Anda di halaman 1dari 20

1

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Makalah
Dibuat dan Dipersentasikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Islam, Prodi Ekonomi Syariah 3 Semester 2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh :
Muh. Rifai Abraham
NIM 602022022085

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE


WATAMPONE
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas seluruh rahmat- Nya
sehingga makalah ini bisa tersusun sampai dengan tuntas. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap dorongan dari pihak yang sudah
berkontribusi dengan membagikan sumbangan baik pikiran ataupun materinya
Kami sangat berharap semoga makalah ini bisa menaikkan pengetahuan
serta pengalaman untuk pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini pembaca bisa di praktekkan dalam kehidupan tiap hari.
Untuk kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penataan makalah ini sebab keterbatasan pengetahuan serta pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A.Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A.Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia............................................3
B. Bank Syariah...............................................................................................................4
C. Baitul Mal Wa Tamwil................................................................................................6
D. Pegadaian Syariah......................................................................................................7
E. Asuransi Takaful........................................................................................................9
F . Pasar Modal Syariah................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................15
A.Kesimpulan...............................................................................................................15
B.Saran.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

iii
iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Islam merupakan agama yang tidak hanya bersifat syumuliyah( sempurna)
juga harakiyah( dinamis), disebut sempurna sebab islam ialah agama
penyempurna dari agama- agama sebelumnya serta syari’ atnya mengendalikan
segala aspek kehidupan, baik yang bersifat aqidah ataupun muamalah. Dalam
kaidah muamalah, islam mengatur seluruh bentuk sikap manusia dalam
berhubungan dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia,
tercantum di dalam kaidah islam yang mengatur tentang pasar serta
mekanismenya
Ekonomi dalam kehidupan saat ini, dimana terjadi pemisahan antara
kehidupan duniawi dan ilmu agama, namun hal tersebut tidak berlaku pada sistem
ekonomi islam, sebab islam tidak mengenal perbedaan antara ilmu agama dengan
ilmu duniawi. Sistem ekonomi modern merujuk pada dua sistem besar yaitu
sistem kapitalis dan sosialis. Pada perkembangan selanjutnya muncul istilah
sistem ekonomi konvensional dan sistem ekonomi islam
Dalam catatan sejarah memaparkan bagaimana Rasulullah SAW
menghargai mekanisme pasar sebagai sebuah sunatullah yang harus dihormati.
Pandangan tentang pasar akan dijabarkan dari beberapa pemikir besar muslim
seperti Abu Yusuf, Al-Ghazali, Ibn Khaldun, Ibn Taimiyah. Pemikiran mereka
tentang pasar ternyata merupakan kekayaan khasanah intelektual yang sangat
berguna pada masa kini dan masa depan
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia ?
2. Apa itu Bank Syariah ?
3. Apa itu Baitul wa Tamwil ?
4. Apa itu Pegadaian Syariah ?
5. Apa itu Asuransi Takaful ?
6. Apa itu Pasar Modal Syariah ?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang apa itu Perkembangan lembaga keuangan syariah
di Indonesia
2. Mengetahui tentang apa itu Bank Syariah
3. Mengetahui tentang apa itu Baitul wa Tamwil
4. Mengetahui tentang apa itu Pegadaian Syariah
5. Mengetahui tentang apa itu Asuransi Digital
6. Mengetahui tentang apa itu Modal Syariah
3

