Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul:

Kerajaan Lombok dan Sumbawa

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat


bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa
hormat dan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran
dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi


seluruh pembaca.

Makassar, 19 Januari 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Lokasi Kerajaan..................................................................................................................6
B. Sumber Sejarah...................................................................................................................6
C. Sejarah Pendirian Kerajaan...........................................................................................8
D. Keadaan Politik..................................................................................................................14
E. Keadaan Sosial-Budaya...................................................................................................16
F. Masa Kejayaan....................................................................................................................18
G. Masa Keruntuhan...............................................................................................................21

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................................24
B. Saran........................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak abad ke-1 Hijriah atau abad ke-7 Masehi, kawasan Asia
Tenggara mulai berkenalan dengan “tradisi” Islam. Pengenalan ini
berlangsung sejalan dengan munculnya para saudagar Muslim di
beberapa tempat di Asia Tenggara. Bukti tertua aadanya “komunitas”
Muslim di Asia Tenggara adalah dua buah makam yang bertarikh
sekitar abad ke-5 Hijriah atau abad ke-11 Masehi di Panduraga (kini
Panrang, Vietnam) dan di Leran (Gresik, Indonesia).
Kehadiran Islam secara lebih nyata di Iindonesia terjadi pada
sekitar abad ke-13 Masehi, yaitu dengan adanya makam dari Sultan
Malik as-Saleh yang mangkat pada bulan Ramadhan 696 Hijriah atau
297 Masehi. Ini berarti bahwa pada abad ke-13 Masehi di Nusantara
sudah ada industri kerajaan yang bercorak Islam.
Para saudagar Muslim sudah melakukan aktivitas dagangnya
sejak abad ke-7 Masehi. Beberapa kerajaan Hindu dan Buddha di
Nusantara sudah melakukan hubungan dagang dan diplomatik dengan
kerajaan-kerajaan Islam di Timur Tengah. Bukti-bukti arkeologis yang
mendukung ke arah itu ditemukan di Laut Jawa dekat Cirebon. Pada
kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Kerajaan Lombok
dan Sumbawa.
Kerajaan Lombok dan Sumbawa atau yang biasa disebut juga
dengan Kerajaan Selaparang memiliki wilayah kekuasaan mencapai
wilayah Sumbawa. Kerajaan Selaparang adalah salah satu kerajaan
yang pernah ada di Pulau Lombok dengan pusat kerajaannya berada
di Selaparang (juga disebut Seleparang). Lombok adalah sebuah pulau
di kepulauan Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari
Bali di sebelah barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa.

3
Kerajaan Selaparang merupakan salah satu kerajaan tertua
yang pernah tumbuh dan berkembang di pulau Lombok, bahkan
disebut-sebut sebagai embrio yang kemudian melahirkan raja-raja
Lombok masa lalu. Terbukti penamaan pulau ini juga sering disebut
sebagai bumi Selaparang atau dalam istilah lokalnya sebagai Gumi
Selaparang.

B. Rumusan Masalah
1) Dimana letak Kerajaan Lombok dan Sumbawa?
2) Apa saja sumber sejarah dari Kerajaan Lombok dan Sumbawa?
3) Bagaimana sejarah pendirian Kerajaan Lombok dan Sumbawa?
4) Bagaimana keadaan politik Kerajaan Lombok dan Sumbawa?
5) Bagaimana keadaan sosial-budaya Kerajaan Lombok dan
Sumbawa?
6) Kapan dan bagaimana masa kejayaan Kerajaan Lombok dan
Sumbawa?
7) Kapan dan bagaimana masa kemunduran Kerajaan Lombok dan
Sumbawa?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk meyelesaikan
tugas yang diberikan mengetahui lokasi Kerajaan Lombok dan Sumbawa,
mengetahui sumber sejarah dari Kerajaan lombok dan Sumbawa,
mengetahui sejarah pendirian Kerajaan Lombok dan Sumbawa,
mengetahui keadaan politik serta keadaan sosial-budaya Kerajaan
Lombok dan Sumbawa, dan hal lain-lain mengenai Kerajaan Lombok dan
Sumbawa.

4
D. Manfaat Penulisan
1) Kita dapat mengetahui penyebaran Islam yang ada di wilayah Nusa
Tenggara,
2) Kita dapat mengetahui tentang Kerajaan Lombok dan Kerajaan
Sumbawa,
3) Kita dapat mengetahui bagaimana cara menyebarkan agama Islam
pada masa Kerajaan Lombok dan Kerajaan Sumbawa,
4) Kita dapat memanfaaatkan makalah ini untuk menambah
wawasan tentang Kerajaan Lombok dan Kerajaan Sumbawa

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lokasi Kerajaan

Sumber : http://www.wacana.co/2014/02/kerajaan-selaparang/

Kerajaan Selaparang merupakan salah satu kerajaan yang


berada di wilayah Lombok dengan pusat kerajaannya berada di
Selaparang (sering pula diucapkan dengan Seleparang). Secara letak
administratif, wilayah Selaprang saat ini berada di kecamatan Swela,
Lombok Timur.

