Disusun Oleh :
Kelompok 7
Abdul Halim Hidayatullah (190105020348)
Ahlun Najar (190105020520)
Muhammad Hafy (190105020499)
Tommy Alfian (190105020507)
Muhammad Amin (190105020164)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah senantiasa
makalah Pasar Modal Syariah yang berjudul Efek Beragun Aset Syariah dan Dana
Investasi Real Estate. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW. beserta keluarganya, sahabat dan pengikutnya yang
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Atika Zahra Maulida, S.H.I., M.S.I
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pasar Modal Syariah yang telah membimbing
kami dan kepada kelompok 7 yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini hingga
selesai.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Kesimpulan.............................................................................................................5
B. Saran.......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia dalam kegiatan peluncuran EBA sekarang sering terjadinya
peningkatan yang tinggi, setelah EBA konvensional yang menjalankan sampai sekarang
berminat untuk menerbitkan sekuritisasi aset Syariah. Pengertia EBA Syariah sama
seperti konvensional tetapi pada syariah terdapat syarat yang harus melihat pada prinsip
syariah (POJK, 2015:2). Asset-Backed Securities Syariah maupun Konvensional pada
dasarnya didukung oleh aset, yang dibeli pada seseorang dalam mengelola segala
bentuk reksadana dan dicatat untuk kepentingan pemegang. Kontrak tersebut wajib
didukung dengan pendapat konsultan hukum (saat ini yang mengatur yaitu OJK) serta
mengumumkan bila hak pemegang sekuritas aset keduanya harus mengikuti ketentuan
dimana telah tercantum di sebuah Dokumen Keterbukaan EBA Konvensional atau EBA
Syariah. Pemegang Asset-Backed Securities syariah maupun konvensional sebelum
membeli, harus menerima dan membawa Dokumen Keterbukaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud efek beragun aset (EBA) syariah ?
2. Bagaiaman perkembangan efek beragun asset (EBA) syariah ?
3. Bagaimana proses efek beragun asset (EBA) syariah ?
4. Apa saja perbedaan efek beragun asset (EBA) konvensional dan efek beragun
asset (EBA) syariah ?
5. Apa yang dimaksud dana investasi real estat (DIRE) syariah ?
6. Apa saja ketetuan penerbitan dana investasi real estat (DIRE) syariaah ?
7. Bagaimana pengelolaan kontrak dana investasi real estat (DIRE) syariah?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang. efek beragun aset (EBA) syariah.
2. Mengetahui bagaiaman perkembangan efek beragun asset (EBA) syariah.
1
3. Mengetahui bagaiman proses efek beragun aset (EBA) syariah.
4. Mengetahui perbedaan efek beragun asset (EBA) konvensional dan efek beragun
asset. (EBA) syariah.
5. Mengetahui tentang dana investasi real estat (DIRE) syariah.
6. Mengetahui ketetuan penerbitan dana investasi real estat (DIRE) syariaah.
7. Mengetahui bagaimana pengelolaan kontrak dana investasi real estat (DIRE)
syariah.
8.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Efek beragun aset (EBA) syariah adalah salah satu jenis Efek syariah
pendapatan tetap berbentuk sekuritisasi aset yang portofolio asetnya merupakan
sekuritisasi dari aset keuangan yang memenuhi prinsip Islam. Oleh sebab itu, semua
karakteristik Efek syariah pendapatan tetap menempel pada EBA syariah. Akad
yang digunakan antara investor dengan penerbit EBA Syariah adalah wakalah bil
ujroh, di mana investor adalah muwakkil dan penerbit EBA syariah berperan
sebagai wakil. Akad yang digunakan dalam skema penerbitan.
EBA syariah disesuaikan dengan jenis aset yang mendasari produk dan para
pihak yang terlibat dalam penerbitan. Di pasar modal Islam Indonesia, EBA syariah
dibagi menjadi dua jenis yaitu EBA syariah berbentuk kontrak investasi kolektif
(KIK-EBAS) dan EBA syariah berbentuk surat partisipasi (EBAS-SP).
