Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FADIA ARSYA NEFIA

NIM : 045032601
1. Jelaskan mengenai konsep dasar akuntansi beserta contohnya?
2. Jelaskan mengenai pos dasar yang membutuhkan ayat jurnal penyesuaian beserta
contohnya!
3. PT. Jaya melakukan beberapa transaksi yang terjadi di bulan Maret
1. Pada tanggal 5 Maret, membeli bahan habis pakai dagangan secara kredit dari PT.
Baru seharga Rp 25.000.000, 2/10, net/30.
2. Pada tanggal 6 Mart, membayar ongkos angkut sebesar Rp900.000 atas barang
dagangan yang dibeli dari PT.Baru.
3. Pada tanggal 7 Mart, membeli perlengkapan secara kredit seharga Rp26.000.000.
4. Pada 8 Maret, barang dagangan yang rusak dikembalikan kepada PT.Baru dan
diberikan kredit sebesar Rp2.600.000 untuk barang dagangan yang dikembalikan.
5. Pada tanggal 15 Maret, membayar jumlah yang harus dibayar kepada PT.Baru secara
penuh dengan diskon 2%.
6. Pada tanggal 20 Maret, menjual barang dagangan Rp. 10.000.000 secara tunai.
Pertanyaan : Buatlah jurnal terkait transaksi tersebut dengan metode perpetual!
Jawab:
1. Konsep dasar akuntansi
Standar Akuntansi Kewangan disusun oleh organisasi profesi akuntansi yang ada di
negara yang bersangkutan. Di Indonesia organisasi profesi ini dikenal dengan nama Al
(Ikatan Akuntan Indonesia) yang setiap empat tahun sekali menyelenggarakan kongres
untuk memilih ketua dan pengurus AI. Standar Akuntansi Keuangan disusun berdasarkan
anggapan dasar yang dikenal dengan istilah konsep dasar. Berikut akan dibahas beberapa
konsep dasar yang digunakan dalam praktik akuntansi:
a. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)
Konsep kesatuan usaha didasarkan pada anggapan bahwa penerapan akuntansi dilakukan
pada unit individu ekonomi dalam masyarakat atau dikenal dengan istilah entitas. Entitas
ini mencakup seluruh bentuk organisasi badan usaha (seperti perusahaan perseorangan,
firma, perseroan, koperasi, perusahaan negara, dan sebagainya)fi unit pemerintahan
(seperti pemerintah daerah, kecamatan, proyek, sekolah, universitas, rumah sakit, dan
sebagainya), dan lembaga-lembaga sosial yang lain (seperti mesjid, gereja, klub sepak
bola, organisasi politik, organisasi sosial) dan sebagainya. Entitas dianggap berdiri sendiri
terlepas dari para pemiliknya atau siapa pun juga Dengan demikian suatu entitas dianggap
dapat melakukan transaksi, dapat memiliki harta dan dapat melakukan tindakan hukum
yang lain. Objek dari akuntansi keuangan (selanjutnya disebut dengan akuntansi saja)
adalah transaksi. Seluruh transaksi darl entitas Ini dicatat, dianalisis dan dikhtisarkan
untuk Kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan laporan berkala. Transaksi adalah
setiap kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi
keuangan dari suatu organisasi. Sebagai contoh pembayaran tagihan telepon, pembelian
barang dagangan, penjualan jasa adalah contoh dari transaksi antara perusahaan dengan
pihak luar (transaksi eksternal).
Selain itu ada juga bentuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri (transaksi
internal). Contoh dari transaksi internal in antara lain pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi, depresiasi (penusutan), pembentukan cadangan dan sebagainya.

b. Prinsip Harga Pokok (Cost)


