Anda di halaman 1dari 4

LINGKUNGAN INDUSTRI KEUANGANSYARIAHPENDAHULUAN

Menurut Yusuf Qardhawi 1995, bahwa zaman kita sekarang ini penuh dengan berbagai persoalan
dunia usaha bisnis dan persoalan baru dalam bidang ekonomi dan keuangan,yang hal itu belum
pernah dikenal oleh orang-orang yang hidup pada zaman dahulu. Bahkan belum pernah dikenal oleh
orang-orang yang hidup paling dekat dengan zaman kita sekarang ini. Kesemuanya ini menjadi
persoalan yang rumit pemecahannya. Oleh karena itu,cara penyelesaian terbaik terhadap bentuk-
bentuk muamalat dan perseroan baru tersebut,ialah dengan dibahas secara serius dan dikaji secara
teliti. Dengan demikian, diharapkan para pakar figih dapat mencurahkan segala potensi dan
kemampuan yang ada untuk mendapatkan ketetapan hukum yang sesuai terhadap persoalan-
persoalan itu, berdasarkan dalil-dalil syara, bagaimanakah hukumnya, diperbolehkan ataukah
diharamkan Sebab,masalah ini termasuk lahan garapan ijtihad, dan ini merupakan tugas seorang
mujtahid. Sekarang ini, banyak perkembangan baru yang terkait dalam bidang ekonomi,seperti
masalah mata uang, pola transaksi perdagangan, dan sebagainya. Sebagaimana perkembangan
instrumen keuangan yang dibahas di dalam buku ini, kesemuanya adalah hal baru yang perlu dikaji.
Seperti halnya dalam bidang atau transaksi pasar modal. Terkait dengan aktivitas di dalam pasar
modal, banyak aspek yang perlu dicermati. Sebab aspek tersebut belum tentu sesuai dengan prinsip
atau kaidah ekonomi Islam, seperti Konsep time value of money atau positive time preference.
Bolehkah konsep ini diterapkan dalam sistem keuangan syarah. Jika boleh, model apa yang dapat
dijadikan sebagai brenchmark dalam menentukan tingkat diskonto Bolehkah kita menggunakan
tingkat suku bunga sebagai benchmark atau mungkin lebih tepat digunakan saja rata-rata cost of
equity dari perusahaan pada industri tertentu Dapatkah konsep time value of money sebagai dasar
dalam penentuan angsuran pokok dan margin pada pembiayaan murabahah, dan seterusnya. Sebab
jangan sampai kita akan melakukan segalanya dengan dasar dalih demi kepentingan umat maslahah.
Apa yang dilakukan dalam rangka untuk menemukan solusi terhadap perkembangan instrumen dan
manajemen keuangan syariah ini Tentunya kita harus bekerja keras menemukannya atau langkah
yang cukup representatif adalah meniru negara-negara yang telah menjalankan aktivitas keuangan
syarah. Sebagai contoh misalnya negara jiran kita,yaitu Malaysia. Mengapa Malaysia, karena ia
memiliki beberapa kesamaan dengan Indonesia. Kita perlu menggali kreatifitas saudara kita Malaysia
dalam melakukan rekayasa keuangan. Adanya lembaga seperti pasar modal tidaklah unik dalam
sistem Islam, tetapi lembaga ini terlalu penting jika dilupakan. Jika, mudharabah akan menjadi model
investasi yang sangat dominan, maka efisiensi dan stabilitas pasar saham amat penting. Pasar
saham dalam kapitalis, menurut Iqbal dan Khan 1981, dikatakan bahwa . suffer from erratic
fluctuation and low rates of divided which make them less attractive than no-risk, fixed retum bonds.