BAB II

PEMBAHASAN

A.Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia

Perkembangan keuangan di Indonesia diawali dengan berdirinya


Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991 dan beroperasi secara
efektif pada tahun 1992. Indonesia terbilang terlambat dalam
mengembangkan lembaga keuangan syariah dibandingkan dengan negara
tetangga Malaysia yang telah mendirikan Bank Islam sejak tahun 1983.
Namun, hal ini bukan tanpa sebab. Keinginan untuk mendirikan lembaga
perbankan dan keuangan syariah di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak
lama, terutama pada tahun 1970-an, ketika didirikannya Islamic
Development Bank(IDB) pada tahun 1975 oleh negara-negara Organisasi
Konferensi Islam, termasuk Indonesia di dalamnya. Berdirinya IDB ini,
telah memotivasi banyak negara Islam untuk mendirikan lembaga
keuangan syariah. Sejak itu, bank-bank syariah bermunculan di Mesir,
Sudan, negara-negara teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh dan
Turki (Antionio, 2001) Pada saat itu, bank syariah belum dapat didirikan
di Indonesia, karena kondisi politik yang tidak kondusif . Pendirian bank
syariah diidentikan dengan masalah ideologi dan dikaitkan dengan konsep
negara Islam sehingga dianggap dapat mengganggu stabilitas keamanan
negara. Di samping itu, bank syariah berdasarkan prinsip bagi hasil, juga
belum diatur dalam Undang Undang Pokok Perbankan No. 14 Tahun 1967
(Yustiady, 2003).
Berhubung adanya perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik,
ide pendirian bank Islam dimunculkan kembali pada awal tahun 1990,
yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ide ini didukung oleh
Ikatan Cendikiawan Ulama Indonesia (ICMI), sekolompok pengusaha
Muslim dan Pemerintah. Presiden Soeharto memberikan dukungan secara
politik dan dana bagi sikap bank syariah tersebut. Tanggapan positif
Soeharto terhadap sikap bank Islam di Indonesia berkaitan dengan
kebijakan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah orde baru terhadap
umat Islam dan juga ketertarikannya terhapat sistem bagi hasil yang akan
diterapkan dalam bank Islam (Muslim Kara, 2005). Berdasarkan dukungan
tersebut akhirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI), bank syariah pertama
di Indonesia, pada tahun 1991 didirikan.
4

Kelahiran lembaga keuangan syariah di Indonesia ditandai secara resmi


dengan pendukung Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991.
Berdirinya BMI, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat atas
pelayanan keuangan berbasiskan syariah, memotivasi lahirnya lembaga
keuangan syariah lainnya. Sebagai contoh, pada awal tahun 1994,
berdirilah perusahaan asuransi syariah yang bernama Syarikat Takaful
Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh ICMI, Yayasan Abdi Bangsa,
Bank Muamalat Indonesia, Asuransi Jiwa Tugu Mandiro dan beberapa
pengusaha Muslim serta Pemerintah2 melalui Kementerian Keuangan. Pada
tahun 1997, PT Danareksa Investment (DIM) meluncurkan reksa dana
syariah yang merupakan produk pasar modal syariah pertama di Indonesia.
Pada tahun 1998, bank sistem gandadiberlakukan dengan
diamandemennya UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 dengan UU No.10
Tahun 1998. Sistem perbankan ini memungkinkan bank-bank
konvensional beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan membuka
Unit Usaha Syariah (UUS) sehingga mempercepat pertumbuhan
perbankan syariah .

B. Bank Syariah

1) Pengertian Bank Syariah


Bank syariah terdiri dari dua kata, yaitu bank dan syariah. Oleh
karena itu, sebelum penulis menjelaskan apa yang dimaksud dengan bank
syariah, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan apa yang di- maksud
dengan bank dan apa yang dimaksud dengan syariah.
Secara etimologis, istilah bank berasal dari kata Italia "Banco" yang
artinya "Bangku". Bangku ini digunakan pegawai bank untuk melayani
aktivitas operasionalnya kepada para penabung. Secara terminologis, bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada ma- syarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Pengertian syariah secara etimologis berarti sumber air yang
mengalir, kemudian kata tersebut digunakan untuk pengertian: hu- kum-
hukum Allah yang diturunkannya untuk umat manusia (hamba Allah).
Kata syariat dalam berbagai bentuknya diungkapkan dalam be- berapa ayat
Al-Qur'an, yang dalam ayat tersebut syariah berarti per- aturan. Misalnya
terdapat dalam: QS. al-Maaidah (5): 48:

