Anda di halaman 1dari 65

RESUME

Nama Mahasiswa : Rista Novianti


NIM : 043919502
Semester : 2
Kelas : Manajemen 2A

MODUL 1

ASET KEUANGAN
KEGIATAN BELAJAR 1
Aset Keuangan
A. Pengertian Aset Keuangan
Aset merupakan kepemilikan atas suatu barang yang memiliki nilai tukar. Dalam
perkembangannya, aset dapat berupa aset berwujud (tangible) dan aset tak berwujud
(intangible). Ada beberapa pihak yang merupakan phak penting dalam aset keuangan. Pihak
yang telah setuju untuk melakukan pembayaran kas di masa datang disebut issuer (emiten).
Sementara pemilik atau pemegang aset keuangan disebut investor. Berikut adalah contoh-
contoh aset keuangan dan peranan dari person dalam aset keuangan tersebut.
1. Aset Kredit
Merupakan aset yang berupa tagihan terhadap pihak yang melakukan kredit.
2. Obligasi (Bonds)
Merupakan aset keuangan yang berupa suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi
kepada pemegang obligasi, di mana penerbit obligasi berjanji untuk membayar bunga
(coupon) tiap periode yang dijanjikan dan membayar kembali pokok utang, ada saat jatuh
tempo.
3. Obligasi yang Dikeluarkan Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia menerbitkan berbagai macam surat utang yang disebut Surat
Berharga Negara, salah satu di antaranya SUN (Surat Utang Negara). SUN merupakan aset
keuangan, berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing
yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai
dengan masa berlakunya.
4. Obligasi yang Dikeluarkan oleh Perusahaan (Corporate)
Apabila perusahaan menerbitkan obligasi maka perusahaan merupakan emiten yang
berjanji akan membayar kepada investor bunga obligasi (yield) secara rutin sesuai periode
yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
5. Obligasi Syariah atau Sukuk
Sukuk Indonesia adalah investasi obligasi Indonesia dengan prinsip syariah, di mana
obligasi syariah tidak mengenal bunga karena dalam Islam bunga atau rba adalah haram
hukumnya.
6. Saham
Merupakan penyertaan modal pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham
berhak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dan berhak atas aset perusahaan bila
perushaan dilikuidasi.
B. Hubungan Antara Aset Keuangan dan Aset Berwujud
Salah satu kesamaan penting antara aset berwujud dan aset keuangan adalah adanya potensi
arus kas di masa datang bagi pemiliknya. Dalam hal tertentu, aset keuangan berhubungan erat
dengan aset berwujud. Dalam operasional bisnis kadang-kadang untuk membiayai pengadaan
aset berwujud dilakukan dengan menerbitkan aset keuangan.
C. Klaim Atas Aset Keuangan
Arus kas bagi aset keuangan sering disebut klaim atas aset keuangan. Klaim yang dimiliki oleh
pemegang aset keuangan dapat berupa klaim tetap, yaitu sejumlah pendapatan yang tetap atas
aset keuangan yang dimiliki. Jika aset keuangan memiliki klaim pendapatan tetap maka aset
keuangan ini dinamakan instrumen uang.
Bentuk klaim aset keuangan yang lain adalah klaim ekuitas atau klaim residal. Klaim ekuitas
mewajibkan emiten untuk membayarkan pada pemegang aset keuangan sejumlah pendapatam
berdasarkan laba yang diperoleh emiten (jika ada).
D. Harga dan Risiko Aset Keuangan
Secara ekonomi, prinsip dasar dari harga aset keuangan adalah nilai sekarang (present alue)
atas arus kas yang diharapkan dapat dihasilkan oleh aset keuangan tersebut walaupun arus kas
tersebut belum diketahui secara pasti. Arus kas merupakan jumlah pembayaran dalam jangka
waktu tertentu atas aset keuangan tersebut.
E. Peran Aset Keuangan
Dalam perekonomian aset keuangan memiliki dua fungsi utama yaitu, pertama adalah sebagai
media untuk intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang kelebihan
dana. Kedua, sebagai media untuk membagi risiko aset.
Sebagai media untuk memindahkan dana, aset keuangan dapat mengalihkan dana dari pihak
yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Kemudian, sebagai media untuk
membagi risiko (risk sharing), aset keuangan mampu membagi risiko arus kas dari aset fisik
yang tak terhindarkan. Bagi seorang pengusha, risiko ketidakpastian pendapatan usahanya
adalah sesuatu yang pasti ada (tak terhindarkan).
KEGIATAN BELAJAR 2
Pasar Keuangan
A. Peran Pasar Keuangan
1. Fungsi Harga
Dalam interaksi ini harga yang terjadi merupakan harga hasil negosiasi untuk membentuk
kesepakatan. Secara umum, interaksi antara pembeli dan penjual aset keuangan akan
menentukan harga aset keuangan.
2. Fungsi Likuiditas
Salah satu peran dari aset keuangan adalah sebagai media untuk memindahkan dana dari
pihak yang kelebihan ke pihak yang membutuhkan. Oleh karena itu, pasar keuangan
menyediakan suatu mekanisme pengusaha untuk mendapatkan dana dengan cara menjual
aset keuangan.
3. Fungsi Meminimumkan Biaya
Proses pencairan memerlukan biaya yang disebut biaya pencairan (searching cost). Selain
itu, untuk mendapatkan partner yang tepay juga diperlukan biaya informasi (information
cost). Jika terdapat pasar keuangan yang baik maka biaya-biaya tersebut tidak perlu
sehingga pasar meminimumkan biaya transaksi.
B. Klasifikasi Pasar Keuangan
1. Klasifikasi berdasarkan sifat dari klaim :
a. Pasar utang (debit market)
b. Pasar ekuitas (equity market)
2. Klasifikasi berdasarkan jatuh tempo klaim :
a. Pasar uang (money market)
b. Pasar modal (capital market)
3. Klasifikasi berdasarkan penerbitan klaim :
a. Pasar primer (primary market)
b. Pasar sekunder (secondary market)
4. Klasifikasi berdasarkan waktu pengiriman :
a. Pasar kas (spot market)
b. Pasar berjangka (forward market)
5. Klasifikasi berdasarkan struktur organisasi :
a. Pasar lelang (auction market)
b. Pasar paralel (over-the-counter market)
c. Pasar perantara (intermediated market)
C. Pelaku Pasar Keuangan
Pihak-pihak yang dapat melakukan transaksi di pasar keungan, antara lain :
1. Rumah tangga/individu
2. Pihak bisnis
3. Pemerintah
4. BUMN
5. Bank Sentral
6. Bank Umum
7. Lembaga Keuangan
8. Koperasi
9. Badan-badan keuangan internasional
10. Perusahaan multinasional
11. Dan lain-lain
D. Pasar Keuangan Global
Faktor-faktor yang menyebabkan integrasi pasar keuangan antaranegara adalah :
1. Deregulasi
2. Kemajuan teknologi
3. Pesatnya kemajuan kelembagaan pasar keuangan

KEGIATAN BELAJAR 3
Sistem Keuangan (Financial System)
A. Pengertian Sistem Keuangan (Financial System)
Sistem keuangan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari unit institusional dan pasar
berinteraksi dengan cara tertentu, untuk memobilisasi dana guna memenuhi kebutuhan
investasi, dan menyediakan fasilitas, termasuk sistem pembayaran, untuk pembiayaan aktivitas
komersial.
B. Fungsi Sistem Keuangan
1. Fungsi tabungan (saving function)
2. Fungsi kekayaan (wealth function)
3. Fungsi likuiditas (liquidity function)
4. Fungsi kredit (credit function)
5. Fungsi pembayaran (payment function)
6. Fungsi risiko (risk function)
7. Fungsi kebijakan (policy function)
C. Lembaga Keuangan (Financial Institution) dalam Sistem Keuangan (Financial System)
Kegiatan utama lembaga keuangan adalah menawarkan kredit dan menanamkan dananya
dalam bentuk aset-aset keuangan. Berdasarkan sistem operasionalnya, lembaga keuangan
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu lembaga keuangan depositori dan lembaga keuangan
nondepository.
D. Mekanisme Transfer dan Arus Dana dalam Sistem Keuangan
Pihak yang kelebihan dana dapat menawarkan dananya ke pasar keuangan. Jika mereka
menginginkan aset keuangan jangka panjang maka mereka dapat menawarkan ke pasar modal,
sementara jika mereka menginginkan aset keuangan jangka pendek mereka dapat menawarkan
di pasar uang.
MODUL 2

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN


KEGIATAN BELAJAR 1
Lembaga Keuangan dan Inovasi Keuangan
A. Pengertian dan Keistimewaan (Specialness) Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah perusahaan yang memberikan jasa layanan utama berupa jasa
keuangan. Jasa-jasa keuangan utama yang diberikan oleh lembaga keuangan, antara lain
mengubah aset keuangan yang didapatkan dari pasar menjadi bentuk aset keuangan yang
berbeda, untuk tujuan yang berbeda pula. Dari jasa-jasa yang ditawarkan tersebut maka indistri
jasa memiliki keistimewaan dibandingkan industri jasa yang lain. Beberapa keistimewaan
utama dari lembaga keuangan bank dan bukan bank, antara lain sebagai lembaga intermediary
dana, yaitu menghubungkan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan
dana.
B. Inovasi Keuangan
Inovasi keuangan adalah munculnya ide-ide baru sehinggan produk-produk keuangan semakin
berkembang, terutama dalam hal solusi dan instrumen keuangan. Atas dasar dimensi itu maka
inovasi keuangan dapat diklasifikasikan: inovasi produk, inovasi pelayanan, inovasi metode,
dan proses produksi.
C. Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan bermula dari dataran Eropa yang diawali dengan bursa komoditas pada
tahun 1309. Lembaga permodal dan bank yang pertama diperkirakan muncul antara abad 15-17
di Eropa Barat dan Eropa Tengah. Di Indonesia, sejarah dan perkembangan lembaga keuangan
cuukup dinamis.Perjalanan sejarahnya dimulai sejak masa penjajahan Belanda. Daria arsip
museum BI (Museum Bank Indonesia, www.bi.go.id), bank yang pertama didirikan adalah
Bank Van Leening tahun 1746, kemudian disusul Nederlandsche Handel Maatschapij yang
berdiri tahun 1824. Kemudian setelah itu berdirilah De Javasche Bank tahun 1828,
Escomptobank tahun 1857, dan Nederlandsche Indische Handelsbank tahun 1864.
Pada awal kemerdekaan , pemerintah RI mendirikan bank-bank pemerintah seperti BNI, BRI,
BIN (Bank Industri Negara), dan Bank Tabungan Pos. Di Indonesia, lembaga keuangan lain
seperti pasar modal diawali sejak masa penjajahan Belanda (Bappepam, 2012). Meskipin
belum dengan pasar modal resmi, aktivitas jual beli saham obligasi di Indonesia sudah ada
sejak sebelum abad 19. Dengan beberapa kebijakan, pasar modal mengalami perkembangan
cukup pesat , untuk itu pemerintah memberikan legalitas pasar modal dengan menerbitkan UU
No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, selain itu diberlakukan juga sistem JATS (Jakarta
Automatic Trading System).

KEGIATAN BELAJAR 2
Klasifikasi dan Jenis Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank
A. Klasifikasi Lembaga Keuangan
1. Lembaga Keuangan Depositery
Lembaga ini sebagian besar dananya diperoleh dengan cara menghimpun dana dari
masyarakat, yang dilakukan dengan menawarkan jasa tabungan atau simpanan. Simpanan
ini dapat berupa giro, tabungan, deposito, dan simpanan-simpanan lain. Selanjutnya, dana
ini ditawarkan pada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk lain, misalnya kredit
atau untuk membeli aset keuangan lain.
2. Lembaga Keuangan Nondepository
Adalah lembaga keuangan di mana penghimpunan dana masyarakat tidak dilakukan dengan
menawarkan produk tabungan atau simpanan, melainkan dengan cara lain. Contoh
lembaganya adakah asuransi, lembaga dana pensiun, lembaga reksa dana, dan sebagainya.
B. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bank
Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1992 menurut jenis usahanya, bank diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu :
1. Bank Umum
2. Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan Kepemilikannya :
1. Bank Persero
2. Bank Umum Swasta Nasional
3. Bank Asing
4. Bank Campuran
5. Bank Pemerintah Daerah
Berdasarkan Sistem Pengnenaan Bunga :
1. Bank Konvensional
2. Bank Syariah
Menurut Transaksi Devisa :
1. Bank Devisa
2. Bank Non-Devisa
C. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Non Bank
1. Perusahaan asuransi (insurance companies)
2. Perusahaan pembiayaan (finance companies)
3. Perusahaan sekuritas (securities companies)
4. Dana pensiun (pension funds)
5. Reksa dana (mutual funds)
6. Perusahaan lindung nilai (hedge funds)
MODUL 3

BANK INDONESIA, OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK),

DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)


KEGIATAN BELAJAR 1
Bank Sentral dalam Perekonomian
A. Uang Dalam Perekonomian
1. Evolusi dan Perkembangan Uang
Uang adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai alat tukar yang diterima umum. Uang
merupakan prasarana vital dalam perekonomian. Jika tidak ada uang maka sistem
pertukaran dalam perekonomian dilakukan dengan barter, sementara barter memiliki
bebrapa kelemahan, antara lain :
a. Sangat sulit untuk menemukan partner barter yang pas
b. Dalam barter sangat sulit menentukan standar pertukaran (“harga”)
c. Dengan barter menjadikan pertukaran tidak praktis.
Pada awalnya, suatu komoditas tertentu disepakati sebagai uang, yang salah satunya adalah
logam. Selanjutnya, karena ketidakpraktisan uang logam, uang berkembang menjadi uang
kertas. Nilai uang kertas ini tidak lagi berdasarkan nilai intrinsiknya, melainkan
berdasarkan jaminan hukum.
2. Fungsi Uang
Fungsi uang dikelompokkan menjadi dua, yaitu fungsi dasar yang meliputi sebagai media
transaksi dan sebagai penyimpan nilai dan fungsi tambahan, yaitu sebagai satuan hitung,
alat pembayaran baik saat ini maupun yang akan datang, dan sebagai instrumen untuk
spekulasi.
3. Komponen Jumlah Uang Beredar
a. Uang dalam arti sempit (narrow money)
Terdiri dari uang kertas dan logam. Uang jenis ini disebut juga uang kartal, yaitu uang
yang diciptakan oleh bank sentral. Uang kartal disebut juga uang inti yang mana uang
inti ini sering diberi sombol Mo.
b. Uang dalam arti luas (broad money)
Merupakan uang yang muncul karena adanya proses perbankan. Uang ini meliputi giro
(demand deposit), tabungan, deposito (time deposit), dan alat pembayaran lain yang
mendekati uang (quasi money), seperti kartu kredit.
B. Bank Sentral dalam Perekonomian
1. Peranan Bank Sentral dalam Perekonomian
Selain menyediakan dan mengedarkan mata uang yang diperlukan untuk transaksi, ada tiga
fungsi utama lain bank sentral dalam perekonomian, yaitu :
a. Fungsi Kebijakan Moneter
b. Melakukan Pengaturan dan Pelaksanaan Sistem Pembayaran
c. Bank Sentral sebagai Banknya para Bank (bank’s of the banks)
d. Mengatur dan mengawasi perbankan
2. Kebijakan Moneter
Instrumen kebijakan moneter meliputi :
1. Operasi pasar terbuka (open market operation)
2. Fasilitas diskonto (discount facility)
3. Cadangan wajib (reserve requirement)
4. Himbauan moral (moral suasion)