Keadaan ini tidak dapat diterima acceptable dalam ekonomi Islam, di mana equity financing sangat
dianjurkan. Hal ini diperlukan untuk menjamin bahwa pengusaha dapat meningkatkan kecukupan
modal equitasnya tanpa kesulitan, dan investor dapat menjual sahamnya dan melakukan share
dimana mereka membutuhkan likuiditas. Larangan riba dapat dijadikan alat untuk menanggulangi
terjadinya spekulasi, sehingga dapat memperkecil terjadinya fluktuasi harga saham. Penerapan
selanjutnya adalah dilakukan dengan kerjasama investasi. Di samping mudharabah, musyarakah
akan menjadi model investasi yang penting dalam ekonomi Islam. Dalam dunia modern, tipe
pendekatan personal dalam syirkah akan memiliki skope yang terbatas. Oleh karena itu, hal ini akan
diperlukan untuk meningkatkan kerjasama investasi yang di dalamnya orang dapat berbagi, baik
dalam modal maupun manajemen. Pelaksanaan investasi merupakan salah satu langkah dalam
mengembangkan uang, sehingga uang tersebut berputar dan dapat menambah kuantitas harta yang
dimiliki oleh seseorang. Pembelian saham di pasar modal merupakan aktivitas penyertaan yang
dilakukan oleh seseorang atas perusahaan tertentu, dengan harapan investor mendapatkan retur
dalam bentukdividen. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana melakukan transaksi sekuritas yang
dibenarkan menurut syariah. Apakah transaksi tersebut dilakukan di pasar primer ataupun di pasar
sekunder

SEJARAH SINGKAT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Pertanyaan pertama yang muncul sehubungan dengan kajian lembaga keuangan dalam Islam,
adalah apakah konsep lembaga keuangan ini telah ada sejak zaman Rasulullah atau baru muncul
belakangan ini Atau, apakah al-Qur an telah menjelaskan mengenai konsep lembaga keuangan
Selanjutnya, apakah masa setelah Rasulullah telah terjadi pemikiran dan praktik lembaga keuangan
hingga zaman Islam modern Pertanyaan-pertanyaan inilah yang selalu muncul dalam pikiran kita
pada saat mendiskusikan konsep lembaga keuangan dalam perspektif al-Quran, klasik, dan modern.
Sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, maka bab ini disusun untuk memberikan
gambaran mengenai konsep lembaga keuangan dalam perspektif al-Quran,klasik, dan modern. Oleh
karena itu, subbab yang dibahas meliputi 1 Perkembangan Keuangan Islam Awal Islam, dengan
tahapan perkembangan a Konsep keuangan dalam al-Quran Islamb Keuangan di zaman Rasulullah c
Keuangan zaman khulafa rasyidind Keuangan di zaman Dinasti-dinasti 2 Perkembangan Keuangan
Islam Modern. Perkembangan Keuangan Islam Awal IslamKonsep Keuangan dalam Al-Quran
IslamKonsep lembaga keuangan tidak disebut secara eksplisit dalam al-Qur an. Namun jika yang
dimaksud lembaga itu sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen,fungsi serta
hak kewajiban, maka semua lembaga itu disebut secara jelas. Kata-kata seperti kaum, ummat
kelompok masyarakat, muluk pemerintah, balad negeri, suq pasar dan sebagainya mengindikasikan
bahwa al-Quran mengisyaratkan nama-nama itu memiliki fungsi dan peran tertentu dalam
perkembangan masyarakat. Demikian juga konsep-konsep yang merujuk kepada ekonomi, seperti
zakat, shadaqah, fai, ghanimah, bai, dain, mal dan sebagainya memiliki konotasi fungsi yang
dilaksanakan oleh peran tertentu. Sebagaimana halnya lembaga politik yang tidak pernah disebut
bentuknya apakah itu kerajaan, republik, federal dan sebagainya nampaknya al-Quran membebaskan
kaum muslimin untuk memberi bentuk kepada prinsip-prinsip ekonomi yang diangkat darinya. apakah
itu perusahaan, bank, asuransi, dan sebagainya. Pada akhirnya lembaga-lembaga keuangan tersebut
bertindak seperti individu yang bisa melakukan transaksi ekonomi antara satu dengan yang lainnya.
Dalam fiqih lembaga ini disebut dengan istilah syakhsyiyah itibariyyah atau syakhsyiyah manawiyyah.