ِ ُ‫ص ِّدقًا لِّ َما يَي نَ يَدَي ِه ِمنَ آل ِكت‬


‫ب َو ُم َهي ِمنَّا َعلَي ِه‬ ٌّ ‫َوَأن َز َل نَا ِإلَى كَ آل ِكت ََب بِا َل َح‬
َ ‫ق ُم‬
5

ً‫ش ْر َعة‬ ٌّ ‫فَاح ُكم فِي نَ ُهم بِ َما َأن َز َل هَّللا ُ َواَل تَتَّبِع َأ ِه َوآ َءهُم َع َّما َجا َءكَ ِمنَ آ ِل َح‬
ِ ‫ق لِ ُك ِّل َج َعل نَا ِمن ُكم‬
ِ ‫َاجا َولَو شَا َء هَّللا ُ لَ َج َعلَ ُكم ُأ َّمةً و ِح َدةً َول ِكن ليب لُ َو ُكم ِفي َما َءاتَنَ ُكم فََأستَبِقُوا آل َخي ُر‬
‫ت ِإلَى‬ ً ‫َو ِمن ه‬
٨٤ َ‫هَّللا ِ َم َر ِج ُع ُكم َج ِمي ًعا فَيُنَبُِّئ ُكم ما ُكنتُم فِي ِه ت َْح تَلِفُون‬

Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan mem- bawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujians terha- dap kitab-kitab yang lain
itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu, untuk tiap-tiap umat di antara
kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah.
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), te- tapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepa- damu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya ke- pada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu.

Terdapat dalam QS. al-Jaatsiyah (45): 18:

۸۱ َ‫ش ِري َع ٍة ِّمنَ آل أم ِر َفاتَّبِع هَا َواَل َتتَّبِع َأن َوآ َء الَّ ِذينَ اَل َيع لَ ُمون‬
َ ‫ثُ َّم َج َعل نَّ َك َعلَى‬
Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti
hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.

2.)Fungsi Bank Syariah

Adapun fungsi Bank Syariah dan unit syariah yaitu:


a.) Menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
b.) Menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau
dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi
pengelolaan zakat.Yang dimaksud dengan "Dana sosial lainnya",
adalah penerimaan bank yang berasal dari pengenaan sanksi terhadap
nasabah (taʼzir).
c. )Menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan
kehendak pemberi wakaf (wakif).
6