KEGIATAN BELAJAR 2
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
A. Sejarah Bank Indonesia
Meskipun secara yuridis BI baru hadir tanggal 1 Juli 1953, namun perannya sudah ada sejak
zaman raja-raja Nusantara. Pada masa itu, wialayah yang dikuasai Belanda sirkulasi uangnya
diatur oleh DJB, sedangkan di wilayah yag dikuasai oleh RI, pada Oktober 1945 dibentuk
Jajasan Poesat BI (Yayasan Bank indonesia). Namun demikian, situasi perang kemerdekaan
dan terbatasnya pengakuan dunia sangat menghambat peran BNI sebagai bank sirkulasi.
Dalam perkembangannya, tahun 1959 muncul gagasan untuk membentuk bank tuggal yang
mana baru terbentuk pada tahun 1965. Dalam masa baknk tunggal terrsebut, bank pemerintah
yang ada meliputi :
a. Bank Indonesia (Bank Negara Indonesia Unit I)
b. Bank Koperasi Tani dan Nelayan (Bank Negara Indonesia Unit II)
c. Bank Negara Indonesia (Bank Negara Indonesia Unit III)
d. Bank Umum Negara (Bank Negara Indonesia Unit IV)
e. Bank Tabungan Negara (Bank Negara Indonesia Unit V)
f. Bank Dagang Negara
g. Bank Pembangunan Indonesia
Perubahan pada era deregulasi moneter dilakukan untuk menyesuaikan dengan perubahan
terhadap tata perbankan di Indonesia. Setelah era deregulasi Indonesia mengalami krisis
ekonomi yang diawali krisis moneter. Pada masa setelah kritis , terjadi perubshsn ysng
fenomenal terhadap status BI. Pada tanggal 117 Mei 1999, diundangkan UU No. 23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia. Dalam UU tersebut, posisi Bank Indonesia adalah independen.
B. Kelembagaan dan Operasional Bank Indonesia
1. Kedudukan Bank indonesia dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Kedudukan BI tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara DPR, BPR, dan MA. Dalam
hubungannya dengan pemerintah (presiden), BI tidak sama dengan Departemen. Stataus
dan kedudukan yang khusus ini diperlukan agar BI dapat melaksnakan peran dan fungsinya
sebagai Otoritas Moneter secara lebih efektif dan efisien. Dalam UU No. 3 Tahun 2004 dan
UU No. 6 tahun 2009 dinyatakan bahwa BI adalah badan hukum. Atas dasar itu, BI
mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan perarturan yang mengikat masyaraka luas,
sesuai kewenangannya.
2. Tujuan dan Sasaran Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (UU No. 3
tahun 2004 dan UU No. 6 tahun 209). Dengan misi “mencapai dan memelihara estabilan
nilai rupiah melalui kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan
untuk pembangunan nasonal jangka panjang yang berkesinambungan”. Dan bisinya adalah
“menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun
internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi
yang rendah dan stabil.”
3. Tugas Pokok Bank Indonesia
a. Menetapkan dan melaksnakan kebijakan moneter;
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
c. Mengatur dan mengawasi bank
4. Pilar 1: Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
UU No. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia, BI berwenang :
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang
ditetapkannya;
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara antar alain ;
- Operasi pasar terbuka di pasar baik rupiah maupun valuta asing
- Penetapan tingkat diskonto
- Penetapan cadangan wajib minimum
- Pengaturan kredit atau pembiayaan
5. Pilar 2: Tugas Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Bank Indonesia memilki kewenangan, yaitu ;
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran
b. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran
6. Pilar 3: Stabilitas Sistem Keuangan
Ketidakstabilan sistem keuangan dapat mengakibatkan timbulnya beberapa kondisi yang
tidak mengutungkan, misalnya :
a. Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter
menjadi tidak aktif
b. Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sebgaimana mestinya\
c. Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya akan diikuti dengan
perilaku panik para investor untuk menatrik dananya sehingga mendorong terjadinya
kesulitan likuiditas
d. Sangat tinggiya biaya penyelamatan terhadap sistem keuangan apabila terjadi krisis
yang bersifat sistematik.
7. Struktur Organisasi Bank Indonesia
Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur. Dewan Gubernur terdiri dari seorang
Gubernur, seorang Deputi Gubernur Seior, minimal 4 dan maksimal 7 Deputi Gubernur.
Dewan Gubernur tersebut, memimpin Bank Indonesia baik di pusat, daerah maupun di
kantor perwakilan Secara keseluruhan struktur organisasinya dapat dilihat pada modul
halaman 3.32.
8. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memlihara kestabilan nilai rupiah yang
salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dann stabil. Untuk mencapai tujuan
itu BI menetapkan suku bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebujakan utama untuk
memengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujua akhir pencapaian inflasi.
Perubahan BI Rate memengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku
bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.
9. Hubungan Kerja Bank Indonesia degan Pemerintah
- Bank Indonesia bertidak sebagai pemegang Kas Pemerintah
- Bank Indonesia atas nama Pemerinta dapat meenrima pnjaman luar negeri,
menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan Pemerintah
terhada pihak luar negeri.
- Pemerintah wajib meminta pendapat BI dan/atau mengundang Bapak Indonesia dalam
sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan yang
berkaitan dengan tugas BI atau masalah lain yang termasuk kewenangan BI.
- BI memberikan pendapt dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai Rancangan
APBN serta kebijakan lain yang berkaitan dengan tgas dan wewenang BI
- Dalam hal pemerintah akan menerbitkan surat-surat utang negara, Pemerintah wajib
terlebih dahulu berkonsultasi dengan BI.
- Bank Indonesia dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang negara kecuali di
pasar sekunder.
- Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah.
10. Hubungan Kerja Bank Indonesia degan Lembaga Keuangan Internasional
BI menjalin kerja sama internasional meliputi bidang-bidang :
a. Intervensi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing
b. Penyelesaian transaksi lntas negara
c. Hubungan Koresponden
d. Tukar menukar informasi mengnai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas selaku Bank
Sentral
e. Pelatihan/penelitian di bdang moneter dan sistem pembayaran.

KEGIATAN BELAJAR 3
Otoritas Jasa Keuangan
A. Latar Belakang, Tujuan, dan Sasaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
1. Latar Belakang Berdirinya OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mulai beroperasi efektif pada bulan Januari Tahun
2013. Derdirinya OJK pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari amanat UU No. 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang tertuang pada pasal 34. Semakin berkembangnya
teknologi di sektor keuangan, yang diikuti oleh berkembangnya variasi produk keuangan
menjadikan semakin kompleksnya industri keuangan, selain itu semakin mengglobalnya
pasar keuangan juga menjadikan industri keuangan menjadi sangat rentan terhadap
guncangan krisis yang bisa datang dari luar maupun dalam negeri.
2. Tujuan dan Fungsi OJK
a. Agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur,
adil, transparan, dan akuntabel
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat
B. Kelembagaan OJK
1. Hubungan Kelembagaan OJK terhadap Lembaga-lembaga Domestik
Adapun peraturan pengawasan bidang perbankan yang harus berkoordinasi dengan BI,
antara lain :
a. Kewajiban pemenuhan modal minimum bank
b. Sistem informasi perbankan yang terpadu
c. Kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing, dan
pinjaman komersial luar negeri.
d. Produk perbankan, transaksi derivatif, kegiatan usaha bank lainnya.
e. Penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank
f. Data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.
2. Hubungan Kelembagaan Internasional
Bidang dan/atau kegiatan yang dapat dikerjasamakan dalam skala internasional, antara lain:
a. Pengembangan kapasitas kelembagaan, antara lain pelatihan sumber daya manusia di
bidang pengaturan dan pengawasan Lembaga Jasa Keuangan.
b. Pertukaran informasi
c. Kerja sama dalam rangka pemeriksaan dan penyelidikan serta pencegahan kejahatan di
sektor keuangan.
C. Tugas Pokok dan Operasional OJK
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap :
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya.

KEGIATAN BELAJAR 4
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
A. Latar Belakang, Fungsi, dan Tujuan Lembaga Penjamin Simpanan
1. Latar Belakang LPS
Secara konsep, peranan industri perbankan dalam perekonomian meliputi :
a. Sebagai lembaga intermediary
b. Infrastruktur untuk membangun sistem pembayaran dan mempermudah transaksi
c. Infrastruktur kebijakan moneter
Perlu untuk memiliki sistem penjaminan simpanan bank, yang mampu menjaga
kepercayaan masyarakat (nasabah) untuk menyimpan uangnya di bank, namun tetap
mampu mendorong pengelola bank agar hati-hati dan produktif dalam mengelola dananya,
dan tidak melakukan moral hazard. Selain itu, diperlukan pula dasar pengaturan
penjaminan simpanan yang memiliki kekuatan hukum yang tinggi sehingga efektif dalam
menjamin keamanan dana masyarakat yang disimpan di bank. Kebutuhan tersebutlah yang
mendorong munculnya LPS yang dijamin dengan UU No. 24 Tahun 2004 tentang LPS.
2. Tujuan dan Fungsi LPS
Tujuan dibentuknya LPS, yaitu :
a. Untuk membangunsistem perbankan yang sehat dan stabil
b. Menyempurnakan sistem dan program pinjaman nasabah bank
c. Membentuk lembaga yang independen
Atas dasar tujuan tersebut, LPS memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Menjamin simpanan nasabah penyimpan
b. Ikut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya.
B. Kelembagaan dan Operasional LPS
1. Struktur Kelembagaan LPS
Sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2004 tentang LPS, secara kelembagaan LPS merupakan
lembaga independen yang bertanggung jawab kepada Presiden. Dalam pasal 62, disebutkan
bahwa organisasi LPS terdiri atas Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif. Dewan
Komisioner merupakan pimpinan LPS. Kepemimpinan LPS bersifat kolegial, di mana
Dewan Komisioner terdiri dari banyak person (6 person) dan merupakan puncak
kepemimpinan tertinggi. Sesuai peraturan, keputusan Dewan Komisioner diputuskan secara
bersama.
2. Operasional LPS
Untuk melakukan operasionalnya, LPS diberikan modal awal oleh Pemerintah melalui
APBN. Sesuai pasal 811 UU No. 24 Tahun 2004, ditetapkan bahwa modal awal LPS
ditetapkan sekurang-kurangnya enpat triliun dan sebesar-besarnya delapan triliun rupiah.
Selain modal awal, LPS berhak menerima iuran kepesertaan bank-bank peserta LPS dan
menerima premi atas simpanan yang dijaminkan. Secara operasional, prinsip penjaminan
LPS adalah semacam asuransi simpanan, dan oleh karena itu bank peserta LPS wajib
membayar premi atas simpanan yang dijaminkan.
C. Penanganan Bank Gagal oleh LPS
Ketentuan tentang status bank gagal adalah keweangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bila OK sudah menentukan bahwa Bank X merupakan bank bermasalah maka selanjutnya OJK
akan memberitahukan kepada LPS tentang gagal tersebut.
Untuk bank gagal yang harus dilikuidasi, dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bnk gagal yang
berdampak sistemayik dan bank gagal yang tidak berdampak sistematik.
MODUL 4

MANAJEMEN BANK UMUM, MANAJEMEN BANK SYARIAH

DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)


KEGIATAN BELAJAR 1
Manajemen Bank Umum
A. Penegrtian Bank Umum
Sesuai UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dalam UU No. 10
Tahun 1998, pengertian bak umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Dalam UU tersebut juga diatur pola kegiatan usaha bank umum,
yaitu :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, setrifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
2. Memberikan kredit
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya.
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek
atau sarana lainnya
7. Dan sebagainya.
B. Penghimpunan Dana Bank Umum
Secara teori (Saunders, 2011) sumber-sumber penghimpunan dana bank meliputi :
1. Giro
2. Tabungan
3. Deposito berjangka
4. Sertifikat deposito
5. Surat berharga yang diterbitkan
6. Pinjaman
7. Modal sendiri
C. Penggunaan Dana Bank Umum
1. Cadangan (reserve)
Cadangan primer ditujukan untuk memenuhi cadangan minimum yang diwajibkan oleh
bank sentral. Selain itu, cadangan primer juga ditujukan untuk memenuhi keperluan operasi
bank sehari-hari termasuk untuk memnuhi penarikan simpanan dan permintaan kredit.
Cadangan sekunder ditujukan untuk memenuhi keperluan likuiditas dalam jangka kurang
dari setahun, dan sebagai tambahan apabila cadangan primer tidak mencukupi.
2. Kredit yang disalurkan (loan)
Pemberian kredit merupakan aspek utama dalam penggunaan dana bank. Untuk
mengefektifkan fungsi bank dalam intermediasi dana, pemberian kredit ini diatur oleh Bank
Indonesia berupa standar minimum LDR (Loan Deposit Ratio)¸yaitu rasio antara kredit
dengan dana pihak ketiga.
3. Investasi (Investment)
Penggunaan dana untuk investasi adalah berupa penanaman dana dalam bentuk surat
berharga yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan
D. Jasa-jasa Bank Umum
1. Kliring
2. Inkasi
3. Letter of Credit (L/C)
4. Bank Garansi
5. Transfer
E. Teknologi Informasi dan Penerapan Manajemen Risiko di Bank Umum
Seiring perkembangan teknologi, jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank umum saat ini banyak
yang berbasis digital atau pun didukung oleh teknologi internet dan ICT. Oleh karena maraknya
penggunaan ITC dalam layanan operasional perbankan maka OJK mengeluarkan regulasi yang
mengatur bagaimana penerapan manajemen risiko dalam penggunaan ICT.
F. Manajemen Aktiva-Pasiva
Merupakan inti dari manajemen bank umum. ALM pada dasarnya merupakan proses
perencanaan dan pengawasan suatu bank yang dilakukan secara terkoordinir dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi operasional bank, baik faktor eksternal
maupun faktor internal. ALM dapat juga diartikan sebagai koordinasi hubungan timbal balik
yang dilakukan secara terpadu antara kedua sisi neraca bank berdasarkan keputusan dan
rencana jangka pendek (Siamat, 2005).
G. Manajemen Likuiditas
Manajemen likuiditas merupakan hal yang cukup kompleks. Suatu bank dianggap likuid bila :
1. Memiliki sejumlah likuiditas sesuai (minimal sama) dengan jumlah kebutuhan likuiditasnya
2. Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhannya, tetapi mempunyai surat-surat berharga yang
segera dapat dialihkan menjadi kas
3. Mempunyai kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan uang.