EBAS adalah EBA syariah yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif
antara manajer investasi dengan bank kustodian. Aset yang menjadi dasar
(underlying assets) penerbitan EBAS adalah aset keuangan berbentuk piutang,
pembiayaan atau aset keuangan lainnya yang memenuhi prinsip Islam. Apabila
dalam pengelolaan portofolio asetnya ternyata terpapar oleh aset keuangan non-
syariah, maka manajer investasi harus segera melakukan pembersihan kekayaan
EBAS dengan menjual aset tersebut. Keuntungan yang berasal dari hasil penjualan
aset keuangan non-syariah tidak dapat diakui sebagai bagian dari EBAS, tetapi
3
dicatatkan sebagai dana sosial. Bank kustodian harus segera melaporkan kepada
OJK dan investor tentang penggunaan dana sosial tersebut.
4
US$ 27 juta. Dana didapatkan dan untuk dilakukannya pembayaran. Aset
disekuritisasi berupa car-fleet inventory.
1) Asset Securitization
Kegiatan yang awal dilaksanakan yaitu suatu yang menentukan. Future income di
lakukan melalui Sekuritisasi atas asetnya.
2) Issuance certificate
5
Tahap selanjutnya yaitu menerbitkan suatu sertifikat. Sertifikat yang sudah
dipublikasiakan diumukan sukses apabila hasilnya telah disetujui (backed) dari aset
dasar, jasa maupun barang serta kegiatannya.
3) Perdagangan (trading)
Tahap yang akhir pada sekuritisasi syariah yaitu berupa sertifikat yang berasal pada
hasil perdagangan. Dalam aktivitas melindungi likuiditas, memperjualkan sertifikat
yang berada di pasar sekunder adalah kegiatan yang sangat berarti. Sertifikat
sekuritisasi bisa dijual pada debitor (bay’ al-dayn lil mad’ine), pihak lain, atau
bukan debitor.
Prinsip umum yang layak dilakakukan pada kegiatan ini dapat dilihat yaitu:
1) Dengan mendapatkan target yang pasti di balik pengumpulan dana dengan cara
sekuritisasi dan jenis aset jaminan serta pendapatan sekuritas wajib diindentifikasi
dan di larang dikonsumsi;
2) Bagi Setiap peserta transaksi meski memberi risiko dan pendapatan, sedangkan
bagian para investor sekedar memperoleh dari keuntungan (possitive payoff from
profitable venture) aktivitas pembayaran.
3) Aset yang sebagai jaminan dilarang menjadi utang, melainkan kas maupun aset
bersifat haram serta masih berhubungan terhadap aktivitas bersifat tidak benar, licik
serta bersifat spekulatif.
6
6) Keikutsertaan kepada investor pada bentuk proceed berawal pada tugasnya yang
ditetapkan (serta pada proses pengembalian dilakukannya pada setiap penerbit
terhadap aset jaminan pengelola) tidak bisa untuk diinvestasikan dengan instrumen
kas yang bersifat sebentar maupun hutang yang memakai sistem bunga;;
7
dilaksanakan oleh negara lain serta bisa dijalankan oleh indonesia tetapi harus
memenuhi beberapa penyesuaian terhadap menjalankan SPV dialihkan pada KIK.
