Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Ekomomi tertutup dengan tanpa kebikan pemerintah dan kebijakan


pemerintah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah, Ekonomi Makro Islam

Dosen Pengampu: Dr. ABDUL WADUD NAFIS, Lc, M.E.I

Disusun Oleh:

1) Andrean Maulana 222105010009

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah yang berjudul “Ekomomi tertutup dengan tanpa kebaikan pemerintah
dan kebijakan pemerintah” disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Makro Islam yang dibimbing oleh Bapak Dr. ABDUL WADUD NAFIS, Lc, M.E.I

Makalah ini berisi pengertian Saham syariah, perbedaan saham syariah dan
kovensional, instrumen saham syariah, jakarta islamic index (JII),Index saham syariah
Indonesia (ISSI),praktik saham sayariah di Bursa Efek Indonesia (BEI),Dan
perkembangan industri saham syariah di Indonesia. Dalam penyusunan makalah ini
melibatkan banyak pihak sehingga makalah ini bisa disusun dengan sedemikian rupa,
oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang terlibat
dalam penulisan makalah ini.

Karena keterbatasan waktu dan tempat maka hanya itu yang bisa kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini, dan karena
keterbatasan wawasan hanya sebagian kecil saja yang kami bisa bahas tentang Investasi
Syariah di makalah yang kami buat.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga apa yang kami tulis dalam makalah
ini bisa bermanfaat bagi orang yang membacanya.

Jember,18November2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
1.3. Tujuan.......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1. Pengertian Saham Syariah......................................................................................................2
2.2 perbedaan saham syariah dan konvensional……………………………………………………………….3
2.3 intstrumen saham syariah.........................................................................................................4
2.4 Jakarta Islamic Index (JII)......................................................................................................4
2.5 Index Saham Syariah Indonesia ……………………………………………………………………………………5

2.6 praktik saham syriah di Bursa Efek Indonesia (BEI)………………………………………………………6

2.7 perkembangan saham syariah di Indonsia…………………………………………………………………7

BAB III PENUTUP....................................................................................................................9


3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai bagian dari karunia Allah SWT, islam menganjurkan umatnya untuk tidak
mendiamkan atau menumpuk hartanya, akan tetapi menggunakannya secara produktif
melalui berbagai muamalah dan transaksi yang dibenarkan secara syariah salah satunya yaitu.
Saham syari’ah adalah saham-saham perusahaan publik yang operasionalnya memenuhi
perinsip-prinsip syari’ah sedangkan pasar modal syari’ah adalah institusi yang
menyelenggarakan transaksi perdagangan efek syari’ah. Lebih lanjut dalam fatwa DSN MUI
No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syari’ah di Pasar Modal, menjelaskan kriteria perusahaan publik atau emiten yang berhak
memperdagangkan sahamnya di pasar modal syari’ah

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu saham syariah?


2. Apa perbedaan saham syariah dan konvensional?
3. Apa intstrumen saham syariah?
4. Apa itu Jakarta Islamic Index (JII)?
5. Apa Index Saham Syariah Indonesia (ISSI)?
6. Apa praktik saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
7. Bagaimana perkembangan industri saham syariah di Indonesia?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui saham syariah.


2. Untuk mengetahui perbedaan saham syariah dan konvensional.
3. Untuk mengetahu instrumen saham syariah.
4. Mengetahui Jakarta Islamic Index (JII).
5. Mengetahui Index Saham Syariah Indonesia (ISSI).
6. Mengetahui praktik saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI).
7. Mengetahui perkembangan indstri saham syariah di Indonesia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Saham Syariah

Saham syari’ah adalah saham-saham perusahaan publik yang operasionalnya memenuhi


perinsip-prinsip syari’ah sedangkan pasar modal syari’ah adalah institusi yang
menyelenggarakan transaksi perdagangan efek syari’ah. Lebih lanjut dalam fatwa DSN MUI
No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syari’ah di Pasar Modal, menjelaskan kriteria perusahaan publik atau emiten yang berhak
memperdagangkan sahamnya di pasar modal syari’ah.1

Saham atau stocksadalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perusahaan terbatas. Pemilik saham sekaligus juga merupakan pemilik perusahaan.
Semakin besar saham yang dimiliki maka semakin pula kekuasaannya terhadap
perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan tersebut dinamakan
dividen. Pembagian dividen ini nantinya ditetapkan pada penutupan laporan keuangan
berdasarkan rapat umum pemegang saham.