KEGIATAN BELAJAR 2
Manajemen Bank Syariah
A. Konsep Dasar Sistem Syariah
Perbankan syariah pada dasarnya adalah sistem perbankan yang dalam usahanya didasarkan
pada prinsip-prinsip hukum atau syariah Islam dengan mengacu pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Prinsip dari sitem yang sesuai dengan syariah Islam adalah beroperasi mengikuti ketentuan-
ketentuan syariat Islam khususnya yang menyangkut dengan tata cara bermuamalat.
Berdasarkan konsep syariah tersebut, selanjutnya muncul konsep hubungan ekonomi secara
syariah atau aqad. Terdapat lima konsep dasar aqad, yaitu :
a. Prinsip simpanan murni (al-wadi’ah)
b. Prinsip bagi hasil (syirkah)
c. Prinsip jual beli (at-Tijarah)
d. Prinsip sewa (al-Ijarah)
e. Prinsip jasa (al-Ajr walumullah)
B. Pengaturan Operasional Bank Syariah di Indonesia
Secara legal, operasional bank syariah di Indonesia mulai diatur sejak diberlakukanya UU No.
10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Ketentuan tersebut muncul dalam bentuk definisi bank
umum, definisi BPR, dan definisi tentang prinsip syariah. Dalam UU No. 10 Tahun 1198
tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Definisi bank umum adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
C. Produk Bank Syariah di Indonesia
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Giro berdasarkan prinsip al-wadi’ah
b. Tabungan berdasarkan prinsip al-wadi’ah dan al-mudharabah
c. Deposito berjangka dengan prinsip al-mudharabah
2. Produk Penyaluran Dana
a. Prinsip jual beli
b. Prinsip sewa
c. Prinsip bagi hasil
d. Prinsip pinjam berdasarkan akad al-qard
3. Produk Jasa
a. Al-Wakalah
b. Al-Hawalah
c. Al-Kafalah
d. Al-Rahn

KEGIATAN BELAJAR 3
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
A. Sejarah Perkembangan BPR di Indonesia
Landasan Hukum BPR adalah UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan UU No.10/1998. Dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah Bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR telah ada di
Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka tahun 1945. Keberadaan BPR berawal dari
keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat
pelepas uang (rentenir) yang memberikan kredit dengan bunga tinggi. Pendirian BPR ini sudah
dimulai sejak abad kesembilanbelas. Saat itu sumber pendanaan untuk memperoleh pinjaman
di desa hanyalah rentenir yang menerapkan bunga tinggi bahkan mencapai 100 – 200 persen
per tahun. Karena kondisi ini muncul gagasan untuk untuk mendirikan Lembaga Perkreditan
Rakyat (LPR). Ide mendirikan LPR ini muncul pada akhir abad ke-19.
B. Kegiatan Operasional BPR dan BPRS
1. Kegiatan Usaha BPR dan BPRS
Kegiatan operasional BPR meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
b. Memberikan kredit
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
Kegiatam operasional BPRS, antara lain :
a. Menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan investasi
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat
c. Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan
d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah
e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya.
2. Pengaturan Operasional BPR dan BPRS
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam operasionalnya diatur dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 8/26/PBI/2006. Setelah ada OJK pengaturan operasional BPR diatur dengan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.20/POJK.033/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat.
Sesuai POJK tersebut, diatur bebrapa hal, antara lain :
1. Bentuk Badan Usaha
a. Perseroan Terbatas
b. Koperasi
c. Perusahaan Daerah
2. Kepemilikan
a. Warga Negara Indonesia
b. Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia
c. Pemerintah Daerah
3. Permodalan
a. Modal disetor untuk mendirikan BPR ditetapkan paling sedikit sebesar :
b. Empat belas miliar rupiah, bagi BPR yang didirikan di zona I
c. Delapan miliar rupiah, bagi BPR yang didirikan di zona II
d. Enam miliar rupiah, bagi BPR yang didirikan di zona III
e. Empat miliar rupiah, bagi BPR yang didirikan di zona IV
4. Dengan pertimbangan tertentu, OJK berwenang menetapkan jumlah modal disetor di
atas jumlah tersebut.
5. Pembagian zona ditentukan berdasarkan potensi ekonomi wilayah dan tingkat
persaingan lembaga keuangan di wilayah kabupaten atau kota yang bersangkutan.
6. Paling sedikit 50% dari modal disetor BPR, wajib digunakan untuk modal kerja.
Sedangkan, untuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kegiatan teknis operasionalnya diatur
dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 3/PJOK.03/2016 tentang BPRS. Beberapa
hal teknis operasional yang diatur oleh Peraturan OJK tersebut antara lain :
1. Bentuk Badan Usaha
Bentuk badan hukum BPRS adalah perseroan terbatas.
2. Kepemilikan
a. WNI dan/atau badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya WNI
b. Pemerintah Daerah
c. Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksdu dalam poin 1 dan 2.
3. Permodalan
a. Modal disetor BPRS paling kurang sebesar :
1. Dua belas miliar rupiah, untuk BPRS yang didirikan di zona I
2. Tujuh miliar rupiah, untuk BPRS yang didirikan di zona II
3. Lima miliar rupiah, untuk BPRS yang didirikan di zona III
4. Tiga miliar lima ratus juta rupiah, untuk BPRS yang didirikan di zona IV
b. Dengan pertimbangan tertentu, OJK berwenang menetapkan jumlah modal disetor
BPRS lebih tinggi daripada jumlah modal disetor pada poin a.

MODUL 5

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK


KEGIATAN BELAJAR 1
Kesehatan Bank
A. Pengertian Kesehatan Bank
Suatu bank dikatakan sehat apabila mampu menjalankan fungsinya dengan optimal, baik dalam
hal intermediary (menghimpun dan menyalurkan dana) maupun dalam hal pemberian jasa
layanan perbankan. Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Kesehatan Bank
mencakup beberapa aspek, antara lain: kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.
Dalam Peraturan OJK No. 4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum, tingkat
kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja
bank. Cakupan penilaiannya adalah sebagai berikut :
1. Profil risiko (risk profile) merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas
penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8 risiko,
yaitu :
a. Risiko kredit
b. Risiko pasar
c. Risiko likuiditas
d. Risiko operasional
e. Risiko hukum
f. Risiko stratejik
g. Risiko kepatuhan
h. Risiko reputasi
2. Good Corporate Governance (GCG) merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG
3. Rentabilitas (earnings) adalah penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber
earnings, dan sustainability earning bank.
4. Permodalan (capitl) merupakan penilaian terhadap tingkat kecukupan dan pengelolaan
pendanaan.
B. Perlunya Kesehatan Bank
Atas dasar konsep OJK maka 2 dua kepentingan mengapa kesehatan bank perlu dijaga, yaitu :
a. Menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank;
b. Sebagai indikator bagi OJK sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan
evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank serta menentukan tindak
lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan bank, baik berupa corrective action
oleh bank maupun supervisory action
C. Pengaturan Kesehatan Bank di Indonesia
Dasar pengaturan kesehatan bank adalah UU No. 7 Tahun 1992 yang diperbarui dengan UU
No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Pengaturan tentang kesehatan perbankan dalam UU ini
tertuang dalam pasal 29 ayat 2.
Selanjutnya peraturan tersebut diturunkan dalam peraturan teknis berupa peraturan BI, yaitu
PBI No. 6/10PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Setelah berdirinya OJK, peraturan BI tersebut digantikan oleh Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kesehatan Bank Bank Umum. Dengan
adanya peraturan ini makan peraturan BI dicabut namun ada beberapa hal yang sama dengan
aturan yang baru artinya aturan yang lama tetapi tidak bertentangan dengan yang baru tetap
berlaku.
1. Pokok-pokok Penilaian Kesehatan Bank
1. Bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank baik secara individual maupun
konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko.
2. Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank terdiri dari :
a. Profil Risiko (risk profile)
Dapat diukur dengan 8 jenis risiko, yaitu :
▪ Risiko kredit
▪ Risiko pasar
▪ Risiko operasional
▪ Risiko likuiditas
▪ Risiko hukum
▪ Risiko stratejik
▪ Risiko kepatuhan
▪ Risiko reputasi
b. Good Corporate Governance (GCG)
c. Rentabilitas (earnings)
d. Permodalan (capital)
3. Bank wajib melakukan penilaian sendiri tingkat kesehatan bank
4. Periode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan paling kurang setiap semester
5. Apabila hasil dari identifikasi dan penilaian Bank Indonesia ditemukan permasalahan
atau pelanggaran yang secara signifikan mempengaruhi operasional dan/atau
kelangsungan usaha bank.
2. Parameter dan Indikator Penilaian Kesehatan Bank
Parameter/Indikator Penilaian Risiko Kredit
A. Risiko Inheren
1. Komposisi Portofolio Aset dan Tingkat Konsentrasi, terdiri dari
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑟 𝐴𝑘𝑢𝑛 𝑁𝑒𝑟𝑎𝑐𝑎
a. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡𝑢𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑖
b. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑆𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖
c.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑃𝑜𝑟𝑡𝑜𝑓𝑜𝑙𝑖𝑜
d. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

2. Kualitas Penyediaan Dana dan Kecukupan Pencadangan, terdiri dari.


𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑅𝐴 𝐾𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
a. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑅𝐴 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
b. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑅𝐴
𝐴𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝐴𝑙𝑖ℎ
c. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐾𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
d. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
e. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑖 𝐶𝐾𝑃𝑁 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
f. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑖 𝐶𝐾𝑃𝑁 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝐶𝐾𝑃𝑁 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
g. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

3. Strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana


a. Proses penyediaan dana, tingkat kompetisi, dan tingkat pertumbuhan aset
b. Strategi dan produk baru
c. Signifikan penyediaan dana yang dilakukan oleh bank secara tidak langsung
4. Faktor Eksternal
Perubahan kondisi ekonomi, perubahan teknologi, ataupun regulasi yang
memengaruhi tingkat suku bunga, nilai tukar, siklus usaha debitur, dan berdampak
pada kemampuan debitur untuk membayar kembali pinjamannya.
B. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
1. Tata kelola Risiko
2. Kerangka Manajemen Risiko
3. Proses Manajemen Risiko
4. Sistem Pengendalian Risiko

KEGIATAN BELAJAR 2
Rahasia Bank
A. Pengertian dan Tujuan Penerapan Rahasia Bank
Menurut Perarturan Bank Indonesia No. 2/19/PBI/2000, rahasia bank adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanan nasabah.
Dalam hal ini, rahasia bank tidak menyangkut rahasia keuangan nasabah secara menyeluruh,
tetapi terbatas pada informasi tentang nasabah penyimpan dan simpanan nasabah.
Faktor yang sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan nasabah deposan terhadap suatu bank
adalah sebagai berikut :
a. Integritas pengurus
b. Pengetahuan dan kemampuan pengurus
c. Kesehatan bank yang bersangkutan
d. Kepatuhan bank terhadap kewajiban rahasia bank
Alasan terkait diperlukannya rahasia bank adalah agar bank melindungi informasi atas kondisi
finansial nasabah dari pihak-pihak lain di luar bank. Bagi nasabah deposan, rahasia informasi
finansial atas dirinya ini menjadi penting karena sangat memungkinkan munculnya pihak-pihak
lain yang bisa merugikan dan mengganggu keamanan maupun kenyamannya. Maka dari itu,
bagi suatu perekonomian, dalam kerangka memobilisasi tabungan, penerapan rahasia bank
menjadi penting. Selain iu, untuk menjaga stabilitas ekonomi, dan khususnya stabilitas
moneter, yang bisa terganggu karena runtuhnya kepercayaan masyarakat deposan, rahasia bank
merupakan faktor penting. Sebagaimana menurut Kasmir, dikarenakan kegiatan dunia
perbankan mengelola uang masyarakat, maka bank wajib menjaga kepercayaan yang diberikan
masyarakat. Bank wajib menjaga keamanan uang tersebut agar benar-benar aman.
B. Dasar Hukum Pengaturan dan Pengecualian Rahasia Bank di Indonesia
1. Pengaturan Rahasi Bank
Pengaturan dan dasar hukum rahasia bank di Indonesia di Indonesia adalah Undang-Undan
No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 10
Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut, rahasia bank diatur dalam satu bab, yaitu
bab VII dan tentang beberapa pasal 40 sampai 45.
2. Pengecualian Pengaturan Rahasia Bank
Dari peraturan tentang rahasia bank, ditetapkan pula beberapa pengecualian. Pengecualian
tersebut meliputi :
a. Kepentingan perpajakan
Berkaitan dengan perpajakan bank tidak lagi diwajibkan melindungi rahasia
nasabahnya. Hal ini diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 41 ayat 1.
b. Penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara.
Dalam hal penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan
Piutang dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara. Hal ini diatur dalam UU
No. 10 Tahun 1998 Pasal 41A ayat 1.
c. Untuk Kepentingan Peradilan
Dalam peradilan perkara pidana bank juga wajib memberi keterangan tentang simpanan
nasabah yang menjadi tersangka. Hal ini diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 42
ayat 1.
d. Perakara perdata antara bank dengan nasabahnya.
Apabila antara bank dan nasabahnya terjadi perkara perdata, maka bank juga bisa
memberikan informasi tentang keadaan keuangan nasabah kepada pengadilan. Hal ini
diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 43
e. Atas permintaaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah penyimpan.
Bank dapat membuka informasi tentang simpanan nasabah penyimpan apabila ada
permintaan, persetujuan, atau kuasa nasabah penyimpan. Hal ini diatur dalam UU No.
10 Tahun 1998 Pasal 44A ayat 1.
f. Nasabah penyimpan meninggal dunia.
Bank diwajibkan membuka informasi tentang simpanan nasabah, apabila nasabah
penyimpan meninggal dunia. Informasi ini wajib diberikan pada ahli warisnya yang
syah. Hal ini diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 44A ayat 2.
MODUL 6

LEMBAGA PEMBIAYAAN
KEGIATAN BELAJAR 1
Perusahaan Pembiayaan (Financing)
A. Pendahuluan
Penyelenggaraan perusahaan pembiayaan di Indonesia diatur dengan Peraturan OJK No.
29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaran Usaha Perusahaan Pembiayaan.
1. Pengertian
Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang dan/atau jasa. Pengadaan barang dan jasa ini bersifat pembiayaan barang
modal maupun pembiayaan barang konsumsi. Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan
meliputi :
a. Pembiayaan investasi
b. Pembiayaan modal kerja
c. Pembiayaan multiguna
d. Kegiatan usaha pembiayaan lain berdasarkan persetujuan OJK
2. Fungsi dan Peranan
Fungsi utama dari perusahaan pembiayaan adalah memberikan pinjaman pembiayaan
baik pada sektor perorangan maupun non perorangan. Beberapa jenis pinjaman yang
diberikan oleh bank, seperti pinjaman untuk membeli kendaraan.
Salah satu peranan penting perusahaan dalam erekonomian adalah perannya dalam
pendistribusian dan pengalokasian sumber daya keuangan kepada pelaku usaha dan
masyarakat Indonesia. Selain berperan sebagai lembaga penyalur dana, perusahaan
pembiayaan juga dapat berperan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
B. Penyelenggaraan Perusahaan Pembiayaan di Indonesia
1. Operasional Perusahaan Pembiayaan
Pembiayaan investasi harus dilakukan dengan cara khusus, seperti :
a. Sewa pembiayaan (finance lease)
b. Jual dan sewa balik (sale and leaseback)
c. Anjak piutang dengan pemberian jaminan dari penjual piutang
d. Pembelian dengan pembayaran secara angsuran
e. Pembiayaan proyek
f. Pembiayaan infrastruktur
Sedangkan untuk pembiayan modal kerja harus dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Jual dan sewa-balik (sale and leaseback)
b. Anjak piutang dengan pemberian jaminan dan/atau anjak pitang tanpa pemberian
jaminan dari penjual piutang
c. Fasilitas modal usaha
Pembiayaan multiguna wajib dilakukan dengan cara :
a. Sewa pembiayaan (finance lease)
b. Pembelian dengan pembayaran secara angsuran
2. Pendanaan dan Kerja Sama Pembiayaan
Perusahaan pembiayaan merupakan salah satu bentuk dari lembaga keuangan non bank.
Sumber pendanaan utama perusahaan pembiayaan yang berbadan hukum PT adalah modal
disetor dan ekuitas untuk yang berbadan hukum koperasi adalah simpanan pokok dan
simpanan wajib. Sumber pendanaan lain :
a. Pinjaman dari bank, industri keuangan non bank, dan/atau badan usaha lain.
b. Penerbitan obligasi
c. Penerbitan medium term notes
d. Pinjaman subordinasi
e. Penambahan modal disetor termasuk melalui penawaran umum saham
f. Sekuritas aset
C. Perkembangan Perusahaan Pembiayaan Indonesia
Pada tahun 2017, terjadi perkembangan yang cukup menarik. Jumlah perusahaan pembiayaan
dan modal ventura justru mengalami penurunan menjadi 193 dan 67 perusahaan. Sementara
jumlah perusahaan pembiayaan infrastruktur tetap sebanyak 2 perusahaan.
Dari sisi pembiayaan, pada tahun 2013, lembaga pembiayaan menyalurkan pembiayaan sebesar
Rp. 348,03 triliun. Kemudian pada tahun 2017 nilai piutang (penyaluran dana) perusahaan
pembiayaan sebesar Rp. 429,54 triliun. Jika angka ini dibandingkan dengan penyaluran
pembiayaan pada tahun 2013, terjadi kenaikan 23,4% selama 4 tahun atau tumbuh 5,9% per
tahun.

