Kunci Sukses
Bank Syariah di Indonesia
Sajid Consulting
Penyusun
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim ...
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia
memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin global di industri keuangan
syariah. Namun, sayangnya potensi yang besar ini masih belum terwujud
karena baru sekitar 11% dari populasi Indonesia yang menggunakan Bank
Syariah sebagai medium transaksi keuangan utamanya.
Kecilnya tingkat penggunaan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1)
Bank Syariah terlambat hadir di Indonesia; Bank Muamalat - Bank Syariah
pertama di Indonesia - baru didirikan pada tahun 1992 atau hampir 50 tahun
sejak Indonesia merdeka, (2) Tingkat layanan dan imbal balik yang tidak
sekompetitif Bank Konvesional, dan (3) Kapasitas serta kapabilitas sumber
daya manusia yang masih terbatas
Alhamdulillah pemerintah dan pelaku industri keuangan syariah mulai
menyadari keterbatasan ini dan mulai melakukan serangkaian inisiatif.
Pemerintah kita di tahun 2020 menunjukkan keseriusan untuk mempercepat
pertumbuhan keuangan syariah dengan mendirikan Komite Nasional
Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), serta mengambil inisiatif untuk
melebur 3 Bank BUMN Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia agar
memiliki kekuatan yang lebih kuat untuk mematahkan dominasi Bank
konvensional di Indonesia. Dukungan yang kuat dari pemerintah ini
mendorong para pelaku industri keuangan syariah untuk terus meningkatkan
performa bisnisnya. Kami mengidentifikasi ada 4 (empat) Bank Syariah yang
mencatatkan performa yang sangat baik terutama setelah era pandemi.
Selain itu fenomena ”hijrah” yang cukup masif dan banyak terjadi di kalangan
anak – anak muda Indonesia membuat kami di Sajid Consulting cukup
optimis akan pesatnya pertumbuhan jasa layanan keuangan syariah di
Indonesia.
Oleh karena itu, kami mengeluarkan perspektif ini untuk mengupas sejarah,
potensi pertumbuhan, strategi bisnis juga kunci sukses pertumbuhan
perbankan syariah di Indonesia untuk menjadi referensi seluruh pemangku
kepentingan industri keuangan syariah di Indonesia agar bisa terus
bertumbuh dan membawa lebih banyak lagi kebaikan di Indonesia.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
2
Daftar Isi
3
Sejarah Perbankan Syariah
4
PERANAN PERBANKAN SYARIAH UNTUK
MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI
SYARIAH DI INDONESIA
5
Bagi umat muslim, mencari nafkah melalui kegiatan ekonomi adalah
suatu hal yang wajib, dan lembaga keuangan/perbankan adalah salah
satu komponen penunjang utama dari kegiatan perekonomian di era
modern. Oleh karena itu, lembaga perbankan adalah sesuatu yang
wajib diadakan. Terutama di negara kita, dimana masih dominannya
perbankan dengan sistem non syariah (menggunakan bunga atau riba)
maka hadirnya lembaga perbankan syariah adalah sesuatu yang
sangat perlu sebagai penyempurna sistem perekonomian kita.
6
Yaman, yang tercatat berlangsung setidaknya dua kali dalam satu
tahun.
Gambar 01. Fungsi Perbankan di Masa Nabi Muhammad dan Para Sahabat
7
maupun Dinasti Abbasyiyah. Namun, fungsi-fungsi perbankan sudah
dijalankan, seperti halnya menerima deposit, menyalurkan dana, dan
melakukan transfer dana dengan landasan akad yang sesuai syariah.
8
Kemajuan praktik perbankan pada zaman itu ditandai dengan
beredarnya saq (cek) dengan luas sebagai media pembayaran.
Bahkan, peranan Jihbiz (Bankir) telah meliputi tiga aspek, yakni
menerima deposit, menyalurkannya, dan mentransfer uang. Dalam hal
yang terakhir ini, uang dapat ditransfer dari satu negeri ke negeri
lainnya tanpa memindahkan fisik uang tersebut. Para money changer
yang telah mendirikan kantor-kantor di banyak negeri telah memulai
penggunaan cek sebagai media transfer uang dan kegiatan
pembayaran lainnya. Dalam sejarah Perbankan Islam, adalah Syaf al
Dawlah al-Hamdani yang tercatat sebagi orang pertama yang
menerbitkan cek untuk keperluan kliring antara Baghdad (Irak) dan
Allepo (Spanyol).