Dengan demikian lembaga yang bertindak seperti individu ini memiliki kewajiban yang sama seperti
layaknya sebuah individu, seperti membayar zakat dari keuntungan yang diperoleh dari usahanya. Di
sisi lain, dalam hal akhlak, al-Quran menyebutkan secara eksplisit, baik berupa kisah maupun
perintah. Konsep accountability, misainya, terletak pada ayat yang paling panjang dan berupa
perintah. Demikian pula konsep trust amanahi dengan keadilan. Sementara untuk menjaga stabilitas
lembaga disebut al-Quran mengajarkan konsep tindakan tegasamar maruy nahi munkar dan teguran
tawsiah, sabar, dan kebenaran. Al-Quran juga bahkan menjelaskan perlunya hirarki manajemen
sebagai satu struktur yang rapi untuk melakukan perjuangan mencapai tujuan lembaga sebagai
manifestasi kecintaan TuhanIni menunjukkan bahwa fungsi sebuah lembaga tidak akan berjalan jika
akhlak dalam melaksanakan fungsi itu tidak sebagaimana mestinya. Karena itu dapat disimpulkan
bahwa penekanan al-Quran terletak bukan pada bentuk lembaga yang merupakan bangunan dari
sebuah fungst, tetapi pada akhlaketika lembaga tersebut. Namun kedua metode ini kita pakat dalami
melihat pembentukan dan perkembangan yang terjadi pada lembaga-lembaga terutama keuangan,
dalam sejarah Islam. b. Keuangan Islam di Zaman RasulullahSebelum Muhammaddiangkat sebagai
Rasul, dalam masyarakatjahiliyah sudah terdapat sebuah lembaga politik semacam dewan
perwakilan rakyat untuk ukuran masa itu yang disebut darun nadwah. Di dalamnya para tokoh
Mekkah berkumpul dan bermusyawarah untuk menentukan suatu keputusan. Ketika dilantik sebagai
Rasul, mengadakan semacam lembaga tandingan untuk itu, yaitu Darul Arqam. Perkembangan
lembaga ini terkendala karena banyaknya tantangan dan rintangan, sampai akhirnya Rasulullah
memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Ketika beliau hijrah ke Madinah, maka yang pertama kali
didirikan Rasulullah adalah masjid masjid Quba, yang bukan saja merupakan tempat beribadah,
tetapi juga sentral kegiatan kaum muslimin. Kemudian beliau masuk ke Madinah dan membentuk
lembaga persatuan di antara para sahabatnya, yaitu persaudaraan antara para Muhajirin dan kaum
Anshar. Hal ini diikuti dengan pembangunan masjid lain yang lebih besar masjid Nabawi,yang
kemudian menjadi sentral pemerintah untuk selanjutnya. Pendirian Vlembaga dilanjutkan dengan
penertiban pasar. Rasulullah diriwayatkan menolak membentuk pasar yang baru yang khusus untuk
kaum muslimin, karena pasar merupakan sesuatu yang alamiah dan harus berjalan dengan
sunnatullah. Demikian halnya dalam penentuan harga. Akan halnya mata uang tidak ada satupun
bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Nabi menciptakan mata uang sendiri.
1. Pendirian Baitul MaalSesuatu yang revolusioneryang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah
pembentukan lembaga penyimpanan yang disebut Baitul Maal. Apa yang dilaksanakan Rasul itu
merupakan proses penerimaan pendapatan revenue collection dan pembelanjaan expenditure yang
transparan yang bertujuan apa yang disebut sekarang ini sebagai welfare oriented. Ini sangat asing
pada waktu itu, karena umumnya pajak-pajak yang dikumpulkan oleh para penguasa dikerajaan-
kerajaan tetangga sekitar jazirah Arabia seperti Romawi dan Persia umumnya dikumpulkan oleh
seorang menteri dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan kaisar dan raja. Kalaupun lembaga
Baitul Maal yang menurut pada orientalis bukan sesuatu yang baru maka proses siklus dana
masyarakat zakat, wakaf, ushr, dan sebagainya yang dinamis dan berputar dengan cepat merupakan
preseden yang sama sekali baru. Para penulis muslim sendiri berbeda pendapat dalam hal fungsi
Baitul Maal ini. Sebagian berpendapat bahwa Baitul Maal serupa dengan bank sentral seperti yang
ada sekarang walaupun tentunya lebih sederhana karena berbagai keterbatasan pada waktu itu.
