PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada tahun 1037 M Turki dapat menguasai kekhalifahan Abassiyah. Akan tetapi,
akhirnya lumpuh oleh bangsa Mongol, kecuali bangsa Turki yang dipimpin oleh Ertughril,
yang selanjutnya menjelma menjadi “turki usmani’ Puncak kemegahannya dari tahun 1520-
1566 M, dibawah pemerintahan Sulaiman I. Namun, akhirnya juga lumpuh pada abad ke-19.
Tetapi, berkat ketekunan para pembaharu dan para tokoh-tokoh, negara itu dapat bangkit
kembali dengan mengadakan beberapa frase pembaharuan pada masa Sultan Mahmud II,
Tanzimat, Usman Muda, dan Turki Muda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perkembangan yang dilakukan pada masa Kerajaan Turki Usmani?
2. Apa saja pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan pada masa Kerajaan Turki Usmani?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengembangan yang dilakukan pada masa kerajaan Turki Usmani
2. Dapat mengetahui pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan pada masa Turki Usmani
BAB II
PEMBAHASAN
Raja-raja turki usmani bergelar sultan dan khalifah sekaligus. Sultan menguasai
kekuasaan duniawi dan khalifah berkuasa dibidang agama atau spiritual/ukhrawi. Sejak masa
Usman hingga Sulaiman yang agung dapat dikatakan bahwa para sultannya terdiri dari
orang-orang yang kuat, dapat mengembangkan kerajaan hingga ke EROPA dan AFRIKA. Di
masa Sulaiman yang bergelar juga al-Qanuni itulah TURKI USMANI mencapai puncak
kejaaan. Setelah masa itu para sultannya dalam keadaan lemah, ditambah lagi serangan balik
dari negri-negri EROPA yang sudah merasa kuat. Akhirnya para penguasa Usmani tidak
dapat lagi mempertahankan kerajaan yang luas itu dan hilanglah kekuasaannya pada tahun
1924.
Masa puncak kerajaan Turki Usmani ada pada empat orang sultan, yaitu sultan Bayazid
I (1389-1403 M) yang paling ditakuti di Eropa, Sultan Muhammad II (1451-1484 M)
bergelar “Al-Fatih” Sang penakluk. Dia dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukkan
konstantinopel yang sudah direncanakkan dulu oleh sultan Bayazid, anaknya sultan Salim I
(1512-1520 M) dan Sultan Sulaiman I Al-Qanun (1520-1566 M)
Bayazid I menggantikan ayahnya menjadi sultan dalam usia 34 tahun. Pada masa
kekuasaannya (1389-1403 M) serangan-serangan perluasan wilayah terus dilakukannya, ia
merebut kossova pada tahun pertama pemerintahannya (1389 M) Stephen raja lazar
terpaksa meminta perdamaian dan menyatakan diri bergabung dengan sultan dan siap sedia
membayar upeti.
Pertempuran hebat terjadi di Ankara pada tahun 1402 M, tetapi baru saja mulai
pertempuran, tiba-tiba serdadu bangsa tar-tar yang ada dibarisan bayazid gagahnya, tapi
dalam pertempuran yang tidak seimbang pasukannya menjadi kucar-kacir dan dia bersama
anaknya musa tertawan dan wafat dalam tawanan setahun kemudian (1403 M)
Kekuasaan Daulah Usmani yang sedemikian luas di Asia kecil dan Eropa Timur tidak
dapat kokoh sebelum konstantinopel ditaklukkan. Oleh sebab itu, menaklukkan
konstantinopel suatu keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar karena urusan hidup dan
matinya Daulah Turki Usmani terletak pada keberhasilan mereka menaklukkan
konstantinopel.
Oleh karna itu, semangat untuk menaklukkan konstantinopel dikobarkan terus secara
turun-temurun dari satu generasi kegenerasi berikutnya, karena mereka teringat akan takbir
yang diucapkan Nabi Muhammad Saw. Ketika cahaya memancar dari lingggisnya ketika
terkena batu saat menggali parit dalam perang khadak. Hal itu menjadi suatu keyakinan
yang kuat bagi mereka bahwa konstantinopel pada suatu saat pasti akan dapat ditaklukkan.
