Bidang Kegiatan LKS meliputi perbankan, asuransi, pasar modal (capital market), leasing, multi
finance, pasaruang (financial market), obligasi syariah (sukuk) dan reksadana (fund management).
Bidang LBS meliputi Islamic brokerage, Hotel syariah, dan kegiatan bisnis yang berorientasi
kepada sektor riil lainnya.
Usaha yang dapat dikategorikan syariah adalah semua usaha yang yang pada prinsipnya tunduk
kepada ketentuan syariah Islam, baik di bidang keuangan maupun non keuangan. Ketentuan
Syariah yang paling menonjol untuk diikuti meliputi larangan adanya riba, ghoror, maysir, dhoror,
zhulm, risywah,maksiyat dan barang haram . • Sesungguhnya semua usaha yang sudah
menghindari larangan-larangansyariah dan menerapkan nilai-nilai kesyariahan secara otomatis
menjadi sebuah usaha syariah meskipun tidak diberi label syariah oleh pihak otoritas. • Di
Indonesia lembaga yang dipercaya untuk memberikan label syariah adalah Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI).
SEJARAH ENTITAS SYARIAH DI DUNIA
PENGEMBANGAN KDPPLKS
KDPPLKS dikembangkan oleh Komite Akuntansi Syariah
(KAS), Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK – IAI) pada tahun 2007 sebagai
penyempurnaan KDPPLKBS 2002, yang akan direvisi dari
waktu ke waktu • Ada 2 alasan utama perlunya KDPPLKS
yaitu: – Sebagai perangkat standar dan aturan yang koheren
bagi IAI dalam mengeluarkan standar yang berguna dan
konsisten (KEBUTUHAN) – Memecahkan masalah-masalah
praktis yang baru muncul membutuhkan referensi kerangka
teori dasar (PENGEMBANGAN)
PELAKSANAAN AKUNTANSI
SYARIAH