C. Baitul Mal Wa Tamwil

Baitul mal wat tamwil ( selanjutnya BMT ) merupakan satu


organisasi usaha yang bersifat mandiri yang memiliki kegiatan untuk
mengembangkan berbagai kegiatan usaha yang bersifat produktif denngan
maksud untuk meningkatkan kualitas dari kegiatan ekonomi yang
dijalankan oleh para Masyarakat kecil dan juga para pengusaha kecil.
Kegiatan yang sering dilakukan oleh BMT adalah mendorong agar
Masyarakat menabung di BMT serta juga membiayaai kegiatan ekonomi
yang dijalankan oleh mereka. Selain kegiatan tersebut BMT juga dapat
menerima dana-dana untuk keperluan zakat, infak dan sedekah dan lalu
menyalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukannya sesuai aturan yang
ada. Sebagai satu Lembaga keuangan syariah BMT merupakan Lembaga
keuangan syariah yang memiliki sifat yang lebih informal. Dan berbeda
dengan entitas syariah lainnya yang lebih formal, seperti bank syariah dan
juga entitas pasar modal syariah. BMT sendiri sebenarnya merupakan
Lembaga keuangan syariah yang memiliki sejarah yang cukup Panjang.
Berdiri pada masa Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam dan para
Khulafaur Rasyidin. Selain fungsinya sebagai Lembaga keuangan, BMT
juga bisa berfungsi sebagai Lembaga ekonomi. Hal ini dikarenakan salah
satu tugas yang dilakukan oleh BMT adalah melakukan penghimpunan
dana dari anggotanya serta juga menyalurkan dana tersebut kepada para
Masyarakat yang menjadi anggota BMT. BMT juga bisa melakukan
kegiatan-kegiatan di bidang ekonomi, perdagangan industry dan juga
pertanian.
BMT merupakan Lembaga keuangan syariah yang memiliki posisi
yang unik. Mengapa unik, karena secara legal BMT meruakan Lembaga
mikro dengan badan hukum koperasi. Meski begitu system operasional
dari BMT pada dasarnya menganut system yang sama dengan bank
syariah, yaitu konsep bagi hasil. Baitul maal dalam arti di Bahasa
Indonesia adalah rumah harta. Karena berfungsi sebagai rumah harta maka
BMT berhak untuk melakukan pengelolaan atas dana zakat, infak dan juga
sedekah. Hal ini yang menjadi keunggulan dari BMT, karena bisa
memberikan pinjaman kepada kalangan masyarakat di bawah, terutama
level menengah ke bawah yang tidak memiliki persyaratan jaminan yang
cukup bila berhubungan dengan bank syariah. BMT juga memiiki konsep
pinjaman kebajikan atau dana qardh yang diambil dari dana-dana ZIS yang
dikelola oleh BMT.
Dalam konsep lain, selain sebagai Baitul maal atau rumah harta,
BMT juga berfungsi sebaga baitut tamwil. Dalam Bahasa Indonesia
artinya adalah rumah pembiayaan. Dalam hal ini, pembiayan yang
dilakukan oleh BMT tentunya dengan konsep syariah, yaitu berbasis bagi
7

hasil. Selain konsep bagi hasil. BMT juga menyediakan pembiayaan


dengan akad lain, seperti murabahah dan salam serta ijarah. Tenntunya
dengan kesadaran bahwa nasabah yang berhubungan dengan BMT
merupakan nasabah yang rata-rata berasal dari kalangan ekonomi mikro.

D. Pegadaian Syariah
1. Pengertian Pegadaian Syariah
Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah
jaminan hutang, gadaian, seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya penahanan.'
Sedangkan menurut syara' artinya akad yang objeknya menahan harga terhadap
sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran yang sempurna darinya. Dalam
definisinya rahn adalah barang yang digadaikan, rahin adalah orang mengadaikan,
sedangkan murtahin adalah orang yang memberikan pinjaman.
Adapun pengertian rahn menurut Imam Abu Zakaria Al-Anshary, dalam
kitabnya Fathul Wahab, mendefinisikan rahn adalah menjadikan benda sebagai
kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan dari harta itu bila utang tidak
dibayar. Sedangkan menurut Ahmad Azhar Basyir Rahn adalah menahan sesuatu
barang sebagai tanggungan utang, atau menjadikan sesuatu benda bernilai
menurut pandangan syara' sebagai tanggungan marhun bih, sehingga dengan
adanya tanggungan utang itu seluruh atausebagian utang dapat diterima."
Pegadaian menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150 yang
berbunyi:
"Gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas
suatu barang bergerak. Barang tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang
oleh seseorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang
mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan
kepada orang yang memberi utang untuk menggunakan barang bergerak yang
telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo".
Jadi, kesimpulanya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan pemilik,
baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman
yang diterimanya. Barang yang diterima memperoleh jaminan untuk mengambil
kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak
yang mengadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya.

