Disusun Oleh:
Richayanah 214110202013
Erna Yulianingsih 214110202018
Tata Wulan A.S 214110202098
Feliana Laula 214110202100
Bismillahirrohmannirrohim.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Sejarah Keuangan
islam, Bank syariah dan Ekonomi islam”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Ekonomi Moneter yang diampu oleh Ibu Rini Meliani, S.E., M.Ak. Ucapan terima
kasih kami sampaikan kepada orang tua/wali, teman-teman dan dosen pengampu yang telah
mendukung dan membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik secara
isi maupun tata cara dan ejaan penulisan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca dalam rangka mendukung dan meluruskan hal-hal yang keliru. Sekian dari
kami dan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keuangan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi yang sesuai dengan ajaran
agama Islam. Hal ini melibatkan pematuhan terhadap hukum-hukum Islam yang berlaku
dalam transaksi keuangan. Dalam Islam, riba (bunga) dianggap haram (dilarang), dan
transaksi keuangan harus berdasarkan prinsip keadilan, kebersamaan, dan keberkahan.
Kemudian Bank syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-
prinsip keuangan Islam. Mereka tidak mengenakan bunga (riba) pada pinjaman atau
tabungan. Sebaliknya, bank syariah menghasilkan keuntungan melalui berbagai mekanisme
yang sesuai dengan hukum Islam, seperti profit-and-loss sharing (bagi hasil), mudarabah
(kerjasama investasi), dan murabahah (penjualan dengan markup). Sedangkan Ekonomi
Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Prinsip
utamanya adalah adil, transparan, dan bebas dari riba. Ekonomi Islam mendorong
kepemilikan yang sah, berinvestasi dalam bisnis yang halal, dan menghindari praktik-praktik
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah kesejahteraan
sosial dan keadilan ekonomi.
Secara singkat, latar belakang keuangan Islam berkaitan dengan prinsip-prinsip Islam
dalam transaksi keuangan, bank syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip tersebut, dan ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang didasarkan
pada nilai-nilai Islam. Semua ini bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih
adil dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keuangan Islam?
2. Apa itu Bank Syariah?
3. Apa itu keuangan Islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui Keuangan Islam.
2. Mengetahui Bank syariah.
3. Mengetahui Ekonomi Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
global. Pada 1980-an, beberapa bank Islam lainnya didirikan di Timur Tengah, Asia, dan
Afrika.
Lahirnya BMI mendorong munculnya bank-bank Islam lain di Indonesia, seperti Bank
Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, dan sebagainya. Produk-produk bank syariah
semuanya berada di bawah aturan hukum, di antaranya UU No 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah dan UU No 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
Pada 2021, Indonesia memiliki bank syariah terbesar bernama Bank Syariah Indonesia
(BSI) yang mulai beroperasi sejak 1 Februari 2021. BSI merupakan hasil penggabungan tiga
bank syariah BUMN, yaitu PT Bank BRI Syariah, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank
Syariah Mandiri. Menurut catatan terakhir, BSI memiliki aset sejumlah Rp 245, 7 triliun.
3
Dari awal sejarah perkembangan ekonomi Islam, umat muslim telah memiliki sistem
yang establish, dengan adanya pelarangan riba dalam pengalokasian sumber daya untuk
keperluan produksi maupun konsumsi. Sistem keuangan yang berlaku juga telah
menggunakan asas bagi hasil dan kerja sama yang adil. Bahkan perdagangan dan pinjaman
tanpa bunga sudah dipraktikkan dalam transaksi keuangan masyarakat. Oleh karena itu untuk
menghilangkan riba, al-Qur’an memberi solusi yaitu dengan cara zakat, shodaqah dan
sejenisnya. Hal itu ditandai dengan adanya kewajiban shadaqah fitrah pada tahun kedua
hijriyah.
Pada masa selanjutnya, tradisi dan praktek ekonomi Islam terus dikembangkan
mengikuti perjalanan sejarah pemikiran ekonomi Islam. Nejatullah Siddiqi memaparkan
sejarah dalam tiga fase perkembangan, yaitu fase dasar-dasar ekonomi Islam, fase kemajuan,
dan fase tagnasi, sebagai berikut:
Sedangkan para sufi yang fokus pada tasawuf juga ikut berkontribusi dalam
menjaga keajegan untuk menciptakan hubungan relasi yang saling menguntungkan, serta
membatasi tuntutan duniawi yang terlalu tinggi. Sementara filosof muslim juga turut serta
berkontribusi pada pemikiran yang menitik beratkan pembahasannya pada konsep
sa’adah (kebahagiaan) yang berarti luas, yang mengusung metodologi syarat dengan
analisis ekonomi positif yang bersifat makroekonomi. Diantara mereka tokoh-tokoh
pemikir yang menuliskan karyanya pada fase pertama ini adalah: Zaid bin Ali (80 H/738
M), Abu Hanifah (150 H/ 767 M), Abu Yusuf (182 H/798 M), Asy Syaibani (189 H/ 804
M), Ibnu Miskawih (421 H/ 1030 M), Al Mawardi (450 H/ 1058 M).
4
Tokoh-tokoh pemikir pada fase ini diantarnnya: Al-Ghazali (505 H/ 1111 M), Ibnu
Taimiyah (728 H/ 1328 M), Al-Syatibi (790 H/ 1388 M), Ibnu Khaldun (808 H/ 1404 M)
dan Al-Maqrizi (845 H/ 1441 M).
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keuangan Islam merupakan industri yang berkembang pesat dan telah mendapatkan
popularitas yang luar biasa selama beberapa dekade terakhir, berdasarkan pada prinsip-prinsip
Syariah dan hukum Islam yang mengatur semua aspek kehidupan Muslim. Perkembangan
keuangan Islam memiliki sejarah yang panjang dan kaya, terbentang lebih dari 1.400 tahun, yaitu
dimulai dari era Islam awal (610-632 M) sampai dengan era modern (1920 M - sekarang).
Bank Syariah muncul di Indonesia mulai pada tahun 1980. Akan tetapi, Tim Perbankan
MUI baru berhasil membangun bank syariah pertama di Indonesia, yaitu PT Bank Muamalat
Indonesia (BMI) pada 1 November 1991. Lahirnya BMI mendorong munculnya bank-bank Islam
lain di Indonesia, seperti Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, dan sebagainya.
Produk-produk bank syariah semuanya berada di bawah aturan hukum, di antaranya UU No 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan UU No 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara.
Sedangkan, dasar dan peraturan ekonomi islam sudah dimulai sejak zaman Rasullah SAW.
Pada masa selanjutnya, tradisi dan praktek ekonomi Islam terus dikembangkan mengikuti
perjalanan sejarah pemikiran ekonomi Islam. Fase-fase perkembangan tersebut yaitu fase dasar-
dasar ekonomi Islam, fase kemajuan, dan fase tagnasi.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/muhammad51280/64ba122fa0688f1d1b771642/sejarah-perkembangan-
keuangan-islam , diakses pada, Minggu, 10 September 2023 pukul 08.20
https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/09/080000679/sejarah-perkembangan-bank-syariah-di-
indonesia?page=all , diakses pada, Minggu, 10 September 2023 pukul 09.25
Lailatul Istiqomah, Anik Zulaikhah, Telaah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jurnal Al-Iqtishod, Vol. 1,
No. 1. 2019.