Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SAHAM SYARIAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pasar Modal Syariah
Dosen pengampu : Irfan Afandi, M.Si. MM.

Disusun oleh:
1. Moh. Yusuf Sholeh Marzuki
2. Aprilia Nurfita Sari

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHMIY
GENTENG BANYUWANGI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang maha pengasih lagi
maha penyayang Atas berkat dan rahmat-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Saham Syariah”. Makalah ini dibuat untuk memehuni
tugas mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah.
Dan sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Karena tanpa pengorbanan beliau mungkin metode
pembelajaran dan ilmu – ilmu yang di kita dapatkan nggak akan seperti selama ini.
Makalah ini dapat terealiasasi atas kerja sama para anggota dari kelompok
kami. Dengan adanya Makalah ini diharapkan mendapatkan nilai yang maksimal
serta dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman para pembaca tentang saham
syariah, instrumen saham syariah dan perkembangan industri saham syariah di
Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.
Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan Makalah ini.
Dan semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Senin, 23 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Saham Syariah.....................................................................................3
B. Perbedaan Saham Syariah dan Saham Konvensional...........................................3
C. Instrumen Saham Syariah......................................................................................4
D. Jakarta Islamic Index.............................................................................................8
E. Index Saham Syariah Indonesia............................................................................8
F. Praktik Saham Syariah Di Bursa Efek Indonesia..................................................9
G. Perkembangan Industri Saham Syariah Di Indonesia...........................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................12
A. Kesimpulan ...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal pada umumnya merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam
pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten) sedangkan
pihak yang ingin membeli modal diperusahaan dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan disebut sebagai investor. Pasar modal syari’ah adalah pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syari’ah dalam kegiatan transaksi ekonominya. Ada
beberapa instrumen syari’ah pada pasar modal ini, seperti saham syari’ah, obligasi
syari’ah, reksadana syari’ah, dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saham Syariah itu ?
2. Bagaimana Perbandingan Saham Syariah dengan Saham Konvensional
?
3. Apa Saja Instrumen Saham Syariah ?
4. Apa Jakarta Islamic Index (JII) Itu?
5. Apa Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) itu ?
6. Bagaimana Praktik Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?
7. Bagaimana Perkembangan Industri Saham Syariah di Indonesia ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui seperti apa Saham Syariah.
2. Mengetahui Perbandingan Saham Syariah dengan Saham
Konvensional.
3. Mengatahui apa saja Instrumen Saham Syariah.
4. Mengetahui apa itu Jakarta Islamic Index (JII) Itu.
5. Mengetahui apa itu Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) itu.
6. Untuk mengetahui Bagaimana Praktik Saham Syariah di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
7. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Industri Saham Syariah
di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Saham Syariah
Saham merupakan surat berharga yang sudah banyak dikenal oleh
masyarakat. Saham disebut “aandeel” dalam bahasa Belanda, dalam bahasa Inggris
“share”, dalam bahasa Jerman “aktie” dan dalam bahasa Prancis dengan "action”.
Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan kata “saham”.
Di dalamnya sebagai tanda bukti pemilikan sebagian dari modal perseroan. Secara
sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam satu perusahaan (Nafis, 2015).

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik


kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan. Pengertian saham syari’ah menurut
OJK adalah surat berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan
bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil
dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil
usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip
syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan
analogi tersebut, maka secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan terbebas dari unsur ribawi (Khoirunnisak, 2019).

Namun tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan
Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Terdapat saham yang masuk dalam
bidang apa saja, yang biasa di sebut dengan saham konvensional. Saham
konvensional bergerak dalam bidang apa pun.

