Dosen Pengampu:
Agus Kurniawan, S.E., M.S.Ak.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
membuat makalah ini dengan tepat waktu. Dalam menulis makalah ini, tidak sedikit masalah dan
rintangan yang dihadapi oleh penulis, namun berkat bantuan dari beberapa pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah yang berjudul ”Pasar Modal Syariah”, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini walaupun masih terdapat beberapa kekurangan.
Terimakasih yang sebesar - besarnya penulis ucapkan kepada Bapak Agus Kurniawan,
S.E., M.S.Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Pasar Modal Syariah yang telah banyak
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca sebagai bahan perbaikan untuk kedepannya, dan semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah di Pasar Modal. Definisi saham dalam konteks saham syariah merujuk kepada definisi
saham pada umumnya yang diatur dalam undang-undang maupun peraturan OJK lainnya. Ada
dua jenis saham syariah yang diakui di pasar modal Indonesia. Pertama, saham yang dinyatakan
memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017
tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, kedua adalah saham yang dicatatkan
sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahan publik syariah berdasarkan peraturan OJK no.
17/POJK.04/2015.
DANA INVESTASI REAL ESTAT (DIRE) SYARIAH Berdasarkan peraturan OJK No.
30/POJK.04/2016 tentang Dana Investasi Real Estat Syariah Berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif, yang di maksud dengan Dana Investasi Real Estat Syariah (DIRE Syariah) adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan real estat, dan/atau kas dan setara
kas yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
DIRE Syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dikatakan memenuhi prinsip syariah
di pasar modal jika akad, cara pengelolaan dan aset real estat, aset yang berkaitan dengan real
estat, dan/atau kas dan setara kas, tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal
sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal.
A. Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan investasi syariah di Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan investasi syariah di pasar modaal negara lain?
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perkembangan investasi syariah di Indonesia?
2. Untuk mengetahui perkembangan investasi syariah di pasar modaal negara lain?
BAB II
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Perkembangan investasi syariah di Indonesia tak lepas dari pengembangan keuangan
syariah nasional, baik duri aspek kelembagaan keuangan syariah dan infrastruktur penunjangnya,
keahlian dan perangkat regulasi serta sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi
masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah. Berbagai sinergi aktivitas ekonomi syariah
yang secara timbal balik juga saling mendukung seperti industri makanan, produk kosmetika dan
obat-obatan halal, fashion muslim, dan pariwisata syariah.
Indonesia sebagai negara mayoritas beragama muslim, sejatinya industri pasar modal
syariah sudah berkembang pesat. Namun faktanya, kondisi tersebut masih jauh dari harapan dan
bahkan pengembangan pasar modal syariah belum digarap optimal sehingga penetrasi pasar
masih rendah ketimbang dengan negara tetangga.
Malaysia termasuk salah satu negara yang memiliki regional dekat dengan Indonesia, hal
ini memungkinan terdapat hubungan yang erat antar negara tak terkecuali pada pasar saham
syariah Malaysia yang akan mempengaruhi ISSI. Adapun alasan lain yaitu tingginya minat
pemilik modal dari negara yang beribukota di Kuala Lumpur ini untuk berinvestasi di negara
Indonesia serta karena dorongan kerjasama bilateral di banyak bidang terlebih pada bidang
ekonomi beberapa tahun terakhir.
DAFTAR PUSTAKA