Anda di halaman 1dari 32

KENDALA DAN SOLUSI BAGI HASIL PADA BANK SYARIAH

DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Lydia Agustina (43119210024)

Elsa Amelia Putri (43119210071)

Andhika Rafly (43119210078)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

BEKASI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-
Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda agung Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan
bahasa yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kendala serta Solusi Bagi Hasil Pada Bank Syariah”

Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalah lain yang berkaitan pada makalah-makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

1
BAB I PENDAHULUAN

Perbankan  syariah dalam istilah internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau juga


di sebut dengan imterest-free banking.peristilahan dengan mengunakan kata Islamic tidak dapat
di lepaskan dari asal- usul sistem perbankan syar’iah itu sendri.Bank syariah pada awalnya di
kembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang
berupaya mengakomodasidesakan dari sebagai pihak yang menginkan agar tersedia jasa
transaksi keuangan yang di laksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah
islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan praktik riba, kegiatan maisir (spekulasi)
dan gharar (ketidakjelasan).

Bank Bagi Hasil sering disebut


Bank Syariah (Bank Islam)
merupakan lembaga
perbankan yang menggunakan
sistem dan operasi berdasarkan
prinsip‐prinsip hukum
atau syariah Islam, seperti
diatur dalam Al Qur an dan Al
Hadist.ʹ
Perbankan Syariah
2
merupakan suatu sistem
perbankan yang dikembangkan
berdasarkan sistem syariah
(hukum islam).Usaha
pembentukkan sistem ini
berangkat dari larangan islam
untuk
memungut dan meminjam
bedasarkan bunga yang
termasuk dalam riba dan
investasi
untuk usaha yang dikategorikan
haram,misalnya dalam
makanan,minuman,dan usaha-

3
usaha lain yang tidak
islami,yang hal tersebut tidak
diatur dalam Bank
Konvensional.
Di Indonesia pelopor
perbankan syariah adalah
Bank Muamalat Indonesia.
Berdiri tahun1991, bank ini
diprakarsai oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah serta dukungan
dari Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI)
dan

4
beberapa pengusaha muslim.
Bank ini sempat terimbas oleh
krisis moneter pada akhir
tahun 90-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa
sepertiga dari modal awal.
IDB
kemudian memberikan
suntikan dana kepada bank ini
dan pada periode 1999-2002
dapat bangkit dan menghasilkan
laba. Saat ini keberadaan bank
syariah di Indonesia

5
telah di atur dalam Undang-
undang yaitu UU No. 10 tahun
1998 tentang Perubahan UU
No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan.
Adanya Perbankan syariah di
Indonesia bertujuan untuk
mewadahi penduduk di
Negara Indonesia yang hampir
seluruh penduduknya beragama
Islam.Dengan adanya
bank tersebut diharapkan tidak
adanya kerancuan dalam proses
muamalah bagi para

6
pemeluk agama
islam,sehingga mereka terjaga
dari keharaman akibat tidak
adanya
suatu wadah yang melayani
mereka dalam bidang
muamalah yang bersifat
islami. Namun realitas yang
ada,dari 80% penduduk
Indonesia yang beragama Islam
tidak lebih dari 10% di antara
mereka yang bertransaksi secara
syar’I lebih-lebih dalam

7
hal perbankan.Sampai saat
ini perbankan syariah di
Indonesia belum mampu
menunjukan
eksistensinya,banyak
masyarakat yang tidak
menaruh kepercayaan
terhadap perbankkan syariah
Bank Bagi Hasil sering disebut
Bank Syariah (Bank Islam)
merupakan lembaga
perbankan yang menggunakan
sistem dan operasi berdasarkan
prinsip‐prinsip hukum

