Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN KE 1:

PENGERTIAN, TUJUAN, SEJARAH


DANPERKEMBANGAN EKONOMI
SYARIAH
Kelompok 1: - Ade Wahyudin
- Maulana Dian Nugraha

EKONOMI SYARIAH – 04SAKE003


Pengertian Ekonomi Syariah

Sistem ekonomi syariah berbeda dengan sistem ekonomi konvensional


sebab ekonomi syariah sangat bertolak belakang dengan ekonomi kapitalis yang
lebih bersifat individual dan sosialis yang memberikan hampir semua tanggung
jawab kepada warganya, ekonomi syariah menetapkan bentuk perdagangan yang
boleh dan tidak boleh di transaksikan.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi
manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari
dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Tujuan Syariah

Ekonomi Islam Atau Syariah mempunyai tujuan untuk memberikan


keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya
untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi
proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan
nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama. Ekonomi Islam menjadi
rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik
dari bangsa.
Tiga sasaran hukum Islam
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran
hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia,
yaitu:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim boleh menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakupi aspek kehidupan di
bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang
menjadi puncak sasaran di atas mencakupi lima jaminan dasar yaitu:
a. Kamaslahatan keyakinan agama (al din),
b. Kamaslahatan jiwa (al nafs),
c. Kamaslahatan akal (al aql),
d. Kamaslahatan keluarga dan keturunan (al nasl),
e. Kamaslahatan harta benda (al mal)
Sejarah dan Perkembangan Ekonomi
Islam
Dalam Encyclokipaedia Britania, Jerome Ravetz berkata, ”Eropa masih
berada dalam kegelapan, sehingga tahun 1000 Masehi di mana ia dapat dikatakan
kosong dari segala ilmu dan pemikiran, kemudian pada abad ke 12 Masehi, Eropa
mulai bangkit. Kebangkitan ini disebabkan oleh adanya persinggungan Eropa
dengan dunia Islam yang sangat tinggi di Spanyol dan Palestina, serta juga
disebabkan oleh perkembangan kota-kota tempat berkumpul orang-orang kaya
yang terpelajar.
Perkembangan Pemikiran Teori Ekonomi
Islam
Perkembangan teori ekonomi Islam dimulai dari diturunkannya ayat-ayat tentang ekonomi
dalam al-Qur’an, seperti: QS. Al-Baqarah ayat ke 275 dan 279 tetang jual-beli dan riba; QS.
Al-Baqarah ayat 282 tentang pembukuan transaksi; QS. Al-Maidah ayat 1 tentang akad;
QS. Al-A’raf ayat 31, An-Nisa’ ayat 5 dan 10 tentang pengaturan pencarian, penitipan dan
membelanjakan harta. Ayat-ayat ini, menurut At-Tariqi, menunjukkan bahwa Islam telah
menetapkan pokok ekonomi sejak pensyariatan Islam (Masa Rasulullah SAW) dan
dilanjutkan secara metodis oleh para penggantinya (Khulafaur Rosyidin).
Perkembangan Praktik Ekonomi Islam

Praktek perbankan di zaman Rasulullah dan Sahabat telah terjadi karena telah ada lembaga-
lembaga yang melaksanakan fungsi-fungsi utama opersional perbankan, yakni: 1)
menerima simpanan uang; 2) meminjamkan uang atau memberikan pembiayan dalam
bentuk mudharabah, musyarakah, muzara’ah dan musaqah; 3) memberikan jasa pengiriman
atau transfer uang. Istilah-istilah fiqh di bidang ini pun muncul dan diduga berpengaruh
pada istilah teknis perbankan modern, seperti istilah qard yang berarti pinjaman atau kredit
menjadi Bahasa Inggris credit dan istilah suq jamaknya suquq yang dalam bahasa Arab
harfiah berarti pasar bergeser menjadi alat tukar dan ditransfer ke dalam bahasa Inggris
dengan sedikit perubahan menjadi check atau cheque dalam bahasa Prancis.
Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia

Akar sejarah pemikiran dan aktivits ekonomi Islam Indonesia tak bisa lepas dari awal sejarah
masuknya Islam di negeri ini. Bahkan aktivitas ekonomi syariah di tanah air tak terpisahkan
dari konsepsi lingua franca. Menurut para pakar, mengapa bahasa Melayu menjadi bahasa
Nusantara, ialah karena Bahasa Melayu adalah bahasa yang populer dan digunakan dalam
berbagai transaksi perdagangan di kawasan ini. Para pelaku ekonomi pun didominasi oleh
orang Melayu yang identik dengan orang Islam. Bahasa Melayu memiliki banyak kosa kata
yang berasal dari bahasa Arab. Ini berarti banyak dipengaruhi oleh konsepkonsep Islam dalam
kegiatan ekonomi. Maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas ekonomi syariah tidak dalam
bentuk formal melainkan telah berdifusi dengan kebudayaan Melayu sebagaimana terceriman
dalam bahasanya.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai