Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FINAL

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

KELOMPOK IV
DEWI MARDIANY (90500118013)
JUMRIYAH (90500118014)
PUTRI HANDAYANI (90500118015)
HILAL FAJAR (90500118016)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

Agus Marimin1, Abdul Haris Romdhoni2, dan Tira Nur Fitria3


STIE-AAS Surakarta
1
Email: agus.marimin@yahoo.com
2
Email:harisromdhoni27@yahoo.com
3
Email: tiranurfitria@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to find out about the development of Islamic banks in Indonesia. This
research is qualitative descriptive. This study included literature to examine the written sources
such as scientific journals, books referesni, literature, encyclopedias, scientific articles, scientific
papers and other sources that are relevant and related to the object being studied. As for the
object of study of this research is in the form of texts or writings that describe and explain about
the development of Islamic banks in Indonesia. Results from this study is Indonesian banking now
enlivened by the presence of Islamic banks, which offers financial products and investment in a
different way than conventional banks, as Indonesia is the largest Muslim country in the world.
The development of Islamic banking in Indonesia has become a benchmark for the success of the
Islamic economic existence. Bank Muamalat as the first Islamic bank and a pioneer for other
Islamic banks in Indonesia.

Keywords: Islamic banks, conventional banks, banking

PENDAHULUAN Di zaman Nabi SAW belum ada institusi


Kegiatan ekonomi ini sudah ada sejak bank, tetapi ajaran Islam sudah memberikan
jaman Rasulullah SAW. Oleh karena itu prinsip prinsip dan filosofi dasar yang harus
banyak pro kontra ekonomi yang dihadapi dijadikan pedoman dalam aktifitas
manusia, maka ahli pikir mulai memikirkan perdagangan dan perekonomian. Karena itu,
bagaimana mengubah seni ekonomi menjadi dalam menghadapi masalah muamalah
ilmu ekonomi seperti yang ada sekarang ini. kontemporer yang harus dilakukan hanyalah
Ilmu ekonoomi ini akan terus berkembang mengidentifikasi prinsip-prinsip dan filosofi
sesuai dengan perkembangan peradaban dasar ajaran Islam dalam bidang ekonomi,
manusia. Pada masa sekarang ini banyak dan kemudian mengidentifkasi semua hal
bermunculan perbankan syariah dengan yang dilarang. Setelah kedua hal ini
banyaknya perkembangan syariah. Ekonomi dilakukan, maka kita dapat melakukan
konvensional memang masih lebih diatas inovasi dan kreativitas (ijtihad) seluas-
ekonomi syariah. Para ekonom mempridiksi luasnya untuk memecahkan segala persoalan
tahun-tahun yang akan datang ekonomi muamalah kontemporer, termasuk persoalan
syariah akan berkembang lebih pesat dari perbankan.
ekonomi konvensional.
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

Perbankan pada saat ini, khususnya Bank Indonesia seiring dengan hancurnya sistem
umum merupakan inti sistem keuangan Ekonomi Kapitalisme.
setiap negara. Bank memiliki usaha pokok Bank Syariah pada awalnya
berupa menghimpun dana dari pihak yang dikembangkan sebagai suatu respon dari
berlebihan dana untuk kemudian kelompok ekonomi dan praktisi perbankan
menyalurkan kembali dana tersebut ke muslim yang berupaya mengakomodasi
masyarakat yang kekurangan dana dalam desakan dari berbagai pihak yang
jangka waktu tertentu. Fungsi untuk mencari menginginkan agar tersedia jasa transaksi
dan selanjutnya menghimpun dana dalam keuagnan yang dilaksanakan sejalan dengan
dalam bentuk simpanan sangat menentukan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah Islam.
pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana Umat Islam diharapkan dapat memahami
yang berhasil dihimpun atau disimpan perkembangan bank syariah dan
tentunya akan menentukan pula volume dana mengembangkannya apabila dalam posisi
yang dapat dikembangkan oleh bank sebagai pengelola bank syariah yang perlu
tersebut dalam bentuk penanaman dana yang secara cermat mengenali dan
menghasilkan. mengidentifikasi semua mitra kerja yang
Kehadiran dan fungsi perbankan di sudah ada maupun yang potensial untuk
Indonesia baik untuk masyarakat, industri pengembangan bank syariah.
besar, menengah atau bawah mempunyai
peranan dan pengaruh yang sangat PEMBAHASAN
signifikan. Hal ini terjadi karena kebutuhan Bank Konvensional dan Bank Syariah
akan bank baik untuk penguatan modal atau Bank berasal dari kata Itali banco yang
penyimpanan uang oleh masyarakat sudah artinya bangku. Bangku inilah yang
menjadi hal yang biasa. Dalam dipergunakan oleh bankir untuk melayani
mengantisipasi kebutuhan masyarakat serta kegiatan operasionalnya kepada para
memberikan rasa aman, nyaman dalam nasabah. Istilah bangku secara resmi dan
transaksi perbankan, kehadiran Bank popular menjadi bank. Pada awal
Syariah merupakan salah satu solusi untuk perkembangan perbankan di Indonesia.
menambah kepercayaan masyarakat Perbankan diartikan sebagai badan usaha
terhadap kegiatan perbankan khususnya di yang menghimpun dana dari masyarakat
Indonesia. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
Bank Syariah merupakan salah satu kepada masyarakt dalam rangka
produk perbankan yang berlandaskan sistem menignkatkan taraf hidup rakyat banyak.
perekonomian Islam, Sistem Ekonomi Islam Bank merupakan salah satu lembaga
atau syariah sekarang ini sedang banyak keuangan yang memiliki peranan penting
diperbincangkan di Indonesia. Banyak sebagai perantara keuangan di dalam
kalangan masyarakat yang mendesak agar perekonomian suatu negara. Selain sebagai
Pemerintah Indonesia segera tempat penyimpanan deposito, tabungan,
mengimplementasikan sistem Ekonomi giro dan sebagai tempat meminjam dana,
Islam dalam sistem Perekonomian saat ini bank menjadi sebuah lembaga yang