Saham juga merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu


perusahaan yang pemegang sahamnya memiliki hak atas klaim dan aktiva perusahaan
tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga.

Saham syari’ah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan
yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya
tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah. Saham merupakan surat berharga yang
merepresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam
prinsip syari’ah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak
melanggar prinsip syari’ah, seperti perjudian, riba, serta memproduksi barang yang
diharamkan. Penyertaan modal dalam bentuk saham tersebut dapat dilakukan
berdasarkan akad musyarakahdan mudharabah. Akad musyarakahpada umumnya
dilakukan pada perusahaan yang bersifat privat, sedangkan akad
mudharabahumumnya dilakukan pada saham perusahaan publik.Saham menurut
Dewan Syari’ah Nasional didefinisikan sebagai suatu bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki
hak-hak istimewa.

1
Fatwa DSN-MUI, http://www.mui.or.id

5
2.2 Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional

Pada dasarnya, perbedaan antara saham syariah dan saham konvensional melibatkan
prinsip-prinsip syariah, landasan hukum, pengawasan, dan indeks harga saham yang
digunakan, lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Asas Operasional Perusahaan

 Saham Konvensional: Tidak ada aturan spesifik yang mengatur kegiatan


operasional perusahaan di pasar modal konvensional.
 Saham Syariah: Saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan
yang menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
yang melibatkan pembatasan terhadap aktivitas seperti riba, perjudian, dan
spekulasi.

2. Landasan Hukum

 Saham Konvensional: Mengacu pada Undang-Undang Pasar Modal,


khususnya Undang-Undang No.8 tahun 1995.
 Saham Syariah: Berlandaskan pada prinsip-prinsip Al-Qur'an dan Hadis, yang
kemudian ditegaskan oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).

3. Pengawasan

 Saham Konvensional: Tidak ada pengawasan khusus dari lembaga syariah,


melainkan melalui lembaga regulasi pasar modal.
 Saham Syariah: Diawasi oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) untuk
memastikan ketaatan terhadap prinsip-prinsip syariah.

4. Indeks Harga Saham

 Saham Konvensional: Menggunakan indeks seperti IHSG, LQ45, Kompas 100,


dan lainnya.
 Saham Syariah: Diperdagangkan dengan mengacu pada indeks khusus,
seperti Jakarta Islamic Index (JII) dan Daftar Efek Syariah (DES).
5. Perbedaan Mekanisme Transaksi
Perbedaan saham syariah dan konvensional selanjutnya yaitu pada
mekanisme transaksinya. Saham syariah ditransaksikan dengan penuh kehati-
hatian agar sesuai dengan prinsip syariah.
Transaksi yang tidak diperbolehkan seperti melakukan spekulasi,
manipulasi, dan tindakan lain yang di dalamnya mengandung unsur dharar,
gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman, taghrir, ghisysy,
tanajusy/najsy, ihtikar, bai’ al-ma’dum, talaqqi al-rukban, ghabn, riba dan
tadlis.2
2
Fatwa dewan syariah nasional nomor 80/DSN-MUI/III/201.

6
2.3 Intrumen Saham Syariah

Instrumen saham syari’ah terdiri dari saham, emiten, pasar primer, dan pasar
sekunder. Ada beberapa kaidah yang harus dipenuhi oleh instrumen saham syari’ah ini,
yakni:

1.Kaidah syari’ah untuk saham:

 Bersifat musyarakahjika saham ditawarkan secara terbatas.


 Bersifat mudharabahjika saham ditawarkan secara publik.

2.Kaidah syari’ah untuk emiten:

 .Produk atau jasa yang dihasilkan harus dalam kategori halal


 Hasil usaha tidak mengandung unsur riba dan tidak bersifat zalim.

3.Kaidah syari’ah untuk pasar primer:

 Semua akad harus berbasis pada transaksi yang riil atas produk dan
jasa yang halal dan bermanfaat.
 Tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang.
4. Kaidah syari’ah untuk pasar sekunder
 . Semua efek harus berbasis pada transaksi yang riil atas produk dan jasa
yang halal.
 Tidak boleh membeli efek utang dengan dana dari utang atau menerbitkan
surat utang.

2.4 Jakarta Islamaic Index

Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di
Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang
memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal
Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Invesment
Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan
instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian
diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru
pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30
(tiga puluh) saham paling likuid dan tercatat di Bursa efek Indonesia yang memenuhi kriteria
syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100.

Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk


melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal
dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga
diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah

7
di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai
syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan
dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi
tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal.

