Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dede hermawan

Nim : 048894974

Prodi : Manajemen

Matkul : Bank dan lembaga keuangan non bank (EKSI4205)

Jawaban :

1. Pasar keuangan dapat diklasifikasikan dalam berbagai dimensi diantaranya adalah :


- Klasifikasi berdasarkan sifat dari klaim :
a. Pasar utang (debt market)
Pada dasarnya merupakan pasar yang memperdagangkan aset keuangan dengan arus kas tetap atau aset
keuangan dengan instrumen utang (debt instrument). Contoh : obligasi (bonds), kredit (credit), surat
utang jangka pendek (commercial peper).
b. Pasar ekuitas (equity market)
Pasar ekuitas adalah pasar yang memperdagangkan aset keuangan dengan arus kas tidak tetap atau aset
keuangan dengan instrumen ekuitas (equity instrumen). Contoh : saham.
- Klasifikasi berdasarkan jatuh tempo klaim :
a. Pasar uang (money market)
Pasar uang merupakan pasar yang memperdagangkan aset keuangan dengan instrumen utang jangka
pendek. Pada umumnya jangka waktu tempo surat utang dibawah 12 bulan.
b. Pasar modal (capital market)
Pasar modal adalah pasar bagi aset-aset keuangan jangka panjang. Yaitu aset keuangan yang jatuh
temponya diatas 12 bulan. Di pasar ini, aset keuangan yang diperdagangkan bisa dengan instrumen
utang, bisa juga dengan instumen ekuitas.
- Klasifikasi berdasarkan penerbitan klaim :
a. Pasar primer (primary market)
Pasar primer adalah pasar keuangan dimana perusahaan-perusahaan menerbitkan aset keuangan untutk
pertama kalinya dijual atau ditawarkan. Pasar ini juga disebut pasar perdana atau sering juga disebut
initial public offering (IPO).
b. Pasar sekunder (secondary market)
Pasar sekunder merupakan pasar yang memperdagankan aset keuangan/klaim keuangan yang
sebelumnya sudah dijual dipasar perdana atau pasar primer. Kadang-kadang disebut pasar dari aset
keuangan yang telah usang.

2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (nondepository) adalah adalah semua badan yang melakukan kegiatan bidang
keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan
kertas surat berharga dan menyalurkan ke masyarakat, terutama guna membiayai investasi perusahaan.

Berikut alasan mengapa Lembaga Keuangan Bukan Bank (nondepository) tidak dapat menghimpun dana :
- Pendirian lembaga keuangan didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan nomor 792/MK/IV/12/70
tanggal 7 Desember 1970 kemudian diubah dan ditambah dengan Keputusan Menteri Keuangan nomor
38/MK/IV/I/72 tanggal 18 Januari 1972.
Menurut ketentuan tersebut yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan di bidang keuangan yang menghimpun dana dengan mengeluarkan surat berharga dan
menyalurkannya untuk membiayai investasi perusahaan.
LKBB tidak diperbolehkan menerima dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito.
Namun berdasarkan Pakto 27, 1988, LKBB dapat menerbitkan sertifikat deposito sebagai sumber dana-dana
untuk mendirikan kantor cabang di daerah-daerah.
Setelah diundangkannya Undang- undang nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan ditetapkan Peraturan
Pemerintah nomor 70 Tahun 1992 tentang Bank Umum, semua LKBB diharuskan melakukan penyesuaian
kegiatan usahanya menjadi bank umum selambat-lambatnya tanggal 25 Maret 1993 dengan memenuhi
semua ketentuan dan persyaratan untuk menjadi bank umum.(dahlan, 2004, h. 44)
Lembaga Keuangan Bukan Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya umumnya bergerak pada sektor riil
(non moneter), karena tidak diperkenankan untuk menghimpun dan menyalurkan dana secara langsung
kepada masyarakat.
Sumber dana yang diperoleh dari pemodal dan menyalurkan umumnya terkait dengan sektor riil. Hal ini
berbeda dengan Lembaga Keuangan Bank yang menghimpun dana dan menyalurkan dana pada masyrakat
secara langsung, sehingga banyak yang mengatakan bergerak pada sektor keuangan (moneter).

