Anda di halaman 1dari 1

ANEMIA APLASTIK

Tata Laksana
A. Tata laksana definitif berupa transplantasi sumsum tulang (TST)
 Pasien berusia muda umumnya mentoleransi TST lebih baik;
 Pasien berusia lebih dari 20 tahun dengan hitung neutrofil 200-500/mm3 lebih
mendapatkan manfaat dengan terapi imunosupresif daripada TST;
 Pasien dengan hitung neutrofil sangat rendah, lebih baik mendapat TST mengingat
neutropenia pada pasien yang mendapat terapi imunosupresi baru akan membaik
setelah kurang lebih 6 bulan.

B. Terapi suportif:
 Apabila terdapat keluhan akibat anemia, berikan transfusi PRC hingga kadar Hb 7 -8
g/ dL;
 Terapi imunosupresi: antithymocyte globulin (ATGam) 20 mg/KgBB/hari selama 4
hari (berasal dari kuda) atauthymoglobulin 3,5 mg/KgBB/hari selama 5 hari (berasal
dari kelinci) ditambah dengan siklosporin A (CsA) 12-15mg/KgBB selama 6 bulan.
 Untuk meningkatkan neutrofil: G-CSF (Filgrastim 5 μg/KgBB/hari) atau GM-CSF
(Sargramostim 250 μg/ KgBB/ hari).
 Pemberian bersamaan dengan regimen imunosupresi ATG/CsA dapat memperbaiki
neutropenia dan respon terapi ini merupakan faktor prognostic yang baik.
 Atasi infeksi dengan pemberian antibiotik. Infeksi disertai dengan neutropenia berat
harus segera diatasi dengan pemberian antibiotic spektrum luas parenteral; umumnya
diberikan seftazidim atau kombinasi aminoglikosida, sefalosporin, dan penisilin.
Pasien diedukasi untuk menjaga higiene dalam rangka mencegah terjadinya infeksi.
 Untuk merangsang produksi eritropoietin dan sel-sel induk sumsum tulang: steroid
anabolic (oxymethylone, danazol). Saat m1, hanya digunakan sebagai terapi
penyelamatan pada pasien yang refrakter terapi imunosupresi.

Anda mungkin juga menyukai