkan kompas berupa jarum yang
mengambang dan jarum yang berputar.Pelaut Persia memperoleh kompas dari orang Cina dan kemudian
memperdagangkannya. Tetapi baru pada tahun 1877 orang Inggris, William Thomson, 1st Baron Kelvin(Lord
Kelvin) membuat kompas yang dapat diterima oleh semua negara. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang timbul dari deviasi magnetik karena meningkatnya penggunaan besi dalam arsitektur kapal.Namun setelah
ditemukannya kompas oleh bangsa China, masyarakat di kala itu terutama bangsa Eropa bisa menjelajah bumi
dengan berlayar lebih jauh dan menemukan dunia baru dengan temuan benua atau pulau-pulau besar di luar
benua Eropa.
Marco Polo (lahir 15 September 1254 meninggal 8 Januari 1324 pada umur 69 tahun) adalah seorang
pedagang dan penjelajah Italia yang pernah menyusuri jalan sutera. Ia pergi ke Tiongkok semasa berkuasanya
Dinasti Mongol. Ia belajar tentang perdagangan selagi ayah dan pamannya, Niccolo dan Maffeo, melakukan
perjalanan melalui Asia .Ia terkenal karena kisah-kisahnya sangat menarik dan aneh bagi bangsa Eropa. Pada
masa itu, bangsa Barat tidak mengenal dunia Timur. Salah satu kisah Marco Polo yang menarik untuk bangsa
Indonesia adalah cerita tentang unicorn atau kuda bertanduk satu yang menurutnya dijumpainya di pulau
Sumatra. Tetapi, ilmu pengetahuan membuktikan bahwa yang ditemukan Marco Polo itu bukanlah unicorn
melainkan badak Sumatra. Ia meninggal pada 1324, dan dimakamkan di San Lorenzo.
Pada tahun 1292, Marco Polo beserta ayah dan pamannya menumpang armada kapal Mongol dengan tujuan
membawa seorang putri yang akan dinikahkan dengan seorang Khan dari wilayah Levant. Dalam perjalanan ini
lah Marco Polo sempat singgah di bagian utara Sumatera. Persinggahan ini untuk menunggu musim yang tepat
guna meneruskan perjalanan ke barat.
Kunjungan ini terjadi pada masa-masa awal pembentukan kerajaan Islam di wilayah Nusantara. Pada
catatannya, Marco Polo mengatakan bahwa dia menghabiskan waktu lima bulan di wilayah Kerajaan Samudera
Pasai. Pada waktu tersebut Marco Polo sempat singgah di beberapa daerah seperti Barus dan Perlak. Selain itu
dia juga membuat catatan mengenai kanibalisme kelompok masyarakat tertentu pada masa itu serta produk
kapur Barus yang sangat terkenal.

Dalam catatan tersebut Marco Polo menyebut wilayah yang disinggahinya sebagai Jawa Kecil. Wilayah yang
disinggahinya juga disebut memiliki harta yang berlimpah dan memiliki banyak komoditas berharga. Walaupun
hanya singgah sebentar tetapi Marco Polo mampu menjelaskan tentang kekayaan alam dan wilayah-wilayah
utara Sumatera dengan sangat baik.
Beberapa nama tempat di Indonesia yang disebutkan dalam buku perjalanan Marco Polo, antara lain:
Pulau Jawa Besar (pulau Jawa); diperkirakan sangat luas karena pantai selatannya tidak sempat
dikunjungi oleh Marco Polo. Juga diceritakan mengenai ekspedisi penyerangan Kubilai Khan ke Jawa
dan kegagalannya.
Pulau-pulau Sondur dan Condur (belum jelas); diperkirakan merupakan pulau-pulau kecil di Laut Cina
Selatan yang pernah digunakan sebagai patokan pelayaran.
Pulau Pentam (pulau Bintan); disebutkan mengenai letak pulau ini dari selat Singapura
Kota Malaiur (Melayu, atau Palembang?); diceritakan pula tentang raja-raja Melayu, diantaranya
adalah Paramasura.
Pulau Jawa Kecil (pulau Sumatra?); diperkirakan sebutan untuk Sumatra, karena ciri-ciri komoditas dan
hewan (gajah, badak, elang hitam) yang disebutkannya.
Kerajaan-kerajaan Ferlec (Perlak) dan Basman (Peusangan [1] -di daerah Bireuen sekarang-);
diceritakan tentang beberapa kerajaan bertetangga dan keberadaan suku Battas (Batak) di pedalaman.
Kerajaan-kerajaan Samara (Samudra) dan Dagroian (Pidie .[1]); disebutkan mengenai pohon kelapa
(palem Melayu) dan legenda kanibalisme famili yang meninggal.
Kerajaan-kerajaan Lambri (Lamuri) dan Fansur (Barus); disebutkan mengenai legenda manusia
berbulu dan berekor (orangutan?), kapur barus, dan sagu kelapa.