B. Sumber Sejarah
Sejujurnya minim sekali yang dapat diketahui tentang sejarah
Kerajaan Selaparang, terutama sekali tentang awal mula berdirinya.
Namun, tentu saja terdapat beberapa sumber objektif yang cukup
dapat dipercaya. Salah satunya adalah kisah yang tercatat di dalam
daun Lontar yang menyebutkan bahwa berdirinya Kerajaan
Selaparang tidak akan pernah bisa dilepaskan dari sejarah masuknya
atau proses penyebaran agama Islam di Pulau Lombok.
Di dalam daun Lontar tersebut dikatakan bahwa agama Islam
salah satunya (bukan satu-satunya), pertama kali dibawa dan
disebarkan oleh seorang mubaligh dari kota Bagdad, Iraq. Ia bernama
Syaikh Sayyid Nururrasyid Ibnu Hajar al-Haitami atau Gaus Abdul
Rozak.

6
Ada juga yang mengatakan munculnya kerjaan-kerajaan di
Lombok berawal dari ekspedisi Mpu Nala pada tahun 1343 di bawah
perintah kerajaan Majapahit. Ekspedisi ini merupakan pelaksanaan
dari Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada. Setelah Mpu Nala
melaksanakan tugasnya, lalu kemudian pada tahun 1352 Gajah Mada
turun sendiri melanjutkan ekspedisinya ke Lombok.
Sumber sejarah dari Kerajaan Selaparang, yaitu sebagai
berikut:
1) Makam Selaparang

Sumber : https://roiyanali98.wordpress.com/tag/selaparang/

Makam ini terletak di kampong Peresak, Desa Selaparang,


kecamatan Pringgabaya, kabupaten Lombok timur. Makam
selaparang yang diyakini merupakan makam-makam para rajanya
yang pada saat itu telah menganut agama islam salah satunya
adalah makam Ki Gading atau Penghulu Gading.
2) Masjid Bayan Beleq

Sumber : https://roiyanali98.wordpress.com/tag/selaparang/

Masjid Bayan Beleq Masjid ini berdiri pada abad ke-17, yang
berarti usianya telah lebih dari 300 tahun.

7
Kecamatan Bayan memang salah satu gerbang masuknya Islam
di Pulau Lombok. Di kecamatan inilah, Islam pertama kali
diperkenalkan, dan Masjid Bayan Beleq merupakan masjid
pertama yang berdiri di pulau ini Di dalam masjid ini,
terdapat beleq (makam besar) salah seorang penyebar agama
Islam pertama di kawasan ini, yakniGaus Abdul Rozak.

C. Sejarah Pendirian
Disebutkan di dalam daun Lontar tersebut bahwa agama Islam
salah satunya pertama kali dibawa dan disebarkan oleh seorang
muballigh dari kota Bagdad, Iraq, bernama AsySyaikh As-Sayyid
Nūrurrasyīd Ibnu Hajar al-Haytami. Masyarakat Pulau Lombok secara
turun-temurun lebih mengenal dia dengan sebutan 'Ghaus
'Abdurrazzāq'. Dia inilah, selain sebagai penyebar agama Islam,
dipercaya juga sebagai menurunkan Sulthan-Sulthan dari kerajaan-
kerajaan yang ada di Pulau Lombok. Namun selain dia, Betara Tunggul
Nala (Nala Segara) diyakini pula sebagai leluhur Sulthan-Sulthan di
Pulau Lombok.
Betara Nala memiliki seorang putra bernama Deneq Mas Putra
Pengendeng Segara Katon Rambitan yang bernama asli Sayyid
'Abdrurrahman. Dia ini dikenal pula dengan nama Wali Nyatok,
seorang muballigh dan Wali Allah. Kata "Nyatoq" artinya Nyata. Ia
disebut sebagai pendiri Kerajaan Kayangan yang merupakan cikal
bakal Kerajaan Selaparang. Namun, karena ketinggian ilmu tarekatnya
(thariqah), maka dia memilih untuk mengundurkan diri dari
panggung Kerajaan Kayangan dan kemudian menetap di desa
Rambitan, Lombok Tengah, sebagai penyebar agama Islam di wilayah
ini.[3] Wali Nyatok ini di Pulau Bali terkenal dengan nama Pedanda
Sakti Wawu Rauh atau Danghyang Dwijendra. Adapun di Sumbawa
terkenal dengan nama Tuan Semeru, sedangkan di Pulau Jawa dia

