Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PerbankanSyariah
Diajukan Untuk Memenuhi Tuga Mata Kuliah PerbankanSyariah
Dosen Pengampu : Nasrulloh, SEI., ME

Disusun Oleh :
1. Shofiyyah Nazihah (190721100017)
2. Irodatul Hasanah (190721100084)
3. Eknes aprilya Dwi R (190721100157)
4. Camelia Lutfiana M (190721100178)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Perbankan Syariah” dengan tepat waktu. Sholawat serta
salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nasrulloh, SEI., ME selaku
dosen pengampu mata kuliah Perbankan Syariah yang telah memberikan tugas
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perbankan Syariah.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang sejarah perbankan
syariah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Bangkalan, 30 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Perbankan Syariah
B. Tujuan dan Sistem Perbankan Syariah
C. Aspek Likuiditas, Profitabilitas, serta Tantangan Kultural dan Global Lainnya
D. Tujuan Perbankan Syariah
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi adalah fenomena yang tidak dapat terhindarkan di dunia,
hal ini bermula pada dekade 1990-an dimana ditandai dengan adanya berbagai
percepatan yang luar biasa dalam berbagai bidang salah satunya bidang
ekonomi. Kegiatan ekonomi di dunia tidak hanya dibatasi oleh faktor batas
geografis, bahasa, budaya dan ideologi, akan tetapi karena adanya faktor
saling membutuhkan dan saling bergantung satu sama lain. Keadaan yang
demikian melahirkan banyak peluang sekaligus tantangan terutama dalam
upaya pengembangan ekonomi Islam, khususnya aspek yang paling dinamis
yaitu keuangan Islam.
Pada dasarnya sistem keuangan suatu negara sangat dipengaruhi oleh
sistem ekonomi yang dianut. Sistem ekonomi menunjuk pada satu kesatuan
mekanisme dan lembaga pengambilan keputusan yang mengimplementasikan
keputusan tersebut pada produksi, konsumsi dan distribusi pendapatan. Oleh
karena itu, sistem ekonomi merupakan sesuatu yang penting bagi
perekonomian suatu negara. Sistem ekonomi terbentuk karena adanya
berbagai faktor yang kompleks.
Dalamperkembangan perbankan syariah di dunia terdapat beberapa
tahapan. Di sisi lain, pertumbuhan bank-bank Islam yang pesat telah
memberikan inspirasi bagi bank bank konvensional untuk meniru dan juga
menawarkan produk-produk bank Islam. Perbankan syariah sekarang sudah
dikenal secara luas di negara-negara Islam maupun Barat. Perbankan Syariah
merupakan bentuk perbankan dan pembiayaan yang memberi pelayanan
kepada nasabah dengan bebas bunga.
Berkembangnyabank-bank syariah di negara-negara Islam
berpengaruh di Indonesia. Pada awal periode 1980-an Indonesia sudah mulai
melakukan diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam.
Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan.
Diantaranya adalah Baitut Tamwil – Salman, Bandung yang sempat tumbuh
mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk
koperasi, yakni koperasi Ridho Gusti.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perbankan syariah?
2. Bagaimana sejarah perkembangan perbankan syariah?
3. Bagaimana tujuan dan sistem perbankan syariah?
4. Apa aspek likuiditas, profitabilitas, serta tantangan-tantangan kultural dan
global lainnya?
5. Apa tujuan perbankan syariah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbankan syariah.
2. Untuk memahami sejara perkembangan perbankan syariah.
3. Untuk mengetahui tujuan dan sistem perbankan syariah.
4. Untuk mengetahui aspek likuiditas, profitabilitas, serta tantangan-
tantangan kultural dan global lainnya.
5. Untuk mengetahui tujuan perbankan syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perbankan Syariah
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan ke masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Bank menghimpun dana dari masyarakat dan juga
menyalurkan dana kepada masyarakat dengan tujuan untuk mendorong
peningkatana taraf hidup masyarakat.
Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank
konvensional. Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya berlandaskan
hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan hadits . Salah satu ciri khas bank syariah
yaitu tidak menerima atau membebankan bunga akan tetapi menerima dan
membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan akad-akad yang
disepakati. Perjanjian yang terdapat dalam perbankan syariah harus tunduk
pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah Islam.1
Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 menyatakan
bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.
Adapun jenis bank syariah yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha
Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
B. Sejarah Perkembangan Perbankan Syariah
1. Sejarah Perbankan Syariah Pada Zaman Rasulullah SAW
Secara umum Bank adalah lembaga yang memiliki tiga fungsi utama
yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa
pengiriman uang. Dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan
yang dilakukan sesuai dengan akad syariah telah dilakukan sejak zaman
Rasulullah SAW. Praktek-praktek seperti menerima titipan harta,
meminjamkan uang, serta melakukan pengiriman uang telah dilakukan
sejak zaman RasulullahSAW.2 Rasulullah SAW yang dikenal dengan
julukan Al-Amn, dipercaya oleh masyaraat Makkah untuk menerima
simpanan harata.
Seorang sahabat Rasulullah SAW, Zubair bin Awwam r.a memilih
tidak menerima titipan harta, beliau lebih suka menerima harta dalam
bentuk pinjaman. Tindakan Zubair ini menimbulkan implikasi yang

1
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenamedia Grup, 2011), hlm. 25-26.
2
Adiwarman Karim, Bank Islam (Jakarta : Pt. Raja Grafindo, 2006), hlm. 18.
berbeda yaitu dengan mengambil uang itu sebagai pinjaman beliau
mempunyai ha untuk memanfaatkannya, selain itu karena bentuknya
pinjaman maka beliau wajib mengembalikan uang tersebut secara utuh.
Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas r.a pernah melakukan pengiriman uang
dari Makkah ke adiknya Mis’ab bin Zubair yang tinggal di Irak. Transaksi
ini pada zaman sekarang bsa disebut dengan sistem transfer.
2. Sejarah Perbankan Syariah Modern
Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan
kehadiran dua gerakan renaissance Islam modern yaitu neorevivalis dan
modernis. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan
etika adalah sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap
aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Qur’an dan As-
Sunnah.Salah satu upaya awal penerapan sistem profit and loss sharing
yang tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an yaitu adanya
upaya mengelola dana jamaah haji secara nonkonvensional. Rintisan
berikutnya yang merupakan tonggak sejarah perkembangan perbankan
syariah adalah Islamic Rural Bank di daerah Mit Ghamr pada tahun 1963
di Kairo Mesir. Lembaga yang di bina oleh Prof. Dr. Ahmad Najjar
tersebut hanya beroperasi di pedesaan Mesir dan berskala kecil, namun
institusi tersebut mampu menjadi pamicu yang sangat berarti bagi
perkembangan sistem finansial dan ekonomi Islam.3
Perkembangan selanjutnya ditandai dengan berdirinya Islamic
Development Bank (IDB) atas prakarsa sidang menteri Luar Negeri
Negara-Negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Pakistan pada
Desember 1970. Dalam sidang tersebut pada intinya mengusulkan bahwa
sistem keuangan berdasarkan bunga harus digantikan dengan suatu sistem
kerja sama dengan skema bagi hasil keuntungan maupun kerugian. Maka
dengan berdirinya IDB memotivasi Negara Islam untuk mendirikan
Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
Pada tahun-tahun awal beroperasi, IDB mengalami banyak hambatan
karena masalah politik. Meskipun demikian, jumlah anggotanya semakin
meningkat dari 22 menjadi 43 negara. IDB juga terbukti mampu
memainkan peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan negara-negara Islam untuk pembangunan.
C.

3
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 18-
19.

Anda mungkin juga menyukai