Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Sejarah Keuangan Islam, Bank syariah dan Ekonomi Islam

Makalah ini Disusun guna memenuhi tugas terstruktur


Mata Kuliah : Manajemen Pendanaan dan Pembiayaan Bank syariah
Dosen Pengampu : Rini Meliani, S.E., M.Ak.

Disusun Oleh:
Richayanah 214110202013
Erna Yulianingsih 214110202018
Tata Wulan A.S 214110202098
Feliana Laula 214110202100

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohim.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Sejarah Keuangan
islam, Bank syariah dan Ekonomi islam”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Ekonomi Moneter yang diampu oleh Ibu Rini Meliani, S.E., M.Ak. Ucapan terima
kasih kami sampaikan kepada orang tua/wali, teman-teman dan dosen pengampu yang telah
mendukung dan membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik secara
isi maupun tata cara dan ejaan penulisan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca dalam rangka mendukung dan meluruskan hal-hal yang keliru. Sekian dari
kami dan terima kasih.

Purwokerto, 9 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KEUANGAN ISLAM .................................... 2
B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BANK SYARIAH .......................................... 3
C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN EKONOMI ISLAM ....................................... 3

BAB III KESIMPULAN ............................................................................................... 6


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keuangan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi yang sesuai dengan ajaran
agama Islam. Hal ini melibatkan pematuhan terhadap hukum-hukum Islam yang berlaku
dalam transaksi keuangan. Dalam Islam, riba (bunga) dianggap haram (dilarang), dan
transaksi keuangan harus berdasarkan prinsip keadilan, kebersamaan, dan keberkahan.
Kemudian Bank syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-
prinsip keuangan Islam. Mereka tidak mengenakan bunga (riba) pada pinjaman atau
tabungan. Sebaliknya, bank syariah menghasilkan keuntungan melalui berbagai mekanisme
yang sesuai dengan hukum Islam, seperti profit-and-loss sharing (bagi hasil), mudarabah
(kerjasama investasi), dan murabahah (penjualan dengan markup). Sedangkan Ekonomi
Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Prinsip
utamanya adalah adil, transparan, dan bebas dari riba. Ekonomi Islam mendorong
kepemilikan yang sah, berinvestasi dalam bisnis yang halal, dan menghindari praktik-praktik
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah kesejahteraan
sosial dan keadilan ekonomi.

Secara singkat, latar belakang keuangan Islam berkaitan dengan prinsip-prinsip Islam
dalam transaksi keuangan, bank syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip tersebut, dan ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang didasarkan
pada nilai-nilai Islam. Semua ini bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih
adil dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keuangan Islam?
2. Apa itu Bank Syariah?
3. Apa itu keuangan Islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui Keuangan Islam.
2. Mengetahui Bank syariah.
3. Mengetahui Ekonomi Islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KEUANGAN ISLAM


Keuangan Islam adalah industri yang berkembang pesat yang telah mendapatkan
popularitas luar biasa selama beberapa dekade terakhir. Yang berdasarkan pada prinsip-
prinsip Syariah, hukum Islam yang mengatur semua aspek kehidupan Muslim.
Perkembangan keuangan Islam memiliki sejarah yang panjang dan kaya, terbentang lebih
dari 1.400 tahun.

1. Era Islam Awal (610-632 M)


Sejarah keuangan Islam berawal dari era awal Islam, ketika Nabi Muhammad
SAW. memperkenalkan konsep investasi yang etis dan bertanggung jawab secara sosial.
Tujuan utama keuangan Islam adalah untuk mempromosikan kesejahteraan sosial dan
pembangunan ekonomi. Kaum Muslim awal dikenal karena semangat kewirausahaan
mereka dan penekanan mereka pada praktik perdagangan yang etis. Mereka percaya
bahwa penciptaan kekayaan harus didasarkan pada prinsip etika dan bahwa transaksi
keuangan harus transparan dan adil.