Transaksi berbasis bunga ini semakin merebak ketika Raja Henry VIII
pada tahun 1545 membolehkan bunga (interest) meskipun dengan
syarat bunganya tidak boleh berlipat ganda (excessive). Namun,
setelah wafatnya Raja Henry VIII yang kemudian digantikan oleh Raja
Edward VI yang akhirnya membatalkan kebolehan bunga uang (riba).
Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Ketika Raja Edward VI wafat
9
dan digantikan oleh Ratu Elizabeth I, maka institusi perbankan di
Inggris dan Eropa pada umumnya memperbolehkan praktik
pembungaan uang (riba).
10
Praktik Perbankan Syariah Global
11
Perbankan Syariah Modern dan Pendirian Islamic Development
Bank
12
tersebut akhirnya terbentuklah Islamic Development Bank (IsDB) pada
Oktober 1975 dengan 22 negara Islam sebagai pendirinya.
13
masa pandemi, data Global Islamic Economy Indicators (GIEI) 2022
memperlihatkan bahwa sektor keuangan syariah mengalami
penguatan yang sangat baik pada paruh pertama 2021. Aset keuangan
syariah saat ini bernilai USD 3,6 triliun pada tahun 2021 dan
diperkirakan akan tumbuh sebesar 8,0% pada tahun 2022 dan
mencapai USD 4,9 triliun pada tahun 2025 dengan CAGR 4 tahun
sebesar 7,9% (GIEI, 2022). Selain itu, secara global terdapat
peningkatan pertumbuhan financial technologi (fintech) Islam dengan
jumlah 241 perusahaan (GIEI, 2022).
14
yang dilakukan oleh pemerintah dalam proyek-proyek pembangunan
dan infrastruktur, peningkatan fintech Islam, dan pendanaan startup di
negara-negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam).
15
Strategi dan Kinerja Bank Syariah di Indonesia
16
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia
Tidak hanya dari sisi jumlah, performa keuangan Bank Syariah pun
memperlihatkan angka yang sangat menjanjikan. Data Global Islamic
Finance Summit menunjukkan bahwa di tahun 2022 Bank Syariah
memiliki performa keuangan yang terus meningkat, baik secara aset,
pinjaman maupun dana pihak ketiga dibandingkan dengan
pertumbuhan pada Bank Konvensional. Dari segi peningkatan aset,
pinjaman dan dana pihak ketiga Bank Syariah mencatatkan mampu
mengalami pertumbuhan aset mencapai 16,02% sebesar 750 triliun
17
rupiah, pinjaman 18,87% sebesar 491 triliun rupiah dan dana pihak
ketiga 15,81% sebesar 584 triliun rupiah pada September 2022.
Gambar 03. Grafik Pertumbuhan Aset, Pinjaman dan Dana Pihak Ketiga Bank
Nasional dan Bank Syariah (Global Islamic Finance Summit, 2023)
18
adanya perubahan perilaku dan mindset yang saat ini terjadi di
masyarakat kita. Jika sebelumnya belum banyak masyarakat yang
memperhatikan hukum syariat atau kehalalan dari Bank atau lembaga
keuangan yang mereka gunakan, namun saat ini kami melihat makin
banyak masyarakat Indonesia yang sangat memperhatikan aspek
hukum syariat atau kehalalan dari produk atau jasa yang mereka
gunakan.
19
2. Strategi Bisnis Perbankan Syariah di Indonesia
Namun tanpa strategi bisnis yang jelas dan efektif, belum tentu
para pelaku perbankan syariah dapat memaksimalkan
pertumbuhan bisnis mereka. Oleh karena itu, kami dari Sajid
Consulting (2023) melakukan riset independen untuk mengetahui
strategi bisnis yang dilakukan oleh pelaku perbankan syariah di
Indonesia yang sukses mengembangkan bisnisnya secara signifikan.
