SYARIAH TOPIK: 1 Lingkungan Manajemen Keuangan Syariah
Prodi Akuntansi FEB – UMY
Buku Wajib: Muhammad, 2014, Manajemen Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN Pengertian MKS Manajemen Keuangan Syariah adalah pengaturan kegiatan keuangan perusahaan berdasarkan prinsip- prinsip syariah yang mencakup kegiatan perencanaan keuangan, analisis keuangan dan pengendalian keuangan. Konsep Keuangan dalam Al- Qur’an (Islam) Konsep (lembaga) keuangan tidak disebut secara eksplisit, namun unsur- unsurnya disebut secara jelas (struktur, manajemen, fungsi, hak, kewajiban). Contoh kata: kaum, ummat, mulk, balad, suq (pasar), zakat, shodaqoh, fai’, ghonimah, bai’, dain, maal. Demikian pula: amanah, tausiah, dll Keuangan Islam di Zaman Rasulullah 1. Pendirian Baitul Maal 2. Wilayatul Hisbah (pengawasan) 3. Pembangunan Etika Bisnis 4. Penghapusan Riba 5. Keadilan 6. Pelarangan Monopoli 7. Prinsip dan Etika Bisnis Lainnya Keuangan Zaman Khulafaur- Rasyidin Fungsi Baitul Maal semakin maksimal. Ucapan Umar: Jika ada keledai yg terpe- rosok di Iraq, ia akan ditanya oleh Tuhan mengapa ia tidak meratakan jalan tsb. Pemberlakuan kuota atas negara yang melakukan lebih dulu (Persia, Romawi). Demikian pula Usman dan Ali amat serius memikirkan kesejahteraan rakyat. Keuangan Zaman Dinasti-Dinasti Islam Ketika khalifah Ali wafat dan diganti Mu’awiyah yg lalu diteruskan oleh anak-nya (Yazid) maka lembaga syuro dalam politik pemerintahan Islam telah bergeser menjadi dinasati/kerajaan. Fungsi Baitul Maal tetap berjalan se- bagaimana mestinya, namun mulai terjadi disfungsi disebabkan tingkat ketaatan agama khalifah-khalifah pada dinasti Umayyah berbeda dg Khulafaur-Rasyidin. Keuangan Zaman Dinasti-Dinasti Islam Hanya satu khalifah pada dinasti ini yang dikagumi karena keadilan dan ke- shalehannya, yaitu Umar bin Abdul Aziz. Pada masa pemerintahannya yang pendek sekitar 2,5 tahun, ia mampu men- distribusikan pendapatan negara sedemi- kian rupa sehingga dapat menyejahtera- kan rakyatnya sehingga susah dicari orang yg menerima zakat. Keuangan Zaman Dinasti-Dinasti Islam Dinasti Umayyah diganti oleh dinasti Abasiyyah. Terjadi perubahan pola-pola ekonomi karena adanya kebijakan untuk menciptakan standar uang. Fungsi Baitul Maal bertambah, selain mengatur kebijakan fiskal, juga moneter. Pada zaman keemasan ini fungsi Baitul Maal merambah selain untuk per-tahanan dan pegawai, juga untuk riset ilmiah, penerjemahan buku-buku Yunani. Keuangan Zaman Dinasti-Dinasti Islam Dinasti Abasiyyah berganti dg Turki Saljuq di Asia, Sasanid di Cordova Eropa, Fathimiyah di Mesir Afrika, dan terakhir Usmani di Istambul. Selama itu pula, fungsi Baitul Maal berkembang menjadi perbendaharaan negara dan pengatur kebijakan fiskal dan moneter. Keuangan Zaman Dinasti-Dinasti Islam Kekayaan Baitul Maal tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga uang yg tidak berubah (emas dan perak). Etika dalam bidang keuangan tetap dijaga. Tidak ada riba sehingga nilai uang stabil, tidak pernah terjadi krisis dan kesejahteraan masyarakat terjamin. Keuangan Zaman Dinasti-Dinasti Islam Pada masa Umayyah dan Abasiyyah ada orang-orang yg memiliki keahlian di bidang keuangan yg disebut Jihbiz. Jihbiz adalah seseorang yg melakukan ketiga fungsi perbankan yaitu: • menerima simpanan uang, • memberikan pinjaman, • melayani jasa keuangan. Perkembangan Keuangan Syariah Modern Pra-1950an Bank Barclays membuka cabang di Kairo pd 1890 utk memproses transaksi keuangan yang terkait pembangunan Terusan Suez. Para ulama menentang operasi bank tersebut, karena memakai sistem bunga. Perkembangan Keuangan Syariah Modern Pra-1950an Kritik juga meluas ke daerah Arab lain dan ke subkontinen India yang memiliki komunitas muslim cukup besar. Mayoritas ulama syariah memu- tuskan bunga dalam berbagai ben- tuknya merupakan elemen riba yang diharamkan. Perkembangan Keuangan Syariah Modern 1950-1960an Karya teoritis awal ekonomi Islam dimulai. Pada 1953, ekonomi Islam mena- warkan deskripsi pertama bank bebas riba berdasarkan mudharabah atau wakalah. Bank Mitghamir di Mesir dan dana haji di Malaysia didirikan. Perkembangan Keuangan Syariah Modern 1970an Bank komersial Islam yg pertama, Bank Islam Dubai dibuka th 1974. Islamic Development Bank (IsDB) didirikan pada 1975. Akumulasi pemasukan dari minyak dan petrodollar meningkatkan tuntu- tan produk yg sesuai dg syariah. Perkembangan Keuangan Syariah Modern 1980an Islamisasi ekonomi di Republik Islam Iran, Pakistan, dan Sudan, dengan sistem perbankan