Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TUGAS SEMESTER AKHIR MATA KULIAH


MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MENGENAL LEBIH JAUH INSTRUMEN


SAHAM DAN SHUKUK PADA PASAR MODAL SYARIAH

Disusun oleh:
Iin Octaviani (0311518057)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang menjadi tugas akhir semester
dengan judul "Sukuk" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas akhir semester Mata Kuliah Manajemen


Keuangan Syariah. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang sukuk.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sisca Debyola Widuhung


selaku dosen Mata Kuliah Manjemen Keuangan Syariah. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 26 Juli 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Instrumen Pasar Modal Syariah 6
B. Saham Syariah 7
C. Shukuk / Obligasi Syariah 9
BAB III PENUTUP 11
BAB IV KESIMPULAN 12
BAB V SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan yang berperan penting menunjang


perekonomian negara setelah perbankan adalah pasar modal. Namun,
keberadaan pasar modal (khususnya yang berbasis Syariah) belum
mendapat perhatian, padahal keberadaan pasar modal dalam suatu
perekonomian negara memiliki peranan yang cukup penting. Pasar modal
dapat melakukan transfer dari unit ekonomi yang surplus ke unit yang
ekonomi yang deficit. Sebagai Lembaga keuangan, pasar modal
menjalankan fungsi intermediasi antara pemilik dana dan para investor.
Melalui pasar modal, potensi dana yang ada di masyarakat dapat di
mobilisasi dan dialokasikan untuk pembiayaan proyek investasi.

Peranan pasar modal di negara-negara maju sangat dominan dalam


mobilisasi dana masyarakat, bahkan pasar modal dapat dijadikan indikator
keadaan perekonomian suatu negara. Sebagai contoh, New York Stock
Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE), dan Tokyo Stock
Exchange (TSE) adalah pasar modal kelas dunia yang selalu mendapat
perhatian masyarakat luas. Khusus di Amerika Serikat, instrument dengan
berbagai bentuk seperti Municipal bonds, Corporate Bonds dan preferred
Stock menjadikan negara tersebut maju dan memacu investasinya.
Perkembangan Indeks harga saham di pasar modal dapat dijadikan acuan
indikator ekonomi di suatu negara dan mempunyai dampak penting bagi
negara-negara lain di dunia.

Demikian pentingnya peranan pasar modal bagi kehidupan


perekonomian suatu negara sehingga pasar modal dituntut untuk dapat
beroperasi secara efisien. Efisien berkaitan dengan efektivitas
penghimpunan dana masyarakat dan mengalokasikan dana tesrebut ke
proyek proyek investasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk mencapai
efisiensi pengalokasian dana, pasar modal harus beroperasi pada tingkat
harga saham yang efisien, yang merefleksikan nilai -nilai instrinsik atau
fundamental pada setiap waktu. Perlu dipahami bahwa tercapainya harga
yang efisien dalam operasional transaksi di pasar modal hanya dapar
terjadi jika ada Efisiensi Informasi (Informational efficiency). Efisiensi
informasi mengindikasikan bahwa tidak ada lagi perbedaan dalam
penyebaran dan pemanfaatan informasi, sebagai contoh, dalam pasar
sekunder di mana saham secara terus menerus diperdagangkan, perubahan

4
nilai saham dapat terjadi karena adanya informasi baru. Syarat lain untuk
mencapai efisiensi harga adalah adanya Efisiensi Operasional yang
menunjukan bahwa transaksi-transaksi di pasar modal dilakukan dengan
biaya minimum. Apabila transaksi tinggi, hal itu akan manghambat
terjadinya penyesuaian harga secara instan dan akurat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan perspektif Islami, apakah persyaratan tersebut sudah


cukup? Dalam pandangan Islam, selain harus memenuhi syarat diatas, juga
harus dapat diciptakan pasar modal yang “beretika dan adil”. Seluruh
transaksi di pasar modal harus dilaksanakan sesuai dengan norma dan
etika Islam, yaitu norma dan etika yang telah diatur dalam syariat.
Serta apa sajakah yang menjadi instrumen-instrumen pasar modal
Syariah yang sesuai dengan hukum hukum fikih islam agar masyarkat
terutama awam memahami seluk beluk dari instrument yang ada pada
pasar modal Syariah.