Dari semua akad-akad yang diterapkan lebih sering yaitu akad ijarah dimana
akad tersebut selalu dilakukan dibandingkan mudharabah ataupun musyarakah,
dikarenakan akad ijarah sangat disukai para investor pada permasalahan tersebut
ditemukan kepastian sejumlah arus kas dimana diperoleh pada investor. Untuk
mudharabah, meskipun risiko pembagian hasil diantara pihak yang memodalkan
serta pihak yang mengelola kegiatannya sudah diatur, akan tetapi menyebabkan
suatu masalah yang dapat timbun pada masa yang akan datang berkaitan dengan
ketidaktentuan jumlah cash flow yang sudah didapatkan. Hal ini ditimbulkan akibat
arus kas dikarenakan berkaitan dengan aliran kas pada underlying asset yang
berkaraker belum tetap. sedangkan apada mudharabah, meskipun pembagian hasil
meliputi pihak yang mendanai serta pihak mengelola sudah disiapkan, akan tetapi
masalah yang ditimbulkan investor yang sering bersangkutan tentang ketidakpastian
seluruh cash flow diterimanya. Hal tersebut diciptakan karena aliran kas
berhubungan dengan cash flow dimana di dapatkan oleh underlying asset yang
berprinsip belum tetap. Untuk akad musyarakah, tingkat risiko bagi investor sanggat
tinggi dari pada ke dua akad sebelumnya.
8
Permasalahan ini penyebabnya investor dianggap merupakan partner dari
pengelola investasi sehingga permasalahan yang dialami wajib dihadapi bagi
pengelola investasi didistribusikan dengan cara proporsional untuk investor. Adapun
akad wakalah dibutuhkan dalam untuk mengarahkan fungsi pihak yang bertugas
dalam pewakilan bermanfaat untuk investor, contohnya terhadap penerimaan
pendapatan pada arus cash diperoleh dari underlying asset.
7. Tugas kreditur pertama ialah memaparkan soal mobil yang akan disewakan
dengan melihat jenisnya.
9
9. Akan diterbitkannya sertifikat dari masing-masing macam mobil yang bisa
diperjualbelikan;
10. Investor membeli sebuah sertifikat pada kelompok atau jenis mobil atdiscoun;
4. Perbedaan Efek Beragun Aset Konvensional dan Efek Beragun Aset Syariah
Pada kajian ini memberitahukan apabila proses EBA Syariah tidak berbeda
oleh konvensional. Namun terhadap aktivitasnnya tidak semua aset dapat
mengoprasikan menurut konvensional dapat dijalankan secara syariah. maka itu
pada aktivitas melaksanakan prinsip syariah dilarangnya terdapat unsur pemindahan
aset, pembayaran yang mengandung sifat gharar, riba, judi. Selain itu bukan seluruh
aset dilarang untuk mekakukan suatu kegiatan jual beli Pada proses pembayaran
EBA Konvensional berbeda terhadap yang sudah dilaksanakan oleh EBA Syariah
pihak yang menjalankan sekuritas bukanlah membeli receivables/ piutang. kepada
proses kegiatan penggantian yang berprinsip piutang, belum dapat perbedaan bila
kegiatan itu dengan memakai sebuah perjanjian hiwalah. Tetapi pada kegiatan
transaksi pada unsur pembeliian ataupun penjualan piutang mempunyai perbedaan
pendapat ulama. Menurut Ibn Taymiyah dan Ibnul Qayyim menyetujui kegiatannya
tetapi dalam melakukannya tidak di ijinkan apabila terdapat riba. Sedangkan
10
menurut yang mengerti ilmu hukum tidak memperbolehkan disebabkan terdapat
masalah jika nasabah tidak memperoleh membayar.
11
B. DANA INVESTASI REAL ESTATE (DIRE) SYARIAH
Dana investasi real estat (DIRE) syariah adalah Efek syariah yang
mengumpulkan dana Investor untuk diinvestasikan pada aset real estat, aset yang
berkaitan dengan real estat atau kas/setara kas yang memenuhi prinsip Islam. Yang
dimaksud aset real estat adalah aset tanah secara fisik dan bangunan yang berdiri di
atasnya, misalnya perumahan, ruko, mal, atau pertokoan. Aset yang berkaitan
dengan real estat adalah Efek syariah yang diterbitkan perusahaan real estat baik
yang dicatatkan di bursa Efek atau tidak. DIRE syariah adalah salah satu jenis Efek
syariah berbasis sekuritisasi aset dengan aset riil maupun aset keuangan yang
berhubungan dengan real estat sebagai dasar penerbitannya.