KEGIATAN BELAJAR 2
Sewa Guna Usaha (Leasing)
A. Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)
Terdapat beberapa pengertian tentang sewa guna usaha atau leasing. Beberapa pengertian
tersebut muncul dalam beberapa aturan sebagai berikut :
1) Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan No. Kep-22/MK/IV/2/1974, Menteri
Perdagangan No. 2/M/SK/2/1974, dan Menteri Perindustrian No. 30/PKB/1974 tanggal 7
Februari 1974.
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-
barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan pilihan (opsi) bagi
yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang
telah disepakati bersama.
2) Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna
Usaha (Leasing).
Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik
secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa
hak opsi (operating leese) untuk digunakan oleh leesee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembiayaan secara berkala.
3) Peraturan Presiden RI No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan
Sea guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi maupun sewa guna usaha tanpa hak
opsi (operating lesse) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lesse) sela jangkawaktu
tertentu berdasartkan pembayaran secara angsuran.
4) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Pembiayaan.
Sewa pembiayaan (finance lease) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
harga oleh perusahaan pembiayaan untuk digunakan debitur selama jangka waktu tertentu
yang mengalihkan secara substansial manfaat dan risiko atas barang yang dibiayai. Jual dan
sewa balik (sale and leaseback) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penjualan suatu
barang oleh debitur kepada perusahaan pembiayaan yang disertai dengan menyewa-
pembiayaan-kan kembali barang tersebut kepada debitur yang sama.
5) International Finance Corporation World Bank Group
Pertjanjian atau kontrak antara dua pihak, satu pihak (lessor) menyediakan aset untuk
dipakai oleh pihak lain (lessee) dalam jangka waktu tertentu sebagai imbalan atas
pembayaran sejumlah tertentu.
B. Sejarah Perkembangan Leasing di Indonesia
Jenis pembiayaan ini telah berkembang pesat di banyak negara karena memberikan keuntungan
bagi banyak pihak. Di Amerika Serikat, bentuk pembiayan dengan menggunakan leasing telah
dilakukan di tahun 1700-an. Sementara di Indonesia, jenis pembiayaan ini masih tergolong
baru dibanding lembaga keuangan perbankan.
Pemakai jasa kegiatan leasing di Indonesia sebagian besar adalah perusahaan swasta non
keuangan dan instansi pemerintah. Lessee lainnya adalah lembaga keuangan dan perorangan.
Banyaknya lessee dari perusahaan swasta non keuangan dan instansi pemerintah karena
pembiayaan leasing memang lebih diperuntukkan bagi industri yang bergerak di sektor riil,
bukan sektor jasa keuangan atau perorangan.
C. Pihak yang Terkait dalam Transaksi Leasing
Terdapat lima pihak yang terkait dalam transaksi leasing, yakni :
1) Lessor
Adalah perusahaan sewa guna usaha yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri
Keuangan dan memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal.
Menurut Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, saham
perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha yang berbentuk perseroan
terbatas yang dimiliki oleh :
a. WNI dan/atau Badan Hukum Indonesia
b. Badan Usaha Asing dan WNI atau Badan Hukum Indonesiadengan ketentuan
kpemilikan saham Badan Usaha Asing paling besar adalah 85 persen dari modal
disetor.
2) Lessee
Merupakan perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan
pembiayaan dari lessor.
3) Supplier (pemasok)
Yaitu pihak yang menyediakan barang modal yang disewakan untuk digunakan oleh lesse.
Barang modal tersebut dibayar secara tunai oleh lessor.
4) Bank
Keterlibatan bank dalam transaksi leasing adalah ketika lessor atau supplier menggunakan
dana yang berasal dari bank dalam penyediaan barang modal.
5) Asuransi
Asuransi dilibatkan untuk menghindari risiko kerugian yang besar dalam transaksi leasing.
Biaya asuransi pada umumnya ditanggung oleh lesse karena lessee yang memahami seluk-
beluk barang modal yang digunakan.
Dalam transaksis leasing, pihak-pihak yang terlibat wajib diikat dalam perjanjian sewa guna
usaha (lease agreement). Pada umunya barang modal yang disewakan berupa kendaraan
bermotor, komputer, pabrik, dan mesin-mesin.
D. Penggolongan Perusahaan Leasing
Perusahaan leasing dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Independent Leasing Company
Perusahaan leasing ini berdiri sendiri, terpisah dari supplier. Perusahaan memiliki
kebebasan untuk menggunakan lebih dari satu pemasok (supplier) dalam memenuhi
permintaan lessee.
2. Capital Lessor
Capital lessor sering juga disebut dengan two party lessor dengan pihak pertama adalah
supplier dan anak perusahaannya (perusahaan leasing/subsidiary), dan pihak kedua adalah
lessee.
3. Lease Broker atau Packager
Lease broker merupakan pihak perantara yang menghubungkan lessor dengan lessee. Lease
broker tidak memiliki barang modal untuk disewakan. Perusahaan ini menawarkan jasa
tertentu dalam usaha leasing sesuai dengan kebutuhan lessor dan lessee.
E. Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing
Perjanjian wajib yang diikat dalam transaksi leasing, yaitu :
1. Jenis transaksi sewa guna usaha
2. Nama dan alamat masing-masing pihak
3. Nama, jenis, tipe, dan lokasi penggunaan barang modal
4. Harga perolehan, nilai pembiayaan, pembayaran sewa guna usaha, angsuran pokok
pembiayaan, imbalan jasa sea guna usaha, dan sebagainya.
5. Masa sewa guna usaha
6. Ketentuan mengenai pengakhiran transaksi sewa guna usaha yang dipercepat dan penetapan
kerugian yang harus ditanggung lesee dalam hal barang modal yang disewa-guna-usahakan
dengan hak opsi hilang, rusak, atau tidak berfungsi karena sebab apa pun.
7. Opsi bagi penyewa guna usaha dalam hal transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi.
8. Tanggung jawab para pihak atas barang modal yang disewa-guna-usahakan.
F. Teknik-Teknik Pembiayaan Leasing
1. Finance Lease
Dalam teknik pembiayaan ini, lessee terlebih dahulu akan memilih barang modal yang
dibutuhkan termasuk merundingkan harga beli, jaminan, purnajual, dan kondisi-kondisi
lainnya.
Bentuk transaksi dalam finance lease dapat dibedakan menjadi :
a. Direct Finance Lease
b. Sale and Lease Back
c. Leveraged Lease
d. Syndicated Lease
2. Operating Lease
Dalam hal ini, lessor secara sengaja membeli barang modal yang kemudian disewakan pada
lessee. Dalam operating lease jumlah pembayaran berkala (angsuran) yang dilakukan
lessee tidak mencakup (menutupi) jumlah biaya yang dikeluarkan lessor untuk memperoleh
barang modal ditambah biaya bunganya.
G. Kelebihan Leasing
Kelebihan leasing dibandingkan dengan sumber pembiayaan lainnya adalah sebagai berikut :
1) Pembiayaan penuh
Leasing dilakukan tanpa harus menyediakan uang maka dan pembiayaan dilakukan sampai
100 persen (full pay out).
2) Fleksibilitas
Pihak lessee dapat memilih skema pembayaran angsuran yang menguntungkan baginya.
3) Penghematan modal
Leasing memungkinkan lessee untuk menghemat modal kerja sehingga kelebihan modal
kerja yang ada dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain.
4) Off Balance Sheet
Tidak ada ketentuan yang mengharuskan untuk mencantumkan transaksi leasing dalam
neraca perusahaan. Untuk itu, prosedur pembelian aset tidak perlu dipenuhi secara
terperinci.
5) Diversifikasi pembiayaan
Lessee memiliki alternatif sumber pembiayaan selain bank. Walaupun suatu perusahaan
telah memperoleh kredit dari bank, masih dimungkinkan memperoleh pembiayaan lain dari
leasing tanpa mengganggu kredit yang telah diperoleh.
6) Lebih murah
Pembiayaan barang modal melalui metode leasing lebih murah dibandingkan dengan kredit
bank berdasarkan perhitungan present value. Di samping itu, transaksi leasing bebas beban
pajak dan biaya penyusutan (depresiasi).
7) Perlindungan akibat kemajuan teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang
disewa mengalami ketinggalan model atau sistem sebagai dampak pesatnya teknologi.
8) Proteksi inflasi
Leasing dapat memberikan proteksi terhadap inflasi khususnya apabila leasing berdasarkan
tarif suku bunga tetap.
H. Metode Pembayaran dan Fleksibilitas Leasing
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pembayaran leasing yang berhubungan dengan
jumlah pembayaran angsuran dan beban bunga pinjamannya, yaitu :
1. Payment in advance
Pembayaran dengan metode ini dilakukan di awal masa sewa. Jumlah yang dibayarkan di
awal masa sewa adalah jumlah amortisasi dari saldo pokok belum termasuk perhitungan
bunga.
2. Payment in arrears
Yakni pembayaran yang dilakukan pada akhir masa sea. Jumlah pembayaran sewa guna
usaha setiap periode dipengaruhi oleh :
a. Nilai barang modal
b. Simpanan Pinjaman
c. Nilai Sisa
d. Jangka Waktu
e. Tingkat Bunga

KEGIATAN BELAJAR 3
Modal Ventura
A. Pengertian dan Perkembangan Modal Ventura
1. Pengertian Modal Ventura
Menurut Keputusan Presiden RI No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, yakni
modal ventura adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
(investee company) untuk jangka waktu tertentu.
2. Perkembangan Modal Ventura di Indonesia
Statistik OJK mencatat, tahun 2013 terdapat 78 perusahaan modal ventura di Indonesia
yang terdiri dari perusahaan swasta nasional, perusahaan patungan, dan perusahaan daerah.
Namun, pada tahun 2015 jumlah perusahaan justru menurun menjadi 6,5 dan pada tahun
2017 meningkat lagi menjadi 67 perusahaan.
3. Kelembagaan Modal Ventura
Peraturan OJK No. 34/POJK.05/2015 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Perusahaan Modal Ventura, bentuk badan usaha perusahaan modal ventura adalah :
a. Perseroan Terbatas
b. Koperasi
c. Perseroan Komanditer
B. Konsep dan Jenis Modal Ventura
1. Konsep Modal Ventura
Dalam mekanisme modal ventura terdapat tiga pihak yang terkait, yaitu :
a. Pemilik modal
b. Profesional
c. Perusahaan yang membutuhkan dana atau modal
2. Jenis Modal Ventura
a. Single tier approach
b. Two tier approach
Sementara, atas dasar kepemilikannya, perusahaan modal ventura dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut :
a. Private veture-capital company
b. Public venture-capital company
c. Bak affiliate venture-capital company
d. Conglomerate venture-capital company
C. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura
Tujuan modal ventura :
1. Memberikan kemudahan dan kemungkinan bagi pendirian suatu perusahaan baru
2. Mmebantu pembiayaan bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana
3. Mmebantu perusahaan ketika perusahaan berada dalah tahap pengembangan produk baru
4. Membantu penciptaan produk baru
5. Memperlancar mekanisme investasi di dalam dan luar negeri
6. Mendorong pengembangan proyek riset dan pengembangan
7. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan
Manfaat modal ventura sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan pasangan usaha adalah :
1. Kemungkinan berhasilnya sebuah usaha menjadi lebih besar
2. Meningkatkan efisiensi pendistribusian produk
3. Meningkatnya kemungkinan untuk memperoleh pinjaman melalui bank
4. Meningkatkan kemampuan memperoleh keuntungan
5. Meningkatkan likuiditas
D. Karakteristik Modal Ventura
1. Pada dasarnya pembiayan yang diberikan oleh perusahaan modal ventura kepada
perusahaan pasangan usaha tidak melalui skema kredit, tetapi melalui penyertaan modal.
2. Investasi jangka panjang
3. Pembiayaan yang bersifat risk capital
4. Bersifat aktif
5. Bersifat sementara
6. Keuntungan berupa capital gain atau dividen.
E. Sumber Dana dan Pembiayaan Modal Ventura
Sumber dana modal ventura adalah :
1. Investor perorangan
2. Investor lembaga
3. Perusahaan asuransi dan dana pensiun
4. Perbankan
5. Lembaga keuangan internasional
Kemudian, pembiayaan perusahaan modal ventura dapat dilakukan melalui :
1. Penyertaan langsung
2. Semi equity financing
3. Pembiayaan bagi hasil

KEGIATAN BELAJAR 4
Kartu Plastik (Plastic Card)
A. Pendahuluan
1. Pengertian
Kartu plastik merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan.
Sebagai alat pembayaran maka keberadaan dan operasional kartu plastik diatur oleh Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral yang dikenal dengan istilah Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu (APMK). Sesuai peraturan BI, alat pembayaran dalam bentuk kartu
berupa kartu kredit, kartu Automatic Teller Machine (ATM), dan kartu debit.
2. Perkembangan Kartu Plastik di Indonesia
Di Indonesia, istilah kartu plastik identik dengan kartu kredit walaupun kartu plastik tidak
selalu merupakan kartu kredit. Kartu kredit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada
tahun 1980-an oleh Bank Duta yang bekerja sama dengan prinsipal VISA dan Mastecard
Internasional.
B. Jenis Kartu Plastik
Berdasarkan jenis penggunaanya, kartu plastik dapat dibedakan menjadi :
1. Kartu kredit (Credit Card)
2. Charge Card
3. Debit Card
4. Cash Credit
C. Kartu Kredit
1. Konsep Kartu Kredit
Terdapat beberapa pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kartu kredit, yaitu sebagai
berikut :
a. The processor
b. Issuer card
c. Acquirer
d. Cardholder
e. Merchant
2. Mekanisme Transaksi Kartu Kredit
Mekanisme penggunaan kartu kredit dengan menggunakan chip adalah sebagai berikut :
a. Pemegang kartu menyerahkan kartu kredit ke kasir.
b. Setelah proses verifikasi selesai, mesin EDC yang telah dilengkapi chip akan
mengeluarkan bukti transaksi yang akan ditandatangani oleh pemegang kartu yang
melakukan transaksi.
c. Transaksi selesai

