Anda di halaman 1dari 10

Makalah Sejarah Peradaban Islam Dinasti Turki Utsmani

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Pendidikan Agama Islam oleh :

Nama : Alisca Nur Malinda

NIM : 111190055

Dosen: Prof. Dr. Abdurachman Assegaf

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

September 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dinasti turki utsmani merupakan dinasti dengan kejayaan Islam paling baik
daripada dinasti Islam lainnya. Sejarah paling terkenal dari dinasti ini adalah
penakhlukan Konstantinopel oleh salah satu pemimpinnya, Muhammad Al- Fatih.
Dinasti utsmani berdiri pada tahun 699 H/1299 M dibawah pimpinan Utsman.
Proses pembentukan dinasti ini diawali dengan tekanan yang diberikan oleh
bangsa Mongol dari timur terhadap negara-negara Islam yang menyebabkan
sebagian dari mereka per gi kebagian barat untuk menghindari kebengisan bangsa
Mongol, salah satunya adalah suku Qati Turkmaniyah pimpinan Sulaiman Shah.
Ditengah perjalanan, Sulaiman Shah meninggal dan rombongan pun diambil alih
oleh sang anak, Erthugrul, perjalanan dilanjutkan menuju ke Anatolia. Ia lalu
mengutus anaknya, Savci, untuk meminta bantuan kepada Ala’udin, penguasa
kerajaan Karaman agar diberikan wilayah untuk ditinggali oleh rombongan
Erthgrul. Namun, Savci meninggal di tengah perjalanan. Suatu ketika, Erthugrul
melihat dua prajurit sedang berperang , salah satu diantaranya adalah seorang
muslim yang terlihat hampir kalah. Erthugrul pun bersimpati untuk membantu
prajurit tersebut dan kemenangan pun menjadi milik prajurit muslim dan
Erthugrul. Ternyata, prajurit muslim tersebut adalah utusan dari Ala’udin dan
setelah mendengar berita kemenangan tersebut, Ala’udin pun memberi Erthugrul
sebuah wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah Byzantium agar setiap
serangan yang datang dapat dihadang langsung oleh pasukan Erthugrul.

Pada tahun 678 H, Erthugrul meninggal dan kekuasaan digantikan oleh anaknya,
yaitu Utsman. Dengan persetujuan Ala’udin, Utsman pun melebarkan kekuasaan
wilayahnya. Setelah kematian Ala’udin, Kerajaan Karaman mengalami
kekosongan kekuasaan dan hal itu dimanfaatkan oleh Utsman untuk
memerdekakan wilayah kekuasaannya. Disinilah awal berdirinya Dinasti Utsmani
secara resmi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, saya merumuskan masalah yang akan dibahas
sebagai berikut :

1. Bagaimana proses penakhlukan Konstantinopel pada masa ke khalifahan


Muhammad II Al-Fatih?
2. Bagaimana corak kebudayaan Islam pada masa Dinasti Turki Utsmani?
3. Bagaimana kemajuan peradaban Islam pada zaman Dinasti Turki Utsmani?
C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui :

1. Proses penakhlukan Konstantinopel pada masa ke khalifahan Muhammad


II Al-Fatih.
2. Corak kebudayaan Islam pada masa Dinasti Turki Utsmani.
3. Kemajuan peradaban Islam pada zaman Dinasti Turki Utsmani.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penaklukan Konstantinopel
Penaklukan Konstantinopel didasari oleh tiga hal penting. Pertama adalah
sabda Rasulullah saw ketika ditanya ‘ Kota manakah yang terlebih dahulu akan
ditaklukan, Konstantinopel atau Roma?’ Rasulullah pun menjawab ‘
Konstantinopel terlebih dahulu.’ ‘Dan amirnya yang sebaik-baik amir, serta
tentaranya yang sebaik-baik tentara.’ Mereka ingin sabda Rasulullah itu menjadi
kenyataan dan salah satu mukjizatnya terbukti, yaitu mereka akan mendapat
kemuliaan dari Allah swt. Kedua karena Konstantinopel sudah beratus tahun
menjadi pusat kemegahan bangsa Romawi. Pusat kebudayaan dan peradaban
paling modern di seluruh dunia. Ketiga adalah keindahan alam dari
Konstantinopel dan letaknya yang sangat strategis. Terletak diantara dua benua
besar, Eropa dan Asia sehingga memudahkan penyebaran Islam ke seluruh dunia.
Jauh sebelum masa Dinasti Turki Utsmani, usaha penaklukan Konstantinopel
sudah berkali-kali dilakukan oleh para pempimpin Islam terdahulu, tetapi selalu
saja mengalami kegagalan. Hal itu menjadi pelajaran bagi sultan Muhammad II
agar penaklukan kali ini tidak lagi mengalami kegagalan. Sebelum melakukan
pengepungan wilayah Konstantinopel, Dinasti Turki Utsmani terlebih dahulu
melakukan penaklukan terhadap beberapa wilayah di sekeliling Konstantinopel,
seperti Yunani, Bulgaria, Serbia, Montenegro dan negara-negara Eropa Timur
lainnya. Bila seluruh negara tersebut telah ditaklukan, Konstantinopel akan lebih
mudah untuk dikuasai.
Penaklukan Konstantinopel oleh Dinasti Turki Utsmani dimulai pada tahun
798H/1395 M. Upaya awal yang dilakukan oleh Sultan Muhammad II adalah
dengan membangun benteng di dekat Selat Bosphorus guna mengawasi Selat itu
sendiri dan mencegah bantuan Kristen yang datang ke Konstantinopel. Usaha
penaklukan Konstantinopel tidaklah mudah. Pertahanan yang ketat membuat
wilayah tersebut sulit ditembus. Terlebih dipasangnya rantai besar yang
memanjang di Selat Golden Horn. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat
pasukan Utsmani yang berjumlah 250.000 pasukan angkatan darat dan 180 kapal
laut itu untuk tetap mengepung Konstantinopel. Dengan cara yang tidak pernah
terpikirkan oleh seorang pun, pasukan utsmani menerobos masuk Golden Horn
yang memiliki benteng pertahanan paling lemah dengan cara memasang papan-
papan kayu berukuran besar yang memanjang dari Selat Bosphorus sampai
Golden Horn dan melumurinya dengan minyak dan lemak lali mereka
menggelincirkan kapal-kapal mereka di atas papan tersebut menuju Selat Golden
Horn. Setelah berhasil sampai di Golden Horn, pasukan Utsmani mulai
memberondong benteng-benteng Konstantinopel dengan meriam dan pengusanya
pun terbunuh di pertempuran tersebut. Seluruh penjuru kota pun akhirnya dapat
ditaklukan.
Setelah itu, Sultan Muhammad II memerintahkan salah satu pasukannya untuk
mengumandangkan azan di gereja Hagia Sophia, jantung kristen-ortodoks, yang
menandai perubahan fungsi dari gereja menjadi masjid. Konstantinopel pun
berubah nama menjadi Istanbul yang berasal dari kata Islam-Bul yang berarti
“Kota Islam”.
Keberhasilan penaklukan Konstantinopel menandai runtuhnya Kerajaan
Byzantium yang selama delapan abad menjadi musuh utama kaum muslim.
Meskipun sudah ditaklukan, Sultan tetap memberikan kebebasan kepada
penduduk Kristiani untuk menjalankan ibadah dan menjamin penuh keamanan
mereka. Sultan pun membeli separuh lebih gereja yang ada untuk dialih fungsikan
menjadi masjid dan sisanya tetap menjadi gereja untuk tempat beribadan umat
Kristen.
Keberhasilan Sultan Muhammad II dalam memimpin pasukan utsmani untuk
menaklukan Konstantinopel pun menjadi sejarah penting dalam peradaban Islam
di Eropa mengingat akan terbuktinya ramalan Nabi Muhammad saw tentang kota
yang ditaklukan. Oleh sebab itu, Sultan Muhammad II pun mendapatkan gelar Al-
Fatih yang berarti penakluk.
B. Corak Kebudayaan Islam pada Masa Dinasti Utsmani
Bangunan Islam pada masa Dinasti Utsmani terkenal dengan kemegahan
arsitekturnya. Pengaruh corak arsitektur Byzantium dan Romawi pun belum
bisa lepas karena dalam pelaksanaannya, penguasa mengikutsertakan para
arsitektur Yunani, Romawi, dan Byzantium dalam membangun masjid, tata
kota, serta bangunan lainnya.
Pada masa ini dikenal seorang arsitek yang ahli dalam hal tata kota dan
interior, ia adalah Mu’amar Sinan. Ia bahkan telah mendesain 21 unit
bangunan di 8 kota. Selain itu, dia juga telah menyelesaikan 235 bangunan
yang terdiri dari masjid, rumah sakit, sekolah, gedung, jembatan dan
bangunan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa pengusawa tidak hanya fokus
pada urusan pemerintahan, tetapi juga dalam penerapan arsitektur Islam di
setiap bangunan yang ada.
Salah satu penerapannya ada pada arsitektur masjid. Masjid Aya Sophia-