Barang dan jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga sat transaksi tersebut
terjadi. Entitas atau badan usaha tidak akan mengubah catatan harga beli dari barang
tersebut, biarpun mungkin harga barang atau jasa di pasar berubah. Misalnya tanggal 1
Mei perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga 50 juta rupiah. Tanah tersebut
akan dicatat dengan harga 50 juta rupiah, biarpun setelah transaksi pembelian harga tanah
berubah menjadi 60 juta rupiah. Cara pencatatan in menggunakan prinsip historical cost
(harga historis). Penentuan harga pokok yang terjadi dan penghasilan yang diperoleh
merupakan hal yang fundamental dalam akuntansi. Dalam transaksi antara pembeli dan
penjual kedua belah pihak selalu berusaha untuk menentukan harga yang paling
menguntungkan dan hanya harga yang telah disepakati merupakan harga yang cukup
objektif untuk tujuan akuntansi. Jika harga dicatat dengan harga yang selalu disesuaikan
dengan harga penawaran, penilaian atau taksiran, maka laporan akuntansi menjadi tidak
stabil, kurang dapat dipercaya dan menjadi tidak berguna.
c. Dasar Akrual
Dasar in digunakan untuk menentukan kapan suatu transaksi harus dicatat (diakui).
Misalnya perusahaan anda membeli mobil, dalam hal ini anda akan dihadapkan pada
permasalahan kapan seharusnya transaksi pembelian mobil tersebut dicatat. Apakah pada
saat inden?, wang muka diserahkan?, barang diterima?, surat tanda kendaraan bermotor
diserahkan?, bukti kepemilikan kendaraan diserahkan?, atau saat pembayaran lunas?
Seluruh kejadian tersebut seringkali terjadinya tidak bersamaan, malahan waktu jedanya
sering lama. Dalam akuntansi dikenal dua dasar pencatatan yaitu dasar tunai (cash basis)
dan dasar akrual (accrual basis). Dasar tunai menyatakan bahwa transaksi dicatat saat
terjadi penerimaan atau pengeluaran kas. Dengan demikian sebelum terjadi penerimaan
atau pengeluaran kas transaksi tersebut belum dicatat Dasar in banyak dipakai ole
perusahaan kecil atau oleh individu-individu yang melakukan praktik profesional, misal
dokter, bidan, pengacara dan sebagainya. Biarpun dasar ini banyak dipakai, namun PABU
tidak memperbolehkan dasar tunai ini. Mengapa? Dasar akrual mencatat transaksi pada
saat terjadinya, tidak mengindahkan penerimaan atau pengeluaran kasnya. Laporan
keuangan yang disusun berdasar akrual tidak hanya melaporkan transaksi masa lalu,
tetapi juga memberikan informasi tentang kewajiban pembayaran kas di masa depan sera
sumber daya yang menggambarkan potensi penerimaan kas di masa yang akan datang.
Oleh sebab itu laporan keuangan yang disusun berdasarkan azas akrual menyediakan
informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bag pemangku
kepentingan dalam pengambilan keputusan.
d. Kelangsungan Usaha
Kelangsungan usaha dari suatu entitas dijamin akan berlangsung terus, sehingga dapat
melakukan transaksi di masa yang akan datang. Namun bilamana ada maksud atau
keinginan perusahaan untuk membubarkan (melikuidasi) atau mengurangi secara material
usahanya, maka laporan keuangannya harus disusun dengan cara yang berbeda dan dasar
yang digunakan harus diungkapkan
2. Jurnal penyesuaian adalah buku akuntansi yang disusun untuk menyesuaikan saldo pada
neraca saldo ketika tiba akhir periode akuntansi sehingga neraca tersebut menampilkan
saldo yang aktual sesuai dengan jumlah aslinya. Sedangkan ayat jurnal penyesuaian atau
AJP sendiri adalah beberapa penyesuaian dari proses pembuatan jurnal dalam siklus
akuntansi.
Hal ini diperlukan jika pembuatan neraca saldo sudah selesai. Beberapa pos dasar yang
membutuhkan ayat jurnal penyesuaian, yaitu, pos penangguhan, pos akrual, beban
depresiasi / amortisasi, kerugian dan piutang.
 Beban yang masih harus dibayar atau utang beban, adalah beban yang sudah menjadi
suatu kewajiban namun perusahaan belum mencatat.
 Piutang pendapatan, adalah pendapatan yang sudah menjadi hak bagi perusahaan
namun perusahaan belum mencatat.
 Beban dibayar dimuka, adalah berbagai beban yang sudah dibayarkan oleh
perusahaan namun sebagian dari beban tersebut sebenarnya harus dibebankan pada
periode yang akan datang. Pencatatannya bisa diakui sebagai beban atau sebagai
harta/aset.
 Pendapatan diterima dimuka, adalah pendapatan yang sudah diterima namun
sebetulnya sebagian menjadi pendapatan di period berikutnya.
 Penyusutan (depresiasi)/amortisasi, adalah penggunaan aset tetap berwujud atau tidak
berwujud yang harus dibebankan pada suatu periode.
 Perlengkapan yang dipakai, adalah sebagian dari harga beli perlengkapan sudah
dipakai selama satu period. Perlengkapan yang sudah dipakai menjadi beban
perlengkapan.
 Kerugian piutang adalah taksiran dari piutang usaha yang kemungkinan tidak bisa
ditagih atau dilunasi oleh pelanggan. Sedangkan Beban yang mash harus dibayar atau
utang beban, adalah bean yang sudah kewajiban namun perusahaan belum mencatat.

PT. Jaya
Jurnal Umum
Per Bulan Maret
Tanggal Nama akun dan Keterangan Debet Kredit
5 Maret Persediaan bahan habis dipakai RP. 25.000.000
-Utang dagang PT.Baru
6 Maret Biaya angkut RP. 900.000
-Kas RP. 900.000
(Pembayaran ongkos angkut atas barang
dagangan dari PT Baru
7 Maret Perlengkapan Rp.26.000.000
-Utang dagang PT.Baru Rp.26.000.000
-Kas
15 Maret Diskon pembelian Rp.500.000
Utang dagang PT Baru Rp.25.500.000
-Kas Rp.25.500.000
Pembayaran jumlah yang harus dibayar
pada PT.Baru secara penuh dengan
diskon 2%)
20 Maret -Kas Rp. 10.000.000
Pendapatan penjualan barang dagangan Rp. 10.000.000
Dagangan (Penjualan barang dagangan
secara tunai)
Rp 90.000.000 Rp 90.000.000

Jadi kesimpulannya adalah jurnal transaksi PT. Jaya dengan metode perpetual mencakup
pembelian bahan habis pakai, pembayaran ongkos angkut, pembelian perlengkapan,
pengembalian barang dagangan yang rusak dengan kredit, pembayaran utang dagang PT.Baru
dengan diskon, dan penjualan barang dagangan secara tuna. Jadi, jurnal transaksi yang
digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan dan penting untuk menjaga
keuangan perusahaan tetap teratur.

Anda mungkin juga menyukai