Anda di halaman 1dari 10

PASA MODAL SYARIAH

Makalah

IAIN PALOPO

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Andi Reski Zulfian 1904030086

Khairunnisa 1904030101

Insani 1904030091

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Profesi Pasar Modal
dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Pasar Modal Syariah” dapat diselesaikan karena bantuan
banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembacanya untuk acuan
pembuatan makalah selanjutnya. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan
sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian
isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Palopo, 06 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Industry Syariah..................................................................3

B. Prinsip Dasar Syariah....................................................................................3

C. Pasar Modal Syariah Di Indonesia................................................................4

D. Apa Itu Daftar Efek Syariah(DES)...............................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................5

B. Saran..............................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini.
Banyak industri dan perusahaan yang menggnakan institusi pasar modal sebagai media
untuk menyerap investasi dan untuk memperkuat posisi keuangan. Bahkan, perekonomian
modern tidak akan mungkin maju dan berkembang tanpa pasar modal. Secara umum pasar
modal syariah dan pasar konvensional tidaklah jauh berbeda, hanya saja pasar modal syariah
sangat mengedepankan prinsipsyariah. Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka
mengakomodir kebutuhan umat islam yang ingin melakukan investasi di produk-produk atau
instrument pasar modal sesuai syariah islam. Dengan demikian beragamnya instrument-
instrumen di pasar modal syariah, diharapkan masyarakat akan memilih alternative investasi
yang sesuai dengan keinginannya yang memberikan keuntungan baginya.
Untuk mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia harus ada perkembangan
instrument-instrumen paar modal yang dikuatkan dengan fatwa DSN-MUI serta
perkembangan kelembagaan dan struktur pasar modal itu sendiri yang selalu di pantaui
oilieh Bapepam-LK. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan kerangka hkum untuk
memfasilitasi pengembangan pasar modal syariah serta mendorong pengembangan
instrumennya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Singkat Industry Syariah?
2. Apa Prinsip Dasar Syariah?
3. Bagaimana Pasar Modal Syariah Di Indonesia?
4. Apa Itu Daftar Efek Syariah(DES)?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Industry Syariah


Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel islam,
karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan
fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah
bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun
Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan
konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga,
sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung
dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.
Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974 disponsori oleh
negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, walaupun utamanya bank
tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk
proyek pembangunan di negara-negara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial
berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit menyatakan
diri berdasar pada syariah islam.
Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis islam kemudian
muncul.Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank
of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979).
Dia Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden,
dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan
membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah haji.
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun
1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta
dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan
dana kepada bank ini dan pada periode dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini
keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10
tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang
telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya merupakan bank besar seperti
Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero).Sistem syariah juga
telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 104 BPR Syariah.
B. Prinsip Dasar Syariah
Lembaga yang mengatur tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal Indonesia
adalah Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam bentuk
penerbitan fatwa yang berhubungan dengan kegiatan investasi di pasar modal syariah
Indonesia. Fatwa pertama tentang pasar modal syariah yang diterbitkan DSN-MUI pada taun
2001 adalah fatwa No. 20 tentang penerbitan reksa dana syariah. Pada tahun 2003, DSN-
MUI menerbitkan fatwa no. 40 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip
syariah di bidang pasar modal. Kemudian pada tahun 2011, DSN-MUI menerbitkan fatwa
no. 80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat
Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.Agar penerapan prinsip-prinsip syariah di pasar modal
Indonesia menjadi lebih mengikat dan mempunyai kepastian hukum, OJK mengonversi
prinsip-prinsip syariah di pasar modal Indonesia ke dalam peraturan OJK no.
15/POJK.04/2015 tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal.
Prinsip-prinsip syariah di pasar modal adalah prinsip-prinsip hukum Islam dalam
kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI), baik fatwa DSN -MUI yang telah ditetapkan maupun fatwa DSN-
MUI yang belum ditetapkan dalam peraturan Bapepam dan LK. Pada BAB II pasal 2 Fatwa
Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal berbunyi:
1. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai Emiten, jenis
efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai
dengan Syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip Syariah.
2. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip Syariah apabila telah memperoleh
Pernyataan Kesesuaian Syariah.
C. Pasar Modal Syariah Di Indonesia
Tonggak sejarah kelahiran pasar modal syariah Indonesia diawali dengan diterbitkannya
reksa dana syariah pertama pada tahun 1997. Kemudian diikuti dengan diluncurkannya
Jakarta Islamic Index (JII) sebagai indek saham syariah pertama, yang terdiri dari 30 saham
syariah paling likuid di Indonesia, pada tahun 2000. Pada tahun 2001, DSN-MUI
menerbitkan Fatwa nomor 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana
Syari'ah dan pada tahun 2003, DSN-MUI menerbitkan Fatwa nomor 40 tentang Pasar Modal
dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Peraturan OJK
(pada saat itu masih Bapepam dan LK) tentang pasar modal syariah pertama diterbitkan di
tahun 2006 dan dilanjutkan dengan diterbitkannya Daftar Efek Syariah (DES) pada tahun
2007. DES adalah panduan bagi pelaku pasar dalam memilih saham yang memenuhi prinsip
syariah.
Era kebangkitan pasar modal syariah Indonesia dimulai pada tahun 2011 dimana pada
saat itu banyak gebrakan inovasi diluncurkan ke pasar diantaranya Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI), Fatwa DSN MUI Nomor 80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek, serta Sharia
Online Trading System (SOTS). SOTS adalah sistem pertama di dunia yang dikembangkan
untuk memudahkan investor syariah dalam melakukan transaksi saham sesuai prinsip islam.
Sejak momen kebangkitan tersebut, Pasar Modal Syariah dirasakan memiliki energi baru
untuk terus bertumbuh sehingga mampu menorehkan milestone-milestone baru secara
konsisten, diantaranya:
1. Peluncuran Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah pertama di tahun 2013;
2. Peluncuran Roadmap pertama Pasar Modal Syariah dan Berdirinya Galeri Investasi
Syariah (GIS) pertama di tahun 2015; BEI pertama kali meraih penghargaan internasional
The Best Supporting Institution in Islamic Finance dari GIFA di tahun 2016;
3. Peluncuran Zakat Saham Pertama dan Peluncuran Jakarta Islamic Index 70 (JII 70) di
tahun 2017;
4. Peluncuran Wakaf Saham Pertama, peluncuran fatwa DSN-MUI No.124 terkait
kesesuaian syariah dalam Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian di KSEI, serta
BEI meraih pertama kali penghargaan The Best Islamic Capital Market Award dari GIFA
di tahun 2019; Selanjutnya di tahun 2020, untuk makin menyempurnakan landasan
kesyariaha’an di Pasar Modal, DSN MUI menerbitkan Fatwa No. 135 tentang Saham dan
Fatwa No. 138 terkait kesesuaian syariah dalam Mekanisme Kliring dan Penjaminan di
KPEI.
D. Daftar Efek Syariah (DES)
Daftar efek syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip syariat Islam di
dalamnya. Sistem kerja tersebut membuat produk saham yang ditawarkan bisa lebih halal
dan bebas dari riba. Daftar efek syariah juga merupakan surat berharga yang terdiri dari
beberapa hal misalnya saham, surat pengakuan utang, tanda bukti utang, obligasi, surat
berharga komersial, dan unit penyertaan. Sementara pengertian efek syariah adalah tentang
penerapan prinsip syariah di pasar modal. Undang-undang pasar modal syariah mengatur
beberapa pelaksanaan efek syariah yang berkaitan dengan:
1. Aset yang akan menjadi landasan akad, kegiatan usaha dan cara pengelolaan sahamnya.
2. Cara pengelolaan, akad, dan kegiatan usaha.
3. Aset yang terkait dengan efek perusahaan dan penerbitnya tidak bertentangan dengan
konsep syariah yang ada di pasar modal.
Adapum Jenis Efek Syariah yaitu bisa disimpulkan bahwa efek syariah adalah surat
berharga yang diperjualbelikan dengan tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
berlaku di pasar modal.
Efek yang dimaksud dapat didefinisikan dalam berbagai jenis seperti sukuk, saham
syariah, reksa dana syariah, dan efek derivative yang lainnya. Pelaksanaan kegiatan dan cara
pengelolaannya harus berdasarkan prinsip syariah dan tidak boleh dilanggar. Saham syariah
juga akan masuk dalam list online trading dalam sistem konvensional. Hal tersebut terjadi
karena sistem trading online menampilkan seluruh saham yang tercatat dalam bursa
termasuk yang berjenis syariah.
Untuk itu investor harus lebih jeli dalam memilih saham yang sesuai dengan keinginan.
Namun pada sistem online trading syariah (SOTS), transaksi harus tetap dibatasi secara
syariah. Tidak juga diperbolehkan untuk melakukan transaksi yang tidak sesuai dengan
syariah agama. Dengan adanya sistem seperti ini, bisa dijelaskan bahwa investor
konvensional bisa berinvestasi pada efek syariah. Namun, investor syariah tidak bisa
berinvestasi di efek konvensional. Hal tersebut terjadi karena penerapan prinsip dan sistem
kerja yang berbeda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar Modal syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
danPerdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
sertalembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Penerapan prinsip syariah
di pasar modaltentunya bersumberkan pada Al Quran sebagai sumber hukum
tertinggi dan Hadits NabiMuhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber
hukum tersebut para ulama melakukanpenafsiran pasar modal syariah yang kemudian
disebut ilmu fiqih.Sejarah Pasar Modal Syariahdi Indonesia dimulai dengan diterbitkannya
Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa InvestmentManagement pada 3 Juli 1997.
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta)bekerjasama dengan PT.
Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Indexpada tanggal 3 Juli
2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikandananya secara
syariah. Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia , kegiatan di Pasarmodal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8Tahun
1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksananaannya (Peraturan Bapepam-
LK,Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain).Produk syariah di pasar modal
antara lainberupa surat berharga atau efek. Berdasarkan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 tentangPasar Modal (UUPM), Efek adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berhargakomersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan kontrak investasi kolektif,kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif
dari Efek.
B. Saran
Melalui makalah ini, kami berharap agar setiap pembaca dapat memahami makalah
tentang Pasar Modal Syariah. Kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca agar
kedepannya menjadi lebih baik lagi dalam menyusun makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-jenderal-soedirman/akuntansi-akreditasi-a/
makalah-pasar-modal-syariah/8311994

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/pages/pasar-modal-syariah.aspx

https://www.idxchannel.com/syariah/simak-pengertian-manfaat-dan-daftar-efek-syariah

Sutedi, Adrian. Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan

Prinsip Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011)

Anda mungkin juga menyukai