B. Perbedaan Saham Syariah dan Saham Konvensional.

Secara pengertian saham syariah tidak jauh berbeda dengan saham


konvensional yaitu surat berharga yang mnunjukkan bagian kepemilikan atas suatu
perusahaan. Yang membedakan saham syariah berpinsip pada nilai – nilai Islam atau
Syariah

3
Saham Syariah

1. Investasi pada perusahaan dengan kegiatan usaha sesuai prinsip Syariah


2. Mekanisme transaksi sesuai Syariah
3. Prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa
4. Orientasi keuntungan baik untuk dunia dan akhirat
5. Hubungan dengan nasabah bentuk kemitraan
6. Ada dewan Pengawas Syariah

Saham Konvensional

1. Investasi pada perusahaan untuk semua kegiatan usaha


2. Mekanisme transaksi konvensional
3. Perangkat suku bunga
4. Orientasi keuntungan secara general
5. Hubungan dengan nasabah bentuk kreditur-debitur
6. Tidak ada pengawas Syariah

C. Instrumen Saham Syariah

Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga atau efek.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM),
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek (pasar modal syariah).

Sejalan dengan definisi tersebut, maka produk syariah yang berupa efek harus
tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu efek tersebut dikatakan
sebagai Efek Syariah. Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek Syariah disebutkan bahwa Efek Syariah adalah Efek sebagaimana
dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan
usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan prinsip -

4
prinsip syariah di Pasar Modal. Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang telah
diterbitkan di pasar modal Indonesia meliputi Saham Syariah, Sukuk dan Unit
Penyertaan dari Reksa Dana Syariah.

1. Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak
untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep
penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini
sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka
secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan
Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat
dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:

a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur
dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha:
 perjudian dan permainan yang tergolong judi
 perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa
 perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu
 bank berbasis bunga
 perusahaan pembiayaan berbasis bunga

5
 jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konvensional
 memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan
barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram
bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI;
dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat;
 melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
2) rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari
82%, dan
3) rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih
dari 10%.

2. Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah
obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk
jamak dari kata sakk dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti
kepemilikan. Sementara itu, Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13
memberikan definisi Sukuk yaitu Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak
terpisahkan atau tidak terbagi) atas :

a. aset berwujud tertentu (ayyan maujudat)


b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada
c. jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada
d. aset proyek tertentu (maujudat masyru' muayyan); dan atau
e. kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah)

Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang berbeda
dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti

6
kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus
mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan (underlying asset ). Klaim
kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Penggunaan
dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi
pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan
jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.

3. Reksa Dana Syariah


Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa Dana syariah
didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan
peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya merupakan salah
satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan
pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung
risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai
keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas.
Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997 ditandai
dengan penerbitan Reksa Dana Syariah Danareksa Saham pada bulan Juli 1997.
Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki kriteria
yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Perbedaan ini
terletak pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme investasi yang tidak
boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan lainnya adalah
keseluruhan proses manajemen portofolio, screeninng (penyaringan), dan
cleansing (pembersihan).

7
D. Jakarta Islamic Index (JII)

Menurut Bursa Efek Indonesia Index Saham adalah ukuran statistik yang
mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham. Dengan
adanya index saham investor lebih mudah mengukur sentimen pasar (indexs saham
syariah).

Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang pertama kali
diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 Juli 2000. Konstituen JII hanya
terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti
ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak dua kali
dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES oleh OJK. BEI
menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen JII.
Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam menyeleksi 30 saham syariah yang
menjadi konstituen JII adalah sebagai berikut:

1. Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir
2. Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama
1 tahun terakhir
3. Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-rata nilai
transaksi harian di pasar regular tertinggi
4. 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.

E. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei
2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI. ISSI merupakan
indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia. Konstituen ISSI adalah seluruh
saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES)
yang diterbitkan oleh OJK. Artinya, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah yang
masuk ke dalam ISSI (indexs saham syariah).

8
Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak dua kali dalam setahun, setiap bulan
Mei dan November, mengikuti jadwal review DES. Oleh sebab itu, setiap periode
seleksi, selalu ada saham syariah yang keluar atau masuk menjadi konstituen ISSI.
Metode perhitungan ISSI mengikuti metode perhitungan indeks saham BEI lainnya,
yaitu rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar dengan menggunakan Desember
2007 sebagai tahun dasar perhitungan ISSI.