8
atau syariah Islam, seperti
diatur dalam Al Qur an dan Al
Hadist.ʹ
Perbankan Syariah
merupakan suatu sistem
perbankan yang dikembangkan
berdasarkan sistem syariah
(hukum islam).Usaha
pembentukkan sistem ini
berangkat dari larangan islam
untuk
memungut dan meminjam
bedasarkan bunga yang
termasuk dalam riba dan
investasi
9
untuk usaha yang dikategorikan
haram,misalnya dalam
makanan,minuman,dan usaha-
usaha lain yang tidak
islami,yang hal tersebut tidak
diatur dalam Bank
Konvensional.
Di Indonesia pelopor
perbankan syariah adalah
Bank Muamalat Indonesia.
Berdiri tahun1991, bank ini
diprakarsai oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah serta dukungan
dari Ikatan Cendekiawan
10
Muslim Indonesia (ICMI)
dan
beberapa pengusaha muslim.
Bank ini sempat terimbas oleh
krisis moneter pada akhir
tahun 90-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa
sepertiga dari modal awal.
IDB
kemudian memberikan
suntikan dana kepada bank ini
dan pada periode 1999-2002
dapat bangkit dan menghasilkan
laba. Saat ini keberadaan bank
syariah di Indonesia
11
telah di atur dalam Undang-
undang yaitu UU No. 10 tahun
1998 tentang Perubahan UU
No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan.
Adanya Perbankan syariah di
Indonesia bertujuan untuk
mewadahi penduduk di
Negara Indonesia yang hampir
seluruh penduduknya beragama
Islam.Dengan adanya
bank tersebut diharapkan tidak
adanya kerancuan dalam proses
muamalah bagi para

12
pemeluk agama
islam,sehingga mereka terjaga
dari keharaman akibat tidak
adanya
suatu wadah yang melayani
mereka dalam bidang
muamalah yang bersifat
islami. Namun realitas yang
ada,dari 80% penduduk
Indonesia yang beragama Islam
tidak lebih dari 10% di antara
mereka yang bertransaksi secara
syar’I lebih-lebih dalam

13
hal perbankan.Sampai saat
ini perbankan syariah di
Indonesia belum mampu
menunjukan
eksistensinya,banyak
masyarakat yang tidak
menaruh kepercayaan
terhadap perbankkan syariah
Bank Bagi Hasil sering disebut
Bank Syariah (Bank Islam)
merupakan lembaga
perbankan yang menggunakan
sistem dan operasi berdasarkan
prinsip‐prinsip hukum

14
atau syariah Islam, seperti
diatur dalam Al Qur an dan Al
Hadist.ʹ
Perbankan Syariah
merupakan suatu sistem
perbankan yang dikembangkan
berdasarkan sistem syariah
(hukum islam).Usaha
pembentukkan sistem ini
berangkat dari larangan islam
untuk
memungut dan meminjam
bedasarkan bunga yang
termasuk dalam riba dan
investasi
15
untuk usaha yang dikategorikan
haram,misalnya dalam
makanan,minuman,dan usaha-
usaha lain yang tidak
islami,yang hal tersebut tidak
diatur dalam Bank
Konvensional.
Di Indonesia pelopor
perbankan syariah adalah
Bank Muamalat Indonesia.
Berdiri tahun1991, bank ini
diprakarsai oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah serta dukungan
dari Ikatan Cendekiawan
16
Muslim Indonesia (ICMI)
dan
beberapa pengusaha muslim.
Bank ini sempat terimbas oleh
krisis moneter pada akhir
tahun 90-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa
sepertiga dari modal awal.
IDB
kemudian memberikan
suntikan dana kepada bank ini
dan pada periode 1999-2002
dapat bangkit dan menghasilkan
laba. Saat ini keberadaan bank
syariah di Indonesia
17
telah di atur dalam Undang-
undang yaitu UU No. 10 tahun
1998 tentang Perubahan UU
No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan.
Adanya Perbankan syariah di
Indonesia bertujuan untuk
mewadahi penduduk di
Negara Indonesia yang hampir
seluruh penduduknya beragama
Islam.Dengan adanya
bank tersebut diharapkan tidak
adanya kerancuan dalam proses
muamalah bagi para

18
pemeluk agama
islam,sehingga mereka terjaga
dari keharaman akibat tidak
adanya
suatu wadah yang melayani
mereka dalam bidang
muamalah yang bersifat
islami. Namun realitas yang
ada,dari 80% penduduk
Indonesia yang beragama Islam
tidak lebih dari 10% di antara
mereka yang bertransaksi secara
syar’I lebih-lebih dalam