KEGIATAN BELAJAR 5
Anjak Piutang (Factoring)
A. Pendahuluan
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, anjak
piutang (factoring with recourse) adalah kegiatan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang
tersebut. Anjak piutang dibedakan menjadi dua, yaitu anjak piutang dengan pemberian jaminan
dari penjual piutang (factoring with recourse) dan anjak piutang tanpa pemberian jaminan dari
penjual piutang (factoring without recourse).
B. Operasional Anjak Piutang
Operasional anjak piutang melibatkan 3 pihak, yaitu :
1. Perusahaan anjak piutang
2. Perusahaan klien (supplier)
3. Nasabah/debitur (customer)
Mekanisme transaksi dengan anjak piutang adalah :
1. Transaksi penjualan secara kredit antara penjual (klien) dengan pembeli (nasabah)
2. Pihak penjual kemudian mengalihkan piutang pada perusahaan anjak piutang
3. Pada saat jatuh tempo, pihak perusahaan anjak piutang akan melakukan penagihan piutang
pada pihak nasabah sebesar nilai faktur, dan pihak nasabah membayar kepada perusahaan
anjak piutang sesuai dengan nilai yang tertera pada faktur.
1. Jenis-jenis Anjak Piutang
a. Berdasarkan pemberitahuan
1) Disclosed/notification
2) Undisclosed/non- notification
b. Berdasarkan penanggungan risiko
1) Resource factoring
2) Without recourse factoring
c. Berdasarkan pelayanan
1) Full service factoring
2) Finance factoring
3) Bulk factoring
4) Maturity factoring
d. Berdasarkan pembayaran pada klien
1) Advanced payment
2) Maturity
3) Collection
e. Berdasarkan lingkup operasi
1) Indonesia factoring
2) Export factoring
2. Jasa-jasa Anjak Piutang
a. Jasa pembiayaan
b. Jasa non pembiayaan
3. Biaya Anjak Piutang
Biaya yang timbul dari penggunaan fasilitas anjak piutang paling tidak terdiri atas dua jenis
biaya, yaitu :
a. Service charge
b. Discount charge
4. Perjanjian Anjak Piutang
Perjanjian anjak piutang antara perusahaan anjak piutang dengan klien minimal memuat
hal-hal sebagai betikut :
a. Ketentuan umum
b. Keabsahan (validity of receivable)
c. Pengalihan risiko
d. Pengalihan piutang (cessie)
e. Notifikasi
f. Syarat pembayaran
g. Perubahan persyaratan
h. Tanggung jawab klien atau debitur
i. Jaminan klien
C. Manfaat Anjak Piutang
Penggunaan jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu klien dalam kondisi sebaga
berikut :
1. Perusahaan yang sedang melakukan pemasaran
2. Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya kurang mampu
mengimbangi ekspansi perusahaan
3. Perusahaann klien akan beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan pengelolaan
kreditnya kepada perusahaan anjak piutang
4. Perusahaan dapat memperoleh pembiayaan siap pakai (stand by facility) yang disediakan
oleh perusahaan anjak piutang.
Manfaat anjak piutang bagi klien :
1. Membantu administrasi penjualan dan penagihan
2. Membantu beban risiko
3. Memperbaiki sistem penagihan
4. Membantu memperlancar modal kerja
5. Meningkatkan kepercayaan
6. Kesempatan untuk mengembangkan usaha.

KEGIATAN BELAJAR 2
Dana Pensiun
A. Fungsi dan Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun
Dari sisi pemberi kerja, tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan dana pensiun adalah
sebagai berikut :
a. Kewajiban moral
b. Loyalitas
c. Kompetensi pasar tenaga kerja
Dari sisi karyawan peserta dana pensiun, tujuan untuk mengikuti dana pensiun adalah sebagai
berikut :
a. Memiliki rasa aman
b. Memiliki tambahan kompensasi
B. Penyelenggaraan Dana Pensiun di Indonesia
Penyelenggaraan Dana Pensiun di Indonesia mulai diatur dalam UU pada tahun 1972, yaitu
melalui UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Dana pensiun merupakan badan hukum
yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Dana pensiun diselenggarakan dengan tujuan memberikan kesejahteraan kepada para karyawan
dalam bentuk manfaat (dana) ketika karyawan memasuki masa pensiun atau mengalami
kecelakaan.
1. Asas Penyelnggaraan dan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun
Asas yang dianut pemerintah dalam penyelenggaraan dana pensiun adalah :
a. Penyelenggaraan dilakukan dengan sistem pendanaan
b. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri
c. Kesempatan untuk mendirikan dana pensiun
d. Penundaan manufaktur
e. Pembinaan dan pengawasan
Prinsip-prinsip tata kelola Dana Pensiun yang baik meliputi :
a. Kemandirian
b. Transparansi
c. Akuntabilitas
d. Pertanggungjawaban
e. Kewajaran
2. Fungsi Dana Pensiun
a. Asuransi
b. Tabungan
c. Pensiun
3. Norma Penyelenggaraan Dana Pensiun
Norma perhitungan manfaat pensiun, uang pertanggungjawaban, dan nilai tunai serta tata
cara pembayarannya ditetapkan sebagai berikut :
a. Manfaat pensiun
b. Uang pertanggungjawaban
c. Nilai tunai
4. Peserta Dana Pensiun
Usia pensiun dapat dapat dibedakan dalam 4 kategori, yaitu sebagai berikut :
a. Pensiun normal
b. Pensiun dipercepat
c. Pensiun ditunda
d. Pensiun cacat
C. Kelembagaan Dana Pengelolaan Dana Pensiun
1. Kelembagaan Dana Pensiun
Berdasarkan pasal 2 UU No. 11 Tahun 1992, jenis kelembagaan dana pensiun dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK)
2. Program Pensiun
Menurut UU No. 11 Tahun 1992, program pensiun dapat dibedakan menjadi :
a. Program pensiun iuran pasti
b. Program pensiun manfaat atau imbalan pasti
c. Program pensiun berdasarkan keuntungan
3. Metode Pembiayaan dan Pengelolaan Dana Pensiun
Terdapat dua cara dalam pelaksanaan pembiayaan program dana pensiun, yaitu :
a. Pay as you go (current cost methal)
b. Funding system
Metode pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Single premium funding
2. Level premium funding
MODUL 7

ASURANSI, DANA PENSIUN, DAN PEGADAIAN


KEGIATAN BELAJAR 1
Asuransi
A. Pengertian dan Manfaat Asuransi
1. Pengertian Asuransi
Asuransi merupakan terjemahan dari Bahasa Belanda assurance, yang berarti perlindungan
terhadap risiko. Namun sebetulnya, dalam bahasa Inggris, terdapat dua teknologi yang
sangat berbeda dalam hal perlindungan terhadap risiko, yaitu assurance dan insurance.
Prinsip perlindungan dalam asuransi pada dasarnya tidak akan mencegah atau
menghilangkan risiko. Namun perlindungan lebih bersifat mengurangi atau meminimalkan
kerugian secara ekonomi atas terjadinya risiko.
2. Manfaat Asuransi
Manfaat yang dapat diperoleh oleh pemegang asuransi adalah :
a. Rasa aman
b. Pembagian biaya dan manfaat
c. Jaminan kredit
d. Tabungan
e. Alat pembayaran risiko
f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
B. Risiko dan Prinsip Dasar Akuntansi
1. Ketidakpastian dan Risiko
Ketidakpastian dapat dibedakan menjadi :
a. Ketidakpastian ekonomis
b. Ketidakpastian kondisi alam
c. Ketidakpastian manusiawi
Sementara, risiko yang terkait dengan asuransi meliputi :
a. Risiko murni (pure pack)
b. Risiko spekulatif (speculative risk)
c. Risiko individu (individual risk)
d. Kerugian tidak langsung
e. Risiko tanggung gugat
2. Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip dasar dalam asuransi meliputi hal-hal berikut ini :
a. Insurable interest
b. Utmost good fath
c. Indemnity
d. Proximate cause
e. Suborgation and contribution
C. Penyelenggaraan Asuransi di Indonesia
1. Ketentuan Perasuransian di Indonesia
Perasuransian di Indonesia saat ini diatur dengan UU No. 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian. Sedangkan operasionalnya diatur dengan Peraturan OJK No.
73/POJK.05/2016 tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik bagi Perusahaan
Perasuransian.
Bentuk badan hukum perusahaan perasuransian yang di izinkan di Indonesia adalah :
a. Perseroan Terbatas
b. Koperasi
c. Usaha bersama
Dari aspek kepemilikan, perusahaan perasuransian di Indonesia hanya dapat dimiliki oleh :
a. Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang sepenuhnya dimiliki
oleh WNI
b. Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia bersama-sama dengan WNA
atau badan hukum asing yang harus merupakan perusahaan perasuransian.
2. Pengelolaan Dana Asuransi
Sesuai Peraturan OJK No. 73/POJK.05/2016 direksi perusahaan asuransi wajib menyusun
rencana pengelolaan investasi tahunan yang paling sedikit memuat :
a. Rencana komposisi jenis investasi
b. Perkiraan tingkat hasil investasi untuk setiap jenis investasi
c. Pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis investasi
3. Polis dan Premi Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang terkait
dalam perjanjian asuransi.
Sementara, premi asuransi adalah kewajiban pemegang asuransi kepada perusahaan
asuransi yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara berkala.

KEGIATAN BELAJAR 3
Pergadaian
A. Pengertian dan Sejarah Pergadaian di Indonesia
1. Pengertian Pergadaian dan Usaha Pergadaian
Menurut KBBI, arti dari kata gadai adalah “meminjam uang dalam batas waktu tertentu
dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan, jika telah sampai pada waktunya tidak
ditebus, barang itu menjadi hak yang memberi pinjaman”.
Sementara usaha pergadaian adalah segala usaha yang menyangkut pemberian pinjaman
dengan jaminan barang bergerak, jasa titipan, jasa taksiran, dan/atau jasa lainnya, termasuk
yang diselenggarakan berdasarkan prinsip syariah.
Sedangkan perusahaan pergadaian adalah perusahaan pergadaian swasta dan perusahaan
pegadaian pemerintah yang diatur dan diawasi oleh OJK.
2. Sejarah Pergadaian di Indonesia
Usaha pergadaian sudah ada di Indonesia sejak Pemerintah Penjajaha Belanda
mendirikan Bank Van Leening, yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan
sistem gadai pada tanggal 20 Agustus 1746.
Setelah masa kemerdekaan, pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik
Indonesia.l Dalam perkembangannya, pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu
sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian menjadi Perusahaan
Jawatan (PERJAN), selanjutnya berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga
sekarang
Saat ini, telah berkembang jasa pegadaian swasta namun cakupan layanannya masih
sangat terbatas. Dibukanya usaha jasa pegadaian swasta ini setalah diberlakukannya
Peraturan Otoritas Jasa Kuangan No. 31/POJK.05/2016 tentang Usaha Pegadaian.
B. Kegiatan Usaha dan Manajemen Pergadaian
Sebagai lembaga keuangan non bank, usaha pegadaian dilarang menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk tabungan dan sejenisnya. Sumber pendanaan berasal dari modal dan sumber dana
lain sesuai ketentuan dalam lembaga keuangan non bank yang diatur oleh OJK.
1. Pergadaian dengan Prinsip Syariah
Ketentuan akad pergadaian syariah, yaitu :
a. Memenuhi prinsip keadilan, keseimbangan, kemaslahatan, dan universalisme.
b. Tidak mengandung gharar, masyir, riba, zhulm, risywah, dan objek haram.
c. Tidak bertentangan dengan ketentuan hukum Islam berdasarkan fatwa dan/atau
pernyataan kesesuaian syariah dari Dewan Syariah Nasional MUI.
2. Manajemen dan Operasional Perum Pergadaian
Tugas pokok Perum pergadaian adalah sebagai berikut :
a. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum
gadai kepada para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil yang bersifat
produktif, kaum buruh/pegawai negeri dengan ekonomi lemah dan bersifat konsumtif.
b. Ikut serta mencegah adanya pemberian jaminan yang tidak wajar, ijon, pergadaian
gelap, dan praktik riba lainnya.
c. Menyalurkan kredit maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi
pemerintah dan masyarakat.
d. Membina pola perkreditan rakyat supaya benar-benar terarah dan bermanfaat.
Sumber-sumber dana Perum Pergadaian adalah sebagai berikut :
a. Modal sendiri
b. Penyertaan modal pemerintah
c. Pinjaman jangka pendek dari Bank Indonesia
d. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari KLBI
e. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.
C. Perkembangan Usaha Pergadaian di Indonesia
Sampai dengan tahun 2016, jumlah perusahaan yang bergerak dalam bidang pergadaian
hanyalah Perum Pergadaian yang merupakan BUMN. Praktis pada masa sebelum tahun 2016
Perum Pergadaian adalah perusahaan monopoli dalam jasa layanan pergadaian.
Sejak diberlakukannya Peraturan OJK No. 31/POJK.05/2016 tentang Usaha Pergadaian,
mulai diizinkan perusahaan swasta untuk masuk dalam industri pergadaian.
MODUL 8