20
Berdasarkan analisa kami, ada 4 (empat) strategi utama (lihat gambar
05), berdasarkan besar aset dan fokus segmen / channel mereka, yang
dilakukan oleh Bank – Bank syariah yang dengan performa baik, yaitu:
21
Produk a anan
BSI riya asilitaspembiayaan untuk tujuan pembelianrumah tinggal rumah took rumahkantor, maupunPembangunan rumah dengan kondisi
rumah baru, rumah second, ataukavling siap bangun
BSI Oto asilitaspembiayaan untuk tujuan pemilikankendaraanbermotor, baik roda 2 maupunroda 4
BSI KP Sejahtera asilitaspembiayaan yang diterbitkan oleh BSI dengan dukungan PP dan disalurkankepada MB dalam rangka kepemilikanrumah
Sejahtera susun
BSI Mitraguna Berkah asilitaspembiayaan yang diberikan kepada ASN danpegawai tetap dan usahalainnya
BSI Pensiun Pra asilitaspembiayaan yang diberikan kepadapenerimamanfaatpension bulananmelaluiBSI ataupun pegawaiASN yang memasuki
Pensiun masa pensiun
Gambar 06. Produk Consumer Banking BSI (sumber : annual report BSI)
22
2. Shariah First, menggunakan infrastruktur Bank induk untuk
memperkenalkan layanan keuangan syariah terhadap nasabah
mereka.
Strategi ini banyak dilakukan oleh Unit Usaha Syariah (UUS), dan
salah satu bisnis UUS yang sangat berhasil di Indonesia adalah
Unit Usaha Syariah Maybank. UUS Maybank adalah UUS dengan
porsi aset syariah terbesar di antara semua UUS di Indonesia ~
mengkontribusi 27% dari total aset Maybank (Agustus 2022).
Maybank menerapkan prinsip Syariah First sejak tahun 2014, di
mana produk syariah dan konvensional sama-sama ditawarkan
kepada pelanggan dan tidak hanya diterapkan untuk penjualan
produk, tapi juga proposisi, sales approach, back office, dan
infrastruktur.
23
pembelian produk reksa dana secara online baik untuk produk
konvensional maupun syariah. Pengembangan produk tabungan
baru untuk menyasar target pasar baru pun diluncurkan oleh UUS
Maybank seperti tabungan U & UiB yang ditujukan bagi segmen
Young Professional dan Young Family. Selain itu, untuk mendorong
kinerja produk syariah, Maybank menerapkan sistem reward yang
lebih tinggi jika berhasil menjual produk syariah kepada nasabah.
24
Gambar 10. Produk / Layanan Keuangan UUS Maybank Syariah
Gambar 11. Empat pilar utama produk Tepat Pembiayaan BTPN Syariah
25
Gambar 12. Performa Bisnis BTPN Syariah dari 2017 - 2021
26
Gambar 13. Propossisi Aladin Bank
27
Dengan memperkuat layanan dan produk keuangan secara digital,
Bank Aladin Syariah berhasil mempertahankan pertumbuhan bisnis
mereka secara signifikan dari rentang tahun 2017 – 2021.
Gambar 14. Performa Bisnis Bank Aladin Syariah dari 2017 - 2021
28
29
Kunci Sukses Pertumbuhan Bank Syariah
di Indonesia
30
Kunci Sukses Pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia
Pengembangan proposisi
Pemilihan target segmen
produk jasa sesuai dengan
nasabah ang jelas
kebutuhan segmen tersebut
31
Referensi
32
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Documents/Laporan-
Ekonomi-dan-Keuangan-Syariah-2021.pdf
https://www.dinarstandard.com/post/state-of-the-global-islamic-
economy-report-2022
Ascarya, Rahmawati, S., & Karim, A. A. (2016). Testing of the
procyclicality of Islamic and conventional banks in Indonesia.
Macroprudential Regulation and Policy for the Islamic Financial
Industry: Theory and Applications, 133-152.
Karim, A. A. (2012). Sejarah pemikiran ekonomi Islam edisi ketiga.
Karim, A. A., & Affif, A. Z. (2005). Islamic banking consumer
behaviour in Indonesia: a qualitative approach. International Journal
Islamic Finance, 5(1), 1-18.
Rachmawati, S. A. (2023). Analisis Laporan Keuangan Pada BSI
Terhadap Kinerja Keuangan Sebelum Dan Setelah Merger Tahun
2020-2021 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Yuswohady. (2014). Marketing to The Middle Class Muslim. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
33
ma a
ش ْك ًرا َكثِ ْي ًرا
ُ
a kY
34