yang sebelumnya merupakan gereja- merupakan masjid dengan nilai
arsitektur Islam yang tinggi dan menakjubkan. Kemegahan dan keindahan
arsitekturnya pun masih bisa bertahan dan dinikmati hingga saat ini. Memiliki
kubah yang sangat besar dan tinggi, tiang-tiang penyangga yang terbuat dari
batu pualam yang berwarna, serta kapitelnya yang dihiasi berbagai ukiran dan
kaligrafi ayat-ayat Al-quran menambah keindahan dan kemegahan masjid
Aya Sophia itu sendiri. Bentuk arsitektur masjid ini pun dijadikan model dan
acuan arsitektur masjid Dinasti Turki Utsmani lainnya. Bangunan masjid
pada masa Dinasti Utsman diberi nama sesuai dengan nama sultan yang
mendirikannya dan ketika sultan yang mendirikan itu meninggal, jenazahnya
akan dimakamkan di samping masjid yang ia dirikan.
Tata kota pada Dinasti Utsmani tidak kalah bagusnya dengan kemegahan
masjid mereka. Dalam menata kota, pemerintah Dinasti Utsmaniah mengutus
seorang arsitek terkenal pada zaman itu, Sinan, untuk melakukan mempelajari
tata kota di negara Eropa yang kemudian menghasilkan perombakan yang
luar biasa pada tata kota Dinasti Utsmani.
Perkembangan arsitektur pada masa Dinasti Utsmaniah tidak bisa
dilepaskan dari berbagai faktor, seperti fleksibilitas dan sikap inklusifitas
Islam terhadap kebudayaan lokal, pengaruh sosial politik kenegaraan, tingkat
ekonomi dan pendidikan masyarakat, semakin tingginya teknologi bangunan
serta keikutsertaan penguasa dalam mengembangkan peradaban Islam.
Keagungan dan kemegahan arsitektur bangunannya mencerminkan latar
belakang kebudayaan dinasti ini sebagai bangsa yang memiliki kemampuan
militer yang tangguh dan menyebabkan dinasti ini menjadi salah-satunya
dinasti Islam era kemunduran yang mampu bertahan dan diperhitungkan
sampai abad ke-21.
C. Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Dinasti Utsmani
Peradaban turki utsmani merupakan perpaduan anatara peradaban Persia,
Byzantium, dan Arab. Dari peradaban Persia, diambil ajaran-ajaran tentang
etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari Byzantium diserap organisasi
pemerintahan dan ketahanan sedangkan dari peradaban Arab diambil ajaran
mengenai prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan dan keilmuan.
Kehidupan keagamaan merupakan bagian penting dalam sistem politik dan
sosial kerajaan Utsman.
a. Bidang agama dan sosial
Pihak penguasa menjadikan fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku
sehingga para ulama mempunyai tempat tersendiri dan berperan besar
dalam kerajaan dan masyarakat. Sedangkan dalam masalah sosial
masyarakat Turki dikenal dengan bangsa yang mudah berasimilasi
dengan bangsa lain serta terbuka untuk menerima pengalaman-
pengalaman dari lingkungan asing. Mereka juga dapat menerima
kehadiran orang-orang Kristen, bahkan orang-orang Kristen
memegang jabatan strategis di Kerajaan. Hal ini menandakan adanya
hubungan yang harmonis antar kelompok kelompok.
b. Bidang pemerintahan
Dalam struktur pemerintahan, sultan memegang kekuasaan tertinggi
dan dibantu oleh seorang perdana menteri. Untuk memegang jabatan
penting di kerajaan Utsman, tidak dibedakan antara orang Turki, non-
Turki ataupun non-muslim hanya diisyaratkan lebih dahulu untuk
masuk Islam. Oleh sebab itu, selama masa kejayaan kerajaan Utsmani
hanya sedikit yang berkebangsaan Turki selebihnya merupakan orang
berkebangsaaan lain yang masuk Islam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dinasti Utsmani merupakan salah satu dinasti dengan peradaban Islam
paling maju diantara dinasti Islam lainnya. Terkenal dengan adanya sultan
yang mampu menaklukan Konstantinopel dan membuktikan kebenaran
ramalan Nabi Muhammad saw bahwa akan ada seorang amir yang akan
menjadikan Konstantinopel menjadi sebuah kota yang ditaklukan, ia adalah
Muhammad II yang kemudian dikenal dengan nama Muhammad II Al-fatih.
Al-fatih merupakan gelar yang diberikan kepada Muhammad II karena
berhasil menaklukan Konstantinopel.
Selain itu, Dinasti Utsmani terkenal pula dengan kemajuannya di berbagai
bidang, baik dalam ekonomi, seni arsitektur, ilmu pengetahuan, militer serta
pemerintahannya.
Dinasti Utsmani yang pernah berjaya dalam bidang kekhalifahan terakhir
dalam dunia Islam harus mengalami kemunduran karena beberapa faktor
yang melatarbelakanginya. Namun, kebesaran dan kejayaan yang pernah
dialami oleh dinasti ini telah memberikan pengaruh dan manfaat yang sangat
besar dalam dunia peradaban, khususnya dunia peradaban Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Haif, Abu dan Yunus, A. Rahim.2013.Sejarah Islam Pertengahan.Yogyakarta :


Penerbit Ombak

Ibrahim Q. A. dan Saleh Muhammad A. Tanpa tahun. Buku Pintar Sejarah Islam
Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini. Kairo :
Mu’assasah Iqra’.

Amir, Samsul Munir.2010.Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Hamzah

Kusdiana, Ading.2013.Sejarah dan Kebudayaan Islam : Periode Pertengahan.


Bandung : CV Pustaka Setia.

Mughani, A. Syafik.1997.Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. Jskarta : Logos

Anda mungkin juga menyukai