F. Praktik Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Shariah Online Trading System (SOTS) adalah sistem transaksi saham syariah
secara online yang memenuhi prinsip – prinsip Syariah di pasar modal. SOTS di
kembangkan oleh anggota bursa sebagai fasilitas atau alat bantubagi investr yang
ingin melakukan transaksi saham secara syariah. SOTS disertifikasi oleh SDN-MUI
karena merupakan penjabaran dari fatwa DSN-MUINo. 80 Tahun 2011 tentang
penerapan prinsip syariah dalam mekanisme perdagangan efek bersifat Ekuilitas di
Pasar RegulerBursa Efek (transaksi sesuai syariah).

Fitur utama SOTS sebagai berikut

1. Hanya saham syariah yang dapat di transaksikan


2. Transaksi beli saham syariah hanya dapat dilakukan secara tunai
sehingga tidak boleh ada transaksi margin
3. Tidak dapat melakukan transaksi jual saham yang belum dimiliki
4. Laporan kepemilikan saham syariah di[sa dengan kepemilikan uang
sehingga saham syariahtabg dimiliki tidak dihitung sebagai modal
(uang)

G. Perkembangan Industri Saham Syariah di Indonesia

Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia,


stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga. Salah satu indikatornya adalah indeks
IHSG semakin menguat sebesar 0,11% secara year to date ke level 5.985,49 pada

9
akhir Juni 2021. Walaupun secara year to date indeks ISSI mengalami penurunan
sebesar 3,12%, namun jika dibandingkan dengan awal pandemi Covid-19 pada bulan
Maret 2020, pertumbuhan indeks ISSI semakin membaik dimana terjadi penguatan
sebesar 48,30% (dari 115,95 menjadi 171,95). Dari sektor pasar modal syariah,
terdapat beberapa pencapaian, diantaranya dari total 23 emiten saham IPO selama
bulan Januari-Juni 2021, 18 diantaranya ditetapkan sebagai efek syariah. Selanjutnya,
pada bulan Maret 2021, terdapat penerbitan Peraturan OJK Nomor 5/POJK.04/2021/
tentang Ahli Syariah Pasar Modal, terselenggaranya kegiatan “Satu Dekade
Kebangkitan Pasar Modal Syariah Indonesia”, serta peluncuran Indeks IDX -MES
BUMN 17 (market update pasar modal syariah indonesia periode januari - juni 2021,
2021).

Pada tanggal 12 Maret 2021, telah ditetapkan POJK Nomor 5/POJK.04/2021


tentang Ahli Syariah Pasar Modal. POJK ini merupakan penyesuaian atas POJK
Nomor 16/POJK.04/2015 tentang Ahli Syariah Pasar Modal. POJK Nomor
5/POJK.04/2021 tentang Ahli Syariah Pasar Modal mengakomodir perkembangan
industri pasar modal syariah saat ini dan meningkatkan mekanisme pengawasan
terhadap ASPM, maka dilakukan penyempurnaan pengaturan mengenai ASPM,
diantaranya penyempurnaan persyaratan kompetensi menjadi ASPM, di mana ASPM
perlu diwajibkan untuk memiliki sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di bidang Pasar Modal. Selain itu, melalui POJK
ini terdapat penghapusan ketentuan mengenai ASPM badan usaha, percepatan
Service level Agreement (SLA), penyampaian dokumen secara elektronik, pelaporan,
ketentuan non aktif sementara, dan rangkap jabatan.

Kapitalisasi pasar saham yang tergabung dalam ISSI per akhir Juni 2021
sebesar Rp3.352,26 triliun, meningkat sebesar 0,22% dibandingkan akhir tahun 2020,
sebesar Rp3.344,93 triliun. Sementara itu, pada akhir Juni 2021, ISSI ditutup pada
level 171,95 atau menurun sebesar 3,12% dibandingkan indeks ISSI pada akhir tahun
2020 sebesar 177,48. Jika dibandingkan pada tanggal 24 Maret 2020, indeks ISSI

10
mengalami peningkatan sebesar 48,30% dan peningkatan nilai kapitalisasi pasar
sebesar 44,15%.