3. Dilansir dari buku Bank dan Lembaga Keuangan Lain (2014) karya Nuritomo dan Totok Budisantoso, bank syariah
adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.
Prinsip utama bank syariah adalah hukum islam yang bersumber dari Al-Quran dan Alhadis. Kegiatan bank
syariah harus memperhatikan perintah dan larangan dalam Al-Quran dan sunnah Rasul Muhammad SAW.
Perbedaan utama antara bank umum dan bank syariah terletak pada sistem pemberian imbalan atau jasa dari
dana. Bank syariah tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang digunakan atau
dititipkan suatu pihak.

- Prinsip-prinsip Bank Syariah


Pedoman utama dalam pelaksanaan prinsip-prinsip bank syariah adalah Al-Quran dan Alhadis. Pasalnya,
kegiatan dalam bank syariah harus mewujudkan nilai yang terkandung dalam Al-Quran maupun sunnah Rasul
Muhammad SAW. Diantaranya sebagai berikut.
a. Prinsip Simpanan murni (al-wadi’ah)
Prinsip simpanan murni merupakan produk dari bank syariah untuk melayani penyimpanan dari pihak
yang kelebihan dana. Dalam perbankan konvensional produk ini identik dengan tabungan, deposito dan
giro. Contoh : Dalam tabungan syariah, nasabah pemilik dana menitipkan uangnya ke bank dalam bentuk
simpanan. Jika nasabah memerlukan dana tersebut sewaktu-waktu, maka bank harus
mengembalikannya kepada nasabah. Bank memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan uang
tersebut dan mengelolanya sesuai dengan prinsip-prinsip bank syariah. Bank juga dilarang menggunakan
dana nasabah untuk kegiatan yang diharamkan dalam islam.
b. Prinsip bagi hasil (syirkah)
Prinsip bagi hasil merupakan prinsip tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan
pengelola dana. Bagi hasil ini, bisa antara bank dengan pemilik dana (nasabah penyimpan), maupun
antara bank dengan pengguna dana (nasabah debitur). Contoh : Jual beli mobil, dimana pedagang
memberikan modal kepada orang terpercaya antara 2 orang, lalu 2 orang tersebut membeli barang dari
seorang pusat penjualan mobil, 2 orang tersebut sepakat masing-masing memilik 50% dari barang yang
dibeli, lalu keduanya menjual barang tersebut dan keuntungannya dibagi 2, sedangkan harga pokoknya
dikembalikan kepada pedagang yang memberikan modal.
c. Prinsip jual beli (at-tijarah)
Prinsip ini merupakan pengaturan tentang jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang
yang dinutuhkan nasabah, kemudian menjual tersebut kepada nasabah, dengan harga sejumlah harga
beli ditambah keuntungan (margin). Contoh : KPR Bank BTN Syariah dimana pihak bank akan membeli
rumah lalu dijual kembali kepada nasabah.
d. Prinsip sewa (al-ijarah)
Prinsip sewa dalam operasionalnya dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu ijarah dan bai al takjiri. Ijarah
merupakan prinsip sewa murni, sementara bai al takjiri merupakan prinsip sewa beli, dimana pada akhir
kontrak si penyewa mempunyai hak untuk membeli barang yang disewa. Contoh : Sewa-menyewa dalam
bisnis rental mobil dan sewa menyewa berupa barang furniture sperti sofa contohnya, dimana penyewa
dalam kontrak sewanya mendapatkan hak untuk membeli barang tersebut ketika masa sewa sudah
selesai.
e. Prinsip jasa (al Ajr walumullah)
Prinsip ini merupakan seluruh layanan jasa non pembiyaan, seperti bank garansi, kliring, transfer, dan
lain-lain. Contoh : Transaksi bank garansi, Jasa penjaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada
pihak penerima jaminan. Misal sebuah perusahaan ingin mengajukan bank garansi kepada bank syariah
untuk mendukung pembayaran kepada pihak ketiga. Bank syariah akan membuat perjanjian ijarah
muntahiya bittamlik untuk mengakomodasi permintaan tersebut. Bank akan membeli barang yang
menjadi jaminan seperti kendaraan atau peralatan tertentu dan menyewakannya kepada pelanggan.
Setelah masa sewa berakhir, barang tersebut akan menjadi milik pelanggan. Ini mirip dengan perjanjian
sewa yang pada akhirnya menghasilkan kepemilikan.

