Disusun Oleh:
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah yang berjudul “Ekomomi tertutup dengan tanpa kebaikan pemerintah
dan kebijakan pemerintah” disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Makro Islam yang dibimbing oleh Bapak Dr. ABDUL WADUD NAFIS, Lc, M.E.I
Makalah ini berisi pengertian Saham syariah, perbedaan saham syariah dan
kovensional, instrumen saham syariah, jakarta islamic index (JII),Index saham syariah
Indonesia (ISSI),praktik saham sayariah di Bursa Efek Indonesia (BEI),Dan
perkembangan industri saham syariah di Indonesia. Dalam penyusunan makalah ini
melibatkan banyak pihak sehingga makalah ini bisa disusun dengan sedemikian rupa,
oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang terlibat
dalam penulisan makalah ini.
Karena keterbatasan waktu dan tempat maka hanya itu yang bisa kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini, dan karena
keterbatasan wawasan hanya sebagian kecil saja yang kami bisa bahas tentang Investasi
Syariah di makalah yang kami buat.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga apa yang kami tulis dalam makalah
ini bisa bermanfaat bagi orang yang membacanya.
Jember,18November2023
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
1.3. Tujuan.......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1. Pengertian Saham Syariah......................................................................................................2
2.2 perbedaan saham syariah dan konvensional……………………………………………………………….3
2.3 intstrumen saham syariah.........................................................................................................4
2.4 Jakarta Islamic Index (JII)......................................................................................................4
2.5 Index Saham Syariah Indonesia ……………………………………………………………………………………5
BAB I
3
PENDAHULUAN
Sebagai bagian dari karunia Allah SWT, islam menganjurkan umatnya untuk tidak
mendiamkan atau menumpuk hartanya, akan tetapi menggunakannya secara produktif
melalui berbagai muamalah dan transaksi yang dibenarkan secara syariah salah satunya yaitu.
Saham syari’ah adalah saham-saham perusahaan publik yang operasionalnya memenuhi
perinsip-prinsip syari’ah sedangkan pasar modal syari’ah adalah institusi yang
menyelenggarakan transaksi perdagangan efek syari’ah. Lebih lanjut dalam fatwa DSN MUI
No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syari’ah di Pasar Modal, menjelaskan kriteria perusahaan publik atau emiten yang berhak
memperdagangkan sahamnya di pasar modal syari’ah
1.3. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Saham atau stocksadalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perusahaan terbatas. Pemilik saham sekaligus juga merupakan pemilik perusahaan.
Semakin besar saham yang dimiliki maka semakin pula kekuasaannya terhadap
perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan tersebut dinamakan
dividen. Pembagian dividen ini nantinya ditetapkan pada penutupan laporan keuangan
berdasarkan rapat umum pemegang saham.
Saham syari’ah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan
yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya
tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah. Saham merupakan surat berharga yang
merepresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam
prinsip syari’ah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak
melanggar prinsip syari’ah, seperti perjudian, riba, serta memproduksi barang yang
diharamkan. Penyertaan modal dalam bentuk saham tersebut dapat dilakukan
berdasarkan akad musyarakahdan mudharabah. Akad musyarakahpada umumnya
dilakukan pada perusahaan yang bersifat privat, sedangkan akad
mudharabahumumnya dilakukan pada saham perusahaan publik.Saham menurut
Dewan Syari’ah Nasional didefinisikan sebagai suatu bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki
hak-hak istimewa.
1
Fatwa DSN-MUI, http://www.mui.or.id
5
2.2 Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional
Pada dasarnya, perbedaan antara saham syariah dan saham konvensional melibatkan
prinsip-prinsip syariah, landasan hukum, pengawasan, dan indeks harga saham yang
digunakan, lebih jelasnya sebagai berikut:
2. Landasan Hukum
3. Pengawasan
6
2.3 Intrumen Saham Syariah
Instrumen saham syari’ah terdiri dari saham, emiten, pasar primer, dan pasar
sekunder. Ada beberapa kaidah yang harus dipenuhi oleh instrumen saham syari’ah ini,
yakni:
Semua akad harus berbasis pada transaksi yang riil atas produk dan
jasa yang halal dan bermanfaat.
Tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang.
4. Kaidah syari’ah untuk pasar sekunder
. Semua efek harus berbasis pada transaksi yang riil atas produk dan jasa
yang halal.
Tidak boleh membeli efek utang dengan dana dari utang atau menerbitkan
surat utang.
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di
Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang
memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal
Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Invesment
Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan
instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian
diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru
pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30
(tiga puluh) saham paling likuid dan tercatat di Bursa efek Indonesia yang memenuhi kriteria
syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100.
7
di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai
syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan
dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi
tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal.
