JAWAB :
3. Perbankan syariah adalah sektor keuangan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam. Ini berarti bahwa bank-bank syariah harus mematuhi pedoman
etika dan hukum Islam dalam semua aspek operasional mereka. Perbankan syariah
memiliki dasar agama Islam. Prinsip-prinsip syariah, yang tercantum dalam Al-Quran
dan Hadis, membimbing bank-bank ini dalam menjalankan operasional mereka. Ini
mencakup larangan riba (bunga), larangan investasi dalam bisnis yang diharamkan
seperti alkohol atau perjudian, dan kewajiban berbagi risiko dan keuntungan dengan
nasabah. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini adalah suatu kewajiban moral bagi
bank-bank syariah. Perbankan syariah bergantung pada kepercayaan nasabah yang
mencari solusi keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Kepatuhan terhadap
syariah adalah penting untuk memelihara kepercayaan nasabah. Jika bank-bank
syariah melanggar prinsip-prinsip tersebut, mereka dapat merusak reputasi mereka
dan kehilangan nasabah.
Prinsip yang harus di terapkan dalam perbankkan syariah :
a. Prinsip simpanan murni (al-wadi’ah) merupakan produk bank syariah untuk
melayani penyimpanan dari pihak kelebihan dana.
b. Prinsip bagi hasil (syirkah) merupakan prinsip tata cara pembagian hasil usaha
penyedia dana dengan pengelola dana.
c. Prinsip jual beli (at-tijarah) merupakan pengaturan tentang jual beli dimana bank
akan lebih dulu membeli barang kebutuhan nasabah, kemudian menjual terhadap
nasabah.
d. Prinsip sewa (al-Ijarah) terbagi atas dua jenis yaitu ijarah merupakan prinsip
sewa murni, bai al takjiri merupakan prinsip sewa beli.
e. Prinsip jasa (al- Ajr walummulah) merupakan seluruh layanan jasa non
pembiayaan seperti bank garansi, kliring, transfer, dll.
5. Fungsi uang,
a. Uang sebagai media transaksi.
Uang memfasilitasi pertukaran barang dan jasa. Tanpa uang, masyarakat akan
mengandalkan sistem barter, di mana barang dan jasa ditukar secara langsung.
Sistem barter memiliki banyak keterbatasan, terutama kesulitan dalam
mencocokkan kebutuhan dua pihak yang ingin berdagang. Uang menghilangkan
masalah ini dengan menyediakan medium pertukaran yang diterima secara
universal.
b. Uang sebagai penyimpan nilai.
Uang memungkinkan individu untuk menyimpan kekayaan atau daya beli untuk
penggunaan di masa depan. Meskipun ada banyak cara lain untuk menyimpan
nilai (seperti properti, saham, atau logam mulia), uang memiliki keuntungan
karena mudah diakses, dapat dengan mudah dipecah menjadi satuan yang lebih
kecil, dan biasanya lebih likuid daripada bentuk penyimpanan nilai lainnya.
c. Uang sebagai satuan hitung.
Uang menyediakan standar ukuran nilai, yang memudahkan kita untuk
membandingkan harga berbagai barang dan jasa. Tanpa uang sebagai satuan
hitung, akan sulit untuk membandingkan nilai relatif antar barang dan jasa, dan
akan sulit untuk melakukan akuntansi dan pengukuran ekonomi lainnya.
d. Uang sebagai alat pembayaran.
Uang memudahkan perjanjian pembayaran yang akan dilakukan di masa depan.
Misalnya, ketika Anda mengambil pinjaman atau membeli barang dengan kredit,
jumlah yang Anda hutang biasanya diukur dalam satuan uang, dan pembayaran di
masa depan akan dilakukan dengan menggunakan uang.
e. Uang sebagai Instrumen untuk spekulasi
Sebagai salah satu bentuk kekayaan uang dapat digunakan sebagai instrumen
untuk berspekulasi.