Fungsi benteng ini adalah sebagai tempat mengumpulkan persediaan perang untuk
menyerang konstantinopel. Pembangunan benteng tersebut memakan waktu selama tiga
bulan. Nilai strategis dari dari benteng itu sangat tinggi, karena konstentinopel tidak
mungkinlagi mendapat bantuan, baik peralatan perang, persediaan senjata, mmaupun bahan
logistic lainnyya dari laut hitam.
Kemudian kaisar mencari jalan lain yaitu berusaha untuk meminta bantuan kepada
kerajaan-kerajaan Kristen diEropa dan permintaan yang sama disampaikan kepada Paus
diRoma Italia agar dapat membantu kaisar menyerang sultan, akan tetapi bantuan yang
diharapkan tersebut tidak kunjung datang.
Adapun penyebab tidak datangnya bantuan kepada kaisar karena sebagian dari
kerajaan-kerajaan Eropa itu sudah terlanjur menandatangani perjanjian dengan sultan agar
tidak saling menyerang. Sementara bantuan dari Roma tidak datang karena terdapat
masalah mendasar mengenai paham keagamaan antar Roma katolik dibawah pimpinan
Paus yang berpusat diRoma dengan paham Ortodoks yang berpusat dikonstentinopel
sendiri yang mengakibatkan tidak akan mungkin lagi menyatukan dua gereja tersebut. Hal
ini lah yang membuat Paus diRoma tidak merasa terpanggil membantu konstentinopel.
Kemudian secara eksternal kaisar romawi tidak endapatkan dukungan lagi dari raja-
raja Eropa dan Paus yang brkedudukan di Roma dalam melawan sultan Muhammad Al-
Fatih, sehingga factor ini menjadi kunci keberhasilan sultan Muhammad II melawan kaisar.
Perpindahan pusat kekuasaan kali ini merupakan ang ke tiga kali dalam sejarah
Daulah Turki Usmani. Masa Sultan Usman I berada di Asia kecil pindah ke Broessa pada
masa sultan Orkhan, kemudian pindah ke Adrianopel pada masa sultan Murad I dan
sekarang pindah ke konstantinopel pada masa Muhammad Al-Fatih ini, kota ini letaknya
strategis dan kelak berganti nama dengan istambul.
Dari pusat kekuasaan Turki Usmani ini, Sultan Muhammad II mengatur rencana
besarnya menaklukkan Eropa. Maka pada tahun 1458-1460 M dia menaklukkan kerajaan
Serbia, Bosnia dan Morea untuk kedua kalinya dan kali ini mereka diwajibkan sultan
membayar upeti kepada Daulah Turki Umani.
Jika selama ini perhatian sultan-sultan hanya tertuju pada bidang keamanan dan
ekspansi wilayah saja, maka pada masa Muhammad II ini mulai ada perhatian pada bidang
lain, yaitu Gereja Aya Shofia dimodifikasi menjadi masjid, namanya “ Masjid Jami
Muhammad Al-Fatih” atas bantuan Arsitektur yunani yang bernama Christodulos. Dia juga
membangun sekolah-sekolah, pemandian, dapur umum, rumah sakit dan panti sosial.
Selain itu, dia juga membangun sebuah masjid di dekat makam Abu Ayyub Al-Anshori
yang tewas dalam penyerangan pertama ke konstetinopel pada tahun 678 M.
Akhirnya, dalam usia 51 tahun Muhammad Al-Fatih pun meninggal dunia dan dia
dimakamkan didekat masjid megah yang dibangunnya di konstantinopel atau Istambul, dia
digantikan oleh anaknya Sultan Salim I (1512-1520 M).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa puncak kerajaan Turki Usmani ada pada empat orang sultan, yaitu sultan Bayazid
I (1389-1403 M) yang paling ditakuti di Eropa, Sultan Muhammad II (1451-1484 M)
bergelar “Al-Fatih” Sang penakluk. Dia dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukkan
konstantinopel yang sudah direncanakkan dulu oleh sultan Bayazid, anaknya sultan Salim I
(1512-1520 M) dan Sultan Sulaiman I Al-Qanun (1520-1566 M)
3. Bidang keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki Usmani mempunyai peran besar dalam
lapangan social dan politik. Masyarakan digolongkan berdasarkan agama dan kerajaan
sendiri sangat terikat dengan syriat, sehingga fatwa ulama menjadi hokum yang berlaku.
Karena itu, ulama mempunyai tempat terdiri dalam kerajaan usmani.
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman, Rusydi 2014 pengantar metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo persada.