Kebijakan Usman
1. membangun tentara yang berjuang tanpa pamrih, semua atas dasar karena Allah Swt.Para
pejuang tersebut sering disebut dengan al-Ghazi yang terdiri dari ikhwan (pesaudaraan)
Tarekat Baktasyi
2. berhasil membebaskan kota Bursa di tepi laut Marmara.
3. Khalifah Usman meninggal dengan meninggalkan wilayah yang luas kurang lebih 16.000 km
persegi
Kebijakan Murad I
1. meluaskan wilayahnya di Asia kecil dan Eropa dalam waktu bersamaan. Ia menaklukkan
Adrianopel (Edirne), dan kemudian dijadikan sebagai ibu kota kerajaan yang baru
2. membentuk pasukan berkuda (Kavaleri).
3. menaklukkan Macedonia, Shopia ibu kota Bulgaria, dan seluruh wilayah bagian utara
Yunani.
4. menguasai Eropa Timur seperti Somakov, Sopia Monatsir, dan Saloniki. Selanjutnya
menguasai Bulgaria, Serbia, Sisman dan Lozan.
5. Bayazid I (791-805 H/1389-1402 M).
Dia adalah orang yang sangat pemberani, cerdas, murah hati, dan memiliki semangat yang
kuat untuk melakukan perluasan wilayah Islam
Kebijakan Bayazid I
1. perluasan wilayahnya ke negara-negara Kristen Anatolia.
2. diberi gelar “Yaldrum” atau kilat.Bayazid sangat besar pengaruhnya, sehingga
mencemaskan Paus. Kemudian Paus Bonafacius mengadakan penyerangan terhadap
pasukan Bayazid, dan peperangan inilah yang menjadi penyebab terjadinya Perang
Salib.
3. adanya serangan tentara Mongol dibawah pimpinan Timur Lenk.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perselisihan antara Timur Lenk dan Bayazid,
antara lain sebagai berikut :
a. Para pemimpin di wilayah Iraq (Baghdad) yang wilayahnya ditaklukkan oleh Timur Lenk
banyak yang meminta perlindungan kepada Bayazid.
c. Adanya kesalahfahaman di antara kedua belah pihak sehingga saling menghina dengan
saling membakar surat.
Kekalahan dari Timur Lenk meninggalkan duka yang mendalam, namun itu menjadi
hikmah agar penerusnya melakukan introspeksi diri, sehingga buahnya dapat dipetik di
kemudian hari, saat penaklukan Konstantinopel.
Di antara para penguasa Daulah Usmani generasi kedua yang membawa ke puncak
kejayaan adalah :
Setelah salib-salib, berhala dan gambar-gambar diturunkan, Aya Sofia dibersihkan dan
kemudian dijadikan masjid bagi umat Islam. Akhirnya kota Konstantinopel dijadikan sebagai
ibu kota kerajaan Turki Usmani dan namanya diganti menjadi Islambul atau kota Islam yang
kemudian dikenal dengan nama Istambul.
Kebijakan Salim I
1. Dimasa pemerintahannya banyak kebijakan yang dilakukan dalam bidang kemiliteran.
2. Salim I juga seorang pujangga yang menulis puisi dalam bahasa Turki dan Persia
menggunakan nama Mahlas Selimi, yang kumpulan puisi Persianya masih utuh hingga hari
ini Dalam salah satu puisinya, dia menulis, "Sebuah permadani cukup besar untuk diduduki
oleh dua orang sufi, tetapi dunia tidak cukup besar untuk dua orang raja.”
3. Sulaiman Al-Qanuni (927-974 H/1520-1566 M)
Ia tidak hanya merupakan pemimpin militer yang besar, manusia dari pedang, seperti
ayah dan kakeknya, merupakan manusia dari pena. Sulaiman Al-Qanunimerupakan legislator
ulung, berdiri di depan mata rakyatnya sebagai penguasa berjiwa besar dan eksponen keadilan
yang murah hati.
Daulah Usmani berakhir pada tahun 1909 M dan benar-benar dihapuskan pada tahun
1924 dan berganti menjadi Republik Turki. Runtuhnya Daulah Usmani setidaknya disebabkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut :
1. Kondisi pemerintahan yang lemah dan kemerosotan akhlak para pemimpin Daulah Usmani.
Kemunduran Daulah Usmani dimulai ketika para pemimpin dijangkiti penyakit yang menyerang
bangsa-bangsa sebelumnya. Cinta dunia, pola hidup mewah dan berfoya-foya, sikap iri hati,
saling membenci (hasud), dan banyak perilaku dhalim dari penguasa. Banyak masyarakat yang
terlena dengan gemerlap dunia namun banyak juga yang merana dan terbelenggu dalam
jurang kemiskinan. Sehingga lambat laun, banyak yang meninggalkan nilai-nila agama dan
sosial.
2. Melemahnya kekuatan Militer dan serangan dari bangsa Eropa. Sebelum terjadinya perang
dunia I yang mengakhiri Daulah Usmani. Banyak terjadi upaya penyerangan dari Raja-raja
Eropa, hal ini sudah dimulai sejak akhir abad XVI.
Gerakan Oposisi Sekuler. Selain serangan dan konspirasi dari pihak luar, Daulah Usmani
juga mendapat perlawanan dari organisasi sekuler dan nasionalis. Dalam perjuangannya,
mereka banyak dibantu oleh pihak Barat untuk mewujudkan citacitanya. Puncaknya terjadi
pada tahun 1909 M, dengan dalih gerakan mogok massal, organisasi persatuan dan
kesatuan berhasil memasuki Istambul, menyingkirkan Abdul Hamid II dan melucutinya dari
pemerintahan dan keagamaan, tetelah itu hanya tinggal simbol-simbol Daulah Usman