Islam,Untuk sebagian yang lain, Baitul Maal berfungsi seperti Menteri Keuangan atau Bendahara
Negara masa kini, karena fungsinya yang aktif dalam menyeimbangkan antara pendapatan dan
belanja negara, bukan hanya sekadar berfokus kepada pengaturan suplai dan moneter Tetapi seiring
dengan keperluan zaman kedua fungsi ini kemudian dilaksanakan.
2. Wilayatul HisbahKonsep yang sama sekali baru adalah sistem pengawasan atau kontrol oleh
negara yang pada zaman Rasulullah SAW dipegang sendiri oleh beliau. Ini sejalan dengan apa yang
pada zaman modern disebut enforcement agency. Beberapa waktu kemudian konsep pengawasan ini
terkenal dengan sebutan Wilayatul Hisbah. Konsep ini merupakan preseden baru, mengingat pada
zaman itu dimensi pengontrolan di kerajaan-kerajaan sekitar Laut Tengah tidak ada sama sekali.
Raja-raja dan penguasa lokal seenaknya mengenakan upeti dari rakyat dan mempermainkan harga di
pasar agar komoditas yang mereka miliki mahal harganya, sedangkan barang-barang yang
diperlukan jatuh harganya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah menegur seseorang yang menjual
kurmanya dengan harga yang berbeda di pasar. Juga diriwayatkan bahwa Rasulullah menolak
permintaan para sahabatnya agar menentukan harga yang layak bagi kaum muslimin karena harga-
harga yang ada di pasar terlalu tinggi. Pilarinfrastruktur yang satu ini barangkali yang terpenting
menurut perspektif ekonomi dari sekian pilar yang ada, karena ini merupakan bingkai framework bagi
aktifitas-aktifitas ekonomi dan muamalat. Dengan kata lain, aktifitas muamalat pada zaman itu tidak
akan berhasil tanpa pemeliharaan law and order. 3. Pembangunan Etika BisnisPenting untuk disebut
di sini bahwa Rasulullah tidak saja meletakkan dasar tradisi penciptaan suatu lembaga, tetapi juga
membangun sumber daya manusia dan akhlak etikalembaga sebagai pendukung dan prasyarat dari
lembaga itu sendiri. Kelembagaan pasarmisalnya tidak akan berjalan dengan baik tanpa akhlak dan
etika yang diterapkan. 4. Penghapusan RibaWalaupun basic infrastructure telah berhasil dibangun,
namun kondisi Madinah masih belum lagi kondusif untuk pembangunan sektor ekonomi, terutama
public economics. Keberadaan para Yahudi dengan praktik ribanya membuat penduduk Madinah
resah, karena sering kali perbuatan mereka itu mencekik leher. Untuk Nabi Muhammad sendiri praktik
ini sudah beliau ketahui sejak masih berada di Mekkah, karena ayat-ayat yang turun di Mekkah ada
yang menceritakan praktik kotor orang Yahudi tersebut. dijawab langsung oleh Al-Quran, bahwa itu
tidak betul. Namun teguran Al-Qur an ini tidak dihiraukan oleh beberapa orang sahabat yang terlanjur
terlibat dengan praktik itu. Lalu datang teguran berikutnya, agar dalam memberikan pinjaman jangan
menetapkan riba yang berlipat ganda. Dengan teguran yang kedua ini banyak para sahabat yang
meninggalkan riba. Hanya orang Yahudi saja yang tetap melakukan praktik itu dengan dalih bahwa
tidak ada bedanya antara jual beli dengan riba, sebab keduanya sama-sama merupakan praktik
mencari margin dari modal yang diputarkan. Tapi Al-Quran lagi-lagi menolak dakwaan seperti itu.