8
bernama Aji Duta Semu atau Pangeran Sangupati. Wali Nyatoq dikenal
juga di Lombok dengan nama Datu Pangeran Djajing Sorga yang
dipercaya datang dari Majapahit, Kabangan, Jawa Timur, untuk
menyebarkan agama Islam. Ia mengarang kitab Jatiswara, Prembonan,
Lampanan Wayang, Tashawwuf dan Fiqh. Dalam proses menyebarkan
agama Islam, salah satu media yang digunakannya adalah Wayang,
sebagaimana yang dilakukan pula oleh Sunan Kalijaga. Adapun bentuk
mistik Islam yang dibawanya merupakan kombinasi (sinkretisme)
antara mistisme Islam (Sufisme) dengan salah satu ajaran filsafat
Hindu, yaitu Advaita Vedanta.
Kembali ke soal Kerajaan Selaparang dan Ghaus 'Abdurrazzāq.
Tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya dia masuk ke Pulau
Lombok. Namun pendapat terkuat menyebutkan bahwa dia datang ke
Pulau Lombok untuk pertama kalinya sekitar tahun 600-an Hijriyah
atau abad ke-13 Masehi (antara tahun 1201 hingga 1300 Masehi).
Ghaus 'Abdurrazzāq mendarat di Lombok Utara yang disebut dengan
Bayan. Diapun menetap dan berda'wah di sana. Dia kemudian
menikah dan lahirlahi tiga orang anak, ya'ni Sayyid Umar, yang
kemudian menjadi datu Kerajaan Pujut, Sayyid Amir, yang kemudian
menjadi datu Kerajaan Pejanggik, dan Syarifah Qomariah atau yang
lebih terkenal dengan sebutan Dewi Anjani.
Kemudian Ghaus 'Abdurrazzāq menikah lagi dengan seorang
putri dari Kerajaan Sasak yang melahirkan dua orang anak, ya'ni
seorang putra bernama Sayyid Zulqarnain (dikenal juga dengan
sebutan Syaikh 'Abdurrahman) atau disebut pula dengan Ghaos
'Abdurrahman, dan seorang putri bernama Syarifah Lathifah yang
dijuluki dengan Denda Rabi'ah. Sayyid Zulqarnain inilah yang
kemudian mendirikan Kerajaan Selaparang sekaligus pula sebagai
Datu (raja) pertama dengan gelar Datu Selaparang atau Sulthan
Rinjani.

9
Sampai disini sudah terdapat dua versi, yakni antara Nala
Segara (Betara Tunggul Nala) dan Ghaus 'Abdurrazzāq yang sama-
sama dipercaya sebagai penyebar agama Islam, menjadi cikal bakal
Sulthan-Sulthan Lombok dan pendiri Kerajaan Selaparang.

Wilayah Kerajaan Selaparang


Pada awalnya, kerajaan yang berdiri adalah Laeq.
Diperkirakan, posisinya berada di kecamatan Sambalia, Lombok
Timur. Dalam perkembangannya, kemudian terjadi migrasi,
masyarakat Laeq berpindah dan membangun sebuah kerajaan baru,
yaitu Kerajaan Pamatan, di Aikmel, desa Sembalun sekarang. Lokasi
desa ini berdekatan dengan Gunung Rinjani. Suatu ketika, Gunung
Rinjani meletus, menghancurkan desa dan kerajaan yang berada di
sekitarnya. Para penduduk menyebar menyelamatkan diri ke wilayah
aman. Perpindahan tersebut menandai berakhirnya Kerajaan
Pamatan.
Setelah Pamatan berakhir, muncullah Kerajaan Suwung yang
didirikan oleh Batara Indera. Lokasi kerajaan ini terletak di daerah
Perigi saat ini. Setelah Kerajaan Suwung berakhir, barulah kemudian
muncul Kerajaan Lombok. Seiring perjalanan sejarah, Kerajaan
Lombok kemudian mengalami kehancuran akibat serangan tentara
Majapahit pada tahun 1357. M. Raden Maspahit, penguasa Kerajaan
Lombok melarikan diri ke dalam hutan. Ketika tentara Majapahit
kembali ke Jawa, Raden Maspahit keluar dari hutan dan mendirikan
kerajaan baru dengan nama Batu Parang. Dalam perkembangannya,
kerajaan ini kemudian lebih dikenal dengan nama Selaparang.
Menurut catatan sejarah masuknya ekspedisi Majapahit tahun
1343 M, di bawah pimpinan Mpu Nala. Ekspedisi Mpu Nala ini dikirim
oleh Gajah Mada sebagai bagian dari usahanya untuk mempersatukan
seluruh nusantara di bawah bendera Majapahit. Pada tahun 1352 M,
Gajah Mada datang ke Lombok untuk melihat sendiri perkembangan

10
daerah taklukannya. Ekspedisi Majapahit ini meninggalkan jejak
Kerajaan Gelgel di Bali.
Di Lombok, berdiri empat kerajaan utama yang saling
bersaudara, yaitu :
1) Kerajaan Bayan di barat
2) Kerajaan Selaparang di Timur
3) Kerajaan Langko di tengah
4) Kerajaan Pejanggik di selatan
Selain keempat kerajaan tersebut, terdapat beberapa kerajaan
kecil, seperti Parwa dan Sokong Samarkaton serta beberapa desa
kecil, seperti Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, dan
Kentawang. Seluruh kerajaan dan desa ini takluk di bawah Majapahit.
Ketika Majapahit runtuh, kerajaan dan desa-desa ini kemudian
menjadi wilayah yang merdeka.
Di antara kerajaan dan desa-desa di atas, yang paling
terkemuka dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang
berpusat di Labuhan Lombok. Pusat kerajaan ini terletak di Teluk
Lombok yang strategis, sangat indah dengan sumber air tawar yang
banyak. Posisi strategis dan banyaknya sumbe air menyebabkannya
banyak dikunjungi pedagang dari berbagai negeri, seperti
Palembang,Banten, Gresik, dan Sulawesi. Berkat perdagangan yang
ramai, maka Kerajaan Lombok berkembang dengan cepat.
Kerajaan Selaparang merupakan salah satu kerajaan tertua
yang pernah tumbuh dan berkembang di pulau Lombok, bahkan
disebut-sebut sebagai embrio yang kemudian melahirkan raja-raja
Lombok masa lalu. Posisi ini selanjutnya menempatkan Kerajaan
Selaparang sebagai icon penting kesejarahan pulau ini. Terbukti
penamaan pulau ini juga sering disebut sebagai bumi Selaparang atau
dalam istilah lokalnya sebagai Gumi Selaparang.