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 76


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan cukup terbiasa dengan pembiayaan metode
masyarakat hamper diseluruh dunia. bunga.
Diantara fungsi lain bank dalam dunia Bank merupakan salah satu lembaga
modern adalah sebagai penyedia layanan keuangan yang mempunyai peranan penting
pembayaran belanja elektronik, tagihan di dalam perekonomian suatu negara sebagai
telepon, tagihan listrik, dan pembayaran lembaga perantara keuangan. Bank dalam
lainnya yang belum pernah terbayangkan Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998
sebelumnya. tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992
Menurut UU RI no. 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah badan usaha yang
tanggal 10 1998 tentang perbankan, yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
dimaksud dengan bank adalah “Badan usaha bentuk simpanan dan menyalurkannya
yang menghimpun dana dari mesarakat kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk bentuk-bentuk lain dalam rangka
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
hidup rakyat banyak”. Dari pengertian Sedangkan Bank Syariah merupakan
diatas, dapat dipahami bahwa bank bank yang mengikuti sistem ekonomi Islam.
merupakan perusahaan yang bergerak Adapun ekonomi Islam menurut
dibidang keuangan dan segala aktivitasnya Fazlurrahman dalam Farida (2011:53),
selalu berkaitan dengan keuangan. Adapun “ekonomi Islam menurut para pembangun
dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank dan pendukungnya dibangun di atas atau
di Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu setidaknya diwarnai oleh prinsip-prinsip
bank yang melaksanakan kegiatan usaha religious, berorientasi dunia dan akhirat.”
berdarkan prinsip konvensional, dan Pada tahun 1992 Bank Muamalat
berdasarkan prinsip syariah. Indonesia berdiri sebagai tanda dimulainya
Bank Konvensional merupakan bank dual Definisi bank, bank umum dan Bank
yang telah berdiri lebih awal dibandingkan Perkreditan Rakyat dalam Undang-Undang
Nank Syariah di Indonesia dan memiliki Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang
fasilitas yang sudah tersebar luas di perbankan yakni:
Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa “Bank adalah badan usaha yang
Indonesia, Konvensional berarti “menurut menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Dari simpanan dan menyalurkannya kepada
pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bahwa Bank Konvensional merupakan bank bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
yang menjalankan kegiatan usahanya meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
dengan menerapkan metode bunga yang Sedangkan pengertian bank umum adalah
sudah ada terlebih dahulu dan sudah menjadi bank yang melaksanakan kegiatan usaha
kebiasaan bank- bank pada masa lalu dalam secara konvensional dan atau “berdasar
meraih keuntungan dari aktivitas bisnisnya. prinsip syariah” yang dalam kegiatannya
Dalam hal ini masayrakat di Indonesia sudah memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Pengertian bak perkreditan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 77