PASAR UANG DAN PASAR MODAL


KEGIATAN BELAJAR 1
Pasar Uang
A. Pengertian dan Fungsi Pasar Uang
1. Pengertian Pasar Uang
Pasar uang disebut juga sebagai pasar likuiditas primer karena perputaran uang dalam pasar
tersebut amat cepat. Namun, tidak seperti pasar modal yang memperjualbelikan instrumen-
instrumen pasar modal dalam sebuah bursa, pasar uang merupakan pasar abstrak karena
tidak memiliki tempat transaksi tertentu. Lembaga keuangan, lembaga pemerintah,
perusahaan dapat meminjam di pasar uang untuk memenuhi kebutuhan dana jangka
pendeknya. Di lain pihak, lembaga-lembaga yang memiliki kelebihan dana dapat
menempatkan dananya di pasar uang untuk dapat dipinjamkan pada yang membutuhkan
dengan imbalan dalam bentuk bunga.
2. Fungsi Pasar Uang
Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembagalembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan non keuangan, dan pesertapeserta lainnya dalam memenuhi
kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam melakukan penempatan dana bila memiliki
kelebihan likuiditas. Di Indonesia, pasar uang erat kaitannya dengan Bank Indonesia (BI).
BI sebagai otoritas moneter di Indonesia mempunyai tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai Rupiah (pengendalian moneter). Tujuan ini dicapai salah satunya dengan
melakukan Operasi Pasar Terbuka (OPT). OPT adalah kegiatan transaksi di pasar uang
yang dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter.
Dalam OPT, dikenal dua istilah penting, yaitu BI rate (suku bunga BI) dan suku bunga
Pasar Uang Antar Bank (PUAB). BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan
sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh BI dan diumumkan kepada
publik. PUAB adalah kegiatan pinjam-meminjam dana antara satu bank dengan bank
lainnya.
B. Instrumen Pasar Uang
Instrumen-instrumen pasar uang yang dijual di suatu negara dapat berbeda antara satu dengan
yang lain. Atau terdapat instrumen yang pada prinsipnya sama namun penamaannya berbeda di
negara satu dengan lainnya.
Definisi dan pengertian dari masing-masing instrumen lebih lanjut adalah sebagai berikut.
1. Treasury Bills (T-Bills) dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
T-Bills adalah surat hutang yang diterbitkan oleh pemerintah pusat atau bank sentral dan
memiliki jangka waktu pendek (< 1 tahun). Instrumen ini dianggap instrumen pasar uang
yang sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral dan karenanya
sangat mudah diperjualbelikan. Di Amerika Serikat, T-Bills diterbitkan oleh bank sentral
dengan jangka waktu 91 hari (3 bulan), 182 hari (6 bulan), dan 364 hari (1 tahun). T-Bills
dijual dengan nominal mulai dari US$ 1000 hingga maksimum US$ 5 juta. Penjualan
instrumen keuangan ini dilakukan melalui lelang dengan sistem diskonto yang artinya T-
Bills dijual dengan harga lebih murah dari harga nominal (face/par value). Ketika jatuh
tempo, pemerintah membayar pemegang T-Bills senilai harga nominal T-Bills tersebut.
Jadi, keuntungan yang diperoleh pemegang T-Bills adalah selisih harga beli dan harga yang
diperoleh saat jatuh tempo. Sebagai contoh, T-Bills senilai US$ 10.000 yang dijual seharga
US$ 9.800. Ketika jatuh tempo, keuntungan yang diperoleh adalah sebesar US$ 200.
Dengan menggunakan perhitungan bunga, bunga yang diperoleh dari T-Bills tersebut
adalah sebesar: US$ 200 100% 2,04%.
2. Sertifikat Bank Indonesia
SBI adalah surat berharga sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dalam mata
uang Rupiah yang diterbitkan oleh BI dengan sistem diskonto. Karakteristik SBI adalah
sebagai berikut.
a. SBI memiliki satuan unit sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).
b. Jangka waktu SBI sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas)
bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari tanggal penyelesaian
transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo.
c. SBI diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto.

d. Nilai tunai transaksi dihitung berdasarkan diskonto murni (true discount)

e. Nilai diskonto dihitung sebagai berikut :


Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai
f. SBI diterbitkan tanpa warkat (scripless).
g. SBI dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Pada dasarnya, penggunaan SBI sama dengan penggunaan T-Bills di Amerika Serikat.
Melalui SBI, BI secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga di pasar
uang. Dalam lelang SBI, akan dihasilkan Stop-Out Rate (SOR), yaitu tingkat diskonto
tertinggi yang diterima BI atas penawaran dari peserta lelang. SOR inilah yang
kemudian sering kali dipakai sebagai indikator bagi tingkat bunga transaksi instrumen
keuangan lainnya di pasar uang. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga SBI adalah
besarnya diskonto dan jumlah hari jatuh tempo SBI yang bersangkutan. Contoh
perhitungan diskonto SBI berdasar rumus diskonto murni adalah sebagai berikut.
Tanggal lelang : 3 April 2012
Nilai nominal SBI : Rp 500 juta
Tingkat diskonto : 15%
3. Commercial Paper
CP adalah surat hutang jangka pendek yang diterbitkan oleh lembaga keuangan atau bukan
lembaga keuangan namun tidak disertai dengan jaminan (unsecured), oleh karena itu
biasanya hanya dikeluarkan oleh perusahaan yang memiliki kredibilitas tinggi. Jangka
waktu CP berkisar antara 2 sampai 270 hari. Penjualan CP pada prinsipnya dapat dilakukan
langsung oleh penerbit kepada investor. Namun, sering kali penerbit menggunakan jasa
arranger dalam transaksi CP. Arranger adalah perantara antara penerbit CP dengan
investor. Arranger pada umumnya merupakan bank-bank umum. Arranger sama sekali
tidak bertanggung jawab atas tidak terjualnya CP yang diterbitkan. Tugas utama yang harus
dilakukan adalah menawarkan CP kepada investor yang biasanya adalah nasabah-nasabah
bank yang bersangkutan. Mekanisme penerbitan CP pada umumnya adalah sebagai berikut.
1. Perusahaan yang membutuhkan dana menghubungi bank yang biasa bertindak sebagai
arranger dan menyebutkan jumlah dana yang dibutuhkan.
2. Arranger kemudian berusaha mencari investor
3. Perusahaan yang bersangkutan menerbitkan CP sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Arranger tidak memiliki tanggung jawab apa pun terhadap investor. Seluruh risiko yang
terjadi atas penerbitan CP, misalnya penerbit mengalami default atau risiko tidak
mampunya penerbit memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya merupakan risiko yang
harus ditanggung oleh investor sendiri. Selain sebagai arranger, bank dapat berfungsi juga
sebagai agen pembayar (paying agent). Dalam menjalankan fungsinya, baik sebagai
arranger atau paying agent, bank akan mendapat imbalan (fee) yang disebut arranger fee
atau paying agent fee.
4. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan produk dari bank umum, seperti halnya deposito dan
deposito berjangka. Transaksi sertifikat deposito juga menggunakan dasar diskonto.
Perhitungan diskonto sertifikat deposito oleh bank-bank di Indonesia sesuai dengan
ketentuan BI menggunakan rumus true discount, seperti halnya perhitungan diskonto dalam
transaksi SBI. Pemegang sertifikat deposito memiliki keuntungan sebagai berikut: (1)
sertifikat deposito dapat digunakan sebagai jaminan kredit; (2) memperoleh hasil bunga
yang umumnya lebih tinggi dari bentuk simpanan lainnya; dan (3) dapat mengelola
keuangan secara lebih terencana sesuai dengan kebutuhan dan jangka waktu deposito.
Walaupun memiliki keunggulan, di Indonesia, sertifikat deposito bukan merupakan produk
investasi yang populer. Pembeli utama sertifikat deposito masih terbatas pada lembaga non
keuangan yang umumnya menggunakan instrumen ini sebagai cadangan sekunder.
5. Wesel Ekspor Berjangka (WEB)
WEB adalah wesel ekspor yang diterbitkan oleh eksportir, yang memiliki jangka waktu
tertentu dan telah diakseptasi oleh bank pengaksep di luar negeri. Akseptasi adalah
pernyataan kesanggupan bank pengaksep untuk melakukan pembayaran atas suatu wesel
berjangka yang diterbitkan eksportir, pada saat jatuh tempo wesel dimaksud. WEB pada
umumnya digunakan dalam perdagangan ekspor dengan sarana letter of credit (L/C).
Proses terciptanya WEB dengan dasar L/C adalah sebagai berikut.
a. Suatu importir di Indonesia meminta fasilitas kredit pada bank untuk membayar barang
yang diimpor dari luar negeri.
b. Ketika permohonan kredit importir tersebut disetujui, bank akan menerbitkan L/C. L/C
adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir yang
ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi importir tersebut, yang
memberi hak kepada eksportir untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan
untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam wesel itu. Selanjutnya bank bersangkutan
menjamin untuk mengakseptasi atau membayar wesel tersebut sepanjang eksportir
memenuhi semua syarat yang tercantum dalam L/C. Dengan mengakseptasi wesel
tersebut maka bank memiliki suatu janji atau jaminan untuk membayar sebesar nilai
nominal wesel pada saat jatuh tempo. Jangka waktu akseptasi biasanya berkisar dari 30
hingga 270 hari dengan jangka waktu umum adalah 90 hari.
c. Karena L/C memberikan hak pada eksportir untuk menarik wesel berjangka, maka
wesel tersebut tidak dapat langsung diuangkan oleh eksportir karena eksportir harus
menunggu dulu hingga wesel jatuh tempo. Ketika eksportir harus segera membayar
kewajibankewajibannya sebelum wesel jatuh tempo, maka eksportir tersebut kemudian
menjual wesel miliknya pada bank yang menerima penjualan wesel tersebut. WEB
merupakan instrumen investasi yang berkualitas tinggi dan sangat mudah diuangkan.
Kelebihan WEB adalah mengurangi risiko perdagangan bagi importir karena importir
menerima garansi dari bank untuk pembayaran atas barang yang diimpornya. Selain itu,
eksportir dapat segera mendapatkan dana dengan cara mendiskontokan WEB sebelum
jatuh temponya. Bank yang memegang WEB juga memiliki keuntungan karena WEB
merupakan instrumen keuangan yang sangat likuid yang dapat dijual sebelum jatuh
tempo bila membutuhkan likuiditas. Di Indonesia, WEB juga dapat dijual ke BI selain
ke bank-bank umum.
6. Pasar Uang Antar-Bank (PUAB)
PUAB adalah kegiatan pinjam meminjam dalam rupiah tertentu dan/atatu valuta asing antar
bank konvensional dengan jangka waktu sampai dengan satu tahun. Dalam transaksi PUAB
di Indonesia, Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) adalah suku bunga indikasi
penawaran.
7. Repurchase Agreement (Repo)
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan
dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat-surat berharga yang biasanya
dijadikan sebagai instrumen dalam transaksi Repo adalah surat-surat berharga yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI, SPN, Sertifikat Deposito, CP, atau T-Bills.
BI secara khusus mengatur ketentuan mengenai transaksi Repo dalam Surat Edaran Bank
Indonesia No.10/2/DPM tentang Transaksi Repurchase Agreement Dengan Bank Indonesia
di Pasar Sekunder. Dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa ketentuan umum
transaksi Repo dengan BI adalah sebagai berikut.
a. Transaksi Repo dengan BI diperuntukkan bagi Bank Umum yang melakukan kegiatan
usaha secara konvensional.
b. Surat berharga yang dapat direpokan adalah surat berharga yang diterbitkan oleh BI,
pemerintah dan/atau lembaga lainnya, yang ditatausahakan dalam Bank Indonesia -
Scripless Securities Settlement System. Yang termasuk dalam surat berharga ini adalah
SBI dan SUN.
c. Transaksi surat berharga secara Repo adalah transaksi penjualan bersyarat surat
berharga oleh bank kepada BI dengan kewajiban pembelian kembali sesuai dengan
harga dan jangka waktu yang disepakati.
d. Bank Indonesia menerapkan hair cut sebagai faktor pengurang harga
Surat Berharga. Hair cut adalah marjin yang ditetapkan BI sebagai faktor pengurang
harga surat berharga.
8. Interbank Call Money (Pinjaman Jangka Pendek)
Merupakan penempatan dana bank pada bank lainnya dalam dominasi Rupiah maupun
valuta asing, yang dilakukan melalui Pasar Utang Antar-Bank yang bersifat jangka pendek.
C. Pasar Valuta Aing
Pasar valuta asing adalah suatu transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasarpasar uang utama di dunia selama 24
jam secara berkesinambungan. Fungsi pasar valuta asing adalah :
1. Transfer daya beli
Misalnya importir Indonesia membeli mobil dari eksportir Jepang. Jika transaksi jual beli
mobil tersebut dilakukan dalam mata uang Jepang, Yen, maka importir Indonesia harus
menukar Rupiah terlebih dahulu dengan Yen untuk melakukan pembayaran. Pasar valuta
asing dalam hal ini menyediakan mekanisme untuk melakukan transfer daya beli tersebut.
2. Penyediaan kredit Pasar valuta asing menyediakan instrumen-instrumen pembayaran
seperti Banker’s Acceptance dan L/C yang dapat mempermudahpembayaran dalam
transaksi perdagangan internasional.
3. Mengurangi risiko valuta asing
Risiko valuta asing yang dimaksud misalnya adalah terjadi perubahan kurs yang tiba-tiba
sehingga mempengaruhi besarnya keuntungan yang diperkirakan dalam transaksi
perdagangan internasional.
Transaksi yang dilakukan oleh bank yang berkaitan dengan valuta asing, misalnya adalah jual
beli mata uang asing, transfer ke luar negeri, dan penerbitan sertifikat deposito dalam valuta
asing. Dalam melakukan transaksi valuta asing ini, bank harus memperhitungkan kurs jual beli.
Kurs jual beli adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu
mata uang terhadap nilai mata uang lainnya. Kurs tersebut senantiasa mengalami perubahan
mengikuti mekanisme pasar. Dollar Amerika Serikat merupakan mata uang yang paling banyak
digunakan dalam transaksi di pasar valuta asing. Dengan semakin mengglobalnya
perekonomian dunia, pasar valuta asing pun semakin berkembang dan mencakup transaksi
yang semakin canggih, seperti: 1) transaksi spot, 2) transaksi forward, dan 3) transaksi swap.