11
Berkaitan dengan Selaparang, kerajaan ini terbagi dalam dua
periode: pertama, periode Hindu yang berlangsung dari abad ke-13 M,
dan berakhir akibat ekspedisi Kerajaan Majapahit pada tahun 1357 M;
dan kedua, periode Islam, berlangsung dari abad ke-16 M, dan
berakhir pada abad ke-18 (1740 M), setelah ditaklukkan oleh pasukan
gabungan Kerajaan Karang Asem, Bali dan Banjar Getas.
Raja Lombok
Disebutkan bahwa pada abad XII, terdapat satu kerajaan yang
dikenal dengan nama kerajaan Perigi yang dibangun oleh sekelompok
transmigran dari Jawa di bawah pimpinan Prabu Inopati dan sejak
waktu itu pulau Lombok dikenal dengan sebutan Pulau Perigi. Ketika
kerajaan Majapahit mengirimkan ekspedisinya ke Pulau Bali pada
tahun 1443 yang diteruskan ke Pulau Lombok dan Dompu pada tahun
1357 dibawah pemerintahan Mpu Nala, ekspedisi ini menaklukkan
Selaparang (Perigi) dan Dompu.
Dalam Babad Lombok disebutkan, pengislaman ini merupakan
upaya dari Raden Paku atau Sunan Ratu Giri dari Gersik, Surabaya
yang memerintahkan raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk
menyebarkan Islam ke berbagai wilayah di Nusantara. Kemajuan
Kerajaan Selaparang ini membuat kerajaan Gelgel di Bali merasa tidak
senang.
Gelgel yang merasa sebagai pewaris Majapahit, melakukan
serangan ke Kerajaan Selaparang pada tahun 1520, akan tetapi
menemui kegagalan. Sekalipun Selaparang unggul melawan kekuatan
Kerajaan Gelgel, namun pada saat yang bersamaan, suatu kekuatan
baru dari arah barat telah muncul pula. Embrio kekuatan ini telah ada
sejak permulaan abad ke-15 dengan datangnya para imigran petani
liar dari Karang Asem (Bali) secara bergelombang, dan mendirikan
koloni di kawasan Kotamadya Mataram sekarang ini.

12
Kekuatan itu telah menjelma sebagai sebuah kerajaan kecil,
yaitu Kerajaan Pagutan dan Pagesangan, yang berdiri pada tahun
1622. Namun bahaya yang dinilai menjadi ancaman utama dan akan
tetap muncul secara tiba-tiba yaitu kekuatan asing, Belanda, yang
sewaktu-waktu akan melakukan ekspansi. Kekuatan dari tetangga
dekat diabaikan, karena Gelgel yang demikian kuat mampu
dipatahkan. Sebab itu sebelum kerajaan yang berdiri di wilayah
kekuasaannya di bagian barat ini berdiri, hanya diantisipasi dengan
menempatkan pasukan kecil di bawah pimpinan Patinglaga Deneq
Wirabangsa.

Proses Islamisasi
Ketika raja Lombok, Prabu Mumbul, meninggal dunia, ia
digantikan oleh Prabu Rangkesari. Di masa pemerintahan Rangkesari
ini, Putera Ratu Sunan Giri yang bernama Pangeran Prapen datang ke
Kerajaan Lombok untuk melakukan islamisasi. Berdasarkan Babad
Lombok, islamisasi ini merupakan upaya Raden Paku (Sunan Ratu
Giri) dari Gresik untuk menyebarkan Islam ke berbagai wilayah
Nusantara.
Pangeran Prapen melakukan islamisasi di Lombok dengan
kekuatan senjata. Setelah orang-orang Lombok masuk Islam, ia
kemudian meneruskan upaya Islamisasi ke Bima dan Sumbawa.
Sepeninggalan Pangeran Prapen, masyarakat Lombok kembali ke
agama asal, yaitu Paganisme. Hal ini disebabkan kaum perempuan
Lombok banyak yang belum memeluk Islam, sehingga berhasil
memengaruhi keluarganya agar kembali ke agama asal.
Setelah berhasil mendapatka kemenangan di Sumbawa dan
Bima. Pangeran Prapen kembali ke Lombok. Dengan bantuan Raden
Sumulya dan Raden Salut, Pangeran Prapen kemudian menyusun
gerakan dakwah baru untuk mengislamkan Lombok dan berhasil
mencapai kesuksesan. Seluruh pulau Lombok berhasil diislamkan,

13
kecuali di beberapa tempat. Masyarakat yang menolak masuk Islam
kemudia menyingkir ke gunung-gunung atau menjadi orang taklukan.
Selain islamisasi, peristiwa besar lainnya yang terjadi di masa
pemerintahan Prabu Rangkesari adalah pemindahan ibukota
kerajaan, dari Labuhan ke desa Selaparang. Pemindahan ibukota ini
merupakan inisiatif Patih Banda Yuda dan Patih Singa Yuda, dengan
alasan letak desa Selaparang lebih strategis dan aman dibandingkan
Labuhan. Dengan berpindahnya Kerajaan Lombok ke Selaparang,
maka kemudian kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kerajaan
Selaparang.