2. Dasar Hukum Gadai Syariah

a. Al-Qur'an
Firman Allah di dalam Al-Quran QS Al-Baqarah (2): 283 yang berbunyi:

( ‫ضا فَ ْليَُؤ ِّد الَّ ِذي‬ ُ ‫ضةٌ فَِإنْ آ ِمنْ بَ ْع‬


ً ‫ض ُك ْم بَ ْع‬ َ ‫سفَ ٍر َولَ ْم ت َِجد ُْوا َكاتِبًا فَ ِرهْنٌ َّم ْقبُ ْو‬
َ ‫َوِإنْ ُكنتُ ْم َعلَى‬
8

‫ش َها َدةٌ َو َمنْ يَ ْكتُ ْم َها فَِإنَّهُ َأيَّ ٌم قَ ْلبُهُ ۖ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُ ْونَ َعلِ ْي ٌم‬ ِ ‫اْؤ تُ ِمنَ َأ َمانَتَهُ َو ْليَت‬
َّ ‫َّق هَّللا َ َربَّهُ ۖ َواَل تَ ْكتُ ُموا ال‬

Artinya "Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu. (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan
Barangsiapa yangmenyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang
yang berdosa hatinya: dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

B. Hadist

‫س قَا َل َذ َك ْرنَا ِع ْن َد ِإ ْب َرا ِهي َم‬ُ ‫اح ِد َح َّدثَنَا اَأْل ْع َم‬ َ ‫َح َّدثَنَا ُم َعلَّى بْنُ َأ‬
ِ ‫س ٍد َح َّدثَنَا َع ْب ُد ا ْل َو‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْن َها َأنَّ النَّبِ َّي‬
‫صلَّى‬ ِ ‫س َو ُد عَنْ عَاِئشَة َر‬ ْ ‫س ْل ِم فَقَا َل َح َّدثَنِي اَأْل‬ َّ ‫ال َّرهْنَ فِي ال‬
‫شتَ َرى طَ َعا ًما ِمنْ يَ ُهو ِدي ِإلى َأ َج ٍل َو َر َهنَهُ ِد ْرعًا ِمنْ َح ِدي ٍد‬ ْ ‫سلَّ َم ا‬
َ ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
Artinya “:Telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Asad] telah menceritakan
kepada kami ['Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy]
berkata; Kami membicarakan tentang gadai dalam jual beli kredit (Salam) di
hadapan [Ibrahim] maka dia berkata, telah menceritakan kepada saya [Al Aswad]
dari ['Aisyah radliallahu 'anha]
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang
Yahuid yang akan dibayar Beliau pada waktu tertentu di kemudian hari dan
Beliau menjaminkannya (gadai) dengan baju besi"?

C. Ijma Ulama
Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal ini dimaksud,
berdasarkan pada kisah Nabi Muhammad saw, yang menggadaiakan baju besinya
untuk mendapatkan makanan dari seorang Yahudi. Para ulamajuga mengambil
indikasi dari contoh Nabi Muhammad saw tersebut, ketika beliau beralih dari
yang biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang
Yahudi, bahwa hal itu tidak lebih dari sikap Nabi Muhammad saw yang tidak mau
memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil gantu ataupun harga
yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw kepada mereka."

3. Syarat Gadai

Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat sebagai


berikut:
a) Syarat Agid, baik rahin dan murtahin harus mempunyai kemampuan juga
berarti kelayakan seseorang untuk melakukan transaksi pemilikan, setiap orang
yang sah melakukan jual beli gadai.
9

b) Marhun Bih (utang) dengan syarat harus merupakan hak yang wajib
diberikanatau diserahkan kepada pemiliknya, memungkinkan pemanfaatannya
bila sesuatu yangmenjadi utang itu tidak bisa dimanfaatkan maka tidak sah, harus
dikuantifikasi ataudapat dihitung jumlahnya bila tidak dapat diukur atau tidak
dikuantifikasi, rahin itutidak sah.
c) Marhum (barang) dengan syarat harus bisa diperjualbelikan, harus berupa harta
yang bernilai, marhun harus bisa dimanfaatkan secara syariah, harus diketahui
keadaan fisiknya, harus dimiliki oleh rahin setidaknya harus seizin pemiliknya.
d) Sighat (ijab dan Qabul) dengan syarat sighat tidak boleh diselingi dengan
ucapan yang lain selain ijab dan qabul dan diam terlalu lama pada waktu
transaksi, sertatidak boleh terikat oleh waktu.