19
hal perbankan.Sampai saat
ini perbankan syariah di
Indonesia belum mampu
menunjukan
eksistensinya,banyak
masyarakat yang tidak
menaruh kepercayaan
terhadap perbankkan syariah
Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi penduduk di negara
Indonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam. Dengan adanyabank tersebut
diharapkan tidak adanya kerancuan dalam proses muamalah bagi para pemeluk agama islam,
sehingga mereka terjaga dari keharaman akibat tidak adanya suatu wadah yang melayani
mereka dalam bidang muamalah yang bersifatislami. Namun realitas yang ada, dari 80%
penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak lebih dari 10% di antara mereka yang
bertransaksi secara syar’i lebih-lebih dalam hal perbankan. Sampai saat ini perbankan
syariah di Indonesia nyatanya belum mampu menunjukan eksistensinya, banyak
masyarakat di Indonesia ini yang tidak menaruh kepercayaan terhadap perbankkan syariah.

1. 1 LATAR BELAKANG

Dinamika kesadaran umat Islam untuk mengamalkan ajaran dan menerapkan


sistem Islam secara menyeluruh (kaffah) tampaknya sudah mulai menunjukkan adanya
peningkatan, khususnya dalam bidang ekonomi. Ekonomi dan keuangan Islam sudah
mulai memperlihatkan sosoknya sebagai suatu alternatif baru yang diambil dari ajaran Islam.

20
Pada dasarnya pada tahun 1970 dan 1980-an di Timur Tengah serta negara-negara
muslim lainnya telah dimulai kajian-kajian ilmiah tentang ekonomi dan keuangan
Islam yang berbuah terbentuknya sebuah lembaga keuangan Islam internasional yakni
Islamic Development Bank (IDB) sejenis bank pembangunan seperti Bank Dunia dan
Bank Pembangunan Asia pada tahun 1975 yang berkedudukan di Jeddah, yang kemudian
diikuti oleh pendirian bank-bank Islam lainnya di Timur Tengah. Di Indonesia sendiri,
Bank syariah yang pertama baru didirikan sekitar tahun 1991 dan baru beroperasi pada
pertengahan tahun 1992 yang tudak lepas dari dukungan rezim yang berkuasa saat itu.

Dengan melihat perkembangan bank syariah di atas, agaknya keinginan umat


untuk menjalankan kehidupan bisnis dan transaksinya dalam skala yang lebih luas yang sesuai
dengan prinsip-prinsip ajaran Islam agaknya sudah memiliki sarana yang tepat. Namun,
diakui atau pun tidak, pengetahuan umat tentang bank syariah masih terbatas dan tidak
merata. Masih banyak yang tidak mengenal apa itu bank syariah atau bahkan masih
adanya anggapan yang keliru bahwa bank syariah adalah bank konvensional yang berbaju
syariah.

Oleh karena itu, makalah ini mencoba memberikan sedikit gambaran yang
mudah-mudahan dapat memberi pemahaman yang baik dan tetap tentang bank syariah
serta menolak anggapan yang keliru tersebut.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan perbankan syariah atau pengertian bank syariah?
2. Apakah perbankan syariah dapat menjadi solusi?

1. 3 Tujuan Penulisan
1. Memahami dan mengetahui definisi dari perbankan syariah
2. Menjelaskan dan memahami bahwasanya perbankan syariah itu sebagai solusi.