D. Keadaan Politik
Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di
darat maupun di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda
yang hendak memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668
Masehi. Namun demikian, Kerajaan Selaparang harus rnerelakan salah
satu wilayahnya dikuasai Belanda, yakni Pulau Sumbawa, karena lebih
dahulu direbut sebelum terjadinya peperangan laut. Di samping itu,
laskar lautnya pernah pula mematahkan serangan yang dilancarkan
oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat. Bahkan wilayah Kerajaan
Selaparang sampai dengan Sumbawa bagian barat.

Silsilah Kerajaan Selaparang

Sumber : https://pkbmdaruttaklim.files.wordpress.com/2013/02/silsilah-raja-selaparang.jpg

14
Setelah Prabu Indrajaya meninggal diganti oleh puteranya
bernama Raden Mas Panji Anom yang juga dikenal dengan nama
Prabu Anom. Pada masa inilah awal masuknya Islam di Lombok.
Prabu Anom mempunyai anak bernama Raden Mas Panji. Raden Mas
Panji Tilar Negara diseberangkan ke Alas-Sumbawa. (Tawalinuddin
Haris, HS., 2002,). Dari sumber Makasar (Kronik Goa dan Tallo)
menyebutkan bahwa Seorang anak laki-laki Raja Selaparang ”Mas
Pamayan” menjadi Raja di Sumbawa yang dilantik pada tanggal 30
Nopember 1648 M.
Dengan mengkaji lontar-lontar yang menjadi sumber sejararah
Kerajaan Selaparang, menurut Fathurrahman Zakaria (1998) kita akan
mengetahui prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman dalam rekayasa
sosial politik dan sosial budaya kerajaan dan masyarakatnya. Dalam
bidang sosial politik misalnya, Lontar Kotamgama lembar 6 lembar
menggariskan sifat dan sikap seorang raja atau pemimpin, yakni Danta,
Danti, Kusuma dan Warsa.
 Danta artinya gading gajah, apabila dikeluarkan tidak mungkin
dimasukkan lagi.
 Danti artinya ludah, apabila sudah dilontarkan ke tanah tidak
mungkin dijilat lagi.
 Kusuma artinya kembang, tidak mungkin kembang itu mekar dua
kali.
 Warsa artinya hujan, apabila telah jatuh ke bumi tidak mungkin
naik kembali menjadi awan.
Itulah sebabnya seorang raja atau pemimpin hendaknya tidak salah
dalam perkataan. Selain itu, dalam lontar-lontar yang ada diketahui bahwa
istilah-istilah dan ungkapan yang syarat dengan ide dan makna telah
dipergunakan dalam bidang politik dan hukum, misalnya kata hanut
(menggunakan hak dan kewajiban), tapak (stabil), tindih (bertata krama),
rit (tertib), jati (utama),tuhu (sungguh-sungguh), bakti (bakti, setia) atau

15
terpi (teratur). Dalam bidang ekonomi, seperti itiq (hemat), loma
(dermawan), kencak (terampil) atau genem (rajin).

E. Keadaan Sosial-Budaya

Sumber : https://invesdilombok.wordpress.com/kehidupan-sosial-budaya-tanah-
lombok/

Di masa Prabu Rangkesari, Lombok (Selaparang) mencapai


masa kejayaannya. Saat itu, kehidupan budaya berkembang pesat.
Para cerdik pandai dari Selaparang menguasai dengan baik bahasa
Kawi, bahasa yang berkembang ketika itu.
Berkembangnya Bahasa Kawi sangat mempengaruhi
terbentuknya alam pikiran agraris dan besarnya peranan kaum
intelektual dalam rekayasa sosial politik di Nusantara.
Berkat kemajuan dalam dunia sastra tersebut, akhirnya, para
cendekiawan Selaparang berhasil menciptakan aksara baru, yaitu
aksara Sasak yang disebut Jejawen.
Dengan bekal pengetahuan bahasa Kawi, Sasak dan aksara
Sasak, para sastrawan Selaparang banyak mengarang, mengubah,
mengadaptasi, atau menyalin sastra Jawa kuno ke dalam lontar-lontar
Sasak.