dikonversikan ke bebas bunga. Peningkatan permintaan yg menarik intermediasi dan institusi Barat. Islamic Research and Training Institute (IRTI) diresmikan IDB th 1981. Bahrain dan Malaysia menghadirkan bank Islam yg pararel dg konvensional. Perkembangan Keuangan Syariah Modern 1990an Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) di-dirikan. Diperkenalkan asuransi Islam (Takaful). Dana Ekuitas Islam didirikan. Perkembangan Keuangan Syariah Modern 1990an Dow Jones Islamic Market (Amerika serikat) dan Indeks FTSE saham berbasis syariah (Inggris), dikembangkan. BPRS Dana Mardhatillah dan BPRS Amal Berkah Sejahtera kemudian diikuti pendirian Bank Muamalat yg digagas oleh MUI. Perkembangan Keuangan Syariah Modern 2000an-sekarang Islamic Financial Services Board (IFSB) didirikan untuk mengatasi isu-isu pengaturan dan pengawasan, serta isu- isu corporate governance dlm industri keuangan Islam. Pasar modal syariah diluncurkan. Sukuk (Obligasi Islam) diluncurkan. Bentuk Organisasi Bisnis Dalam Persekonomian syariah 1. Perusahaan Perorangan (Sole Proprietorship) 2. Persekutuan/Syirkah (Partnership) Hubungan dua/lebih utk mendistribu- sikan laba/rugi dari bisnis yg dijalan- kan bersama atau salah satu pihak. 3. Mudharabah Satu pihak sbg penyedia modal, pihak lain sbg pengelola (mudharib) Persoalan Badan Hukum Perusahaan 1). Sudah ada badan hukum sebelum jaman Rasulullah. Sejarah Romawi, Persia, dan Yunani menunjukkan ribuan lembaga keuangan mendapat pengesahan dari penguasa. 2). Dalam tradisi hukum, perseroan atau badan hukum sering disebut sebagai juridical personality atau syakhshiyyah hukmiyah. Juridical personality ini secara hukum adalah sah dan dapat mewakili individu-individu secara keseluruhan. Jenis Akad dan Implementasi dalam Organisasi Bisnis 1. Usaha Perorangan 2. Usaha Pola Kemitraan Mudharabah Musyarakah Mudharabah Musytarakah (mirip CV) 3. Perseroan Musyarakah Terbentuknya musyarakah krn: 1. Musyarakah ‘amlak (secara otomatis) - Syirkah ijbary (paksaan), misal karena mewarisi - Syirkah ikhtiary (sukarela) 2. Musyarakah ‘uqud (secara kontrak) - ‘inan, mudharabah, wujuh, ‘abdan, mufawadhah Musyarakah ‘Uqud 1. Syirkah al-Inan Syirkah antara dua orang atau lebih yang masing-masing mengikutkan modal ke dalam syirkah dan sekaligus menjadi pengelolanya, kemudian keuntungan dibagi di antara mereka berdasarkan kesepakatan. Musyarakah ‘Uqud 2. Syirkah Mudharabah, Syirkah mudharabah (qiradh) terjadi bila pemilik modal (shahibul mal) menyerahkan modalnya ke pengelola (mudharib) untuk dikelola/diusahakan, keuntungannya dibagi menurut kese- pakatan bersama sedangkan kerugian ditanggung pemilik modal jika tdk ada penyalahgunaan pengelola. Musyarakah ‘Uqud 3. Syirkah al-Wujuh Cirinya para anggota hanya mengandal- kan nama baik mereka, tanpa menyer- takan modal, pembagian keuntungan maupun kerugian ditentukan menurut persetujuan/kesepakatan. Musyarakah ‘Uqud 4. Syirkah Abdan Cirinya pekerjaan atau usahanya ber- kaitan menerima pesanan pihak ketiga, keuntungan/kerugian dibagi menurut perjanjian. Contoh, dua orang atau lebih menyetujui untuk bersama-sama melak- sanakan proyek atau investasi yg didanai pihak lain. Syirkah ini disebut juga dengan syirkah a’mal atau shana’i. Musyarakah ‘Uqud 5. Syirkah mufawadhah Gabungan syirkah di atas. Cirinya adanya kesamaan penyertaan modal setiap anggota, setiap anggota harus aktif dalam pengelolaan usaha, pembagian keuntungan dan kerugian dibagi menurut bagian modal masing- masing. Mirip Firma (Fa) Tujuan Perusahaan / Kegiatan Produksi Menurut Perspektif Islam 1. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sendiri secara wajar. 2. Pemenuhan kebutuhan masyarakat. 3. Persediaan terhadap kemungkinan- kemungkinan di masa mendatang. 4. Persediaan bagi generasi yang akan datang. 5. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah. Tujuan Akhir Seorang Muslim Yang Berbisnis Tujuan perusahaan tidak sekedar Profit (dunia saja), tapi Falah (sukses dunia akhirat). Falah (kemenangan) bisa merupakan fungsi dari variabel- variabel yang terukur misal Profit Optimum, Harga Yang Adil, Output Optimum, Zakat Yg Dikeluarkan, dan yg tdk dapat diukur yaitu Keberkahan. Laporan Keuangan Entitas Syariah a. Neraca b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Arus Kas d. Laporan Perubahan Ekuitas e. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat f. Laporan Sumber Dana Penggunaan Zakat, Infak dan Shodaqah g. Laporan Sumber Dana Penggunaan Qardhul- Hasan h. Catatan Atas Laporan Keuangan