Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kehidupan ekonomi telah menjadi standar kehidupan individu
dan kolektif suatu negara-bangsa. Keunggulan suatu negara diukur berdasarkan
tingkat kemajuan ekonominya. Ukuran derajat keberhasilanmenjadi sangat
materialistk. Oleh karena itu, ilmu ekonomi menjadi amat penting bagi
kehidupan suatu bangsa. Namun demikian, pakar ilmu ekonomi sekaliber
Masrhal menyatakan bahwa kehdiupan dunia ini dikendalikan oleh dua
kekuatan besar; ekonomi dan keimanan (agama), hanya saja kekuatan ekonomi
lebih kuat pengaruhnya daripada agama1
Sementara itu perkembangan ekonomi Islam akhir-akhir ini begitu pesat,
baik sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai sebuah sistem ekonomi telah
mendapat banyak sambutan positif di tingkat global. Sehingga  dalam tiga
dasawarsa ini mengalami kemajuan, baik dalam bentuk kajian akademis di
Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta, dan  secara praktik operasional.
Sistem Keuangan Islam merupakan bagian dari konsep yang lebih luas
tentang ekonomi Islam. Sistem keuangan Islam bukan sekedar transaksi
komersial, tetapi harus sudah sampai kepada lembaga keuangan untuk dapat
mengimbangi tuntutan zaman. Bentuk sistem keuangan atau lembaga keuangan
yang sesuai dengan prinsip Islam ádalah terbebas dari unsur riba. Kontrak
keuangan yang dapat dikembangkan dan dapat menggantikan sistem riba
adalah mekanisme syirkah  yaitu :  musyarakah  dan mudharabah (bagi hasil).
Perkembangan industri perbankan dan keuangan syariah belakangan ini
mengalami kemajuan yang sangat pesat, seperti perbankan syariah, asuransi
syariah, pasar modalsyariah, reksadana syariah, obligasi syariah, pegadaian
syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Demikian pula di sektor riil, seperti 
Hotel Syariah, Multi Level Marketing Syariah, dsb.
Dalam bentuk praktiknya, ekonomi Islam telah berkembang dalam
bentuk kelembagaan seperti perbankan, BPRS, Asuransi Syari’ah, Pegadaian
Syariah, Pasar Modal Syari’ah, dengan instrumen obligasi dan Reksadana
Syariah, Dana Pensiun Syari’ah, Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah, maupun
lembaga keuangan publik Islam seperti lembaga pengelola zakat dan lembaga
pengelola wakaf.
Perkembangan aplikasi Ekonomi Islam di Indonesia sendiri dimulai sejak
didirikannya Bank Muamalat Indonesia tahun 1992, dengan landasan
hukumnya UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang telah direvisi

1
Mahmud Abu Su’ud, Khuthut ra’isiyyah fi` al-Iqtisha`d al-Isla`miyy, Maktabat
al-mana`r al-isla`miyyah, (Kuwait :1968), h. 56
dalam  UU nomor 10 tahun 19982. Selanjutnya berturut-turut telah hadir
beberapa UU sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap kemajuan aplikasi
ekonomi Islam di Indonesia.
Melihat pesatnya perkembangan ini, maka hal ini harus disikapi dengan
cermat dan teliti agar perkembangan ini tidak berakhir dengan stagnan,
tentunya pengembangan kualitas sumber daya insani merupakan salah satu
indikator penting dalam pertumbuhan ekonomi islam.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada rumusan masalah yang
dapat diambil sebagai kajian dalam makalah ini antara lain:
1. Bagaimana perkembagan ekonomi islam dunia ?
2. Bagaimana analisis perkembangan islam di dunia ?
3. Bagaimana perkembangan ekonomi islam di Indonesia ?
4. Bagaimana analisis perkembangan ekonomi islam di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka makalah ini di dibuat dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi islam di dunia serta analisisnya.
2. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi silam di Indonesia serta
analisisnya.

2
Rahmani Timorita Yulianti, “Perbankan Islam di Indonesia (Studi Peraturan
Perundang-undangan)”, dalam Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial FENOMENA,
Vol. 01 No.2, Yogyakarta: Lembaga Penelitian UII, hlm. 104.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Ekonomi Islam di Dunia


Ilmu ekonomi Islam adalah suatu yang tidak bisa dipungkiri lagi adalah
suatu ilmu yang tumbuh dan menjadi gerakan perekonomian Islam sejak
seperempat abad yang lalu. Namun demikian, pergeseran orientasi dari pemikiran
ekonomi ke gerakan tak terpisahkan dari hapusnya institusi Khilafah tahun 1924.
Praktek perbankan sendri, di zaman Rasulullah dan Sahabat telah terjadi
karena telah ada lembag-lembaga yang melaksanakan fungsi-fungsi utama
opersional perbankan, yakni:
1. menerima simpanan uang;
2. meminjamkan uang atau memberikan pembiayan dalam bentuk mudharabah,
musyarakah, muzara’ah dan musaqah;
3. memberikan jasa pengiriman atau transfer uang.
Istilah-istilah fiqh di bidang ini pun muncul dan diduga berpengaruh pada
istilah tehnis perbankan modern, seperti istilah qard yang berarti pinjaman atau
kredit menjadi bahasa Inggris credit dan istilah suq jamaknya suquq yang daam
bahasa Arab harfiah berarti pasar bergeser menjadi alat tukar dan ditransfer ke
dalam bahasa Inggris dengan sedikit perubahan menjadi check atau cheque dalam
bahasa Prancis.
Fungsi-fungsi yang lazimnya dewasa ini dilaksanakan oleh perbankan telah
dilaksanakan sejak zaman Rasulullah hingga Abbasiyah. Istilah bank tidak dikenal
zaman itu, akan tetapi pelaksanaan fungsinya telah terlaksana dengan akad sesuai
syariah. Fungsi-fungsi itu di zaman Rsulullah dilaksanakan oleh satu orang yang
melaksanakan satu fungsi saja. Sedangkan pada zaman Abbasiyah, ketiga fungsi
tersebut sudah dilaksanakan oleh satu individu saja. Perbankan berkembang
setelah munculnya beragam jenis mata uang dengan kandungan logam mulia yang
beragam. Dengan demikian, diperluan keahlian khusus bagi mereka yang bergelut
di bidang pertukaran uang. Maka mereka yang mempunyai keahlian khusus itu
disebut naqid, sarraf, dan jihbiz yang kemudian menjadi cikal bakal praktek
pertukaran mata uang atau money changer.
Peranan bankir pada masa Abbasiyah mulai populer pada pemerintahan
Khalifah al-Muqtadir (908-932). Sementara itu, saq (cek) digunakan secara luas
sebagai media pembayaran. Sejarah pebankan Islam mencatat Saefudaulah al-
Hamdani sebagai orang pertama yang menerbitkan cek untuk keperluan kliring
antara Bagdad, Iraq dengan Alepo (Spanyol).3

3
Sudin Haron, Islamic Banking: Rules and Regulations, Pelanduk Publications,
Petaling Jaya, 1997, h. 2. 

Anda mungkin juga menyukai