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

rakyat (BPR-Syariah) adalah bank yang kata lain bank yang dalam aktivitasnya, baik
melaksanakan kegiatan usaha secara penghimpunan dana maupun penyaluran
konvensional atau berdasarkan prinsip dana memberikan imbalan atas dasar prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak syariah.
memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran”. Persamaan dan Perbedaan Bank
Undang-Undang Nomor 10 Tahun Konvensional dan Syariah
1998 Pasal 1 Ayat 13 tentang perbankan Bank konvensional dan Bank syariah
menyatakan apa yang dimaksud dengan memiliki beberapa persamaan, terutama
prinsip syariah yakni: dalam sisi teknis penerimaan uang,
“Prinsip syariah adalah aturan mekanisme transfer, teknologi komputer
perjanjian berdasarkan hokum islam antara yang digunakan, syarat-syarat umum
bank dan pihak lain untuk penyimpanan memperoleh pembiayaan seperti KTP,
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai sebagainya. Perbedaan mendasar diantara
dengan syariah, antara lain pembiayaan keduanya yaitu menyangkut aspek legal,
berdasarkan prinsip bagi hasil stuktur organisasi, usaha yang dibiayai dan
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan lingkungan kerja.
penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual Hal mendasar yang membedakan antara
beli barang dengan memperoleh keuntungan lembaga keuangan konvensional dengan
(mudharabah), atau syariah terletak pada pengembalian dan
pembiayaan barang modal berdasarkan pembagian keuntungan yang diberikan oleh
prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah). nasabah kepada lembaga keuangan atau
Atau dengan adanya pemindahan yang diberikan oleh lembaga keuangan
kepemilikan atas barang yang disewa dari kepada nasabah. Kegiatan operasional Bank
pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa syariah menggunakan prinsip bagi hasil
iqtina)”. (Mudharabah). Bank syariah tidak
Sedangkan dalam Undang-Undang menggunakan bunga sebagai alat untuk
Nomor 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 12 tentang memperoleh keuntungan maupun
Perbankan Syariah menyatakan bahwa yang membebankan bunga atas pinjaman karena
dimaksud dengan prinsip syariah adalah bunga merupakan riba yang diharamkan.
prinsip hukum Islam dalam kegiatan Pola bagi hasil ini memungkinkan
perbannkan berdasarkan fatwa yang nasabah untuk mengawasi langsung kinerja
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki Bank syariah dengan memantau jumlah bagi
kewenangan dalam penetapan fatwa di hasil yang diperoleh. Jika jumlah
bidang syariah. Dari keuntungan bank semakin besar maka
pengertian bank tersebut diatas, maka dapat semakin besar pula bagi hasil yang diterima
diambil kesimpulan bahwa Bank Syariah nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah
adalah badan usaha yang menjalankan fungsi bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam
intermediasinya berdasarkan prinsip syariah waktu cukup lama menjadi patokan bahwa
atau dengan pengelolaan bank merosot. Keadaan itu

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 78


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

merupakan peringatan dini yang transparan etika dan nilai-nilai syariat Islam yang
dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari universal. Berdasarkan hal tersebut, Bank
perbankan konvensional, nasabah tidak syariah berfungsi sebagai sarana untuk
dapat menilai kinerja hanya berpatokan pada mengumpulkan tabungan masyarakat dan
bunga yang diperoleh. mengembangkannya. Intinya bahwa Bank
Perbedaan tujuan dari bank syariah adalah lembaga yang berfungsi
konvensional dengan bank syariah; Bank untuk menginvestasikan dana masyarakat
konvensional didirikan untuk mendapatkan sesuai dengan anjuran Islam dengan efektif,
keuntungan material sebesar-besarnya, produktif dan untuk kepentingan umat Islam.
sedangkan bank syariah didirikan untuk Tujuan utama dari Bank Syariah, yaitu
memberikan kesejahteraan material dan menyatukan umat Islam, mengembalikan
spiritual. Kesejahteraan material dan kekuatan, peran, dan kedudukan Islam di
spiritual tersebut didapat melalui usaha muka bumi ini bisa tercapai.
pengumpulan dan penyaluran dana yang
halal. Artinya, bank syariah tidak akan Keunggulan dan Kelemahan Bank
menyalurkan dana untuk usaha pabrik Syariah
minuman keras atau usaha lain yang tidak 1) Keunggulan dan Kelebihan Bank
bisa dijamin bahwa hasilnya berasal dari Syariah
kegiatan yang halal. Karena itu dapat Menurut Antonio (2008)
dikatakan bahwa konsep keuntungan pada menjelaskan tentang: 1) Kelebihan Bank
bank konvensional lebih cenderung, Syariah terutama pada kuatnya ikatan
berfokus pada sudut keuntungan materi, emosional keagamaan antara pemegang
sedangkan konsep keuntungan pada bank saham, pengelola bank, dan nasabahnya.
syariah harus memperhatikan keuntungan Dari ikatan emosional inilah dapat
dari sudut duniawi dan ukhrawi(akhirat). dikembangkan
Jika memang tujuan nasabah sesuai dengan kebersamaan dalam menghadapi risiko
tujuan bank syariah, maka secara prinsip usaha dan membagi keuntungan secara
tidak ada kekurangan dari menabung di bank jujur dan adil. (2) Dengan adanya
syariah karena adanya keseimbangan antara keterikatan secara religi, maka semua
duniawi dan ukhrawi. Namun apabila tujuan pihak yang terlibat dalam Bank Islam
nasabah lebih ke aspek-aspek material, maka adalah berusaha sebaik-baiknya dengan
bisa jadi keuntungan yang diperoleh akan pengalaman ajaran agamanya sehingga
kurang sesuai dengan harapan. berapa pun hasil yang diperoleh diyakini
Bank Syariah memiliki misi dan membawa berkah. (3) Adanya Fasilitas
metodologi yang ekslusif, misi yang bukan pembiayaan (Al-Mudharabah dan Al-
sekedar ada pada jumlah nominal investasi Musyarakah) yang tidak membebani
tapi juga mencakup pada jenis, objek dan nasabah sejak awal dengan kewajiban
tujuannya itu sendiri. Adapun membayar biaya secara tetap. Hai ini
metodologinya adalah kerangka syariat dan adalah memberikan kelonggaran
kaidah-kaidahnya yang bersumber dari psikologis yang diperlukan nasabah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 79


