Anda di halaman 1dari 6

Praktikum Perkaratan/Korosi pada Paku Besi

A. Tujuan
Melalui praktikum ini kami bertujuan untuk:
- Mengetahui proses perkaratan pada paku dengan beberapa perlakuan.
- Mengetahui perbedaan paku berdasarkan larutan yang berbeda.
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkaratan secara nyata.

B. Tanggal, Waktu, dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum dilaksanakan pada tanggal 5-9 November 2018, dengan
pengamatan secara berkala tiap 24 jam (pukul 09.30 WITA), di kelas XII IPA 2,
SMA Negeri 17 Makassar.

C. Dasar Teori
Korosi merupakan reaksi kimia antara logam dengan zat-zat yang ada di
sekitarnya atau dengan partikel-partikel lain yang terkandung dalam logam.
Korosi merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan
meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur yang ada
dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor-faktor dari
lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan
zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam
bentuk senyawa anorganik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat
mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa
dapat mempercepat proses korosi pada ruangan tersebut.

D. Alat dan Bahan :


- 10 buah paku
- 10 buah gelas plastik
- Kertas
- Karet gelang
- Air biasa
- Air panas
- Air laut
- Larutan cuka
- Minyak goreng
- Kapas lembab
- Garam

E. Cara Kerja
1. Ambil sepuluh gelas plastik bening, lalu masukan paku besi ke dalamnya .
2. Isi gelas tersebut dengan sepuluh perlakuan yaitu, paku saja, diberi garam kasar,
diberi air biasa, diberi minyak, diberi air laut, diberi air laut (keadaan tertutup),
diberi air panas (keadaan tertutup), diberi kapas lembab (keadaan tertutup), diberi
larutan cuka, dan diberi cuka.
3. Setelah semua gelas-gelas bening telah berisi paku dan bahan-bahannya masing-
masing, amati paku-paku tersebut selama 4 hari.
4. Lakukan pengamatan secara berkala tiap 24 jam terhadap reaksi paku tersebut.
5. Catatlah hasil pengamatan tersebut ke dalam tabel pengamatan dan foto untuk
dijadikan dokumentasi.

F. Tabel Pengamatan
Perlakuan Waktu Keterangan
Hari ke-1 Persiapan bahan
Hari ke-2 -
Paku saja Hari ke-3 -
Hari ke-4 -
Hari ke-5 +
Hari ke-1 Persiapan bahan
Hari ke-2 -
Garam Hari ke-3 -
Hari ke-4 +
Hari ke-5 ++
Hari ke-1 Persiapan bahan
Hari ke-2 +
Air biasa Hari ke-3 ++
Hari ke-4 ++
Hari ke-5 +++
Hari ke-1 Persiapan bahan
Hari ke-2 -
Minyak goreng Hari ke-3 -
Hari ke-4 +
Hari ke-5 +
Hari ke-1 Persiapan bahan
Hari ke-2 +
Air laut Hari ke-3 ++
Hari ke-4 ++
Hari ke-5 +++
Hari ke-1 Persiapan bahan
Air laut (keadaan
Hari ke-2 +
tertutup)
Hari ke-3 +
Hari ke-4 ++
Hari ke-5 ++
Hari ke-1 Persiapan bahan
Hari ke-2 +
Air panas (keadaan
Hari ke-3 +
tertutup)
Hari ke-4 +
Hari ke-5 ++
Hari ke-1 Persiapan bahan
Hari ke-2 +
Kapas lembab (keadaan
Hari ke-3 +
tertutup)
Hari ke-4 ++
Hari ke-5 ++
Hari ke-1 Persiapan bahan
Hari ke-2 -
Cuka Hari ke-3 ++
Hari ke-4 +++
Hari ke-5 ++++
Hari ke-1 Persiapan bahan
Hari ke-2 +
Cuka (keadaan tertutup) Hari ke-3 ++
Hari ke-4 +++
Hari ke-5 +++
Ket: - tidak korosi
+ sedikit korosi
++ korosi
+++ cukup korosi
++++ sangat korosi

G. Jawaban Pertanyaan
1. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada percobaan kali ini, paku yang
paling cepat mengalami perkaratan adalah paku dengan perlakuan diberikan cuka
dalam keadaan terbuka.
2. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada percobaan kali ini, paku yang
paling lambat mengalami perkaratan adalah paku dengan perlakuan diberikan
garam pada keadaan terbuka.
3. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada percobaan kali ini, paku yang
tidak mengalami perkaratan adalah paku yang tidak diberi perlakuan apapun dan
paku dengan perlakuan diberikan minyak goreng.
4. Faktor yang menyebabkan perkaratan/korosi

H. Hasil Diskusi
Kita memberikan 10 perlakuan berbeda pada masing-masing gelas, yaitu
dikelompokkan menjadi aqua gelas tertutup dan terbuka, masing-masing
mendapat perlakuan berbeda pula. Hasil diskusi yang kelompok kami dapatkan
melalui praktikum kali ini adalah bahwa peristiwa perkaratan/korosi dipengaruhi
oleh sejumlah faktor, seperti kelembaban udara dan keberadaan zat-zat kimia
yang bersifat kororsif. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi)
terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa anorganik
maupun organik. Juga keadaan wadah yang terbuka lebih memungkinkan
terjadinya pencemaran udara akibat terlepasnya bahan-bahan korosif ke
lingkungan.
Hal tersebut menyebabkan perkaratan terjadi lebih cepat karena pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi dan oksigen mengalami reduksi,
sehingga pada keadaan terbuka kontak antara O2 dan H2O mengalami kontak
dengan permukaan logam semakin banyak, maka semakin cepat peristiwa korosi
berlangsung.
Larutan garam elektrolit (asam atau garam) merupakan faktor yang dapat
mempercepat terjadinya korosi, sedangkan larutan basa juga dapat menyebabkan
korosi namun, dengan waktu yang cenderung lama.

I. Kesimpulan dan Saran


J. Daftar Pustaka
https://www.elektroindonesia.com/elektro/elek32.html
https://www.oktakimia.wordpress.com/2015/05/07/korosi-dan-faktor-faktor-yang-
mempengaruhinya/

K. Lampiran

Alat dan bahan Pengamatan hari ke-1


Pengamatan hari ke-1 Pengamatan hari ke-1

Pengamatan hari ke-2 Pengamatan hari ke-2

Pengamatan hari ke-3 Pengamatan hari ke-3


Pengamatan hari ke-4 Pengamatan hari ke-4

Anda mungkin juga menyukai