12
bertanggung jawab terhadap pengelolaan aset DIRE syariah sedangkan bank
kustodian menjalankan fungsi penitipan kolektif aset dan perhitungan
keuntungannya. Manajer investasi diperbolehkan untuk mengelola aset yang tidak
memenuhi prinsip Islam dengan maksimal 10% dari total pendapatan dan/atau 10%
dari total area real estat.
2. Aset Real Estat, Aset Yang Berkaitan Dengan Real Estat, dan/atau kas dan setara
kas tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal;
13
3. Mekanisme pembersihan aset Real Estat, Aset Yang Berkaitan Dengan Real
Estat, dan/atau kas dan setara kas dari unsur yang bertentangan dengan Prinsip
Syariah di Pasar Modal;
4. Kata “Syariah” pada nama Dana Investasi Real Estat yang diterbitkan;
5. Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan
DIRE Syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif;
7. Besarnya nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa; dan
8. Rencana jadwal dan tata cara pembagian dan/atau pembayaran bagi hasil, marjin,
atau imbal jasa.
14
DIRE Syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib memuat informasi
mengenai:
c. uraian bahwa kebijakan investasi yang dilakukan oleh Manajer Investasi tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal;
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efek beragun aset (EBA) syariah adalah salah satu jenis Efek syariah
pendapatan tetap berbentuk sekuritisasi aset yang portofolio asetnya merupakan
sekuritisasi dari aset keuangan yang memenuhi prinsip Islam. Akad yang
digunakan antara investor dengan penerbit EBA Syariah adalah wakalah bil
ujroh, di mana investor adalah muwakkil dan penerbit EBA syariah berperan
sebagai wakil.
Dana investasi real estat (DIRE) syariah adalah Efek syariah yang
mengumpulkan dana Investor untuk diinvestasikan pada aset real estat, aset yang
berkaitan dengan real estat atau kas/setara kas yang memenuhi prinsip Islam.
Perbedaan Efek Beragun Aset Konvensional dan Efek Beragun Aset Syariah
Melihat mengenai perbandingan EBA Syariah pada EBA Konvensional yang
dilakukan peluncuran EBA Syariah waktu sekarang belum dapat diterbitkan
disebabkan permodalan atau likuiditas yang dipunyai bank syariah belum begitu
besar serta masih terdapat peraturanperaturan yang harus dilakukan.
B. Saran
Kami kelompok 7 sadar dalam makalah tentang Efek Beragun Aset
Syariah dan Dana Investasi Real Estat Syariah ini pasti ada kekurangan maupun
kelebihan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, jika ada kekurangan
dalam pengetikan, kami mengharapkan saran atau kritik dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hazlinda, Hazlinda. “Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat(Studi Kasus Unit Keuangan Mikro Upk Kecamatan Nangapanda
Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur).” undergraduate,
universitas_muhammadiyah_mataram,2020.
http://repository.ummat.ac.id/1552/.
Rosalina, farisca eka. “Implikasi Yuridis Perubahan Badan Hukum Baitul Maal Wa
Tamwil (Bmt) Menjadi Bank Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013
Tentang Lembaga Keuangan Mikro.” Kumpulan jurnal mahasiswa fakultas
hukum 0, no. 0 (december 29,
2017).Http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/2677.
Soemitra,Andri. Bank dan lembaga keuangan syariah. Jakarta: kencana, 2009.
Subagyo, Ahmad. “Manajemen Operasi Lembaga Keuangan Mikro Syariah,” 2009.
https://www.mitrawacanamedia.com/manajemen-operasi-lembaga-keuangan-
mikro-syariah.
Susila, Ihwan. “Analisis Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro.” Jurnal ekonomi
pembangunan: kajian masalah ekonomi dan pembangunan 8, no. 2 (n.d.): 223.
17