BAB II LANDASAN TEORI

21
2. 1 Pengertian Bank Syariah

Pengertian Bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang


menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. Istilah Bank dalam
literatur Islam tidak dikenal. Suatu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali ke masyarakat, dalam literature Islam dikenal dengan istilah baitul
mal atau baitul tamwil. Isitilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank Islam adalah
Bank Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang mempunyai
pengertian berbeda.
Namun secara teknis untuk penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai
pengertian yang sama. Dalam Undang-Undang No 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa
Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
litas pembayaran.
Menurut Muhamad (2017:2) perbankan syariah adalah lembaga keuangan yang
beroperasi tidak mengandalkan pada bunga yang mengandung riba dan operasionalnya
dikembangakan berdasarkan Al-Quran dan Hadist.
Menurut Sudarsono dalam Herry Sutanto, dan Khaerul Umam (Manajemen
Pemasaran Bank Syariah, 2013:105) mengemukakan bahwa : “Bank syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroprasi dengan prinsip-prinsip syariah.”
Menurut Muhammad dalam Tesis Donna dalam Herry Sutanto, dan Khaerul
Umam (Manajemen Pemasaran Bank Syariah, 2013:106) mengemukakan bahwa : “Bank
syaraih adalah lembaga keuangan yang beroprasi dengan tidak mengandalkan pada bunga
usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya sesuai dengan prinsip syariat
islam.”
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan bank syariah adalah badan usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dana dari
masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat, Bank syariah merupakan bank yang

22
beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam, mengacu kepada ketentuan-ketentuan
yang ada dalam Al-Quran dan Al-Hadist. Dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-
Hadist, maka bank syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan-kegiatan yang
mengandung unsur riba dan segala hal yang bertentangan dengan syariat Islam.
Maka lebih lanjut dijelaskan bahwa prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpannya, pembiayaan
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syari’ah. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut di atas, pengertian Bank Syariah berarti bank yang tata cara
operasionalnya didasari dengan tatacara Islam yang mengacu kepada ketentuan Al-Quran
dan Al Hadist.

2. 2 Definisi Bagi Hasil

Definisi Bagi Hasil Menurut Terminology Bagi Hasil dikenal dengan Profit
Sharing. Dalam kamus ekonomi diartikan Pembagian Laba. Profit Sharing merupakan
distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bentuk-bentuk
distribusi ini dapat berupa pembagian laba akhir, bonus prestasi, dll. Dengan demikian,
Bagi Hasil merupakan sistem yang melliputi tata cara pembagian hasil usaha antara
shahibul mal dan mudharib.(Aisyah, 2015, p. 4) Bagi hasil dalam lembaga keuangan
syariah adalah bagi hasil keuntungan maupun kerugian.
Jadi, jika dalam usaha bersama mengalami resiko maka dalam konsep bagi hasil,
kedua belah pihak akan sama-sama menanggung resiko. Shahibul maal (nasabah) akan
mengalami kerugian dalam modal, sedangkan pihak pengelola dana akan kerugian dalam
tenaga yang telah dikeluarkannya. Dengan permasalahan itu, maka kedua belah pihak
dalam konsep bagi hasil adalah adanya partisipasi dalam menanggung resiko. Memahami
penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bagi hasil adalah suatu sistem
pengelolaan dana untuk usaha yang terjadi antara bank dan penyimpan dana maupun
antara bank dan peminjam dana, kemudian hasilnya dibagi berdasarkan porsi bagi hasil
yang telah disepakati di awal. Pengembalian atau pembagian keuntungan yang diberikan
oleh nasabah kepada lembaga keuangan atau diberikan oleh lembaga keuangan kepada
nasabah.

23
Bagi hasil dalam hal ini yaitu tidak hanya bagi hasil keuntungan namun apabila
mendapatkan kerugian maka akan ditanggung oleh kedua belah pihak. Serta kerja sama
para pihak dengan sitem bagi hasil ini harus dijalankan secara transparan dan adil. Karena
untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada periode waktu tertentu itu tidak dapat
dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang terpercaya. Pada
tahap perjanjian kerjasama ini disetujui oleh para pihak, maka semua aspek yang
berkaitan dengan usaha harus disepakati dalam kontrak, agar antar kedua pihak saling
mengingatkan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Pada perbankan syariah, sistem bagi hasil merupakan bagian yang sangat penting
dalam kegiatan operasionalnya. Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan oleh
perbankan syariah ada 2, yaitu :

Profit Sharing

      Istilah yang sering dipakai pada perbankan syariah adalah profit and loss sharing,
yang diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima
dari hasil usaha yang telah dijalankan. Sistem profit and loss sharing dalam
pelaksanaanya adalah bentuk perjanjian kerjasama yang terjadi antara pemilik modal atau
investor dengan pengelola modal atau entrepreneur dalam menjalankan suatu usaha
ekonomi, dimana kedua belah pihak akan terikat kontrak atau perjanjian didalam usaha
yang apabila usaha tersebut memperoleh keuntungan maka keuntungan tersebut akan dibagi
kepada kedua belah pihak sesuai dengan nisab diawal akad. Sedangkan apabila mengalami
kerugian maka akan ditanggung bersama sesuai dengan porsi masing-masing.