Secara umum barang gadai harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:
a. Harus diperjual belikan
b. Harus berupa harta yang bernilai
c. Marhun harus bias dimanfaatkan secara syariah
d. Harus diketahui keadaan fisiknya, maka piutang tidak sah untuk
digadaikan harus berupa barang yang diterima secara langsung
e. Harus dimiliki oleh Rahim (pinjaman atau pegadai) setidaknya harus
seizing pemiliknya

E. Asuransi Takaful

1.Definisi Asuransi Takaful

Konsep asuransi syariah, asuransi disebut dengan takaful, ta'min, dan Islamic
insurance. Takaful memiliki arti saling menanggung antara umat manusia sebagai
makhluk sosial. Ta'min berasal dari kata "amanah" yang berarti memberikan
perlindungan, ketenangan, rasa aman, serta bebas dari rasa takut. Adapun Islamic
insurance mengandung makna "pertanggungan" atau "saling menanggung". Istilah
takaful pertama kali di gunakan oleh Daarul al-Mal al-Islam, sebuah perusahaan
asuransi Islam yang berpusat di Genewa tahun 1983. (Abdul Mannan, 2014: 237)¹
Sedangkan menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang- Undang No. 2
tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang dimaksud dengan asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
10

Asuransi disebut pula takaful, ta'min, atau tadhamun, yaitu suatu usaha
saling melindungi dan saling tolong menolong di antam sejumlah orang melalui
investasi dalam bentuk aset atau tabbaru' melalui akad sesuai dengan syariah.
Pendapat lain dikemukakan oleh Fachrudin, dia mengatakan bahwa yang di
maksud dengan asuransi adalah suatu perjanjian keberuntungan. Menurut pasal
246 Weetboek van Koophandel (Kitab Undang-Undang Perniagaan) bahwa yang
dimaksud dengan asuransi adalah suatu persetujuan yang menyetujui bahwa pihak
yang meminjam berjanji pada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang
premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin
karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas akan terjadi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi syariah
dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang untuk memperkuat ikatan
solidaritas dan tanggung jawab sosial untuk saling melindungi anggota yang satu
dengan anggota yang lainnya, lalu kepada setiap kewajiban yang harus dilakukan
bagi kaum muslimin yang ada di setiap negara melalui mekanisme saling tolong-
menolong dan bergotong royong menuju kesejahteraan masyarakat untuk
menciptakan kerukunan, keharmonisan, dan stabilitas dalam kehidupan sosial
masyarakat. Mekanisme itu dibenarkan bahkan dianjurkan oleh para ahli hukum
Islam berdasarkan toeri maslahah mursalah-nya yang sangat besar bagi
kesejahteraan umat manusia.

2. Asas - Asas Asuransi Takaful

a.)Asas Keimanan
Asas ini terimplementasikan dalam bentuk keimanan kepada Allah serta
qadha' dan qadar-Nya. Dengan keimananyang kokoh dan kuat akan membuat
seorang mukmin merasakan ketengan dimanapun ia berada dan bahkan apapun
yang ia rasakan termasuk saat ia merasakan ketakutan yang begitu besar, karena ia
terus membekali dirinya dengan terus bertakwa dan memperbanyak berdzikir
kepada Allah SWT, sebab inilah jalan solutif untuk membuang ketakutan dan
kekhawatiran di dalam diri seseorang.
Al-Quran sebagai pedoman hidup pertama, telah menegaskan tentang
keimanan yaitu dalam QS. Ar-Rad (13) ayat 28 yang berbunyi:

ِ ‫الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َوتَ ْط َميِنُ قُلُوبُ ُهم ِب ِذ ْك ِر هَّللا ِ َأاَل بِ ِذ ْك ِر هَّللا‬
ُ ُ‫تَ ْط َمينُ ا ْلقُل‬
‫وب‬

artinya:"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram


dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hatimenjadi tenteram."
b.) Asas Solidaritas Kolektif sesuai denganPrinsip Ukhuwwah (Persaudaraan)
11