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

untuk dapat berusaha secara tenang dan Kurangnya fasilitas. Selain itu,
sungguh-sungguh. (4) Dengan adanya kelemahan bank syariah adalah sebagai
sistem bagi hasil untuk penyimpan dana berikut:
setelah tersedia peringatan dini tentang a. Jaringan kantor Bank Syariah belum
keadaan bank yang bisa diketahui luas.
sewaktu-waktu dari naik turunnya b. SDM Bank Syariah masih sedikit.
jumlah bagi hasil yang diterima. (5) c. Pemahaman masyarakat tentang
Penerapan sistem bagi hasil dan Bank Syariah masih kurang.
ditinggalkannya sistem bunga d. Kekeliruan penilaian proyek
menjadikan Bank Islam lebih mandiri berakibat lebih besar daripada Bank
dari pengaruh gejolak moneter baik dari Konvesional
dalam maupun dari luar negeri.
Pencapaian Bank Syariah
2) Kelemahan Bank Syariah Perbankan di Indonesia kini semakin
John L. Eposito mengkritisi Ekonomi diramaikan adanya Bank Syariah yang
Islam dalam Farida (2011:54-55) bahwa: menawarkan produk keuangan dan investasi
dengan cara yang berbeda dibanding Bank
Secara keseluruhan, Ekonomi Islam lebih Konvensioal yang sudah lama ada.
berhasil menjelaskan apa yang bukan Meskipun masih dianggap pendatang baru,
Ekonomi Islam, daripada menentukan apa Perbankan Syariah berkembang cukup pesat.
yang membuat Ekonomi Islam juga lebih Hal itu dapat dimaklumi dengan status
banyak mengungkap kelemahan system Indonesi sebagai negara muslim terbesar di
lain dari pada menunjukan (bahwa dunia sehingga perbankan yang
Ekonomi Islamsecara substansial menggunakan hukum dan asas Islam akan
memang lebih baik. lebih diminati. Seolah tidak mau kehilangan
momentum, saat ini bank-bank konvensional
Menurut Adiwarman dalam di Indonesia ikut mendirikan institusi syariah
Sulistiyawan (2015:1), menyatakan ataau unit usaha syariah sendiri. Hal ini
bahwa ada enam kelemahan Bank dilakukan untuk menggaet lebih banyak
Syariah yang menyebabkan masih nasabah yang tertarik dengan keunggulan
sedikitnya masyarakat menjadi nasabah Bank Syariah.
Bank Syariah. Adapun kelemahan itu Mayoritas masyarakat Indonesia
meliputi (1) Promosi bank syariah adalah muslim, maka hadirnya bank syariah
kurang menyeluruh ke berbagai telah menjadi kebutuhan masyarakat bahkan
msyarakat, (2) Kantor yang dimiliki sebelum Indonesia merdeka. Sejarah
sedikit, (3) Ketidaktahuan masyarakat, mencatat K.H Mas mansyur, ketua pengurus
(4) Fasilitas anjungan tunai mandiri besar Muhammadiyah periode 1937-1944
(ATM) jumlahnya sedikit, (5) Produk- pernah menyatakan bahwa umat islam di
produknya tidak diketahui masyarakat Indonesia terpaksa menggunakan jasa bank
tidak diketahui masyarakat, (6) konvensional karena belum memiliki
lembaga yang bebas riba saat itu.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 80


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

Tahun 1983 pemerintah Indonesia pangsa pasar (market share) 4,88%.