Sumber : http://riniintansrikandi.blogspot.co.id/2013/02/lombok-sumbawa-secret.html

16
Di antara lontar-lontar tersebut adalah Kotamgama, Lapel
Adam, Menak Berji dan Rengganis. Selain itu, para pujangga juga
banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran sufi para walisongo.
Salinan dan adaptasi tersebut tampak dalam lontar-lontar yang
berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar Nurcahya. Bahkan
hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi,
seperti Lontar Yusuf, Hikayat Amir Hamzah dan Hikayat Sidik Anak
Yatim.
Kajian yang lebih mendalam terhadap lontar-lontar tersebut
akan mampu mengungkap kondisi sosial, budaya dan politik
masyarakat Lombok pada saat itu. Dalam bidang sosial politik
misalnya, Lontar Kotamgama menggariskan sifat dan sikap seorang
pemimpin, yakni Danta, Danti, Kusuma, dan Warsa. Danta berarti
gading gajah, artinya, apabila dikeluarkan, tidak mungkin dimasukkan
lagi; Danti berarti ludah, artinya, apabila sudah dilontarkan ke tanah,
tidak mungkin dijilat lagi; Kusuma berarti kembang, artinya, bunga
yang sama tidak mungkin mekar dua kali; Warsa artinya hujan,
artinya, apabila telah jatuh ke bumi, tidak mungkin naik kembali
menjadi awan. Itulah sebabnya, seorang raja atau pemimpin
hendaknya berhati-hati dalam setiap tindakan, agar tidak melakukan
banyak kesalahan.
Selain itu, dalam lontar-lontar yang ada diketahui bahwa
istilah-istilah dan ungkapan yang syarat dengan ide dan makna telah
dipergunakan dalam bidang politik dan hukum, misalnya kata hanut
(menggunakan hak dan kewajiban), tapak (stabil), tindih (bertata
krama), rit (tertib), jati (utama),tuhu (sungguh-sungguh), bakti (bakti,
setia), atau terpi (teratur).
Dalam bidang ekonomi, seperti itiq (hemat), loma (dermawan),
kencak (terampil), atau genem (rajin). Pariwisata Lombok dalam
banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasawarsa tahun 1990-an

17
mulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan munculnya
krismon dan krisis-krisis lainnya, potensi pariwisata agak
terlantarkan.
Dengan mengkaji lontar-lontar tersebut, menurut
Fathurrahman Zakaria (1998) kita akan mengetahui prinsip-prinsip
dasar yang menjadi pedoman dalam rekayasa sosial politik dan sosial
budaya kerajaan dan masyarakatnya.
Demikianlah, Kerajaan Selaparang muncul, berkembang
kemudian runtuh. Walaupun demikian, sisa-sisa peradaban tulis yang
ditinggalkannya menunjukkan bahwa, kehidupan budaya di negeri ini
cukup semarak dan berkembang.

F. Masa Kejayaan
Faktor pendukung kemajuan dari Kerajaan Selaparang :
1) Memiliki armada laut yang sangat tangguh.
2) Wilayah Selaparang yang terbilang luas.
3) Mampu menjalin hubungan kerja sama dengan kerajaan lain.
4) Kerajaan Selaparang memiliki sektor agraris yang sangat maju.

Pemindahan pusat kerajaan membawa suasana dan kondisi


membaik bagi kerajaan dan rakyatnya. Di bawah pimpinan Prabu
Rangkesari, Kerajaan Selaparang berkembang menjadi kerajaan yang
maju di berbagai bidang. Salah satunya adalah perkembangan
kebudayaan yang kemudian banyak melahirkan manusia-manusia
sebagai khazanah warisan tradisional masyarakat Lombok sampai
hari ini. Dengan dipindahkannya pusat kerajaan, maka kerajaan
Lombok berubah nama menjadi Kerajaan Selaparang, sebutan ini lama
kelamaan menjadi sebutan akrab dikalangan kerajaan dan rakyat.
Yang semakin membaik ini, membuat kerajaan selaparang semakin
besar dan tangguh. Selain memperbaiki kondisi kerajaan dan

18
rakyatnya, Selaparang juga memperkuat laskarnya, baik di darat
maupun di laut.
Pada tahun 1520 Kerajaan Selaparang di serang oleh kerajaan
Gelgel dari Bali. Penyerangan ini berawal dari ketidaksenangan Gelgel
melihat perkembangan kerajaan Selaparang yang kian pesat. Kerajaan
Gelgel menganggap dirinya merupakan pewaris Majapahit. Kerajaan
Gelgel mengerahkan pasukannya untuk menyerang Selaparang.
Namun, kerajaan Selaparang tidak tinggal diam melihat tingkah
kerajaaan Gelgel yang Sombong. Kerajaan Selaparang melawan
serangan Gelgel dengan sekuagt tenaga dan serangan tersebut mampu
dipatahkan dan Gelgel mengalami kegagalan. Kejayaan Selaparang
kiat melejit sampai ke penjuru Nusantara.
Kerajaan Selaparang mengalami kemajuan yang kian pesat dan
tambah perkasa. Tidak berhenti disitu, Kerajaan Selaparang dapat
mengembangkan kekuasaannya hingga ke Sumbawa Barat. Seorang
raja muda bernama Sri Dadelanatha, dilantik dengan gelar Dewa
Meraja di Sumbawa Barat karena saat itu (1630 Masehi) daerah ini
juga masih termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan
Selaparang. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya, yaitu
sekitar tanggal 30 November 1648 Masehi, putera mahkota
Selaparang bernama Pangeran Pemayaman dengan gelar Pemban Aji
Komala, dilantik di Sumbawa menjadi Sulthan Selaparang yang
memerintah seluruh wilayah Pulau Lombok dan Sumbawa.
Sekitar tahu 1667-1668 Masehi, Laskar lautnya telah berhasil
mengusir Belanda yang hendak memasuki dan menjajah wilayahnya.
Sebelum terjadi peperangan laut, daerah kekuasaan kerajaan
Selaparang yaitu Pulau Sumbawa mampu direbut oleh Belanda.
Daerah ini lebih dulu dikuasai karena sebelum peperangan laut itu,
Sumbawa sudah ditundukkan. Mungkin akan berbeda ceritanya kalau
sebelum peperangan laut, Belanda jangan coba-coba mau menguasai