C. Tujuan Makalah
Sebagai mana dijelaskan pada rumusan masalah, makalah ini
dibuat
Dengan tujuan dapat menjelaskan dan memahami:
1. Menjelaskan secara rinci instrument instrument yang ada pada pasar
modal Syariah.
2. Menganalisis instrumen yang ada pada pasar modal Syariah,agar dapat
menentukan pilihan mana yang akan di pilih dalam pemilihan investasi
pada pasar modal syariah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Instrumen Pasar Modal Syariah

Berdasarkan prinsip-prinsip syariat islam, para ahli ekonomi islam


maupun investor tidak serta merta menolak atau memodifikasi instrument
keuangan yang ada. Namun, masih terbuka ruang untuk melakukan
perbaikan bahakan inovasi terhadap intrumen pasar modal agar sesuai
dengan syariat.
Menurut Obaidullah (dalam Muhammad, 2004), instrument
penting yang dapat diperdagangkan di pasar modal sebagai hasil
pemikiran menurut hukum isalm dianataranya:
1. Dana Al Mudharabah (al Mudharabah Fund)
Dana Al Mudharabah merupakan instrument keuangan bagi
investor untuk pembiayaan bersama proyek besar berdasarkan
prinsip bagi hasil. Instrument ini diperolehkan menurut hukum
islam.
2. Saham Biasa Perusahaan (Common Stock)
Saham biasa yang diterbitkan oleh perusahaan didirikan untuk
kegiatan bisnis yang sesuai dengan islam diperbolehkan.
3. Obligasi Al Muqarabah (Muqarobah Bond)
Obligasi ini di terbitkan untuk pembiayaan proyek yang
menhasilkan uang atau proyek yang terpisah dari kegiatan
umum perusahaan.
4. Obligasi bagi Hasil (Profit Sharing Bond)
Obligasi yang diterbikan oleh perusahaan yang aktivitas
bisnisnya sesuai dengan syariat dan berdasarkan prinsip bagi
hasil. Jenis ini diperbolehkan.
5. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham ini memiliki hak-hak istimewa, seperti dividen tetap dan
prioritas dalam likuidasi. Karena ada unsur pendapatan tetap
(Seperti bunga), saham preferen dilaran menurut hukum islam.
Namun, hal ini masih menjadi perdebatan.
Instrumen atau istilah dari produk Syariah di pasar modal antara
lain berupa surat berharga atau efek. Berdasarkan Undang – Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal (UUPM).

6
B. Saham Syariah

Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan


modal kepada perusahaan dan dengan bukti pernyataan tersebut,
pemegang saham berhak mendapatkan bagian hasil usaha perusahaan
tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagi hasil usaha ini tidak
bertentangan dengan prinsip Syariah.Prinsip Syariah mengenal konsep ini
sebagai kegiatan Al musyarakah atau As Syirkah.
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham Syariah jika
saham
Tersebut diterbitkan oleh:
1. Emiten dan perusahaan public yang secara jelas menyaakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usah Emiten dan Perusahaan Publik
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah.
2. Emiten dan perusahaan public tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya
bahwa kegiatan usaha Emitan dan Perusahaan Publik tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariat, tetapi memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariat
sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam dan LK IX.A.13,
yaitu tidak melalukan kegiatan usaha: (1) perjudian dan permainan
yang tergolong judi (2) Perdagangan yang tidak disertai dengan
penyerahan barang/jasa (3) perdagangan dengan
penaawaran/permintaan palsu. (4) bank berbasis bunga (5)
Pembiayaan berbasis bunga (5) Perusahaan pembiayaan berbasis
bunga (6) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian
(gharar) dan/atau judi (Maysir), antara lain asuransi konvensioanl
(7) Memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan
dan/atau menyediakan dan/atau meneyediakan barang/jasa yang
haram zatnya (8) melakukan transaksi yang mengandung unsur
suap (riswah).
b. Rasio total hutang berbasis Bungan dibandingkan total ekuitas
tidak boleh lebih dari 45%
c. Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan total pendatan usaha dan total pendapatan
lainnya tidak leih dari 10%.