pernah berencana menerapkan “sistem bagi Sementara itu, jumlah pelaku industry
hasil” dalam perkreditan yang merupakan keuangan non-bank (IKNB) syariah 98
konsep dari perbankan syariah. Kondisi lembaga di luar LKM, yang terdiri atas usaha
perbankan Indonesia saat itu sedang tidak jasa takaful atau asuransi syariah yang
stabil karena Bank Indonesia tidak bisa mengelola aset senilai Rp 23,80 trilliun,
mengendalikan tingkat suku bunga di bank- usaha pembiayaan syariah yang mengelola
bank yang membungbung tinggi. Sehingga aset senilai Rp 19, 63 trilliun, dan lembaga
pemerintah mengeluarkan deregulasi keuangan syariah lainnya dengan aset senilai
tanggal 1 juni 1993 yang menimbulkan Rp 12,86 triliun”. Namun, terlepas dari
kemungkinan bank mengambil untuk dari pencapaian tersebut, Bank Syariah masih
bagi hasil sistem kredit. Lima tahun belim mampu mencapai target market share
kemudian, pemerintah menganggap bisnis yang pernah ditargetkan mampu dicapai
perbankan harus dibuka seluas-luasnya pada tahun 2008 yaitu sebebar 5%.
untuk menunjang pembangunan. Akhirnya
pada tanggal 27 oktober 1988, pemerintah Sejarah Bank Syariah
pun mengeluarkan paket Kebijaksanaan Perkembangan institusi keuangan
Pemerintah Bukan Oktober (PAKTO) untuk syariah secara informal telah dimulai
meliberalisasi perbankan. Meskipun lebih sebelum dikeluarkannya kerangka hukum
banyak bank konvensional yang berdiri, formal sebagai landasan operasional
beberapa bank daerah yang berasaskan perbankan di Indonesia. Beberapa badan
syariah juga mulai bermunculan. usaha pembiayaan non- Bank telah didirikan
Tahun 1990, MUI membentuk sebelum tahun 1992 yang telah menerapkan
kelompok kerja untuk mendirikan Bank konsep bagi hasil dalam kegiatan
Islam di Indonesia. Ini meruakam cikal operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan
bakal lahirnya perbankan syariah di kebutuhan masyarakat akan hadirnya
Indonesia. Pada tahun 1992, bank syariah institusi-institusi keuangan yang dapat
pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat memberikan jasa keuangan yang sesuai
pun lahir. dengan syariah.
Berdasarkan data statistika perbankan Kebutuhan masyarakat tersebut telah
syariah yang dipublikasikan oleh bank terjawab dengan terwujudnya sistem
Indonesia, pada tahun 1998 terdapat satu perbankan yang sesuai syariah. Pemerintah
bank umum syariah dan 76 bank perkreditan telah memasukkan kemungkinan tersebut
rakyat syariah. Menurut Hadad Dalam dalam undang-undang yang baru. Undang-
Yanita (2015:1). Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan
“Per maret 2015, industri perbankan secara implisit telah membuka peluang
syariah terdiri dari 12 Bank Umum Syariah, kegiatan usaha perbankan yang memiliki
22 unit usaha syariah yang dimiliki bank dasar operasional bagi hasil yang secara rinci
umum konvensional, dan 163 Bank dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No.
Perkreditan Rakyat Syariah(BPRS) dengan 72 Tahun 1992 tentang
total aset sebesar Rp 264,81 trilius dengan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 81


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. bertahannya Bank syariah pada saat
Ketentuan tersebut telah dijadikan sebagai perbankan nasional mengalami krisis cukup
dasar hukum beroperasinya Bank syariah di parah pada tahun 1998.
Indonesia. Periode 1992 sampai 1998, hanya Sistem bagi hasil perbankan syariah
terdapat satu Bank Umum Syariah dan 78 yang diterapkan dalam produk-produk Bank
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Muamalat menjadikan bank tersebut relatif
yang telah beroperasi. lebih mampu mempertahankan kinerjanya
Tahun 1998 muncul UU No. 10 tahun dan tidak bergantung pada tingkat suku
1998 tentang perubahan UU No 7 Tahun bunga simpanan yang melonjak sehingga,
1992 tentang perbankan. Perubahan UU beban operasionalnya lebih rendah dari bank
tersebut menimbulkan beberapa perubahan konvensional.
yang memberikan peluang yang lebih besar Sebagai salah satu lembaga keuangan,
bagi pengembangan Bank syariah. Undang- bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat
undang tesebut telah mengatur secara rinci beroperasi secara baik. Terlebih lagi Bank
landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang syariah harus bersaing dengan Bank
dapat dioperasikan dan diimplementasikan konvensional yang dominan dan telah
oleh Bank syariah. Undang-undang tersebut berkembang pesat di Indonesia. Persaingan
juga memberikan arahan bagi Bank yang semakin tajam ini harus di ikuti dengan
konvensional untuk membuka cabang manajemen yang baik untuk bisa bertahan di
syariah atau bahkan mengkonversi diri industri perbankan. Salah satu hal yang harus
secara total menjadi Bank syariah. diperhatikan oleh bank untuk bisa terus
Akhir tahun 1999, bersamaan dengan bartahan hidup adalah kinerja (kondisi
dikeluarkannya UU perbankan maka keuangan) bank. market share dalam
munculah bank-bank syariah umum dan bersaing dengan Bank Konvensional yang
Bank umum yang membuka unit usaha telah berdiri lebih awal.
syariah. Sejak beroperasinya Bank
Muamalat Indonesia (BMI), sebagai Bank METODE PENELITIAN
syariah yang pertama pada tahun 1992, data Penelitian ini merupakan penelitian
Bank Indonesia per 30 Mei 2007 deskriftif kualitatif. Tujuan penelitian ini
menunjukkan bahwa saat ini perbankan dalah menafsirkan dan menuturkan data
syariah nasional telah tumbuh cepat, ketika yang bersangkutan dengan situasi yang
pelakunya terdiri atas 3 Bank Umum Syariah sedang terjadi, sikap/pandangan yang terjadi
(BUS) antara lain: Bank Muamalat, Bank didalam masyarakat, pertentangan 2
syariah Mandiri, 23 Unit Usaha Syariah keadaaan atau lebih, pengaruh terhadap
(UUS), dan 106 Bank Perkreditan Rakyat suatu kondisi dll. Didalam penelitian
Syariah (BPRS), sedangkan asset kelolaan deskriptif kualitatif ini, peneliti disini
perbankan syariah nasional per Mei 2007 menggunakan kajian studi pustaka mencari
telah berjumlah Rp. 29 triliyun. informasi lewat buku, majalah, koran, dan
Perkembangan Bank umum syariah dan literature lainnya untuk membentu sebuah
Bank konvensional yang membuka cabang landasan teori (Arikunto, 2006). Penelitian
syariah juga didukung dengan tetap ini juga untuk menelaah sumber-sumber