19
daerah selaparang. Tidak hanya itu, laskar laut Selaparang juga
pernah mematahkan serangan yang dilancarkan oleh Kerajaan Gelgel
(Bali) dari arah barat. sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi,
Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit
melawan Kerajaan Gelgel. Kedua serangan Gelgel tersebut mampu
dipatahkan sehingga banyak tentara Gelgel didi tangkap dan di tawan.
Tidak mau mengalami kekalahan lagi, kerajaan Gelgel memutar
otak mengatur strategi yang cerdik untuk memerangi dan menguasai
kerajaan selaparang. Akhirnya kerajaan Gelgel punya strategi yang
cerdik, yaitu memaanfaatkan situasai untuk melakukan infiltrasi
dengan mengirimkan rakyatnya membuka pemukiman dan
persawahan di bagian selatan sisi barat Lombok yang subur.
Sekalipun Selaparang unggul melawan kekuatan tetangga,
yaitu Kerajaan Gelgel, namun pada saat yang bersamaan, suatu
kekuatan baru dari bagian barat telah muncul pula. Embrio kekuatan
ini telah ada sejak permulaan abad ke-15 dengan datangnya para
imigran petani liar dari Karang Asem (Pulau Bali) secara
bergelombang, dan selanjutnya mendirikan koloni di kawasan Kota
Mataram sekarang ini. Kekuatan itu kemudian secara berangsur-
angsur tumbuh berkembang sehingga menjelma menjadi kerajaan
kecil, yaitu Kerajaan Pagutan dan Pagesangan yang berdiri sekitar
tahun 1622 Masehi. Kerajaan ini berdiri lima tahun setelah serangan
laut pertama Kerajaan Gelgel dari Bali Utara atau dua tahun sebelum
serangan ke dua yang dapat ditumpas oleh laskar Kerajaan
Selaparang.
Belajar dari kegagalan serangan pada 1520, juga menempuh
strategi baru dengan mengirim Dangkiang Nirartha untuk
memasukkan faham baru berupa singkretisme Hindu-Islam. Tidak
berselang lama strategi ini dilancarkan, banyak para pimpinan agama
dan tokoh masyarakat Lombok yang belum lama memeluk Islam

20
terpengaruh. Namun di tengah perjalannya, kerajaan Gelgel
mengalami stagnasi dan kelemahan dimana-mana. Kerajaan Hindu
hindu menuai masalah internal yang cukup berpengaruh sehingga niat
untuk menguasai Selaparang terhenti.

G. Masa Kemunduran
Faktor penyebab kemunduran Kerajaan Selaparang :
1) Adanya Kerajaan Pagutan dan Pagesangan yang melemahkan
kekuasaan Selaparang
2) Adanya berbagai serangan dari Kerajaan Gelgel dan Kerajaan
Mataram Karang Asem.
3) Adanya penghianatan yang dilakukan oleh Arya Banjar Getas.

Setelah VOC menguasai jalur perdagangan di utara, kerajaan


Gowa gusar. Karena tidak mau memberikan peluang lagi kepada
Belanda, Gowa menutup jalur perdagangan ke selatan dengan cara
menguasai Pulau Sumbawa dan Selaparang. Gowa juga melakukan
ekspansi dan mampu menguasai Flores Barat dengan mendirikan
Kerajaan Manggarai untuk membendung misi kristenisasi menuju ke
barat.
Gelgel yang mulai bangkit tidak senang dengan ekspansi Gowa
ini. Gowa dihadapkan pada posisi dilematis, mereka khawatir Belanda
memanfaatkan Gelgel. Maka tercapai kesepakatan dengan Gelgel
melalui perjanjian Saganing pada tahun 1624, yang isinya antara lain
Gelgel tidak akan bekerja sama dengan Belanda dan Gowa akan
melepaskan perlindungannya atas Selaparang, yang dianggap
halaman belakang Gelgel.
Sepeninggal Dalem Sagining yang digantikan oleh Dalem
Pemayun Anom kesepakatan tersebut mengalami perubahan, terjadi
terjadi polarisasi yang semakin jelas, yakni Gowa menjalin kerjasama

