LARUTAN
DR. TRIANA LINDRIATI
Tekanan osmosis
= C.R.T
dimana:
= tekanan osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal = 0,082
L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
KOLOID
Koloid adalah suatu sistem
campuran yang berada diantara
larutan dan campuran kasar
(suspensi). Koloid terdiri dari fase
terdispersi dan medium pendispersi .
fase terdispersi memiliki ukuran
tertentu . zat yang didispersikan
disebut fase terdispersi , sedangkan
Tidak sedikit
makanan di
sekitar kita
yang
menggunakan
prinsip koloid
seperti terlihat
pada gambar
i
t
SIFAT SIFAT
`KOLOID
1.
Efek tyndall
2.
Gerak Brown
3.
Elektroforesis
4.
Adsorbsi
5.
Koagulasi
6.
Koloid pelindung
7.
Dialisis
8.
Contoh:
Gerak Brown
SIFAT SIFAT
KOLOID
Elektroforesis
Elektroforesis : Gerakan partikel koloid karena
pengaruh medan listrik.
Manfaat :
Untuk menentukan muatan partikel koloid
Untuk memproduksi barang industri dan
karet
Mengurangi pencemaran udara dengan
pengendap elektrostatika
adsorbsi
Sifat adsorbsi
Sifat adsorbsi : penyerapan terhadap partikel
atau ion atau senyawa yang lain sehingga
partikel koloid bermuatan.
Contoh :
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+.
Sifat adsorbsi
Sifat adsorbsi : penyerapan terhadap partikel
atau ion atau senyawa yang lain sehingga
partikel koloid bermuatan.
Contoh :
C
H
Fe
H
+
l3+
+
H
+
C
Fe(OH)3
C
H
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
l
+
l
permukaannya
menyerap ion H+.
H
C
H
C
C
+
+
ll
l
Koagulasi
SIFAT SIFAT
KOLOID
+
-
Fe(OH)2
Dialisis
Air keluar
dengan ion
Koloid
+ -
+
+
- +
+
Ion- ion
Air
masuk
Emulsi
Emulsi adalah suatu sistem koloid yang
fase terdispersinya dapat berupa zat
padat, cair, dan gas. Pada umumnya
emulsi kurang mantap, kemantapan emulsi
dapat terlihat pada keadaannya yang
selalu keruh seperti; susu, santan, dsb.
Untuk memantapkan emulsi diperlukan
zat pemantap yang disebut emulgator.
Emulsi cair
Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang
tercampur, tetapi tidak dapat saling
melarutkan, dapt juga disebut zat cair polar
&zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat
cair ini adalah air (zat cair polar) dan zat
lainnya; minyak (zat cair non-polar).
1. Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi
pemansan, proses sentrifugasi, pendinginan,
penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi.
Krim atau creaming atau sedimentasi dapat terbentuk
pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita jumpai
pada emulsi minyak dalam air, apabila kestabilan
emulsi ini rusak,maka pertikel-partikel minyak akan
naik ke atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi
yang terjadi pada emulsi air dalam minyak. Apabila
kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel air
akan turun ke bawah. Contoh penggunaan proses ini
adalah: penggunaan proses demulsifikasi dengan
penmabahan elektrolit untukmemisahkan karet dalam
lateks yang dilakukan dengan penambahan asam
EMULSIFIER
Emulsifier atau zat pengemulsi didefinisikan
sebagai senyawa yang mempunyai aktivitas
permukaan (surface-active agents) sehingga
dapat menurunkan tegangan permukaan
(surface tension) antara udara-cairan dan
cairan-cairan yang terdapat dalam suatu
sistem makanan. Kemampuannya menurunkan
tegangan permukaan menjadi hal menarik
karena emulsifier memiliki keunikan struktur
kimia yang mampu menyatukan dua senyawa
berbeda polaritasnya.
EMULSIFIER SECARA
UMUM
Secara Umum Emulsifier dibedakan menjadi :
Emulsifier Alami
Emulsifier Buatan
EMULSIFIER ALAMI
EMULSIFIER BUATAN
Di samping Emulsifier alami telah
dibuat orang Emulsifier buatan yang
terdiri dari monogliserida, misalnya
gliseril monostearat.
Radikal asam stearat merupakan gugus
nonpolar, sedangkan bagian sisa dari
molekul, terutama dua gugus hidroksil
dan gliserol, merupakan gugus yang
polar.
2. Pengenceran
Dengan menambahkan sejumlah medium
pendispersinya, emulsi dapat diencerkan.
Sebaliknya, fase terdispersi yang
dicampurkan akan dengan spontan
membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat
dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.
Emulsi Padat
Emulsi padat atau Gel adalah emulsi dalam
medium pendispersi zat padat, dapat juga
dianggap sebagai hasil bentukkan dari
penggumpalan sebagian sol cair. Partikel-partikel
sol akan bergabung untuk membentuk suatu
rantai panjang pada proses penggumpalan ini.
Rantai tersebut akan saling bertaut sehingga
membentuk suatu struktur padatan di mana
medium pendispersi cair terperangkap dalam
lubang-lubang struktur tersebut. Sehingga,
terbentuklah suatu massa berpori yang semipadat dengan struktur gel.
Gel elastis
Gel non-elastis
Karena ikatan pada rantai berupa
ikatan kovalen yang cukup kuat,
maka gel ini dapat bersifat nonelastis. Maksudnya adalah gel ini
tidak memiliki sifat elastis, gel ini
tidak akan berubah jika diberi
suatu gaya. Salah satu contoh gel
ini adalah gel silica yang dapat
dibuat dengan reaksi kia;
menambahkan HCl pekat ke dalam
larutan natrium silikat, sehingga
molekul-molekul asam silikat yang
terbentuk akan terpolimerisasi dan
membentuk gel silika.
2.
Menggembung (swelling)
Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan
menyerap air apabila dicelupkan ke dalam zat cair.
Sehingga volum gel akan bertambah dan
menggembung.
3. Sineresis
4. Tiksotropi