Asas ini terimplementasikan dalam prilaku Islami seorang muslim dalam


bingkai nilai dan etika Islam. Diantaranya adalah sikap tolong-menolong. setia
kawan, solider, konsistensi menjalani kesabaran dalam menghadapi sikap dari
temannya dan berempati dengan orang lain. Banyak sekali manfaat yang dapat
kita ambil dari rasa solidaritas dan kepedulian terhadap orang lain.
c.) Asas Bakti Sosial secara Institusional
Asas ini terimplementasi dalam bentuk pembetukan organisasi amal dan
yayasan sosial nonprofit yang menggalang dana untuk sikap solidaritas. Institusi-
institusi ini juga bergerak dalam pengumpulan zakat, infak, sedekah, denda
nadzar, kafarat, dan sumbangan-sumbangan sosial lain yang bearsal dari orang
orang yang ingin membantu ataupun dari dermawan yang selanjutnya akan
disalurkan atau dibelanjakan dalam proyek-proyek sosial, di anataranya untuk
bantuan orang orang yang membutuhkan dan orang yang tidak mampu.
d.) Asas Infestasi dan Menabung untuk Cadangan Bersama
Asas ini memotivasi semua muslim agar berprilaku hemat dalam
membelanjakan uangnya serta menabung surplus pendapatan dan
menginvestasikannya agar dapat dimanfaatkan sewaktu terjadi musibah dan krisis.

3. Tujuan dari Asuransi Takaful

1. Pembayaran ganti rugi


Pada hakikatnya semua manusia tidak ada yang tahu kapan, dimana, dan
bagaiman akan terjadi risiko, mereka terkadang tidak pernah tahu dari mana biaya
ganti rugi itu akan mereka bayar, dan apakah saat risiko itu terjadi akan ada yang
mengganti atau akan ada yang membayar ganti rugi mereka.

2. Pembayaran santunan
Apabila mereka mendapatkan musibah dalam perjalanan mereka dan musibah
itu terjadi selama di angkutan umum berlangsung atau di tempat kerjanya dan
telah mengakibatkan korban jiwa, maka mereka atau ahli warisnya akan
memperoleh pembayaran santunan dari penanggung,yang jumlahnya telah
ditetapkan undang-undang. Jadi tujuan mengadakan asuransi sosial menurut
pembentuk undang- undang adalah untuk melindungi kepentingan masyarakat,
dan mereka yang terkena musibah diberi santunan sejumlah uang. Dalam hal ini,
contoh lainnya adalah BPJS ketenagakerjaan yang di selenggarakan oleh
pemerintah.
3. Kesejahteraan anggota
Setiap penyetoran yang uang iuran yang di bayarkan oleh semua anggota
(semacam premi oleh tertanggung) merupakan pengumpulan dana untuk
kesejahteraan setiap anggotanya, misalnya biaya upacara untuk anggota yang
mengadakan selametan, bantuan penguburan untuk biaya anggota yang telah
meninggal dunia, dan biaya perawatan bagi anggota yang mengalami kecelakaan
12

ataupun sakit. Semua itu bertujuan untuk kesejahteraan bagian setiap anggota
yang ikut serta dalam asuransi. Agar peserta asuransi merasa diuntungkan dengan
mereka ikut menjadi nasabah asuransi."
4. Meringankan risiko nasabah
Dengan ikut sertanya menjadi nasabah asuransi syariah, setiap nasabah yang
ikut serta dapat meringankan risiko yang sedang dihadapi oleh para nasabah atau
para tertanggun dengan mengambil alih risiko yang di hadapi saat itu.
5. Menciptakan rasa tentram
Menciptakan rasa tentran disini, setiap nasabah yang ikut serta menjadi anggota
asuransi dapat merasakan rasa tentram dan aman dalam hidupnya. Mereka tak
perlu khawatir akan risiko-risiko yang datang secara tiba-tiba, sehingga setiap
nasabah yang ikut asuransi lebih berani mengikatkan usaha yang lebih besar lagi
untuk menafkahi hidupnya.