21
dengan Mataram di Jawa dalam rangka menghadapi Belanda.
Sebaliknya Belanda berhasil mendekati Gelgel, sehingga pada tahun
1640, Gowa masuk kembali ke Lombok. Bahkan pada tahun 1648,
salah seorang Pangeran Selaparang dari Trah Pejanggik bernama Mas
Pemayan dengan gelar Pemban Mas Aji Komala, diangkat sebagai raja
muda, semacam gubernur mewakili Gowa, berkedudukan di bagian
bara pulau Sumbawa.
Dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin Gowa melakukan
perlawanan keras terhadap Belanda, perak tidak terelakkan. Hingga
akhirnya pada tahun 1667, Gow harus menerima perjanjian Bungaya.
Dari pertempuran anatara Gowa dan Belanda, Gelgel berusaha
memanfaatkan situasi dengan mengirimkan ekspedisi langsung ke
pusat pemerintahan Selaparang pada tahun 1668-1669, tetapi
ekspedisi tersebut gagal. Perjanjian Bungaya adalah sebuah wilayah
yang terletak disekitar pusat kerajaan Gelgel di Klungkung yang
menandai eratnya hubungan Gelgel-Belanda.
Walaupun Kerajaan Selaparang mampu mengalahkan serangan
kerajaan Gelgel, petani liar dari Karang Asem (Bali) yang mendirikan
koloni dan menjelma sebagai sebuah kerajaan kecil, yaitu kerajaan
Pagutan dan Pagesangan. Kerajaan ini muncul pada tahun 1622,
embrio kekuatan ini sebenarnya sudah ada sejak permulaan abad ke
15.
Bahaya yang paling besar dan ditakuti muncul secara tiba-tiba
adalah kekuatan asing, yakni Belanda. Ini merupakan ancaman utama.
Ekspansi militer belanda sangat membahayakan. Akhirnya, karena
terlalu fokus pada ancaman utama ini, Selaparang mengabaikan
kekuatan Gelgel, karena Gelgel selalu mampu dikalahkan. Oleh sebab
itu, untuk mengantisipasi kekuatan kerarajaan kecil tersebut, maka
dibawah pimpinan Patinglaga Deneq Wirabangsa, Kerajaan
Selaparang hanya menempatkan laskarnya berjumlah kecil.

22
Namun, di internal Kerajaan Selaparang ditengarai ada
masalah yang cukup serius yaitu perbedaan pandangan antara Raja
dan salah seorang tokoh penting di lingkungan pusat kerajaan yang
bernama Arya Banjar Getas soal posisi pasti perbatasan antara
wilayah Kerajaan Selaparang dan Pejanggik. Dari perselisihan paham
tersebut, akhirnya Arya Banjar Getas beserta pengikutnya
meninggalkan Selaparang bergabung dengan Kerajaan Pejanggik,
Raden Arya Banjar Getas juga mampu mengajak Kerajaan Pejanggik
untuk ikut serta dan bergabung dalam ekspedisi tentara Kerajaan
Mataram Karang Asem (Bali) yang sudah berhasil mendarat di
Lombok Barat.
Hingga pada tahun 1672 kerajaan Selaparang berhasil
ditaklukkan setelah menerima ekspedisi militer Arya Banjar Getas,
Pejanggik dengan pihak Kerajaan Mataram Karang Asem. Kerajaan
Selaparang dapat ditaklukkan hampir tanpa perlawana, pusat
kerajaan selaparang hancur rata dengan tanah, dan raja beserta
seluruh keluarganya mati terbunuh.
Empat belas tahun setelah membumihanguskan Selaparang,
Kerajaan Pejanggik juga dibumihanguskan oleh Kerajaan Mataram
Karang Asem pada tahun 1686. Tidak hanya kerajaan Pejanggik,
kerajaan Mataram juga meluluh lanttakkan kerajaan-kerajaan kecil
yang ada di Lombok. Kerajaan Mataram menguasai seluruh penjuru
Lombok.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam masuk sekita abad XVI ke daerah Nusa Tenggara. Islam di
Lombok diperkenalkan oleh Sunan Prapen (putera Sunan Giri). Kerajaan
Selaparang adalah salah satu kerajaan yang pernah ada di Pulau Lombok.
Selaparang merupakan pusat kerajaan Islam di Lombok. Selaparang di
bawah pemerintahan Prabu Rangkesari.

B. Saran
Kita tidak boleh melupakan bagaimana Islam masuk ke Indonesia
dan kita harus bersikap lebih kritis terhadap pembelaan negara agar negara
kita tiduak runtuh seperti kerajaan-kerajaan Islam pada masa lalu.

24
DAFTAR PUSTAKA

Farid, Samsul. 2013. Sejarah Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Gunawan, Restu. 2016. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan


dan Kebudayaan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Selaparang

http://perpustakaan.tanahimpian.web.id/nusa-lombok/101-
lombok/sejarah-kerajaan/177-kerajaan-selaparang.html

http://dutalombok.blogspot.co.id/2014/01/sejarah-kerajaan-
selaparang.html

http://www.wacana.co/2014/02/kerajaan-selaparang/

https://greatindnesia.blogspot.co.id/2014/02/kerajaan-selaparang-lombok-
nusa.html

https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/lombok/raja-of-selaparang/

http://www.slideshare.net/fenty_febriani/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di-nusa-tenggara

https://roiyanali98.wordpress.com/tag/selaparang/

http://oghosputralombok.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-pulau-lombok-
kerajaan.html

http://oghosputralombok.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-asal-usul-
lombok-dan-budayanya.html

https://pkbmdaruttaklim.files.wordpress.com/2013/02/silsilah-raja-
selaparang.jpg

https://invesdilombok.wordpress.com/kehidupan-sosial-budaya-tanah-
lombok/

25
26

Anda mungkin juga menyukai