Anda di halaman 1dari 16

Assalamualaikum Wr WB

Nama : Titania Alifiantoro


NIM : 19100001
Prodi (Kelas) : Akuntansi (Pagi)
Pengertian Akuntansi Syariah
 
Definisi dasar dari akuntansi adalah kegiatan mencatat,
menggolongkan, mengikhtisarkan sehingga menghasilkan
informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan.
Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT dalam melakukan seluruh kegiatan baik ibadah
mahdhoh seperti salat, zakat, puasa, dan haji maupun muamalah.
Jadi, akuntansi syariah adalah proses akuntansi atas transaksi-
transasksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT.
Perbedaan dan Persamaan akuntansi syariah
dengan akuntansi konvensional
Perbedaan:
• Akuntansi syariah dasar hukumnya adalah hukum etika yang bersumber dari Al-qur’an dan Sunnah.
Sedangkan, akuntansi konvensional dasar hukumnya adalah hukum bisnis modern.
• Akuntansi syariah dasar tindakannya adalah keberadaan hukum Allah-keagamaan. Sedangkan akuntansi
konvensional dasar tindakannya adalah rasionalisme ekonomis-sekuler.
• Akuntansi syariah tujuannya adalah keuntungan yang wajar. Sedangkan, akuntansi konvensional tujuannya
adalah maksimalisasi keuntungan.
• Akuntansi syariah orientasinya adalah kemasyarakatan. Sedangkan akuntansi konvensional orientasinya
adalah individual atau kepada pemilik
• Akuntansi syariah tahapan operasionalnya adalah dibatasi dan tunduk ketentuan syariah. Sedangkan
akuntansi konvensional tahapan operasionalnya adalah tidak dibatasi kecuali pertimbangan ekonomis.
Persamaan:
• Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi
• Prinsip penahunan dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan.
• Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal.
• Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang.
• Prinsip perbandingan dengan prinsip perbandingan income dan cost (biaya)
• Prinsip kontinuitas dengan kesinambungan perusahaan.
• Prinsip keterangan dengan penjelasan atau pemberitahuan.
Perkembangan Akuntansi Syariah
1. Periode sebelum tahun 2002
Walaupun Bank Muamalat sudah beroperasi sejak tahun 1992 namun sampai dengan tahun 2002 belum ada
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang mengatur, sehingga pada periode ini masih mengacu
pada PSAK 31 tentang Akuntansi Perbankan walaupun tidak dapat dipergunakan sepenuhnya terutama
paragraph-paragraf yang bertentangan dengan prinsip syariah seperti perlakuan akuntansi untuk kredit. Selain
itu juga mengacu pada Accounting Auditing Standard for Islamic Financial Institution yang disusun oleh
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution, suatu badan otonom yang didirikan 27
Maret 1991di Bahrain.
2. Periode tahun 2002-2007
Pada periode ini, sudah ada PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah yang dapat dipergunakan sebagai
acuan akuntansi untuk Bank Umum Syariah, Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan kantor cabang syariah
sebagaimana tercantum dalam ruang lingkup PSAK tersebut.
3. Tahun 2007-sekarang
Pada periode ini,DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) mengeluarkan PSAK Syariah yang merupakan
perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah)
dan PSAK Syariah, digunakan baik oleh entitass syariah maupun entitas konvensional yang melakukan
transaksi syariah baik sektor public maupun sektor swasta. Dengan demikian, saat ini di Indonesia selain
memiliki PSAK Syariah juga ada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) konvergensi IFRS, SAK
ETAP (Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang diluncurkan secara resmi pada
tanggal 17 Juli 2009 dan Standae Akuntansi Pemerintahan.
SEJARAH PERKEMBANGAN ENTITAS
SYARIAH
Lembaga Keuangan Syariah ( LKS) adalah setiap lembaga yang kegiatan usahanya di bidang
keuangan, yang didasarkan pada syariah atau hukum Islam, seperti perbankan, reksadana, takaful,
dan sebagainya.
Lembaga Bisnis Syairah (LBS) adalah setiap kegiatan bisnis yang didasarkan pada prinsip-prinsip
Syariah di luar Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

Bidang Kegiatan LKS meliputi perbankan, asuransi, pasar modal (capital market), leasing, multi
finance, pasaruang (financial market), obligasi syariah (sukuk) dan reksadana (fund management).
Bidang LBS meliputi Islamic brokerage, Hotel syariah, dan kegiatan bisnis yang berorientasi
kepada sektor riil lainnya.