Sejak awal sejarah tercatat, manusia telah memanfaatkan energi angin. Energi angin mendorong perahu di
sepanjang Sungai Nil pada awal 5000 SM. Pada 200 SM, kincir angin sederhana di China digunakan untuk
memompa air, sementara kincir angin sumbu vertikal dengan layar buluh tenun digunakan untuk menggiling
biji-bijian di Persia dan Timur Tengah.
Cara baru untuk menggunakan energi angin akhirnya menyebar di seluruh dunia. Pada abad ke-11, orang-orang
di Timur Tengah yang menggunakan kincir angin secara luas untuk produksi pangan; pedagang dan tentara salib
yang pulang membawa ide ini ke Eropa. Ketika teknologi ini dibawa ke Dunia Baru di akhir abad 19, mereka
mulai menggunakan kincir angin untuk memompa air di pertanian dan peternakan, dan kemudian, untuk
menghasilkan listrik untuk rumah dan industri.
Kolonialis di Amerika menggunakan kincir angin untuk menggiling gandum dan jagung, untuk memompa air,
dan memotong kayu di penggergajian kayu. Pada akhir tahun 1920, Amerika menggunakan kincir angin kecil
untuk menghasilkan listrik di daerah pedesaan yang belum menikmati layanan listrik. Namun, sejak jaringan
listrik mulai menyalurkan listrik untuk daerah pedesaan di tahun 1930-an, kincir angin lokal yang digunakan

terus berkurang, meskipun mereka masih dapat terlihat di beberapa peternakan Barat.
Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Sejak zaman dahulu, orang telah memanfaatkan
energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu, orang Mesir kuno menggunakan angin untuk berlayar kapal di
Sungai Nil. Kemudian, orang-orang membangun kincir angin untuk menggiling gandum dan biji-bijian lainnya.
Naskah tertua tentang kincir angin terdapat dalam tulisan Arab dari abad ke-9 Masehi yang menjelaskan bahwa
kincir angin yang dioperasikan di perbatasan Iran dan Afganistan sudah ada sejak beberapa abad sebelumnya,
kadang disebut Persian windmill. Kincir angin dikenal paling awal adalah di Persia (Iran). Awal kincir angin ini
tampak seperti roda dayung besar. Berabad-abad kemudian, orang-orang Belanda meningkatkan desain dasar
kincir angin mereka. Kualitas kreatifitas masyarakat Belanda akan aplikasi kincir angin, membuat Belanda
menjadi terkenal dengan kincir anginnya.
Selanjutnya sejarah berkembang menjadi manipulasi fungsi. Kincir angin yang pertama kali digunakan
untuk membangkitkan listrik, dibangun oleh P.La Cour dari Denmark diakhir abad ke19. Setelah perang dunia I,
kincir angin diterapkan pada layar dengan penampang melintang menyerupai sudut propeler pesawat yang pada
masa ini disebut type propeler atau turbin. Eksperimen kincir angin sudut kembar dilakukan di Amerika Serikat
tahun 1940, berukuran sangat besar. Mesin raksasa ini disebut mesin Smith-Putman, karena salah satu
perancangnya bernama Palmer Putman, kapasitasnya 1,25 MW yang dibuat oleh Morgen Smith Company dari
York Pensylvania. Diameter propelernya 175 ft (55m) beratnya 16 ton dan menaranya setinggi 100 ft (34m).
Tapi dikemudian hari salah satu batang propelernya patah pada tahun 1945.
Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas permukaan bumi. Udara yang
lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih dingin
akan lebih berat dan bergerak menempati daerah tersebut. Perbedaan tekanan atmosfer pada suatu daerah yang
disebabkan oleh perbedaan temperatur akan menghasilkan sebuah gaya. Perbedaan dalam tekanan dinyatakan
dalam istilah gradien tekanan merupakan laju perubahan tekanan karena perbedaan jarak. Gaya gradien
merupakan gaya yang bekerja dalam arah dari tekanan lebih tinggi ketekanan yang lebih rendah. Arah gaya
gradien tekanan di atmosfer tegak lurus permukaan isobar
Keuntungan utama dari penggunaan tenaga angin secara prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang
terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang
seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil.