F . Pasar Modal Syariah

1. Pengertian Pasar Modal Syariah


Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market.
Sementara untuk istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, dan stock.
Pengetian Pasar Modal berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (13), yang
didalamnya disebutkan, bahwa Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek. Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek. (1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal)
Pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual
dalam pasar modal merupakan perusahaan untuk menjual efek-efek di pasar
modal yang disebut emiten, sedangkan pembeli disebut investor.
Pasar modal Syari'ah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal
yang menerapkan prinsip-prinsip Syari'ah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan
terlepas dari hal- hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi. Pasar modal
Syari'ah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkannya telah sesuai dengan prinsip-
prinsip Syari'ah. Sedangkan efek Syari'ah adalah efek yang dimaksudkan dalam
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan
perusahaan, maupun cara penerbitnya memenuhi prinsip-prinsip Syari' yariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia) dalam bentuk fatwa.
2. Fungsi dan Karakter Pasar Modal Syari'ah
13

Menurut MM. Metwally keberadaan pasar modal syari'ah secara umum


berfungsi :
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan
likuiditas.
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun
Dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga
sahamyang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
bisnis
sebagaimana tercermin pada harga saham.
Menurut Metwally karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal
syariah adalah sebagai berikut:
a. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek
b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikanmelalui pialang
c. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di
Bursa efek
diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account)
keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite
manajemen bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan
d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST
f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang
terlibat
dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah;
h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu
periode perdagangan setelah menentukan HST.
i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode
perdagangan,dan dengan harga HST.
3. Prinsip-prinsip Pasar Modal Syari'ah
a. Pembiayaan atau investasi hanya bisa dilakukan pada aset atau kegiatan
usaha yang halal, spesifik, dan bermanfaat..
b. Karena uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta
akan
14

memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan dan
investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan.
c. Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas.
d. Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang
melebihi kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian.
e. Adanya penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-hatian
baik pada
investor maupun emiten.
15

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Lembaga Keuangan (finansial Institution) adalah suatu perusahaan


yang usahanya bergerak dibidang jasa keuangan. Artinya, kegiatanyang
dilakukan oleh lembaga ini akan selalu berkaitan dengan bidang keuangan,
apakah penghimpunan dana masyarakat dan jasa-jasa keuangan lainnya.
Lembaga keuangan adalah suatu badab yang kegiatannya bidang
keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada
masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski dalam
peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai
investasi perusahaan, namun tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan
lembaga keuangan. Dalam kenyataanya, kegiatan usaha lembaga keuangan
bias diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan komsumsi, dan
kegiatan distribusi barang dan jasa. Bila lembaga keuangan tersebut
disandarkan kepada syariah, maka lembaga keuangan syariah adalah suatu
perusahaan yang usahanya bergerak dibidang jasa keuangan yang
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syarih yaitu prinsip yang
menghilangkan unsru-unsur yang dilarang Islam, kemudian
menggantikannya dengan akad-akad tradisional Islam atau yang lazim
disebut prinsip syariah atau lembaga keuangan syariah merupakan system
norma yang didasarkan ajaran Islam.

B.Saran

Demikian makalah ini yang dapat kami sampaikan, tentunya


makalah ini masih banyak kekurangan serta kesalahan-kesalahan baik itu
tata cara penulis ataupun pembahasan di dalamnya. Untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan dari pembaca sekalian demi tersempurnanya
makalah kami. Terima kasih.

13
16

DAFTAR PUSTAKA
Mardani. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Cet. 1; Jakarta:
PT Kharisma Putra Utama, 2015.
Irkhami, Nafis. Asuransi Takaful Di Indonesia Menelisik Aspek Syariah
Compliance. Cet. 1; Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2020.

Anda mungkin juga menyukai