Usaha yang dapat dikategorikan syariah adalah semua usaha yang yang pada prinsipnya tunduk
kepada ketentuan syariah Islam, baik di bidang keuangan maupun non keuangan. Ketentuan
Syariah yang paling menonjol untuk diikuti meliputi larangan adanya riba, ghoror, maysir, dhoror,
zhulm, risywah,maksiyat dan barang haram . • Sesungguhnya semua usaha yang sudah
menghindari larangan-larangansyariah dan menerapkan nilai-nilai kesyariahan secara otomatis
menjadi sebuah usaha syariah meskipun tidak diberi label syariah oleh pihak otoritas. • Di
Indonesia lembaga yang dipercaya untuk memberikan label syariah adalah Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI).
SEJARAH ENTITAS SYARIAH DI DUNIA

1. Negara-negara muslim mulai mendirikan bank tanpa bunga.


Malaysia tahun 40-an, Pakistan tahun 50-an.
2. Inovasi bank syariah di Mesir tahun 1963; paling sukses dan
inovatif : Mit Ghamr Local Saving Bank. Tahun 1967 terjadi
kekacauan politik sehingga mengalami kemunduran dan diambilalih
National Bank of Egypt yang berbasis bunga.
3. IDB didirikan oleh OKI tahun 1975, 22 negara Islam sbg pendiri.
Saat ini dimiliki oleh 43 negara anggota dengan kantor pusat di
Jeddah.
4. Tahun 70-an mulai menyebar di beberapa negara Pakistan, Iran
dan Sudan.
PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI
DUNIA ISLAM