Reconquista[a] ("penaklukan kembali") merupakan suatu periode dalam sejarah Semenanjung Iberia, yang mana
meliputi rentang waktu sekitar 770 tahun antara tahap awal penaklukan oleh kaum Islam pada tahun 710-an dan
jatuhnya Granada, negara Islam terakhir di peninsula tersebut, untuk perluasan kerajaan-kerajaan Kristen pada
tahun 1492. Reconquista berakhir sesaat menjelang penemuan benua Amerikayaitu "Dunia Baru"oleh

bangsa Eropa, yang kemudian pada era tersebut menimbulkan imperium kolonial Spanyol dan Portugal.Para
sejarawan biasanya menandai permulaan Reconquista dengan Pertempuran Covadonga (tahun 718 atau 722), di
mana sejumlah kecil pasukan Kristen yang dipimpin oleh bangsawan bernama Pelayo mengalahkan pasukan
Kekhalifahan Umayyah di pegunungan Iberia utara dan mendirikan suatu kepangeranan Kristen di
Asturias.Historiografi Portugal, Spanyol, dan Katolik, sejak awal mula keilmuan sejarah hingga abad ke-20,
menekankan adanya suatu fenomena berkesinambungan yang mana kerajaan-kerajaan Iberia Kristen menentang
dan menaklukkan kerajaan-kerajaan Muslim karena dianggap sebagai musuh bersama yang secara militer telah
merebut wilayah Kristen.
Berbagai Perang Salib yang dimulai pada akhir abad ke-11, dianggap membesarkan ideologi keagamaan tentang
suatu penaklukan kembali oleh kaum Kristen, yang mana saat itu dihadapkan dengan suatu ideologi yang serupa
patriotiknya yakni Jihad kaum Muslim di Al-Andalus
Banyak sejarawan baru-baru ini memperdebatkan keseluruhan konsep Reconquista (sekaligus juga conquista
sebelumnya oleh bangsa Moor) sebagai suatu konsep yang diciptakan belakangan dalam rangka tujuan-tujuan
politik kelak. Hal itu disebut sebagai suatu "mitos".[8][9][10][11][12][13] Salah seorang intelektual Spanyol yang
pertama kali mempertanyakan gagasan mengenai suatu "penaklukan kembali" yang dipegang selama delapan
abad adalah Jos Ortega y Gasset, yang menulis pada paruh pertama abad ke-20.[14] Bagaimanapun istilah
tersebut masih digunakan secara luas.
Kampanye akhir untuk menaklukkan Granada, menjelang akhir abad ke-15, tidak pernah ditetapkan sebagai
"reconquista" ("penaklukan kembali") dalam bahasa Spanyol; tetapi lebih kepada "la conquista de Granada"
(penaklukan atas Granada). Meski demikian, berbagai referensi mengenai reconquista sebagai suatu
keseluruhan dianggap mencakup kampanye ini.
Pada tahun 1453, Sultan Usmani Muhammad II yang bergelar Al-Fatih (Sang Penakluk) menyerang
Konstantinopel. Ibukota pun berpindah dari Andrianopel ke Konstantinopel atau disebut juga Istambul yang
berarti Tahta Islam. Dengan dikuasainya Konstantinopel ini berarti berakhirlah riwayat kekaisaran romawi.
Dengan demikian, pusat perdagangan rempah-rempah di Instambul dikuasai oleh para pedagang Islam.
Bagi masyarakat Eropa, rempah-rempah merupakan kebutuhan vital. Jatuhnya kota Konstantinopel
menyebabkan harga rempah-rempah melambung tinggi. Untuk itu , tidak ada jalan lain bagi bangsa-bangsa
Eropa kecuali berusaha mencari barang berharga itu (rempah-rempah) langsung dari sumbernya, yaitu Dunia
Timur, khususnya Maluku yang dikenal sebagai The Spice Island, nasib perdagangan orang-orang Eropa
bergantung pada Usmani.
Kota ini merupakan jalur perdagangan antara Timur dengan Barat, dan merupakan gerbang pedagang Eropa
untuk memasuki Asia. Adanya kontak perdagangan yang baru ini, secara tak langsung membuka mata orang
Eropa terhadap perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan kaum muslim. Dari sinilah terjadi silang
kebudayaan dan iptek.
Untuk selanjutnya, orang-orang Eropa banyak menyerapperadaban muslim untuk dikembangkan di kampung
halaman masing-masing. Dan, sekitar abad ke-16, orang-orang Eropa mampu menjelajah hingga ke timur Asia
dan membuka kolonikoloni dagang di sana

Orang-orang Portugis mengalihkan rute pelayaran samudera dengan melewati pantai barat Afrika,ujung Afrika,
timur Afrika terus ke samudera Hindia dan sampailah ke Malaka dan Maluku.Hasil pelayaran ini nanti diikuti
oleh pelayar-pelayar lain dari eropa.Inilah salah satu sebab awal terjadinya praktik kolonialisme dan
imperialisme bangsa-bangsa Eropa atas negerinegeri di Asia dan Afrika.

Anda mungkin juga menyukai