Jakarta Islamic Indeks (JII) dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark)
untuk mengukur kinerja suatu pada saham berbasis syariah.3 Melalui indeks ini diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti
secara syariah.4 Jakarta Islamic Indeks terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-
saham yang sesuai dengan syariah Islam. Penentuan pemilihan saham dalam Jakarta Islamic
Indeks melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Investment.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011 adalah
indeks komposit saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). ISSI merupakan
indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia. Konstituen ISSI adalah seluruh saham
syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
oleh OJK. Artinya, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah yang masuk ke dalam ISS. 5
Pendirian ISSI didukung dengan adanya Fatwa DSN-MUI yang berkaitan dengan industri
Pasar Modal Syariah yaitu Fatwa No.05 tahun 2000 tentang Jual Beli Saham serta diperkuat
lagi pada tahun 2003 dengan dikeluarkannya Fatwa No.40 tahun 2003 tentang Pasar Modal
dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Walaupun masih
terbilang baru, karena baru didirikan pada Mei 2011 tetapi perkembangan Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) tiap periode cukup signifikan.6
Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak dua kali dalam setahun, setiap bulan Mei dan
November, mengikuti jadwal review DES. Oleh sebab itu, setiap periode seleksi, selalu ada
saham syariah yang keluar atau masuk menjadi konstituen ISSI. Metode perhitungan ISSI
mengikuti metode perhitungan indeks saham BEI lainnya, yaitu rata-rata tertimbang dari
kapitalisasi pasar dengan menggunakan Desember 2007 sebagai tahun dasar perhitungan
ISSI.
3
www.idx.co.id diakses pukul 19.00, 22 Mei 2017
4
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syaria h (Jakarta:Kencana, 2009), 139
5
IDX Syariah (2018). "Indeks Saham Syariah". www.idx.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-09.
Diakses tanggal 18 September 2021.
6
Ardana, Yudhistira (2016). "Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah di Indonesia:
Model ECM". Jurnal Bisnis dan Manajemen. 6 (1): 17–28. line feed character di |title= pada posisi 47
8
investasi dengan tindakan spekulasi karena keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu
untuk memdapatkan pengembalian lebih terhadap apa yang dikorbankan atau
sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan dan kondisi ekonomi serta pelaku
pasar yang lain. Bagi spekulan, harta yang didapat adalah hasil jerih payah
7
Wawancara dengan bapak fanny rifqi el fuad selaku kepala direktur pengembangan
pada tanggal 26 april 2017 di kantor bursa efek indonesia cabang semarang
8
Wawancara dengan bapak khusaeri pada tanggal 4 mei di rumah bapak khusaeri jawisari
limbangan kendal
9
biaya masyarakat, yang bagaimanapun juga sangat sulit untuk bisa dibenarkan
Wall Street tahun 1929 yang mengakibatkan depresi yang luar biasa bagi
5. Spekulasi adalah sikap mental ”ingin cepat kaya” Apabila seseorang telah
terjebak dengan sikap mental ini, maka ia akan berusaha dengan menghalalkan
Tidak hanya itu, jumlah investor saham syariah di Indonesia juga mengalami
pertumbuhan. Di akhir Desember 2020, jumlah investor saham syariah mencapai 85.891
investor, jumlah ini setara 5,5% dari total investor yang ada di BEI. Animo investor dalam
berinvestasi pada saham-saham syariah menunjukkan perkembangan yang fantastis, jumlah
investor saham syariah melonjak signifikan hingga 1.650% dalam 5 tahun terakhir.
Sementara untuk saham baru yang tercatat di BEI, dari total 51 saham baru, sebanyak 38
merupakan saham syariah, setara 74,5%.
Saham syariah juga terus mengalami pertumbuhan dari sisi kapitalisasi pasar. Per 31
Maret 2021, kapitalisasi pasar saham syariah sudah tercatat di angka Rp3,43 triliun.
Pertumbuhan ini cukup konsisten dalam beberapa tahun terakhir.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyusun tiga indeks saham syariah yang dapat
dijadikan acuan dalam berinvestasi saham syariah. Tiga indeks tersebut, antara lain Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index (JII) 30, dan Jakarta Islamic Index (JII)
70. Kinerja saham-saham syariah tercermin dari pergerakan ketiga indeks tersebut.
9
Wawancara dengan bapak fahrur munir pada tanggal 5 mei di rumah bapak fahrur munir jawisari
limbangan kendal
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saham syari’ah adalah saham-saham perusahaan publik yang operasionalnya memenuhi perinsip-
prinsip syari’ah sedangkan pasar modal syari’ah adalah institusi yang menyelenggarakan transaksi
perdagangan efek syari’ah. Lebih lanjut dalam fatwa DSN MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Pasar Modal, menjelaskan kriteria
perusahaan publik atau emiten yang berhak memperdagangkan sahamnya di pasar modal syari’ah.
Saham juga merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan
yang pemegang sahamnya memiliki hak atas klaim dan aktiva perusahaan tersebut. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga.
Saham syari’ah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang
diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak
bertentangan dengan prinsip syari’ah. Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syari’ah, penyertaan
modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip syari’ah, seperti
perjudian, riba, serta memproduksi barang yang diharamkan. Penyertaan modal dalam bentuk
saham tersebut dapat dilakukan berdasarkan akad musyarakahdan mudharabah.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis makalah menyarankan kepada pembaca harus lebih banyak
membaca referensi lain, karena makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Kedepannya kami
akan lebih jelas menjelaskan uraian makalah diatas dan fokus pada referensi yang lebih
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
11
https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Saham_Syariah_Indonesia#:~:text=ISSI%20merupakan
%20indikator%20dari%20kinerja%20pasar%20saham%20syariah,seleksi%20saham
%20syariah%20yang%20masuk%20ke%20dalam%20ISSI.
12