KEGIATAN BELAJAR 2
Pasar Modal
A. Pengertian dan Fungsi Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dalam undang-undang tersebut, pasar modal
didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Efek adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari
efek.
Instrumen-instrumen pasar modal (efek) diperjualbelikan dalam sebuah bursa yang
dinamakan bursa efek. UU Pasar Modal menyebutkan bahwa Bursa Efek adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihakpihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di
antara mereka. Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah satu-satunya bursa efek di Indonesia.
Sebelumnya, terdapat 2 bursa efek di Indonesia, yaitu Bursa Efek Surabaya (BES) dan
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pada akhir tahun 2007, BES digabungkan dengan BEJ menjadi 1
bursa yaitu BEI.
2. Fungsi Pasar Modal
Pasar modal pada dasarnya adalah tempat bertemunya pemilik dana dan pihak yang
membutuhkan dana. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor
(pemilik dana) selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli
emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui
perdagangan instrumen jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Manfaat pasar
modal dapat dibedakan menjadi manfaat bagi emiten (pihak yang membutuhkan dana) dan
bagi investor (pemilik dana).
1. Bagi emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain :
a. dana yang dapat dihimpun berjumlah besar;
b. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai;
c. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil.
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a. nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut
tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain;
b. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemegang obligasi;
c. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen sehingga
mengurangi risiko.
B. Struktur Pasar Modal
Transaksi pasar modal di Indonesia berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Transaksi di pasar modal melibatkan 3
lembaga Self Regulatory Organization (SRO), yaitu bursa efek, lembaga kliring dan penjamin,
serta lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Di samping itu, pasar modal juga melibatkan
perusahaan efek, lembaga penunjang, profesi penunjang, pemodal, emiten, perusahaan publik,
dan reksa dana. Bagan berikut menggambarkan struktur lengkap pasar modal Indonesia.
1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
OJK memiliki fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap kesuluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
2. Bursa Efek Indonesia (BEI)
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, BEI adalah satu-satunya bursa efek di Indonesia.
Menurut sejarah, bursa efek di Indonesia telah berdiri sejak sebelum Indonesia merdeka,
yaitu ketika Pemerintah Hindia Belanda mendirikan bursa efek di Jakarta (Batavia) pada
akhir tahun 1912. Efek-efek yang diperdagangkan dalam bursa ini terdiri atas saham-saham
dan obligasi yang diterbitkan perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia,
obligasi Pemerintah Hindia Belanda, dan efek-efek lainnya. Tujuan didirikannya bursa efek
tersebut adalah untuk memobilisasi dana dalam rangka membiayai perkebunan milik
Belanda yang saat itu sedang dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia.
3. Kliring dan Pinjaman Efek Indonesia (KPEI)
KPEI didirikan berdasarkan UU Pasar Modal Indonesia tahun 1995 untuk menyediakan
jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien.
4. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
KSEI merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal
Indonesia, yang didirikan di Jakarta, pada tanggal 23 Desember 1997 dan memperoleh izin
operasional pada tanggal 11 November 1998. Dalam kelembagaan pasar modal Indonesia,
KSEI merupakan salah satu Self Regulatory Organization (SRO), selain Bursa Efek serta
Lembaga Kliring dan Penjaminan. KSEI, berdasarkan ketentuan UU tentang Pasar Modal,
menjalankan fungsinya sebagai LPP di pasar modal Indonesia dengan menyediakan jasa
Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang teratur, wajar dan efisien.
5. Perusahaan Efek
Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi
Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi. Penjamin Emisi Efek
(underwriter) adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan
penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli
sisa efek yang tidak terjual.
6. Lembaga Penunjang
Lembaga penunjang pasar modal terdiri atas Badan Administrasi Efek (BAE), Bank
Kustodian, Wali Amanat, dan Pemeringkat Efek. Biro Administrasi Efek adalah pihak yang
berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan efek. Jasa-jasa yang disediakan oleh BAE antara lain
adalah pelaksanaan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagian
hak opsi, emisi sertifikat, atau laporan tahunan untuk emiten
7. Profesi Penunjang
Profesi penunjang pasar modal di Indonesia terdiri atas akuntan, notaris, perusahaan
penilai, dan konsultan hukum. Transaksi di pasar modal memerlukan jasa akuntan publik
untuk: a) melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan
pendapatnya; b) memeriksa pembukuan apakah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia
dan ketentuan BAPEPAM; dan c) memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan
yang baik (bila diperlukan). Jasa notaris pun diperlukan dalam transaksi di pasar modal.
Notaris diperlukan dalam: a) membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS); b) membuat konsep akta perubahan anggaran dasar; dan c) menyiapkan naskah
perjanjian dalam rangka emisi efek.
8. Permodal (Investor)
Investor atau pihak yang memiliki kelebihan dana dan melakukan investasi di pasar modal.
Investor pasar modal dapat berasal dari dalam negeri atau luar negeri. Di tahun 2011, dari
total transaksi saham di BEI, sebesar 64,93 persen dilakukan oleh investor dalam negeri
(domestik), sementara 35,07 persen dilakukan oleh investor asing. Ketertarikan investor
asing untuk melakukan investasi di Indonesia disebabkan oleh fakta bahwa BEI dianggap
sebagai pasar modal yang menarik dan menguntungkan karena harganya yang murah dan
fundamental ekonomi makro Indonesia yang kuat.
9. Emiten
Emiten adalah pihak (perusahaan) yang melakukan penawaran umum (go public).
Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk
menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang
ini dan peraturan pelaksanaannya. Proses penawaran umum juga sering disebut dengan
proses emisi efek.
10. Perusahaan Publik
Perusahaan Publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya
oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal
disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Perusahaan publik dengan
kepemilikan saham terbesar di BEI adalah Telekomunikasi Indonesia, Adaro Energy,
Perusahaan Gas Negara, Bank Central Asia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri),
United Tractors, Indocement Tunggal Prakarsa, Unilever Indonesia, dan Astra
International.
11. Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain
itu Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk
berinvestasi di pasar modal Indonesia.
C. Instrumen Pasar Modal
1. Saham
Saham (stock) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan modal pada suatu perseroan
terbatas. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang
banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Obligasi
Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu
pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk
membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh
tempo pembayaran.
3. Exchange Traded Fund (EFT)
EFT adalah reksa dana bebentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya
diperdagangkan di Brusa Efek.
4. Efek Derivatif
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang bersifat penyertaan
maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek “utama” maupun
turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang
keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying
assets.
MODUL 9

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL


KEGIATAN BELAJAR 1
Bank Pembangunan Asia
(The Asian Development Bank)
A. Latar Belakang dan Sejarah The Asian Development Bank (ADB)
Ide mengenai bank pembangunan bagi kawasan Asia dan Pasifik pertama kali dicetuskan oleh
Perdana Menteri Solomon Bandaranaike pada tahun 1959. Ide tersebut kemudian
diperbincangkan secara formal dalam pertemuan Economic Commission for Asia and the Far
East (ECAFE) First Ministerial Conference for Asian Economic Cooperation yang
diselenggarakan di Manila pada Desember 1963. Dalam pertemuan tersebut dibentuk Ad-hoc
WorkingGroup of Experts untuk secara lebih lanjut mempelajari ide mengenai pembentukan
bank regional. Perjanjian pembentukan Asian Development Bank (ADB) ditandatangani pada
tanggal 22 Agustus 1966 oleh 16 negara. Kantor pusat ADB berkedudukan di Manila, Filipina.
ADB merupakan regional multilateral development bank atau bank pembangunan yang
beroperasi di kawasan tertentu (dalam hal ini adalah kawasan Asia Pasifik) dan melibatkan
banyak negara. ADB memiliki tujuan untuk membebaskan kawasan Asia Pasifik dari
kemiskinan. Tujuan pembangunan ADB adalah mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang
berpihak pada rakyat miskin dan berkelanjutan, mendorong pembangunan sosial, dan
memfasilitasi pemerintahan yang bersih. Sejak didirikan pada tahun 1966, ADB memiliki
inspirasi dan dedikasi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan Asia dan Pasifik.
B. Keanggotaan ADB
Keanggotaan ADB terbuka bagi anggota dan anggota asosiasi United Nations Economic and
Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) atau dahulu dikenal sebagai ECAFE
juga negara-negara di wilayah Asia dan negara-negara berkembang di luar wilayah Asia yang
telah menjadi anggota PBB atau anggota dari badan-badan PBB. Keanggotaan ADB telah
berkembang dari 31 anggota di tahun 1966 menjadi 67 anggota yang terdiri atas 48 anggota
dari wilayah Asia Pasifik dan 19 anggota dari luar wilayah Asia Pasifik.
C. Kelembagaan Asian Development Bank
Badan pengambil keputusan tertinggi di ADB adalah Dewan Gubernur yang mengadakan
pertemuan setahun sekali. Seluruh wewenang ADB berada pada Dewan Gubernur, yang dapat
mendelegasikan kekuasaannya kepada Dewan Direksi, kecuali untuk hal-hal tertentu, seperti
pendaftaran negara anggota baru, perubahan dalam struktur permodalan ADB, pemilihan dan
pengangkatan para Direksi serta Presiden dan perubahan-perubahan dalam Anggaran Dasar.
Pimpinan operasional umum ADB adalah Dewan Direksi yang terdiri atas 12 direktur (yang
masing-masing memiliki wakil). Negara-negara anggota regional diwakili oleh 8 direktur dan
negara-negara anggota non regional diwakili oleh 4 direktur. Dewan Gubernur melakukan
pemilihan Dewan Direksi setiap dua tahun. Dewan Direksi melaksanakan seluruh wewenang
yang didelegasikan oleh Dewan Gubernur (sebagaimana yang telah ditentukan dalam Anggaran
Dasar) juga mengambil keputusan mengenai hal hal yang berkaitan dengan pemberian
pinjaman, jaminan, dan investasi-investasi lain yang dilaksanakan ADB, program pinjaman-
pinjaman dari pihak luar ADB, bantuan teknis, dan lain-lain kegiatan.
D. Kegiatan, Sumber-Sumber Finansial, dan Aktivitas ADB
Keuangan yang dimiliki dan digunakan untuk operasional ADB berasal dari berbagai sumber.
Sumber-sumber Finansial ADB terdiri dari:
1. Modal dan pinjaman pihak luar ADB
Modal saham ADB sebesar US 1,209 juta. Setelah diberikan peningkatan otorisasi jumlah
modal dan berbagai fluktuasi di mata uang dunia, maka total otorita modal saham ADB
pada 31 Desember 1974 adalah US $ 3.366 juta, yang lebih dari US 2,761 juta telah
disetorkan. Dari sejumlah modal yang disetor tersebut, sebagian berbentuk modal dibayar,
dan sisanya digolongkan sebagai modal cadangan (call back capital). Modal dibayar
sebagian berbentuk mata uang yang dapat ditukar atau dalam bentuk emas, dan sisanya
dalam mata uang lokal. ADB dapat meningkatkan sumber dananya dengan cara:
a. Meningkatkan jumlah modal yang dimilikinya. Minimal dua pertiga suara dari Dewan
Komisaris dapat mensahkan peningkatan modal saham.
b. Melaksanakan pinjaman dari pihak luar ADB dapat memperoleh dana dengan cara
antara lain, menjual surat-surat berharga dengan negaranegara anggota atau lainnya,
dengan persetujuan pemerintah negara yang bersangkutan.
2. Dana-dana khusus yang diadakan/diterima oleh ADB
Anggaran Dasar ADB menyebutkan adanya sumber finansial lain, yaitu dana khusus
(special fund).
E. Arah Pengembangan ADB
Masa pelayanan ADB terhadap negara-negara anggotanya sudah mencapai 5 dekade. Dalam
masa 5 dekade itu, sudah barang tentu banyak perubahan dan perkembangan yang terjadi .
Beberapa agenda strategis 2020 yang diselenggarakan ADB MELIPUTI :
a. Peningkatan pertumbuhan inklusif
b. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi Asia
c. Mendorong kerja sama regional dan integrasi
KEGIATAN BELAJAR 2
Bank Pembangunan Islam
(The Islamic Development Bank)
A. Kedudukan dan Keanggotaan
Islamic Development Bank adalah lembaga keuangan internasional yang didirikan berdasarkan
deklarasi yang dihasilkan dalam Konferensi Menteri- Menteri Keuangan dari negara-negara
Islam yang diselenggarakan di Jeddah pada Desember 1973. Pelantikan Dewan Gubernur
dilakukan pada Juli 1975 dan IDB secara formal mulai beroperasi pada 20 Oktober 1975.
Dalam perkembangannya, IDB berkembang menjadi IDB Group yang terdiri atas 5 entitas,
yaitu:
1. Islamic Development Bank (IDB);
2. Islamic Research and Training Institute (IRTI)
3. Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC);
4. Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD);
5. International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC).
B. Visi, Misi, dan Tujuan
IDB memiliki visi untuk menjadi leader dalam mendorong pembangunan sosial
ekonomi di negara-negara anggota dan masyarakat muslim di negaranegara bukan anggota
sesuai dengan prinsip syariah. Sementara, misi yang diemban IDB adalah untuk mengurangi
kemiskinan, mendukung pembangunan manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi
Islam, perbankan dan keuangan dan meningkatkan kerjasama antara negara-negara anggota
melalui mitra pembangunan IDB.
Dari Visi dan Misi tersebut, maka tujuan dibentuknya IDB adalah untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial anggotaanggotanya serta komunitas Islam
baik secara individual maupun secara bersama-sama dengan menerapkan prinsip Syariah
(hukum Islam). Tujuan ini dicapai dengan cara menyediakan bantuan dan hibah untuk
membiayai aktivitas pembangunan di negara anggota atau pembangunan komunitas Islam di
negara bukan anggota. IDB juga memberikan bantuan teknis untuk meningkatkan kapasitas
(capacity building) dan beasiswa untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. IDB
mengelola dana khusus (special funds) dan memobilisasi sumber daya melalui model yang
kompatibel dengan hukum Islam.
C. Kelembagaan , Prinsip Operasional, dan Kerangka Strategis IDB
1. Pendanaan
Jumlah modal awal yang ditempatkan untuk operasional IDB pada tahun 1975 sebesar ID
(Islamic Dinar) 2.000.000.000, dibagi ke dalam 200.000 lembar saham dengan harga
ID10.000 per lembar. Mengingat perkembangan dan kebutuhan dana untuk melaksanakan
operasional IDB makin meningkat, Sidang Tahunan Khusus di Jeddah pada tanggal 4 Juli
1992 menyepakati bahwa besarnya modal yang ditempatkan untuk operasional IDB
dinaikkan menjadi ID 6.000.000.000 dalam bentuk 600.000 lembar saham, dengan harga
tetap sebesar ID 10.000 per lembar saham. Adapun jenis-jenis pendanaannya terdiri dari :
Ordinary Capital Resources: sumber pendanaan ini berasal dari komitmen
1) Islamic Bank Portofolio (IBP): merupakan dana sindikasi antara IDB selaku
2) Export Financing Scheme (EFS): merupakan sumber pendanaan yang
3) Fund of the Islamic for Corporation of the Investment of Export
4) Waqf Fund: sumber dana ini berasal dari bunga atas dana IDB yang dalam.
2. Perkembangan IDB
Sejak berdiri pada tahun 1975, IDB telah banyak berperan dalam berbagai aspek sebagai
lembaga pembiayaan pembangunan yang berdasarkan pada prinsip syariah. Melalui
instrumen ini, IDB membiayai berbagai proyek dalam bidang pertanian, industri, agro-
industri, dan sektor infrastruktur. Adapun bentuk-bentuk pembiayaan IDB terdiri atas:
1. Pinjaman pembiayaan (Loan financing)
2. Sewa kontrak (Leasing)
3. Penjualan angsuran (Installment Sale)
4. Pengikutsertaan berkeadilan (Equity Participation)
5. Bagi hasil (Profit Sharing)
6. Istisna’a
7. Bantuan-bantuan Teknis (Technical Assistance)
8. Pembiayaan pembangunan sumber daya manusia (HRD and Project
9. Penelitian dan pelatihan (Research and Training)
D. Kerja Sama IDB dengan Indonesia
Peran IDB di Indonesia mencakup bidang keuangan syariah, kemitraan, dan pembangunan
kapasitas. IDB merupakan mitra penting dalam pembangunan Indonesia. Hal itu tercermin
dalam berbagai program kerjasama yang telah dilakukan. Indonesia sendiri telah bergabung
dengan IDB sebagai salah satu pendiri pada tahun 1975. Indonesia juga tergabung dengan IDB
Group dan merupakan anggota International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC),
Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) dan Islamic Corporation
for Insurance of Investments and Export Credits (ICIEC). Kerja sama dengan anggota IDB
lainnya merupakan langkah penting dalam meningkatkan perekonomian global secara umum
dan negara-negara muslim lainnya. Penempatan modal Indonesia di IDB adalah sebesar Rp
406.49 juta (4,74 persen). Sejak bergabung pada 1974 sampai 2009, total persetujuan kumulatif
pembiayaan kelompok IDB mencapai 1,7 miliar dolar AS untuk 114 pengoperasian di seluruh
Indonesia.