24
Revenue Sharing

Sistem yang diperkenalkan oleh perbankan syariah kepada masyarakat dikenal


dengan istilah Revenue Sharing, adalah suatu sistem bagi hasil yang dihitung dari total
pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan. Dalam arti
perbankan syariah, Revenue Sharing merupakan perhitungan bagi hasil yang didasarkan
pada total keseluruhan pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya
yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Sistem ini berlaku pada
pendapatan bank yang akan dibagikan dan dihitung atas pendapatan kotor , yang
digunakan dalam menghitung pembagian hasil untuk produk pendanaan bank.  Bentuk
kontrak kerjasama bagi hasil dalam perbankan syariah ada empat yaitu Musyarakah,
Mudharabah, Muzara'ah dan Musaqah. Namun pada umumnya, bank syariah menerapkan
kontrak kerjasama pada akad Musyarakah dan Mudharabah dalam sistem bagi hasil.

  3.2 Bank Syariah Sebagai Solusi Dan Pilihan Tepat Dimasa Kini Dan Masa
Mendatang
Kedepan pemerintah perlu memberikan perhatian besar kepada sistem ekonomi
islam (syariah) karena sejarah telah mencatat bahwa ekonomi syariah tetap stabil dalam
keadaan ekonomi yang tidak stabil. Kondisi ini dapat kita lihat pada tahun 1997 saat
keadaan Indonesia mengalami krisis, pada November 1997 telah ada 16 bank bermasalah
yang dicabut izin usahanya dan dilikwidasi dan disusul akhir September 1998 ada 55
bank bermasalah semuanya bank konvensional terdiri dari 10 bank termasuk katagori bank
beku operasi (BBO), bank termasuk katagori bank yang dikuasai Pemerintah (BTO), dan 40
bank termasuk katagori bank dibawah pengawasan BPPN. Sedangkan untuk perbankan
syariah dapat kita buktikan,ditengah- tengah krisis ekonomi 1997 tersebut tidak ada satu
bank syariah yang terkena dampaknya, malahan laporan keuangan salah satu bank
syariah pada saat itu, menunjukan kinerja terbaiknya dengan peningkatan laba bersih
mencapai 134 %, peningkatan asset sebesar 14 % dari 515,5 milyar rupiah pada tahun 1996
menjadi 588,5 milyar rupiah pada tahun 1997, dan semakin mantapnya kepercayaan
masyarakat yang dapat dilihat dari peningkatan simpanan dana masyarakat sebesar 11 %.(A,
Karnaen, 2008).

25
Apapun keadaan ekonomi di masa sekarang maupun mendatang dimana
kestabilan ekonomi tidak dapat ditentukan, maka bank syariah adalah solusi dan pilihan yang
sangat tepat bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. Selama ini, sistem ekonomi dan
keuangan syariah kurang mendapat tempat yang memungkinkannya untuk berkembang.
Ekonomi Islam belum menjadi perhatian pemerintah. Sistem ini mempunyai banyak
keunggulan untuk diterapkan, Ekonomi Islam bagaikan pohon tumbuhan yang bagus dan
potensial.