Pada periode 30 Juni 2021, indeks JII ditutup pada level 544,30 atau
mengalami penurunan sebesar 13,66% dibandingkan akhir tahun 2020. Kapitalisasi
pasar JII ditutup pada Rp1.780,19 triliun menurun sebesar 13,53% dibandingkan
akhir tahun 2020. Jika dibandingkan pada tanggal 24 Maret 2020, indeks JII
mengalami peningkatan sebesar 38,20% dan peningkatan nilai kapitalisasi pasar
sebesar 36,09%.

Selanjutnya, indeks JII70 pada akhir Juni 2021, ditutup pada level 193,59 atau
menurun 12,09% dibandingkan pada akhir tahun 2020. Kapitalisasi JII70 per akhir
Juni 2021 ditutup pada level Rp2.295,59 triliun atau mengalami penurunan 9,17%
dibandingkan akhir tahun 2020. Jika dibandingkan pada tanggal 24 Maret 2020,
indeks JII70 telah mengalami peningkatan sebesar 46,97% dan peningkatan nilai
kapitalisasi pasar sebesar 45,23%

IDX-MES BUMN 17 merupakan indeks syariah yang diluncurkan pada


tanggal 29 April 2021, indeks ini mengalami penurunan sebesar 10,77%
dibandingkan penutupan pada 29 April 2021. Kapitalisasi pasar indeks ini juga
mengalami penurunan sebesar 4,90% pada Juni 2021, dibandingkan dengan 29 April
2021. Secara umum, indeks saham syariah mulai mengalami pertumbuhan positif jika
dibandingkan dengan level terendah pada penutupan 24 Maret 2020, walaupun jika
dilihat secara year to date terdapat penurunan baik dari sisi indeks maupun nilai
kapitalisasi pasar (market update pasar modal syariah indonesia periode januari - juni
2021, 2021).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengertian saham syari’ah menurut OJK adalah surat berharga bukti


penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut
pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan
tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan
konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Namun tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan
Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Terdapat saham yang masuk dalam
bidang apa saja, yang biasa di sebut dengan saham konvensional. Saham
konvensional bergerak dalam bidang apa pun

Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga atau efek.
Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia
meliputi Saham Syariah, Sukuk dan Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah

Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia,


stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga. Salah satu indikatornya adalah indeks
IHSG semakin menguat sebesar 0,11% secara year to date ke level 5.985,49 pada
akhir Juni 2021.

12
DAFTAR PUSTAKA

indexs saham syariah. (n.d.). Retrieved 11 24, 2021, from indonesia stock exchange:
https://www.idx.co.id/idx-syariah/indeks-saham-syariah/

Khoirunnisak. (2019). saham syariah : teori dan implementasi. islamic banking , 4.

market update pasar modal syariah indonesia periode januari - juni 2021. (2021).
pasar modal syariah dan otoritas jasa keuangan (p. 2). indonesia: pasar modal
syariah dan otoritas jasa keuangan.

market update pasar modal syariah indonesia periode januari - juni 2021. (2021).
pasar modal syariah dan otoritas jasa keuangan (p. 16). indonesia: pasar modal
syariah dan otoritas jasa keuangan.

Nafis, A. W. (2015). mekanisme pelaksanaan saham syariah. mekanisme pelaksanaan


saham syariah , 67.

pasar modal syariah. (n.d.). Retrieved 11 24, 2021, from otoritas jasa keuangan:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/pages/pasar-modal-syariah.aspx

transaksi sesuai syariah. (t.thn.). Dipetik 11 24, 2021, dari indonesia stock exchange:
https://www.idx.co.id/idx-syariah/transaksi-sesuai-syariah/

13

Anda mungkin juga menyukai