2. Era Khilafah (632-1258 M)


Era kekhalifahan menyaksikan perkembangan signifikan dalam keuangan Islam.
Selama periode ini, ulama Islam mengembangkan kerangka hukum yang komprehensif
untuk transaksi keuangan yang dikenal sebagai hukum Syariah. Hukum syariah
memberikan pedoman untuk transaksi keuangan yang etis dan transparan, dan melarang
pinjaman berbasis bunga dan investasi spekulatif.

3. Kekaisaran Ottoman (1299-1922 M)


Kekaisaran Ottoman adalah pusat utama keuangan Islam selama periode abad
pertengahan. Ottoman mengembangkan sistem perbankan canggih yang mencakup
pertukaran uang, pembiayaan perdagangan, dan perbankan investasi. Mereka juga
memperkenalkan konsep wakaf, sebuah sumbangan amal yang digunakan untuk
membiayai proyek-proyek

4. Era Modern (1920 M – sekarang)


Era modern keuangan Islam dimulai pada abad ke-20, dengan berdirinya bank
Islam pertama di Mesir pada tahun 1963. Bank Pembangunan Islam didirikan pada tahun
1975, dan memainkan peran penting dalam mempromosikan keuangan Islam secara

2
global. Pada 1980-an, beberapa bank Islam lainnya didirikan di Timur Tengah, Asia, dan
Afrika.

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BANK SYARIAH


Sejarah munculnya bank syariah di Indonesia dimulai pada 1980. Sebagai proses uji
coba, didirikan lebih dulu perbankan Islam di Bandung bernama Bait At-Tamwil Salman ITB
dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta. Sepuluh tahun kemudian, atau pada 1990, Majelis
Ulama Indonesia (MUI) membentuk suatu kelompok kerja guna mendirikan Bank Islam di
Indonesia. Selanjutnya, antara 18-20 Agustus 1990, MUI menyelenggarakan lokakarya bunga
bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasilnya adalah pembahasan lebih lanjut
pada Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta 22-25 Agustus 1990. Pembahasan ini
menghasilkan amanat bagi para kelompok kerja pembentukan bank Islam. Tugas mereka
adalah melakukan pendekatan serta konsultasi bersama semua pihak terkait. Pada akhirnya,
Tim Perbankan MUI berhasil membangun bank syariah pertama di Indonesia, yaitu PT Bank
Muamalat Indonesia (BMI) pada 1 November 1991. Lalu, pada 1 Mei 1992 BMI resmi
beroperasi dengan modal awal sebesar Rp. 106.126.382.000. Sejak saat itu, Bank Syariah di
Indonesia terus mengalami perkembangan.

Lahirnya BMI mendorong munculnya bank-bank Islam lain di Indonesia, seperti Bank
Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, dan sebagainya. Produk-produk bank syariah
semuanya berada di bawah aturan hukum, di antaranya UU No 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah dan UU No 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Dengan diberlakukannya UU No 21 Tahun 2008 pada 16 Juli 2008, maka


pengembangan perbankan syariah nasional semakin berlandaskan hukum yang memadai dan
mendorong tumbuh kembang bank secara lebih pesat. Dalam lima tahun, bank syariah di
Indonesia mencapai rata-rata pertumbuhan aset melebihi 65 persen per tahunnya.

Pada 2021, Indonesia memiliki bank syariah terbesar bernama Bank Syariah Indonesia
(BSI) yang mulai beroperasi sejak 1 Februari 2021. BSI merupakan hasil penggabungan tiga
bank syariah BUMN, yaitu PT Bank BRI Syariah, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank
Syariah Mandiri. Menurut catatan terakhir, BSI memiliki aset sejumlah Rp 245, 7 triliun.