Beberapa keunggulan Bank Syariah yang belum diketahui oleh banyak orang,
sebagai berikut:
 Fasilitas Selengkap Bank Konvensional
 Manajemen Finansial yang Lebih Aman
 Anda Berkontribusi Langsung Memperkuat Bank Syariah Anda
 Membantu Orang yang Butuh Dizakati
 100% Halal

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh menyimpang dari landasandan


prinsip-prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya perbankan islam adalah untuk
menyempurnakan dari sistem sosialis dan konvensional. Yang bukan saja
berorientasipada profitabilitas tapi juga bagaimana perbankan islam itu sendiri
mengedepankanetika dan moral dalam berbisnis di dunia perbankan yang dapat
menciptakan sebuah kegiatan perbankan yang efisien dan efektip pada intinya
terbebas dari Riba, Gharar, Maysir, dll) sehingga dapat berimplikasi pada pembangunan

26
ekonomi, kesejahteraan rakyat, menciptakan pasar ekonomi yang sehat dan
menghilangkan paradigma dzalim.

Pemahaman  Kendala bagi hasil ada pada praktisi perbankan tentang prinsip


bertransaksi begitu sempit sehingga mengakibatkan adanya oembatasan ruang gerak
perbankan syariah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Itulah yang mengakibatkan
industri keuangan syariah di Indonesia masih relative kecil dengan pangsa pasar 5%-7%
saja. Hubungan bank dengan nasabah dalam bank syariah adalah hubungan kotrak. Atau
akad antara investor pemilik dana atau shahibul maal (principal) dengan pengelola dana
atau mudharib (agent) yang bekerja sama untuk melakukan usaha yang produktif adil,
, tetapi, kadang terdapat perbedaan kepentingan ekonomi antara principal dengan agent
sehingga menimbilkan emrasalahan agency theory.

4.2 Saran

Bagi hasil dalam hal ini yaitu tidak hanya bagi hasil keuntungan namun apabila
mendapatkan kerugian maka akan ditanggung oleh kedua belah pihak. Serta kerja sama
para pihak dengan sitem bagi hasil ini harus dijalankan secara transparan dan adil. Karena
untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada periode waktu tertentu itu tidak dapat
dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang terpercaya. Pada
tahap perjanjian kerjasama ini disetujui oleh para pihak, maka semua aspek yang
berkaitan dengan usaha harus disepakati dalam kontrak, agar antar kedua pihak saling
mengingatkan.

27
Dari uraian kita sepakati
bersama bahwa perbankan
islam adalah lembaga keuangan
yang menjalankan aktivitas
perbankan konvensional murni
yang tidak sama sekali ada
kaitannya dengan kegiatan
keagamaan yang akan
menimbulkan kontradiksi
apabila
terjadi sebuah kesalahan, maka
agama islam termasuk di
dalamnya umat islam itu akan
tersalahkan.

28
Namun dalam kegiatannnya
perbankan islam tidak boleh
menyimpang dari landasan
dan prinsip-prinsip islam itu
sendiri, karena timbulnya
perbankan islam adalah untuk
menyempurnakan dari sistem
sosialis dan konvensional. Yang
bukan saja berorientasi
pada profitabilitas tapi juga
bagaimana perbankan islam
itu sendiri mengedepankan
etika dan moral dalam berbisnis
di dunia perbankan yang dapat
menciptakan sebuah
29
kegiatan perbankan yang
efisien dan efektip (bebas
dari Riba, Gharar, Maysir,
dll)
sehingga dapat berimplikasi
pada pembangunan ekonomi,
kesejahteraan rakyat,
menciptakan pasar ekonomi
yang sehat dan menghilangkan
paradigma dzali

30
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Andri Soemitra. 2009. Bank dan
lembaga keuangan syariah.
Jakarta : Kencana.
Kautsar Riza Salman. 2012.
Akuntansi Perbankan Syariah
Berbasis PSAK Syariah.
Jakarta : Indeks
Buku : Andri Soemitra. 2009. Bank dan lembaga keuangan syariah. Jakarta :
Kencana.Kautsar Riza Salman. 2012. Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis
PSAK Syariah.Jakarta : Indeks

Muhamad, (2017). Lembaga Perekonomian Islam, Yogyakarta : UPP STIM YKPN.


Aisyah, E. ur. (2015). Penerapan Sistem Bagi Hasil Tabungan Mudharabah Pada BMT-
MMU Pasuruan. In El dinar (Vol. 1, Issue 1). UIN Malik Malang.

31

Anda mungkin juga menyukai