Jakarta Islamic Indeks (JII) dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark)
untuk mengukur kinerja suatu pada saham berbasis syariah.3 Melalui indeks ini diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti
secara syariah.4 Jakarta Islamic Indeks terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-
saham yang sesuai dengan syariah Islam. Penentuan pemilihan saham dalam Jakarta Islamic
Indeks melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Investment.

2.5 Index Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011 adalah
indeks komposit saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). ISSI merupakan
indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia. Konstituen ISSI adalah seluruh saham
syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
oleh OJK. Artinya, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah yang masuk ke dalam ISS. 5

Pendirian ISSI didukung dengan adanya Fatwa DSN-MUI yang berkaitan dengan industri
Pasar Modal Syariah yaitu Fatwa No.05 tahun 2000 tentang Jual Beli Saham serta diperkuat
lagi pada tahun 2003 dengan dikeluarkannya Fatwa No.40 tahun 2003 tentang Pasar Modal
dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Walaupun masih
terbilang baru, karena baru didirikan pada Mei 2011 tetapi perkembangan Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) tiap periode cukup signifikan.6

Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak dua kali dalam setahun, setiap bulan Mei dan
November, mengikuti jadwal review DES. Oleh sebab itu, setiap periode seleksi, selalu ada
saham syariah yang keluar atau masuk menjadi konstituen ISSI. Metode perhitungan ISSI
mengikuti metode perhitungan indeks saham BEI lainnya, yaitu rata-rata tertimbang dari
kapitalisasi pasar dengan menggunakan Desember 2007 sebagai tahun dasar perhitungan
ISSI.

2.6 Peraktik saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Meskipun pada praktik di lapangan agak sulit membedakan antara tindakan

3
www.idx.co.id diakses pukul 19.00, 22 Mei 2017
4
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syaria h (Jakarta:Kencana, 2009), 139
5
IDX Syariah (2018). "Indeks Saham Syariah". www.idx.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-09.
Diakses tanggal 18 September 2021.
6
Ardana, Yudhistira (2016). "Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah di Indonesia:
Model ECM". Jurnal Bisnis dan Manajemen. 6 (1): 17–28. line feed character di |title= pada posisi 47

8
investasi dengan tindakan spekulasi karena keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu
untuk memdapatkan pengembalian lebih terhadap apa yang dikorbankan atau

dikeluarkan. Namun, tindakan keduanya dapat dibandingkan, Perbedaan antar keduanya


dapat dilihat dari bagaimana mereka

mendapatkan, memanfaatkan, dan berprilaku terhadap informasi. Para spekulan

berpendapat bahwa orang yang paling menguasai informasi akan mendapatkan

keuntungan yang paling tinggi. Mereka hanya mementingkan kepentingan diri

sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan dan kondisi ekonomi serta pelaku

pasar yang lain. Bagi spekulan, harta yang didapat adalah hasil jerih payah

sendiri.7 Tindakan seperti itulah yang dilarang. Karakteristik investasi dan

spekulasi sebagai berikut:

1. Investor di pasar modal adalah mereka yang memanfaatkan pasar modal

sebagai sarana untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan Tbk yang

diyakininya baik dan menguntungkan, bukan untuk tujuan mencari capital

gain melalui short selling. Sedangkan spekulan bertujuan untuk mendapatkan

gain yang biasanya dilakukan dengan upaya goreng-menggoreng saham.

2. Spekulasi adalah kegiatan game of chance, sedangkan bisnis adalah game of

skill. Seseorang dianggap melakukan kegiatan spekulatif apabila ia ditenggarai


memiliki motif memanfaatkan ketidakpastian tersebut untuk keuntungan

jangka pendek. Sehingga investor yang terjun di pasar perdana dengan

motivasi mendapatkan capital gain semata-mata ketika saham dilepas di pasar

sekunder tergolong kedalam spekulan.8

3. Spekulasi telah meningkatkan income bagi sekelompok orang dalam

masyarakat, tanpa mereka memberikan kontribusi apapun baik yang bersifat

positif maupun produktif. Bahkan, mereka telah mengambil keuntungan diatas

7
Wawancara dengan bapak fanny rifqi el fuad selaku kepala direktur pengembangan
pada tanggal 26 april 2017 di kantor bursa efek indonesia cabang semarang
8
Wawancara dengan bapak khusaeri pada tanggal 4 mei di rumah bapak khusaeri jawisari
limbangan kendal

9
biaya masyarakat, yang bagaimanapun juga sangat sulit untuk bisa dibenarkan

secara ekonomi, sosial maupun moral.

4. Spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan. Fakta

menunjukkan bahwa aktivitas para spekulan inilah yang menimbulkan krisis di

Wall Street tahun 1929 yang mengakibatkan depresi yang luar biasa bagi

perekonomian dunia di tahun 1930-an. Begitu pula dengan devaluasi

poundsterling tahun 1967.

5. Spekulasi adalah sikap mental ”ingin cepat kaya” Apabila seseorang telah

terjebak dengan sikap mental ini, maka ia akan berusaha dengan menghalalkan

segala macam cara tanpa memperdulikan rambu-rambu agama dan etika. 9

2.7 Perkembangan Industri Saham Syariah Indonesia

saham syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Di akhir


Maret 2021, jumlah emiten berkategori syariah tercatat sebanyak 434 emiten. Angka ini
melonjak signifikan dibandingkan tahun 2015 yang hanya sebanyak 318 emiten.
Berdasarkan catatan terakhir, 60% emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) masuk
dalam kategori syariah.

Tidak hanya itu, jumlah investor saham syariah di Indonesia juga mengalami
pertumbuhan. Di akhir Desember 2020, jumlah investor saham syariah mencapai 85.891
investor, jumlah ini setara 5,5% dari total investor yang ada di BEI. Animo investor dalam
berinvestasi pada saham-saham syariah menunjukkan perkembangan yang fantastis, jumlah
investor saham syariah melonjak signifikan hingga 1.650% dalam 5 tahun terakhir.
Sementara untuk saham baru yang tercatat di BEI, dari total 51 saham baru, sebanyak 38
merupakan saham syariah, setara 74,5%.

Saham syariah juga terus mengalami pertumbuhan dari sisi kapitalisasi pasar. Per 31
Maret 2021, kapitalisasi pasar saham syariah sudah tercatat di angka Rp3,43 triliun.
Pertumbuhan ini cukup konsisten dalam beberapa tahun terakhir.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyusun tiga indeks saham syariah yang dapat
dijadikan acuan dalam berinvestasi saham syariah. Tiga indeks tersebut, antara lain Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index (JII) 30, dan Jakarta Islamic Index (JII)
70. Kinerja saham-saham syariah tercermin dari pergerakan ketiga indeks tersebut.

9
Wawancara dengan bapak fahrur munir pada tanggal 5 mei di rumah bapak fahrur munir jawisari
limbangan kendal

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Saham syari’ah adalah saham-saham perusahaan publik yang operasionalnya memenuhi perinsip-
prinsip syari’ah sedangkan pasar modal syari’ah adalah institusi yang menyelenggarakan transaksi
perdagangan efek syari’ah. Lebih lanjut dalam fatwa DSN MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Pasar Modal, menjelaskan kriteria
perusahaan publik atau emiten yang berhak memperdagangkan sahamnya di pasar modal syari’ah.

Saham juga merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan
yang pemegang sahamnya memiliki hak atas klaim dan aktiva perusahaan tersebut. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga.

Saham syari’ah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang
diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak
bertentangan dengan prinsip syari’ah. Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syari’ah, penyertaan
modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip syari’ah, seperti
perjudian, riba, serta memproduksi barang yang diharamkan. Penyertaan modal dalam bentuk
saham tersebut dapat dilakukan berdasarkan akad musyarakahdan mudharabah.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis makalah menyarankan kepada pembaca harus lebih banyak
membaca referensi lain, karena makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Kedepannya kami
akan lebih jelas menjelaskan uraian makalah diatas dan fokus pada referensi yang lebih
lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Choirunnisak Choirunnisak “saham syariah;teori dan Implementasi”(jurnal,vol.4,no.2(2019))


Rebdi Mahendra.mengenal sham syariah dan perbedaannya dengan sham konvensional.
https://market.bisnis.com/read/20231115/7/1714146/mengenal-saham-syariah-dan-
perbedaannya-dengan-saham-konvensional. (diakses pada,15 November 2023)

11
https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Saham_Syariah_Indonesia#:~:text=ISSI%20merupakan
%20indikator%20dari%20kinerja%20pasar%20saham%20syariah,seleksi%20saham
%20syariah%20yang%20masuk%20ke%20dalam%20ISSI.

Michael Filbery.pertumbuhan pesat saham syariah di indonesia.


https://www.poems.co.id/htm/Freeducation/LPNewsletter/v96/Vol96_pertumbuhansaham
syariah.html.

12

Anda mungkin juga menyukai