C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN EKONOMI ISLAM


Dasar dan peraturan ekonomi islam sudah dimulai sejak zaman Rasullah SAW. Dimana
nabi mulai mempraktikkan ekonomi tersebut dikalangan masyarakat Madinah. Pada saat itu
praktek ekonomi maupun perdagangan pada masyarakat Arab tidak hanya mengenal barter,
akan tetapi sudah berlakunya sistem jual beli yang menggunakan mata uang emas Romawi
(dinar) dan perak Persia (dirham) sebagai alat transaksinya. Selain itu, aktifitas tukar
menukar valuta asing, anjak piutang dan pembayaran tidak tunai pun telah dikenal dan
dipraktikkan saat itu

3
Dari awal sejarah perkembangan ekonomi Islam, umat muslim telah memiliki sistem
yang establish, dengan adanya pelarangan riba dalam pengalokasian sumber daya untuk
keperluan produksi maupun konsumsi. Sistem keuangan yang berlaku juga telah
menggunakan asas bagi hasil dan kerja sama yang adil. Bahkan perdagangan dan pinjaman
tanpa bunga sudah dipraktikkan dalam transaksi keuangan masyarakat. Oleh karena itu untuk
menghilangkan riba, al-Qur’an memberi solusi yaitu dengan cara zakat, shodaqah dan
sejenisnya. Hal itu ditandai dengan adanya kewajiban shadaqah fitrah pada tahun kedua
hijriyah.
Pada masa selanjutnya, tradisi dan praktek ekonomi Islam terus dikembangkan
mengikuti perjalanan sejarah pemikiran ekonomi Islam. Nejatullah Siddiqi memaparkan
sejarah dalam tiga fase perkembangan, yaitu fase dasar-dasar ekonomi Islam, fase kemajuan,
dan fase tagnasi, sebagai berikut:

1. Fase Pertama (Dasar-Dasar Ekonomi Islam)


Fase pertama merupakan fase dari abad awal sampai abad ke-11 Masehi. Pada
masa ini pemikiran ekonomi dirintis dan dipelopori oleh para fuqaha yang kemudian
diikuti oleh para sufi dan filosof. Para fuqaha yang fokus dalam fiqih disini berkontribusi
besar dalam pemikiran ekonomi Islam yang tidak hanya memberikan penjelasan tentang
fenomena ekonomi, namun juga mengeksplorasi konsep maslahah (utility) dan mafsadah
(disutility) yang terkait dengan aktivitas ekonomi dengan mengacu pada Al-qur’an dan
hadist. Dan cenderung terfokus pada masalah-masalah mikroekonomi.

Sedangkan para sufi yang fokus pada tasawuf juga ikut berkontribusi dalam
menjaga keajegan untuk menciptakan hubungan relasi yang saling menguntungkan, serta
membatasi tuntutan duniawi yang terlalu tinggi. Sementara filosof muslim juga turut serta
berkontribusi pada pemikiran yang menitik beratkan pembahasannya pada konsep
sa’adah (kebahagiaan) yang berarti luas, yang mengusung metodologi syarat dengan
analisis ekonomi positif yang bersifat makroekonomi. Diantara mereka tokoh-tokoh
pemikir yang menuliskan karyanya pada fase pertama ini adalah: Zaid bin Ali (80 H/738
M), Abu Hanifah (150 H/ 767 M), Abu Yusuf (182 H/798 M), Asy Syaibani (189 H/ 804
M), Ibnu Miskawih (421 H/ 1030 M), Al Mawardi (450 H/ 1058 M).

2. Fase Kedua (Fase Kemajuan)


Fase kedua ini dikenal dengan masa yang cemerlang yang dimulai pada abad ke-11
sampai abad ke-15 Masehi, meninggalkan banyak warisan intelektual yang telah disusun
menjadi konsep-konsep yang bisa diaplikasi dalam kegiatan ekonomi masyarakat dengan
berlandaskan pada Al-qur’an dan hadist. Meski di lain pihak, para cendekiawan pada
masa ini mengalami realitas politik yang cukup sulit. Dimana terjadi disintegrasi pusat
kekuasaan yang mayoritas mengabaikan kehendak rakyat. Dan mulai merebaknya
korupsi di kalangan para penguasa yang menyebabkan ketimpangan sosial semakin lebar.