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 82


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

tertulis seperti jurnal ilmiah, buku referesni, penghujung akhir tahun 2008, lembaga
literature, ensiklopedia, karangan ilmiah, keuangan syariah kembali membuktikan
karya ilmiah serta sumber-sumber lain baik daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-
dalam bentuk tulisanatau dalam format lembaga keuangan syariah tetap stabil dan
digital yang relevan dan berhubungan memberikan keuntungan, kenyamanan serta
dengan objek yang sedang diteliti. Adapun keamanan bagi para pemegang sahamnya,
yang menjadi objek kajian penelitian ini pemegang surat berharga, peminjam dan
adalah berupa teks-teks atau tulisan-tulisan para penyimpan dana di bank-bank syariah.
yang menggambarkan dan memaparkan Hal ini dapat dibuktikan dari
tentang sejarah dan perkembangan Bank keberhasilan bank Muamalat melewati krisis
Syariah di Indonesia. yang terjadi pada tahun 1998 dengan
menunjukkan kinerja yang semakin
Perkembangan Bank Syariah di meningkat dan tidak menerima sepeser pun
Indonesia bantuan dari pemerintah dan pada krisis
Pelopor berdirinya perbankan syariah di keuangan tahun 2008, bank Muamalat
Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun bahkan mampu memperoleh laba Rp. 300
1991. Bank ini dilahirkan oleh Majelis miliar lebih.
Ulama Indonesia, Ikatan Cendikiawan Perbankan syariah sebenarnya dapat
Muslim Indonesia (ICMI), pengusaha menggunakan momentum ini untuk
Muslim dan juga pemerintah. Sayangnya menunjukkan bahwa perbankan syariah
bank tersebut kurang popular dan kinerjanya benar-benar tahan dan kebal krisis dan
stagnan, baru setelah krisis ekonomi dan mampu tumbuh dengan signifikan. Oleh
reformasi, Bank Muamalat mulai dilirik karena itu perlu langkah-langkah strategis
nasabah. untuk merealisasikannya.
Perkembangan perbankan syariah di Langkah strategis pengembangan
Indonesia telah menjadi tolak ukur perbankan syariah yang telah di upayakan
keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. adalah pemberian izin kepada bank umum
Bank muamalat sebagai bank syariah konvensional untuk membuka kantor cabang
pertama dan menjadi pioneer bagi bank Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi
syariah lainnya telah lebih dahulu sebuah bank konvensional menjadi bank
menerapkan system ini ditengah syariah. Langkah strategis ini merupakan
menjamurnya bank-bank konvensional. respon dan inisiatif dari perubahan Undang
Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 – Undang perbankan no. 10 tahun 1998.
telah menenggelamkan bank-bank Undang-undang pengganti UU no.7 tahun
konvensional dan banyak yang dilikuidasi 1992 tersebut mengatur dengan jelas
karena kegagalan system bunganya. landasan hukum dan jenis- jenis usaha yang
Sementara perbankan yang menerapkan dapat dioperasikan dan diimplementasikan
system syariah dapat tetap eksis dan mampu oleh bank syariah.
bertahan.
Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis
keuangan global yang melanda dunia pada Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 83