7
www.ojk.go.id

Pemegang saham harus siap menghadapi resiko Capital Loss, yaitu


Ketika perusahaan yang sahamnya dimiliki kemudian dinyatakan bangkrut
oleh pengadilan atau perusahaan tersbut dibubarkan, maka hak klaim dari
pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perushaaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perushaan).
Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh dari pemegan saham
adalah:
1. Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang
dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan
dalam bentuk tunai maupun bentuk saham.
2. Rights yang merupakan hak untuk memesan efek elebih dahulu
yang diberikan oleh emiten.
3. Capital Gain yang merupakan keuntungan yang dieperoleh dari
jual beli saham di pasar modal.

 Hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) Syariah


Ketentuan umum fatwa DSN -MUI No.65/DSN-MUI/III/2008
menjelaskan bahwa:
1. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.

8
2. Efek Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundangan undangan di bidang pasar modal yang akad pengelolaan
perusahaan maupun cara penerbitanya memenuhi prinsip -prinsip
Syariah.
3. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas
ajaran islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik
ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa terkait lainnya.
4. Hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) adalah hak yang
melekat pada saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES)
yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk membeli
efek baru (termasuk saham, efek yang dapat dikonversikan menjadi
saham dan waran) sebelum ditawarkan kepada pihak lain.Hak tersebut
wajib dialihkan.
5. Harga pelaksanaan HMETD Syariah adalah harga yang telah
ditetapakan oleh emiten bagi pemegang saham HMETD Syariah untuk
membeli efek. HMETD baru diteritkan salama periode ditetapkan.

C. Sukuk atau Obligasi Syariah

Obligasi Syariah (Shukuk) merupakan obligasi Syariah (Islamic


bonds). Shukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata
“Shakk” yang dalam Bahasa Arab berarti sertifikat atau bukti kepemilikan.
Sementara itu, Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 merupakan
definisi shukuk sebagai: “Efek syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu
(tidak terpisahkan atau tidak terbagi (undivided share).” Shukuk bukan
merupakan surat utan melainkan bukti kepemilikan Bersama atas asset
yang dijadikan sebagai dasar penerbitan (underlying asset). Klaim
kepemilikan pada shuku didasarkan pada asset/proyek spesifik.
Penggunaan dana shukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang
halal. Imbalan bagi pemegang shukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil
atau margin, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan
shukuk.
Menurut Fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002, shukuk
adalah suatu surat berharga jangka Panjang berdasarkan prinsip Syariah
yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi Syariah (shukuk) yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi Syariah, baik berupa bagi hasil, margin, ataupun fee, serta
membayar Kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

 Mekanisme Obligasi Syariah

9
Berbeda dengan konsep obligasi konvensioanl selama ini (yakni
obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan
bunga). Di Indonesia, penerbitan obligasi Syariah umumkan menggunakan
akad mudharabah. Prinsip-prinsip pokok dalam mekanisme penerbitan
obligasi Syariah dapat dilihat pada hal-hal sebagai berikut:
a. Kontrak atau akad Mudharabah atau akad Syariah lainnya yang sesuai,
dituangkan dalam perjanjian perwalian.
b. Rasio atau persentase bagi hasil (nisbah) dapat ditetapkan berdasarkan
komponen pendapatan (revenue) atau keuntungan (Profit, operating profit,
EBIT atau EBITDA)
c. Nisbah ini dapat ditetapkan konstan, meningkat, ataupun menurun dengan
mempertimbangkan proyeksi pendapatan emiten, tetapi sudah ditetapkan
di awal kontrak.
d. Pendapatan bagi hasil berari jumlah pendapatan yang dibagihasilkan uang
menjadi hak dan oleh karenanya harus dibayarkan oleh emiten kepada
pemegang obligasi Syariah yang dihitung berdasarkan perkalian antara
nisbah pemegang obligasi Syariah dengan pendapatan/keuntungan yang
dibagihasilkan, yang jumlahnya tercantum dalam keuangan konsolidasi
emiten.
e. Pembagian hasil keuntungan ini dapat dilakukan secara periodic
(tahunan,semesteran, kuartalan, bulanan).

 Perbedaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional

a. Dari sisi,obligasi konvensional hanya memperhitungkan keuntungannya


semata. Namun, tidak demikian pada obligasi Syariah. Selain
memperhatikan keuntungan, obligasi Syariah harus pula sisi halal- haram,
artinya setiap investasi yang diharamkan dalam obligasi pada produk-
produk yang sesuai dengan prinsip Syariah.
b. Obligasi konvensional, keuntungannya diperoleh dari besaran bunga yang
ditetapkan, sedangkan obligasi Syariah, keuntungannya akan diterima dari
besarnya margin/fee yang ditetapkan ataupun dengan system bagi hasil
yang didasarkan atas asset dan produksi.
c. Obligasi Syariah, setiap transaksinya ditetapkan berdasarkan akad.
Diantaranya adalah akad Mudharabah, Musyarakah, As Salam, istishna,
dan Ijarah. Dana yang dihimpun tidak dapat dinvestasikan ke pasar uang
dan/atau spekulasi di lantai bursa. Sedangkan obligasi konvensional tidak
terdapat akad di setiap transaksinya.

10
BAB III
PENUTUP

Dalam rangka mendorong perkembangan ekonomi dan pasar keuangan


Syariah dalam negeri, diperlukan adanya instrument investasi berbasis syairah
untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana dari masyarakat.
Sebagai mana sesuai dengan visi dan misi dari pasar modal Syariah yakni:
Visi:

Industri pasar modal syariah yang berkontribusi signifikan dalam ekosistem


ekonomi dan keuangan nasional.

Misi:

 Memperkuat nilai kesyariahan pada pasar modal syariah;


 Mendukung pendanaan infrastruktur dan pengembangan halal value
chain; serta
 Mengembangkan produk pasar modal syariah yang inovatif dan
berdaya saing, serta menjadi pilihan masyarakat.

Adapun masyarakat dapat dengan mudah mempelajari seluk beluk produk


Syariah sehingga tidak hanya mendapatkan keuntungan secara materi saja,tetapi
juga pahala dan kemaslahah-an.

11
BAB IV
KESIMPULAN
Investasi pada saham Syariah maupun pada obligasi Syariah atau shukuk
bagi investor muslim memang sudah semestinya menjadi preferensi untuk
menggantikan investasi pada Interest Yielding bonds atau sertifikat deposito.
Adapun bagi investor muslim dapat membeli saham atau menempatkan
dananya untuk melakukan transaksi pada shukuk di tempat tempat yang sudah
terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan dengan sesuai dengan prinsip prinsip
kesyariahan dan tidak melakukan kegiatan/Tindakan bertentangan dengan prinsip
syariah (sesuai fatwa DSN-MUI Nomor: 80/DSN-MUI/III/2011), antara lain:

Pict 2. source www.ojk.go.id

12
BAB V
SARAN
Dari penjelasan di atas, ada beberapa saran yang menurut penulis perlu
dipertimbangkan oleh beberapa pihak, yaitu sebagai berikut:
1. Penjelasan lebih lanjut terkait Produk Syariah, harapannya agar dapat lebih
mengkomunikasikan produk Syariah kepada masyarakat luas, mengingat
masih rendahnya tingkat produk Syariah bila dibandingkan produk
konvensional.
2. Kepada kalangan akademisi ekonomi Islam, disarankan agar semakin giat
mengkaji konsep dan sistem pemasaran/produk syariah yang dilandaskan
pada prinsip serta nilai-nilai syariah Islam, serta menelaah konsep
kesyariahan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut diharapkan dapat
menajdi panduan bagi para pemasar dalam melakukan segala aktivitas
keungan yang sesuai dengan syariat Islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hakim Lukman, 2019, Prinsip-prinsip Lembaga Keuangan Syariah, Penerbit


Erlangga, Jakarta.
A.Adiwarman dkk, 2013, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi Kelima,
Raja Grafndo Persada, Jakarta.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/pasar-modal-
syariah.aspx
https://studylibid.com/doc/487728/makalah-sukuk-tugas-mata-kuliah-lembaga-
keuangan-syariah

14

Anda mungkin juga menyukai