 1963 Myt Ghamr Savings Bank, Mesir


 1974 ------Islamic Development Bank (IDB)
 1975 ------Dubai Islamic Bank
 1977 ------ Faysal Islamic Bank, Mesir Kuwait Finance House
(KFH)
 1978 ------ Bahrain Islamic Bank
 1983 ------ The Islamic Bank International of Denmark
 2006 ------ lebih dari 250 bank syariah beroperasi di dunia
SEJARAH ENTITAS SYARIAH DI
INDONESIA
BMT pertama kali lahir di Indonesia pada tahun 80-an yaitu BMT Teknosa Bandung
(BT Salman) dan BMT Ridho Gusti Jakarta.
Bank Syariah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat yang didirikan atas prakarsa
MUI pada tahun 1991 dan mulai beroperasi pada tahun 1992, dan pada tahun 1994
berubah menjadi bank devisa.
Pada tahun 1999 berdiri Bank Umum Syariah kedua yaitu Bank Syariah Mandiri yang
merupakan hasil merger PT Bank Susila Bakti (BSB) milik YKP Bank Dagang Negara
dan PT Bank Mahkota Prestasi.
Unit Usaha Syariah pertama yang ada di Indonesia adalah UUS Bank IFI Syariah tahun
1999 yang pada tahun 2009 Bank IFI dilikuidasi karena kesulitas likuiditas
PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI
INDONESIA
 Sampai tahun 2013 ada 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah,
dan 160 BPRS
11 BUS:
1. Bank Muamalat (1991)-- tahun 1999 sahamnya dimiliki mayoritas oleh IDB
2. Bank Syariah Mandiri (1999)-- Merger Bank BSB dan Mahkota Prestasi
3. Bank Syariah Mega Indonesia(2004) -- akuisis Bank Tugu o/ Para group
4. Bank Syariah BRI (2008) -- akuisisi Bank Jasa Artha
5. Bank Syariah Bukopin(2008) --- akuisisi Bank Persyarikatan Indonesia
6. Bank BCA Syariah(2009) -- akuisisi bank UIB (Utama Internasional Bank)
7. Bank Panin Syariah
8. Bank Victory Syariah (2009)-- konversi Bank Swaguna
9. Bank Syariah Jabar dan Banten -- Berasal dari UUS
10. Bank Syariah BNI--- Berasal dari UUS
11. Bank Maybank Indonesia Syariah (2010)- berasal dari Bank Nusa Nasional
PERKEMBANGAN BANK SYARIAH
DI INDONESIA
 Dual banking system berlaku sejak UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
mengakomodasiperbankan dengan prinsip syariah
 UU No 10 tahun 1998 sebagai perubahan atas UU No 7/1992 memungkinkanbank
beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah
 Tahun 2001 dibentuk Biro Perbankan Syariah dan pada tahun 2003 berubah
menjadi DirektoratPerbankan Syariah
 Tahun 2002 BI mengeluarkanPBI No. 4 tahun 2002 yang membolehkan bank
konvensional membuka unit usaha syariah (UUS) sehingga posisi UUS Bank IFI
dan UUS BNI semakin kuat
 Tahun 2006 BI mengeluarkanoffice channeling dengan PBI No.6 Tahun 2006 yaitu
kantor cabang bank konvensionaldapat menyediakan layanan syariah yang awalnya
sebatas penghimpunandana, dan tahun 2007 diperluas dengan pembiayaan
 Tahun 2007 BI meluncurkan logo IB
PERKEMBANGAN ENTITAS SYARIAH DI
INDONESIA
 Tahun 1994 berdiri entitas asuransi pertama yaitu PT Syarikat Takaful Indonesia yang disponsori oleh BMI, ICMI, Yayasan
Abdi Bangsa, Asuransi Jiwa Tugu, dan Depkeu
 Tahun 2001 berdiri Asuransi Syariah Mubarakah yang merupakan hasil konversi asuransi konvensional
 Tahun 2003 muncul KMK no 426 tentang diizinkannya perusahaan asuransi syariah dan unit usaha syariah oleh perusahaan
asuransi konvensional
 Tahun 1997 muncul reksadana syariah yang disponsori oleh BMI dan Danareksa Investment Management yang merupakan
cikal bakal pasar modal syariah di Indonesia yaitu berdirinya Danareksa Syariah
 Tahun 2009 mucul produk Manulife Syariah Sektor Amanah, yaitu reksadana syariah berbasis saham dan Reksadana Schroder
Syariah Balanced Fund yang berbasis pada obligasi syariah dan saham syariah
 Awal September 2002 terbit obligasi syariah pertama oleh PT Indosat dengan akad mudharabah (Sukuk I Indosat)
 Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tahun 2003 dengan MOU antara DSN – MUI dan BAPEPAM – LK
 Pada tahun 2004 muncul obligasi syariah ijarah
 Tahun 2007 Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic
Index (JII)
 Tahun 2008 pemerintah menerbitkan sukuk ritel (SR) 001 dengan menggunakan akad ijarah dengan tenor 3 tahun
 Sejak Mei 2009 ditetapkan Daftar Efek Syariah (DES) periodik yang didasarkan pada Laporan Keuangan Tahunan 31
Desember 2008.
 DES pertama terdiri dari 4 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), 23 Sukuk, dan 185 saham yang termasuk syariah
 Per Mei 2010 Sukuk terbagi menjadi 11 SBSN (SBSN seri IFR0001 – IFR0008, SR 01 – 02, Sukuk Global SNI 14) dan 29
Sukuk Korporasi
PERKEMBANGAN ENTITAS SYARIAH DI
INDONESIA
 Tahun 2003, Bank Muamalat Indonesia bekerjasama dengan Perum Pegadaian membuka Cabang Pegadaian Syariah pertama
di Jl Dewi Sartika Jakarta dengan berlandaskan Fatwa DSN No. 25 Tahun 2000 tentang gadai syariah
 Perusahaan pembiayaan syariah di Indonesia mulai muncul sejak tahun 2007 yang pertama adalah PT Al- Ijarah Indonesia
Finance (ALIF) yang didirikan oleh Bank Muamalat Indonesia bersama Bank Boubyan Kuwait dan Alpha Lease and Finance
Holding B.S.C