Sementara para sahabat yang telah meninggalkan riba telah bertaubat sebelum sempat mengatakan
agar mereka hanya mengambil modalnya saja. Penghapusan riba ini terbukti berhasil menciptakan
kondisi yang memungkinkan untuk tumbuhnya ekonomi secara cepat. Jika pada masa hijrah,
Madinah merupakan kota yang miskin, tetapi ketika Nabi meninggal, Madinah merupakan kota baru
yang tumbuh dan berkembang menghidupi daerah-daerah sekitarnya. KeadilanDalam setiap
kebijakan ekonomi Nabi mementingkan keadilan yang bukan saja berlaku untuk kaum Muslimin,
tetapi juga berlaku untuk kaum-kaum lainnya sekitar Madinah. Terbukti ketika diminta untuk
menetapkan harga, Rasulullah marah dan menolaknya. Ini membuktikan bahwa Nabi SAW
menyerahkan penetapan harga itu pada kekuatan pasar yang alami bukan karena monopoli atau
proteksi. MonopoliMonopoli merupakan kejahatan pasar yang tidak pernah dimaafkan oleh siapapun.
Ini sudah dilarang oleh Nabi SAW sejak abad 14 yang lalu. Demikian pula sebaliknya, yang monopoli.
Kedua hal ini bertentangan dengan kebijakan ekonomi muamalah gaya Rasulullah yang
mementingkan keadilan. Prinsip dan Etika Bisnis LainnyaSelain hal di atas, Rasulullah juga
menganjurkan agar setiap pedagang senantiasa berpegang kepada sifat-sifat yang terpuji. Hal ini
bukan saja akan menguntungkan perdagangannya sendiri, tidak punya konsekuensi religius. Beliau
berkata Pedagang yang jujur dan amanah akan berada di syurga bersama para nabi, syuhada, dan
orang orang shaleh. Rasulullah telah mempraktikkan sendiri hal ini ketika beliau masih berada di
Makkah, ketika ia membawa komoditi perdagangan kepunyaan Siti Khadijah, pengusaha wanita yang
kemudian tertarik akan kejujuran beliau dengan mengawininya. pengan bekal kejujuran beliau
dagangan itu laku keras di tengah persaingan throat-to throat competition di Okaz secara wajar.
Selain itu beliau juga mengajarkan agar para pedagang senantiasa bersikap adil, baikihsan,
kerjasama taawun, amanah, tawakal, qanaah, sabar, dan tabah. - Sebaliknya beliau menasehati agar
meninggalkan sifat kotor perdagangan yang hanya memberikan untung sesaat, tetapi merugikan diri
sendiri di dunia dan akhirat. Akibatnya kredibilitas hilang, pelanggan lari dan kesempatan berikutnya
jadi sempit. Sifat-sifat yang dimaksud adalah dzalim, menipu, suka marah dan benci, terlalu memuja
uang, tidak mempedulikan hukum dan utang yang berlebihan. Kumpulan sifat yang disebut
belakangan ini adalah sifat-sifat umum yang dimiliki manusia apabila memasuki dunia bisnis. Mereka
ini tidak terkait ruang dan waktu karena merupakan karakter mendasar manusia. Karena itu Islam
memberikan jalan yang terbaik untuk menyelesaikannya, yaitu dengan mengikuti pesan-pesan Nabi
SAW, yaitu sifat- sifat yang terpuji seperti yang disebut lebih dahulu. Jika sifat-sifat terpuji ini diikuti,
maka masyarakat pedagang khususnya dan masyarakat pada umumnya telah siap membangun
dirinya sendiri, dalam segala dimensi kehidupan, politik, ekonomi, hukum, kebudayaan, dan
sebagainya. Pada masa hidupnya di Makkah, Rasulullah diberi julukan sebagai orang yang dapat
dipercaya atau al-Amin. Rasulullah waktu itu dipercaya oleh masyarakat Makkah menerima simpanan
harta, sehingga pada saat terakhir sebelum hijrah ke Madinah, ia meminta Ali bin Abi Thalib ra. untuk
mengembalikan semua titipan itu kepada para pemiliknya. Dalam konsep ini, pihak yang dititipi tidak
dapat memanfaatkan harta titipan. Di sisi lain, ada sahabat beliau Rasulullah SAW, yaitu Zubair bin
al-Awwam memilih tidak menerima titipan harta. la lebih suka menerimanya dalam bentuk pinjaman.