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

Indonesia
199 200 200 200 200 200 20 Tabel
0 200 1.2 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)
Ind 8 3 4 5 6 7 8 Indikas 9 i 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
ika KP/ KP/ KP/ KP/ KP/ KP/ KPA /KsePt/ 7.945 15.210 20.880 28.722 36,537 49.555 66.09
si UU UU UU UU UU UU UU UU
DPK 5.725 11.718 15.584 20.672 28.011 36.852 52.27
S S S S S S S S
ayaan 5.561 11.324 15.270 20.445 27.944 38.198 46.88
Pembi
BU 97,14% 96,64% 97,76% 98,90% 99.76% 103.65% 89.70
1 2 3 3 3 3 5 FD 6R
S
NPF 2,34% 2,38% 2,82% 4,75% 4,07% 3.95% 4.01%
UU
– 8 15 19 20 25 27 25 Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah,
S
BP 2009.
76 84 88 92 105 114 131 139 Tabel 1.2 menunjukkan
RS
perkembangan terakhir indikasi-indikasi
Sumber : BI, Statistik Perbankan
Syariah, 2009. perbankan syariah. Perkembangan asset
perbankan syariah meningkat sangat
Keterangan :
signifikan dari akhir tahun 2008 sampai
BUS = Bank Umum Syariah dengan akhir tahun 2009 sebesar lebih dari
UUS = Unit Usaha Syariah 33.37 persen. Penghimpunan dana dan
Bank Perkreditan pembiayaan mencapai peningkatan sebesar
BPRS =
Rakyat Syariah 41.84 dan 22.74 persen.
Kantor Pusat/Unit Jika dilihat dari rasio pembiayaan
KP/UUS = yang disalurkan dengan besarnya dana pihak
Usaha Syariah
ketiga (DPK) yang dinyatakan dengan nilai
Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan Financing to Deposit Ratio (FDR), maka
perbankan syariah berdasarkan laporan bank syariah memiliki rata- rata FDR
tahunan BI 2009 (Desember 2009). secara sebesar 97.65 persen. Berbeda dengan tahun-
kuantitas, pencapaian perbankan syariah tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya,
sungguh membanggakan dan terus pada tahun 2008 Financing to Defosit Ratio
mengalami peningkatan dalam jumlah bank. perbankan syariah lebih dari
Jika pada tahun 1998 hanya ada satu Bank 100 %. Tingginya tingkat FDR tersebut
Umum Syariah dan 76 Bank Perkreditan karena pembiayaan yang disalurkan selama
Rakyat Syariah, maka pada Desember 2009 bulan maret – November 2008 lebih besar
(berdasarkan data Statistik Perbankan dari Dana Pihak ketiga.
Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Yang perlu di catat disini adalah,
Indonesia) jumlah bank syariah telah meskipun pembiayaan yang disalurkan lebih
mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 Bank besar dari DPK, tetapi tingkat kegalalan
Umum Syariah dan 25 Unit Usaha Syariah. bayar atau yang dinyatakan dalam Non
Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Performing Financing (NPF) ternyata lebih
Syariah (BPRS) telah mencapai 139 unit sedikit dari periode tahun 2006-2007, yakni
pada periode yang sama. hanya sebesar 3.95%, masih dibawah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 84


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

batas ketentuan minimal sebesar 5 persen.


Artinya bank syariah betul betul
menjalankan fungsinya sebagai lembaga
intermediasi keuangan dengan tidak
mengabaikan prinsip kehati-hatian. Selain
itu juga, secara keseluruhan perbankan
syariah relatif lebih sehat. Pada grafik 1.4 terlihat bahwa persentase
pembiayaan murabahah dengan
prinsip jual-beli yang dilakukan oleh h
3. Perbandingan Pangsa Perbankan Syariah Terhadap Total Bank perbankan syaria
mendominasi jauh di atas
Islamic Bank Islamic Bank dTaorital Bpaenm biay
Total Bank k aan mudharabah dan ada
(Des 08) (Des 09) musyarokah. Ptahun 2003 terjadi esar
Nominal Share Nominal Share perberdaan terb dimana persentase harabah
set 49,56 2.14% 2,310.60 66,09 2.61% p2e,m
53b4ia.1y0aan muddan musyarokah 14,36 dan
Fund 36,85 2.10% 1,753.30 52,27 2.65% h1a,n9y7a3.0s0ebesar 5,53 persen ayaan
sedangkan pembi
nancial murabahah sebesar mun
38,20 – – 46,88 – 7–0,81 persen. Na
d sayangnya, meskipun ngan
pembiayaan de
R 103.66% – – 89.70% – s–elalu mengalam prinsip jual – beli
i penurun setiap tahunnya
Sumber: BI, Statistik Perbankan Syariah, namun jumlah persentasenya tidak pernah
2009 kurang dari lima-puluh persen. Semestinya,
Pada tabel 1.3 terlihat bahwa pangsa pembiayaan dengan akad mudharabah dan
perbankan syariah meningkat jika akad musyarakah harus lebih banyak.
dibandingkan dengan tahun 2008 pada bulan Karena pada akad inilah karakteristik dasar
yang sama, yaitu asset menjadi 2.61% perbankan syariah terbentuk. Kedua akad
meningkat sebesar 0.47%, Deposit Fund atau tersebut merupakan akad dengan sistem bagi
DPK juga mengalami pertumbuhan menjadi hasil. Perbankan syariah dengan sistem bagi
2,02%, meningkat 0,24%. hal ini hasil inilah yang menjadi pembeda dengan
menunjukkan kinerja dan potensi perbankan bank konvensional.
syariah mengalami perkembangan yang
baik. KESIMPULAN
Perbankan Syariah sering disebut juga
Perbankan Islam, yaitu perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam
Grafik 1.4. Komposisi Pembiayaan Bank atau syariat. Karena berdasarkan hukum
Syariah Islam, maka perbankan syariah tidak
mengenal adanya “bunga pinjaman” alias
interest rate. Bunga pinjaman dianggap riba
dan berdosa. Yang dikenal di perbankan
syariah adalah “sistem bagi hasil” atau
Nisbah yang prosesnya sama-sama
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 85
Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