4
Tokoh-tokoh pemikir pada fase ini diantarnnya: Al-Ghazali (505 H/ 1111 M), Ibnu
Taimiyah (728 H/ 1328 M), Al-Syatibi (790 H/ 1388 M), Ibnu Khaldun (808 H/ 1404 M)
dan Al-Maqrizi (845 H/ 1441 M).

3. Fase Ketiga (Fase Stagnasi)


Fase ketiga adalah fase terakhir dalam sejarah pemikiran ekonomi Islam periode
ulama klasik yang dimulai pada abad ke-15 sampai awal abad ke-Merupakan fase yang
dikenal dengan fase stagnasi, dikarenakan tertutupnya pintu ijtihad, di mana para fuqaha
hanya merapikan dan mencatat kembali tulisan para pendahulunya, serta mengeluarkan
fatwa-fatwa yang berisi aturan standar dari masing-masing madzhab untuk kembali pada
Al-qur’an dan hadist sebagai pedoman hidup. Beberapa tokoh pada fase ini diantaranya:
Shah Waliallah (1176 H/ 1767 M), Jamaluddin Al-Afghani (1315 H/ 1897 M),
Muhammad Abduh (1320 H/ 1905 M) dan Muhammad Iqbal (1357 H/ 1938 M).
Pada periode berikutnya dilanjutkan dengan masa dimana banyak lahir tokoh-
tokoh pemikir kontemporer yang lebih memfokuskan perhatian terhadap bidang ekonomi
Islam yang lebih sistematis dan dinamis dengan mengikuti perkembangan ilmu ekonomi
modern. Diantara tokoh-tokohnya adalah: Khursyid Ahmad, Najetullah Siddiqi, Umar
Chapra, Afzalurahman, Muhammad Abdul Manan, dll.

5
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keuangan Islam merupakan industri yang berkembang pesat dan telah mendapatkan
popularitas yang luar biasa selama beberapa dekade terakhir, berdasarkan pada prinsip-prinsip
Syariah dan hukum Islam yang mengatur semua aspek kehidupan Muslim. Perkembangan
keuangan Islam memiliki sejarah yang panjang dan kaya, terbentang lebih dari 1.400 tahun, yaitu
dimulai dari era Islam awal (610-632 M) sampai dengan era modern (1920 M - sekarang).
Bank Syariah muncul di Indonesia mulai pada tahun 1980. Akan tetapi, Tim Perbankan
MUI baru berhasil membangun bank syariah pertama di Indonesia, yaitu PT Bank Muamalat
Indonesia (BMI) pada 1 November 1991. Lahirnya BMI mendorong munculnya bank-bank Islam
lain di Indonesia, seperti Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, dan sebagainya.
Produk-produk bank syariah semuanya berada di bawah aturan hukum, di antaranya UU No 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan UU No 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara.

Sedangkan, dasar dan peraturan ekonomi islam sudah dimulai sejak zaman Rasullah SAW.
Pada masa selanjutnya, tradisi dan praktek ekonomi Islam terus dikembangkan mengikuti
perjalanan sejarah pemikiran ekonomi Islam. Fase-fase perkembangan tersebut yaitu fase dasar-
dasar ekonomi Islam, fase kemajuan, dan fase tagnasi.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/muhammad51280/64ba122fa0688f1d1b771642/sejarah-perkembangan-
keuangan-islam , diakses pada, Minggu, 10 September 2023 pukul 08.20
https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/09/080000679/sejarah-perkembangan-bank-syariah-di-
indonesia?page=all , diakses pada, Minggu, 10 September 2023 pukul 09.25
Lailatul Istiqomah, Anik Zulaikhah, Telaah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jurnal Al-Iqtishod, Vol. 1,
No. 1. 2019.

Anda mungkin juga menyukai