Tindakan Zubair ini menimbulkan implikasi yang berbeda, yaitu Pertama, dengan mengambil uang itu
sebagai pinjaman, ia memiliki hak untuk memanfaatkannya Kedua, karena bentuknya pinjaman, ia
berkewajiban untuk mengembalikannya secara utuh. - Sahabatlain, Ibnu Abbas tercatat melakukan
pengiriman uang ke Kufah. Juga tercatat Abdullah bin Zubair di Makkah Melakukan pengiriman uang
ke adiknya Misab bin Zubair yang tinggal di lrak. Di samping Itu penggunaan cek telah dikenal luas
sejak meningkatnya perdagangan antara negeri Syam dengan Yaman. Penggunaan cek juga pernah
dilakukan oleh khalifah Umar bin Khatab, yaitu pada saat membayar tunjangan kepada mereka yang
berhak dan saat mengimpor gandum dari Mesir. Pemberian modal kerja berbasis bagi hasil, seperti
Mudharabah, musyarakah,muzaraah, dan musaqah, telah dikenal sejak awal di antara kaum
Muhajirin dan Anshar Gambaran ini menunjukkan bahwa ada individu-individu yang telah
melaksanakan fungsi perbankan pada masa Rasulullah, meskipun hanya salah satu fungsi. atas
terlihat ada sahabat yang hanya melakukan fungsi penitipan uang, ada yang melakukan fungsi
peminjaman uang, dan ada yang melakukan fungsi pengiriman uang, serta ada pula yang melakukan
pemberian modal kerja. c. Keuangan Zaman Khulafa RasyidinTradisi yang dibangun oleh Rasulullah
diteruskan dan dikembangkan pada zaman para khalifah pengganti beliau. Tercatat misalnya
kebiasaan musyawarah dalam suatu urusan yang melembaga di zaman mereka, dimulai dengan
memilih Abu bakar Sidiq sebagai khalifah. Contoh kedua adalah ketika Khalifah Umar bin Khattab
menjelang akhir hayat membentuk sebuah lembaga yang terdiri beberapa orang sahabat untuk
memilih beberapa orang penggantinya. Baitul Maal semakin mapan bentuknya pada zaman khalifah
Umar bin Khattab. Pada masanya sistem administrasi dan pembentukan dewan-dewan dilakukan
untuk ketertiban administrasi. Umar juga meluaskan basis zakat dan sumber pendapatan lainnya. Di
lain pihak ia juga sangat memperhatikan kesejahteraan kaum muslimin sehingga terlahir ucapannya
yang terkenal, bahwa jika ada keledai yang terperosok di Iraq ia akan ditanya oleh Tuhan mengapa ia
tidak meratakan jalan tersebut. Umar juga terkenal dengan keadilan dan ketelitiannya sehingga
pengawasan menjadi lembaga berwibawa di bawah pemerintahannya. Ia turun sendiri apakah
mekanisme pasar berjalan dengan semestinya,menegur orang yang berusaha mencari keuntungan
dengan cara yang tidak benar dan memberi selamat kepada para pedagang yang jujur. Umar
memberlakukan apa yang disebut dalam dunia perdagangan internasional zaman ini sebagai
principle of reciprocity,dengan memberlakukan kuota kepada para pedagang yang datang dari Persia
dan Romawi,karena kedua negara itu memberlakukan hal yang sama kepada para pedagang di
Madinah.

Anda mungkin juga menyukai