diketahui dan disetujui oleh bank dan pihak Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
nasabah. Kegiatan operasional Bank syariah Penelitian: Suatu Pendekatan
menggunakan prinsip bagi hasil Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
(Mudharabah). Fahmi, I. (2012). Percepatan Pertumbuhan
Bank Syariah pada dasarnya memiliki Perbankan Syariah. Program
potensi dan peluang yang luar biasa besar. Pascasarjana Manajemen dan Bisnis
Pertumbuhan dari segi aset pun sudah IPB. 1-2
membuktikan bahwa Bank Syariah Farida, A. (2011). Sistem Ekonomi
merupakan model bank yang sangat ideal Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
untuk mendorong kemajuan perekonomian Hirsanuddin. (2008). Hukum Perbankan
Negara. Namun dari segi kualitas pelayanan Syariah di Indonesia, Pembiayaan
Bank Syariah harus mengejar Bisnis dengan Konsep Kemitraan.
ketinggalannya dari Bank Konvensional Yoyakarta: Genta Press.
yang telah lebih awal berdiri. Selain itu, Mursito, I. (2014, 11 10). Keunggulan
untuk menghasilkan persaingan yang Sistem Perbankan Syariah
produktif antara Bank Syariah dan Bank (Perbandingan dengan Sistem
Konvensional diperlukan peraturan Konvensional). Dipetik 10 03, 2015,
perbankan khusus untuk Perbankan Syariah dari Kompasia:
sehingga mampu menjalankan tugasnya http://www.kompasiana.com/ianmurs
tanpa harus mengekor kepada sistem ito/keunggulan-sistem-perbankan-
konvensional. syariah-perbandingan-dengan-sistem-
DAFTAR PUSTAKA konvensional_54f3cdd4745513902b6
Abadi, R. (2015, 06 09). Sejarah dan c7f39
Perkembangan Bank Syariah Di Saksono. (2013, 12 21). Kelebihan Dan
Indonesia. Dipetik 10 03, 2015, dari Kekurangan Bank Syariah. Dipetik
Cermati: 10 03, 2015, dari Harian Ekonomi
http://www.cermati.com/artikel/sejar Neraca:
ah-dan-perkembangan-bank-syariah- http://www.neraca.co.id/article/3640
di-indonesia 5/kelebihan-dan-kekurangan-bank-
Choir. (2010, 03 31). Kelebihan dan syariah
Kendala Bank Syariah. Dipetik 10 Suprayogi, N. (2013, 30 01). Kenapa
03, 2015, Dari Zona Ekonomi islam: Bank Syariah Kalah Bersaing. Dipetik
http://zonaekis.com/kelebihan-dan- 10 03, 2015, dari Universitas
kendala-bank-syariah/ Airlangga:
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sparta. (2008). Mengenal Keunggulan
Bank Konvensional dan Bank Praktek Perbankan Syariah di
Syariah. (2010). 1-3. Indonesia. Jurnal Ekonomi, 347-357.
Antonio, M. S., & Muhammad. (2008). Bank Ridwan, A. H. (2013). Manajemen Baitul
Syariah: Analisis Kesehatan, Peluang, Mal wa Tamwil. Bandung: Pustaka
Kelemahan dan Ancaman. Setia.
Yogyakarta: Ekonisia.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 86


Juli 2015
Perkembangan Bank Syariah Di ISSN : 2477-
Indonesia 6157

Strategi Persaingan Bank Syariah Terhadap


Bank Konvensional (2010). 1-3
http://www.bi.go.id
https://www.cermati.com/artikel/sejarah-
dan-perkembangan-bank-syariah-di-
indonesia
http://portalhiuinjakarta.blogspot.co.id/2009
/03/bank-konvensional-vs-bank-
syariah.html
http://dhayattoni80.blogspot.co.id/2013/05/
perkembangan-bank-syariah-di-
indonesia.html
https://eriellg.wordpress.com/2016/05/22/pe
rsaingan-bank-syariah-dan-bank-
konvensional/

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam - Vol. 01, No. 02, 87


Juli 2015

Anda mungkin juga menyukai