Saat ini multifinance syariah di Indonesia sudah 13 perusahaan pembiayaan syariah


Perusahaan Syariah yaitu :
o PT Al-Ijarah Indonesia Finance
o PT Amanah Finance
o Unit Usaha Syariah:
o PT Federal International Finance (FIF)
o PT Mandala Multifinance
o PT Trust Finance Indonesia
o PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM)
o PT Fortuna Multifinance
o PT Capitalink Finance
o PT Trihamas Finance
o PT Semesta Citra Dana
o PT Woka International Finance
o PT Surya Cipta Dana Finance
o PT Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

PENGEMBANGAN KDPPLKS
KDPPLKS dikembangkan oleh Komite Akuntansi Syariah
(KAS), Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK – IAI) pada tahun 2007 sebagai
penyempurnaan KDPPLKBS 2002, yang akan direvisi dari
waktu ke waktu • Ada 2 alasan utama perlunya KDPPLKS
yaitu: – Sebagai perangkat standar dan aturan yang koheren
bagi IAI dalam mengeluarkan standar yang berguna dan
konsisten (KEBUTUHAN) – Memecahkan masalah-masalah
praktis yang baru muncul membutuhkan referensi kerangka
teori dasar (PENGEMBANGAN)
PELAKSANAAN AKUNTANSI
SYARIAH

Entitas syariah selain menerapkan KDPPLKS dan PSAK Syariah,


entitas tersebut juga harus menerapkan PSAK umum yang tidak
bertentangan dengan syariah jika dalam aktivitas operasionalnya
terdapat transaksi yang tidak diantur khusus dalam PSAK Syariah •
Entitas konvensional yang melakukan transaksi syariah harus
menerapkan KDPPLKS dan PSAK Syariah yang terkait • Entitas
konvensional yang melakukan transaksi syariah tidak perlu
menyiapkan laporan keuangan syariah secara lengkap tetapi hanya
melaporkan transaksi syariah sesuai dengan ketentuan standar
akuntansi syariah dalam laporan keuangan konvensional
UNSUR-UNSUR LAPORAN
KEUANGAN
• Unsur laporan keuangan dikelompokan berdasarkan karakteristik ekonominya • Unsur laporan keuangan yang berkaitan dengan
pengukuran posisi keuangan adalah asset, kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas • Unsur laporan keuangan yang berkaitan
dengan kinerja dalam laporan L/R adalah penghasilan dan beban • Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan
berbagai unsur laporan perubahan laporan L/R dan perubahan dalam berbagai unsur neraca

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN


• Definisi aset dan kewajiban mengidentifikasikan ciri esensialnya dan memenuhi kriteria probabilitas jika terkait dengan harapan
manfaat ekonomi di masa depan • Definisi aset, kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas didasarkan pada substansi yang
mendasari serta realitas ekonominya, bukan pada bentuk hukumnya (substance over form)
• ASET adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh entitas syariah • KEWAJIBAN merupakan hutang entitas syariah masa kini
yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas syariah
yang mengandung manfaat ekonomi
• DANA SYIRKAH TEMPORER adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan
pihak lainnya dimana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan
pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan • EKUITAS adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi
semua kewajiban dan dana syirkah temporer
• PENGHASILAN (Income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal • BEBEN (Expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal • HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL adalah bagian bagi hasil pemilik dana
syirkah temporer atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan keuangan
• HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL tidak bisa dikelompokan sebagai beban atau pendapatan, tetapi merupakan
alokasi keuntungan dan kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama dengan entitas syariah

Anda mungkin juga menyukai