KEGIATAN BELAJAR 3
Bank Dunia
(World Bank)
A. Sejarah Pendirian Bank Dunia
Pada awal Perang Dunia II, ahli-ahli keuangan dari gabungan beberapa Negara
menganggap bahwa setelah perang akan diperlukan adanya kebutuhan atas peraturan-peraturan
mengenai kerja sama internasional untuk memecahkan
masalah dalam hal moneter dan permasalahan-permasalahan keuangan lainnya. Pada bulan Juli
tahun 1944 sebanyak 44 negara bertemu di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat.
Pada konferensi ini disepakati terbentuknya dua Lembaga Keuangan Internasional, yaitu:
1. Dana Moneter Internasional atau IMF (International Monetary Fund);
2. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) yangkemudian lebih
dikenal dengan Bank Dunia.
Sebanyak 44 negara yang aktif dalam konferensi Bretton Woods menjadi anggota dari IMF
dan IBRD, kecuali Uni Soviet. Bank Dunia mulai beroperasi pada tanggal 25 Juni 1946. Kedua
lembaga tersebut memiliki tujuan dan prinsip yang sama, yaitu untuk menyediakainstrumen
moneter dan keuangan yang memungkinkan negara-negara bekerja sama menuju ke arah
kemakmuran dunia, melalui dukungan terhadap stabilitas nasional dan memimpin perdamaian
di seluruh negara. Namun demikian keduanya memiliki fokus yang berbeda, dimana Bank
Dunia lebih fokus pada menyediakan pinjaman kepada negara sedang berkembang untuk
program pembangunan khususnya penyediaan modal. Sementara IMF lebih fokus untuk
menyediakan pinjaman bagi negara-negara yang mengalami kesulitan, antara lain kesulitan
neraca pembayaran.
B. Keanggotaan dan Kelembagaan Bank Dunia
1. Keanggotaan Bank Dunia
Meskipun pada awalnya pendirian Bank Dunia dan IMD hanya disepakati oleh 4 negara,
namun saat ini, hampir semua negara di dunia telah menjadi anggota bank dunia. Saaat ini,
jumlah anggota bank dunia ada 189 negara.
2. Kelembagaan Bank Dunia
Bank Dunia adalah sebuah lembaga keuangan multilateral pemberi dana bantuan
pembangunan ke negera-negara berkembang dan negara yang sedang dalam masa transisi.
Tujuan atau misi Bank Dunia ialah untuk menghapus kemiskinan dan meningkatkan
standar hidup negara berkembang dengan memberi bantuan dana di bidang pembangunan.
Bank Dunia didirikan sebagai Lembaga Investasi Internasional untuk memberikan atau
menjamin kredit-kredit yang ditujukan untuk proyek-proyek rekonstruksi dan pertumbuhan
yang produktif. Dana untuk itu berasal dari modal sendiri, yang terdiri dari kontribusi
pemerintah negara-negara asing dan melalui mobilisasi modal swasta. Modal saham Bank
Dunia disusun sedemikian rupa sehingga setiap risiko dalam melaksanakan kegiatannya
dibebankan kepada negara-negara asingnya dengan berdasarkan kekuatan ekonomi mereka
masing-masing. Bank Dunia bukanlah bank seperti pada umumnya melainkan sebuah agen
pembangunan khusus dari PBB yang terdiri dari 5 organisasi, yaitu:
1. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development)
2. IDA (International Development Association)
3. IFC (International Finance Corporation)
4. MIGA (Multilateral Investment Guarantee Agency)
5. ICSID (International Center for the Settlement of Investment Disputes)
C. Operasional Bank Dunia
Organisasi Bank Dunia berbentuk seperti koperasi yang terdiri dari 187 negara. Seluruh
negara anggota, atau disebut juga dengan pemegang saham diwakili oleh Dewan Gubernur
yang merupakan pembuat kebijakan utama dalam Bank Dunia. Umumnya, para gubernur
adalah menteri keuangan atau menteri pembangunan dari negara anggota. Dewan Gubernur
bertemu sekali dalam setahun dalam Pertemuan Tahunan Dewan Gubernur dari Bank Dunia
Group dan IMF.
Para gubernur mendelegasikan tugas-tugas secara spesifik pada 25 Direktur Eksekutif.
Lima pemegang saham terbesar: Perancis, Jerman, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat
menunjuk satu Direktur Eksekutif, sementara negara anggota lainnya diwakili oleh 20 Direktur
Eksekutif terpilih. Presiden Bank Dunia Group mengepalai pertemuan Dewan Gubernur dan
bertanggung jawab pada keseluruhan manajemen Bank Dunia. Presiden dipilih oleh Dewan
Direktur Eksekutif untuk menjabat selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali.
D. Fokus Bantuan Bank Dunia
Dari berbagai program yang dikembangkan, bantuan dari Bank Dunia terutama ditujukan
kepada 6 tema strategis utama, yaitu:
1. Negara-negara termiskin
2. Negara pasca konflik dan negara rentan.
3. Negara dengan pendapatan menengah
4. Barang-barang publik (public goods) yang digunakan secara global
5. Dunia Arab
6. Ilmu Pengetahuan dan Pembelajaran
Bank Dunia menyediakan pinjaman berbunga rendah, kredit tanpa bunga, dan hibah
bagi negara-negara berkembang. Bantuan tersebut ditujukan untuk mendukung investasi dalam
bidang edukasi, kesehatan, administrasi publik, infrastruktur, pembangunan sektor privat dan
keuangan, pertanian, dan manajemen sumber daya alam dan lingkungan. Beberapa proyek
Bank Dunia juga turut dibiayai oleh pemerintah, instusi multilateral lainnya, bank komersial,
agen kredit ekspor, dan investor di sektor privat. Bank Dunia juga menyediakan atau
memfasilitasi pembiayaan melalui kerja sama trust fund dengan donor bilateral maupun
multilateral.

KEGIATAN BELAJAR 4
Dana Moneter Internasional
(International Monetary Fund)
A. Sejarah International Monetary Fund (IMF)
Selama periode Depresi Besar (Great Depression) di tahun 1930-an, negara-negara di
dunia berusaha untuk membangun kembali ekonomi mereka yang jatuh dengan cara membatasi
dengan ketat perdagangan asing, mendevaluasi mata uang mereka agar dapat bersaing dengan
mata uang negaranegara lainnya dalam pasar ekspor dan membatasi jumlah mata uang asing
yang dapat dimiliki oleh warga negara mereka. Perdagangan dunia menurun dengan tajam.
Meningkatnya jumlah pengangguran serta jatuhnya standar kehidupan dialami oleh banyak
negara.
Kekacauan dalam kerja sama moneter internasional tersebut mendorong pendiri IMF
untuk merencanakan pembentukan institusi yang memiliki tanggung jawab mengawasi sistem
moneter internasional, yaitu sistem pertukaran mata uang dan pembayaran internasional yang
memungkinkan negara-negara dan warga negara mereka untuk membeli barang dan jasa antara
satu dengan yang lain. Entitas global yang baru ini akan menjamin kestabilan mata uang dan
mendorong negara anggota-anggotanya untuk menghapus larangan pertukaran yang
menghambat perdagangan.
B. Aktivitas IMF
IMF memberikan saran kebijakan dan bantuan keuangan bagi anggotaanggotanya yang sedang
mengalami kesulitan keuangan. IMF juga bekerja sama dengan negara berkembang untuk
membantu mereka meraih stabilitas makroekonomi dan mengurangi kemiskinan. IMF memiliki
tugas penting membantu suatu negara untuk dapat memperoleh manfaat dari globalisasi dan di
waktu yang sama menghindari kemungkinan kerugian dari globalisasi tersebut. IMF
mendukung anggota-anggotanya melalui aktivitas-aktivitas utamanya sebagai berikut.
1. Saran kebijakan bagi pemerintah dan bank sentral berdasarkan analisis kecenderungan
ekonomi dan pengalaman yang dialami oleh negara-negara di dunia.
2. Riset, statistik, peramalan, dan analisis berdasarkan pantauan terhadap ekonomi dan pasar
individu, regional, dan global.
3. Pinjaman untuk membantu suatu negara menghadapi kesulitan ekonomi.
4. Pinjaman murah untuk membantu mengurangi kemiskinan di negara sedang berkembang.
5. Bantuan teknis dan pelatihan untuk membantu negara-negara meningkatkan sistem
pengelolaan ekonomi mereka.
C. Struktur Organisasi IMF
IMF dipimpin oleh Direktur Utama (Managing Director) yang merupakan pimpinan
dari staf IMF dan ketua Dewan Eksekutif. Direktur Utama dibantu oleh Wakil Pertama
Direktur dan 3 Wakil Direktur lainnya. Tim manajemen tersebut mengawasi kerja staf dan
menjaga hubungan tingkat tinggi dengan pemerintahan negara-negara anggota, media, lembaga
nirlaba, institusi penelitian, dan lembaga-lembaga lainnya. Direktur Utama ditunjuk oleh
Dewan Eksekutif untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diperbaharui.
Dewan Gubernur adalah badan pengambil keputusan tertinggi di IMF. Badan ini terdiri
atas 1 orang Gubernur dan 1 Wakil Gubernur untuk setiap negara anggota. Gubernur ditunjuk
oleh negara anggota dan pada umumnya merupakan Menteri Keuangan atau Pimpinan Bank
Sentral. Dewan Gubernur mendelegasikan kekuasaannya pada Dewan Eksekutif IMF, namun
tetap memiliki hak untuk menyetujui peningkatan kuota, alokasi Special Drawing Right (SDR),
memberikan persetujuan bagi anggota baru, penarikan wajib anggota, dan melakukan
perubahan pada Articles of Agreement dan By-Law. Dewan Gubernur memilih dan menunjuk
Direktur Eksekutif. Dewan Gubernur IMF dan Bank Dunia Group pada umumnya bertemu
setahun sekali pada IMFWorld Bank Annual Meetings untuk mendiskusikan kerja institusi
mereka. Pertemuan tahunan tersebut yang dilakukan di bulan September atau Oktober biasanya
diselenggarakan di Washington selama 2 tahun berturut-turut dan di negara anggota lainnya
pada tahun ketiga.
D. Sumber Dana dan Pinjaman IMF
1. Sumber Dana IMF
Sumber dana pinjaman IMF berasal dari negara-negara anggota, terutama dari pembayaran
kuota. Sejak tahun 2009, IMF telah menandatangani sejumlah pinjaman bilateral dan
catatan perjanjian pembelian (note purchase agreements) untuk meningkatkan kapasitasnya
dalam membantu negara-negara anggota selama krisis ekonomi global. Pinjaman berbunga
rendah dan penghapusan utang bagi negara-negara berpenghasilan rendah dibiayai melalui
dana perwalian berdasarkan kontribusi yang terpisah (separate contribution-based trust
funds). Beberapa sumber dana IMF adalah sebagai berikut.
1. Sistem kuota
Setiap negara anggota IMF diwajibkan untuk membayar kuota. Jumlah maksimum
kuota yang dibayarkan ditentukan berdasarkan ukuran relatif negara tersebut dalam
ekonomi dunia. Setelah bergabung dengan IMF, suatu negara pada umumnya akan
membayar hingga seperempat dari total kuotanya dalam bentuk mata uang yang umum
diterima (misalnya dollar Amerika Serikat, euro, yen, atau poundsterling) atau dalam
bentuk Special Drawing Rights (SDRs). SDRs adalah cadangan devisa internasional
IMF yang dapat mendukung cadangan devisa negara-negara anggota IMF. Tiga
perempat dari total kuota dibayar dengan mata uang negara tersebut. Kuota akan dikaji
ulang paling tidak setiap 5 tahun sekali.
2. Kepemilikan emas (gold holdings)
Jumlah emas yang dimiliki oleh IMF adalah sebesar 2.814,1 metrik ton yang berarti
IMF adalah pemilik emas dalam jumlah terbesar ketiga di dunia. Namun demikian,
Article of Agreement IMF secara tegas membatasi penggunaan emas tersebut. Jika
disetujui melalui voting negara-negara anggota, IMF dapat menjual emas atau dapat
menerima pembayaran berupa emas dari negara-negara anggotanya. Tapi, IMF dilarang
untuk membeli emas dan terlibat dalam transaksi emas lainnya.
2. Pinjaman IMF
Suatu negara anggota dapat meminta bantuan keuangan IMF bila neraca pembayarannya
sedang atau berpotensi mengalami masalah. Bantuan keuangan ini memungkinkan negara-
negara tersebut untuk membangun kembali cadangan devisa, menstabilkan mata uang
mereka, kembali melakukan impor, dan mengembalikan kondisi pertumbuhan ekonomi
yang kuat sambil menerapkan kebijakan untuk memperbaiki masalah yang dihadapi. Tidak
seperti bank pembangunan, IMF tidak memberikan pinjaman berdasarkan proyek tertentu.
Setelah IMF menerima permintaan dari negara yang memerlukan bantuan, pinjaman IMF
pada umumnya diberikan berdasarkan suatu “perjanjian” yang dapat mengatur kebijakan
dan tindakan tertentu yang disetujui oleh negara tersebut untuk dilakukan dalam
menyelesaikan masalah neraca pembayaran. Program ekonomi yang mendasari perjanjian
tersebut dirumuskan oleh negara yang bersangkutan berdasarkan konsultasi dengan IMF
dan dipresentasikan pada Dewan Eksekutif IMF melalui Letter of Intent. Ketika suatu
perjanjian disetujui oleh Dewan Eksekutif, pinjaman diberikan secara bertahap selama
program diimplementasikan.
E. IMF dan Bank Dunia
IMF dan Bank Dunia adalah institusi-institusi dalam Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB).
Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat di negara-
negara yang menjadi anggotanya. Pendekatan kedua institusi ini dalam mencapai tujuan yang
dimaksud saling melengkapi, dimana IMF fokus pada isu-isu makroekonomi dan Bank dunia
berkonsentrasi pada pembangunan ekonomi jangka panjang dan pengurangan kemiskinan. IMF
mendorong kerja sama moneter internasional dan menyediakan saransaran kebijakan serta
bantuan teknis untuk membantu negara-negara anggotanya membangun dan menjaga kondisi
ekonomi yang kuat. IMF juga memberikan pinjaman dan membantu negara-negara anggotanya
mendisain programprogram kebijakan untuk memecahkan masalah dalam neraca pembayaran.
Pinjaman IMF merupakan pinjaman jangka pendek dan jangka menengah serta dibiayai
terutama dari kontribusi kuota anggota-anggotanya. Staf IMF utamanya adalah ekonom-
ekonom dengan pengalaman luas dalam kebijakan keuangan dan makroekonomi.
Bank Dunia mendorong pembangunan ekonomi jangka panjang dan pengurangan
kemiskinan dengan menyediakan bantuan keuangan dan bantuan teknis untuk membantu
negara-negara anggotanya mereformasi sektor tertentu atau mengimplementasi proyek-proyek
tertentu, misalnya membangun sekolah atau pusat kesehatan, menyediakan air dan listrik,
memerangi penyakit, dan menjaga lingkungan. Bantuan yang diberikan Bank Dunia pada
umumnya merupakan bantuan jangka panjang dan dibiayai oleh kontribusi negara anggota dan
penerbitan obligasi. Staf Bank Dunia seringkali merupakan spesialis dalam isu, sektor, atau
teknik tertentu.

Anda mungkin juga menyukai