4. Faktor-faktor utama yang mendorong munculnya inovasi keuangan :


- Meningkatnya ketidakstabilan tingkat bunga, inflasi, harga ekuitas, dan nilai tukar. Meningkatnya
ketidakstabilan ini mendorong para pelaku pasar untuk meningkatkan perlindungan sehingga memacu
munculnya inovasi keuangan terutama perlindungan risiko.
- Kemajuan teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan teknologi komputer. Kemajuan teknologi ini
memungkinkan melakukan inovasi keuangan untuk menciptakan produk-produk keuangan yang hanya bisa
dijalankan dan dipantau dengan bantuan teknologi.
- Meningkatnya kapasitas pelaku pasar profesional karena menigkatnya pendidikan, pelatihan, dan
keterampilan. Beberapa produk keuangan sangat rumit, namun karena pelaku pasar kapasitasnya sudah
sangat tinggi maka memungkinkan mereka dengan cepat menerima dan menguasai produk tersebut. Oleh
karena itu, kapasitas pelaku keuangan memungkinkan diciptakannya produk-produk canggih meskipun
dengan matematika rumit.
- Ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan. Hukum persaingan menyatakan bahwa semakin
ketat persaingan dalam pasar akan menjadikan pelaku pasar tersebut semakin inovatif. Demikian juga dalam
pasar keuangan, semakin ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan maka inovasi keuangan
akan meningkat.
- Insentif untuk menghadapi peraturan-peraturan dan pajak. Karakter dasar dan pengusah adalah mencari
peluang untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, dalam menghadapi peraturan pun akan dicari
peluang atau celah dimana mereka masih bisa mendapatkan keuntungan melanggar peraturan.
- Perubahan pola global kekayaan keuangan. Perkembangan pendapatan dan kemakmuran masyarakat,
menjadikan diversifikasi permintaan atas produk-produk keuangan agar mereka memiliki banyak pilihan
dalam menyimpan kekayaan.

5. Fungsi Uang
Adalah sebagai alat tukar utama dalam kegiatan ekonomi di masyarakat. Tak hanya itu, beberapa fungsi uang
lainnya adalah sebagai berikut :
- Alat tukar
Utamanya, fungsi uang adalah sebagai alat tukar atau medium of change. Dalam kehidupan bermasyarakat,
uang menjadi alat tukar dalam transaksi pembayaran barang dan jasa, tanpa melibatkan kegiatan tukar
menukar barang.
- Alat penyimpanan nilai
Fungsi uang lainnya yaitu sebagai alat penyimpanan nilai, dimana uang bisa mengalihkan daya beli masa kini
ke masa mendatang. Jika seseorang menjual barang dan mendapatkan uang, maka uang tersebut bisa
digunakan untuk membeli barang dan jasa di masa yang akan datang.
- Satuan hitung
Uang memiliki fungsi sebagai satuan hitung, di mana uang bisa menunjukkan nilai kekayaan. Selain itu, uang
juga dapat menunjukkan berbagai nilai barang dan jasa yang diberikan serta menghitung jumlah pinjaman.
Referensi : BMP EKSI14205 Modul 1,2,3 dan 4, https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/06/06/uang-
adalah, https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/12/13/syirkah-adalah, Hanafi hadi susanto dan
Mohammad Ghozali “Konsep syirkah pada perbankan syariah”, https://islamictubeuk.com/jasa-bank-
syariah/, https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/10/19/prinsip-bank-syariah,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/16/121350769/bank-syariah-definisi-prinsip-dan-fungsinya,
https://lifepal.co.id/media/bank-syariah/, https://www.jurnal.id/id/blog/,
https://lifepal.co.id/media/perbedaan-lembaga-keuangan-bank-dan-nonbank/,
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/05/27/lembaga-keuangan-adalah,

Anda mungkin juga menyukai