Disusun oleh:
Iin Octaviani (0311518057)
1
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang menjadi tugas akhir semester
dengan judul "Sukuk" dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Instrumen Pasar Modal Syariah 6
B. Saham Syariah 7
C. Shukuk / Obligasi Syariah 9
BAB III PENUTUP 11
BAB IV KESIMPULAN 12
BAB V SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
nilai saham dapat terjadi karena adanya informasi baru. Syarat lain untuk
mencapai efisiensi harga adalah adanya Efisiensi Operasional yang
menunjukan bahwa transaksi-transaksi di pasar modal dilakukan dengan
biaya minimum. Apabila transaksi tinggi, hal itu akan manghambat
terjadinya penyesuaian harga secara instan dan akurat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
Sebagai mana dijelaskan pada rumusan masalah, makalah ini
dibuat
Dengan tujuan dapat menjelaskan dan memahami:
1. Menjelaskan secara rinci instrument instrument yang ada pada pasar
modal Syariah.
2. Menganalisis instrumen yang ada pada pasar modal Syariah,agar dapat
menentukan pilihan mana yang akan di pilih dalam pemilihan investasi
pada pasar modal syariah.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. Saham Syariah
7
www.ojk.go.id
8
2. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundangan undangan di bidang pasar modal yang akad pengelolaan
perusahaan maupun cara penerbitanya memenuhi prinsip -prinsip
Syariah.
3. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas
ajaran islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik
ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya.
4. Hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) adalah hak yang
melekat pada saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES)
yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli
efek baru (termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan menjadi
saham dan waran) sebelum ditawarkan kepada pihak lain.Hak tersebut
wajib dialihkan.
5. Harga pelaksanaan HMETD Syariah adalah harga yang telah
ditetapakan oleh emiten bagi pemegang saham HMETD Syariah untuk
membeli efek. HMETD baru diteritkan salama periode ditetapkan.
9
Berbeda dengan konsep obligasi konvensioanl selama ini (yakni
obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan
bunga). Di Indonesia, penerbitan obligasi Syariah umumkan menggunakan
akad mudharabah. Prinsip-prinsip pokok dalam mekanisme penerbitan
obligasi Syariah dapat dilihat pada hal-hal sebagai berikut:
a. Kontrak atau akad Mudharabah atau akad Syariah lainnya yang sesuai,
dituangkan dalam perjanjian perwalian.
b. Rasio atau persentase bagi hasil (nisbah) dapat ditetapkan berdasarkan
komponen pendapatan (revenue) atau keuntungan (Profit, operating profit,
EBIT atau EBITDA)
c. Nisbah ini dapat ditetapkan konstan, meningkat, ataupun menurun dengan
mempertimbangkan proyeksi pendapatan emiten, tetapi sudah ditetapkan
di awal kontrak.
d. Pendapatan bagi hasil berari jumlah pendapatan yang dibagihasilkan uang
menjadi hak dan oleh karenanya harus dibayarkan oleh emiten kepada
pemegang obligasi Syariah yang dihitung berdasarkan perkalian antara
nisbah pemegang obligasi Syariah dengan pendapatan/keuntungan yang
dibagihasilkan, yang jumlahnya tercantum dalam keuangan konsolidasi
emiten.
e. Pembagian hasil keuntungan ini dapat dilakukan secara periodic
(tahunan,semesteran, kuartalan, bulanan).
10
BAB III
PENUTUP
Misi:
11
BAB IV
KESIMPULAN
Investasi pada saham Syariah maupun pada obligasi Syariah atau shukuk
bagi investor muslim memang sudah semestinya menjadi preferensi untuk
menggantikan investasi pada Interest Yielding bonds atau sertifikat deposito.
Adapun bagi investor muslim dapat membeli saham atau menempatkan
dananya untuk melakukan transaksi pada shukuk di tempat tempat yang sudah
terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan dengan sesuai dengan prinsip prinsip
kesyariahan dan tidak melakukan kegiatan/Tindakan bertentangan dengan prinsip
syariah (sesuai fatwa DSN-MUI Nomor: 80/DSN-MUI/III/2011), antara lain:
12
BAB V
SARAN
Dari penjelasan di atas, ada beberapa saran yang menurut penulis perlu
dipertimbangkan oleh beberapa pihak, yaitu sebagai berikut:
1. Penjelasan lebih lanjut terkait Produk Syariah, harapannya agar dapat lebih
mengkomunikasikan produk Syariah kepada masyarakat luas, mengingat
masih rendahnya tingkat produk Syariah bila dibandingkan produk
konvensional.
2. Kepada kalangan akademisi ekonomi Islam, disarankan agar semakin giat
mengkaji konsep dan sistem pemasaran/produk syariah yang dilandaskan
pada prinsip serta nilai-nilai syariah Islam, serta menelaah konsep
kesyariahan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut diharapkan dapat
menajdi panduan bagi para pemasar dalam melakukan segala aktivitas
keungan yang sesuai dengan syariat Islam.
13
DAFTAR PUSTAKA
14