NIM : 20190420279
KELAS :G
DOSEN : Dyah Ekaari Sekar J, S.E., M.Sc., Ak., QIA.
RESUME BAB 5
PUSAT LABA
A. PUSAT LABA
Kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab yang diukur dalam lingkup laba disebut
sebagai pusat laba. Laba adalah sebuah ukuran kinerja yang memungkinkan manajemen
senior menggunakan suat indikator yang komprehensif.
B. PERTIMBANGAN UMUM
Menjadikan suatu unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan manfaat
seperti:
Sebagian besar unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer yang
bertanggung jawab atas unit tersbut memiliki kendali atas pengembangan produk, proses
produksi, dan pemasaran. Para manajer berperan mempengaruhi pendapatan dan beban secara
sedemikian rupa sehingga dianggap bertanggung jawab atas laba bersih usaha. Meski
demikian, wewenang manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara yang tercermin dalam
desain sistem dan operasi pusat laba.
1. Unit-unit Fungsional
Perusahaan multi bisnis terbagi kedalam unit-unit bisnis, dimana tiap unit
diperlakukan sebagai penghasil laba independen. Keputusan pihak manajemen bagi
pusat labanya haruslah berdasarkan besarnya pengaruh yang dilaksanakan oleh
manajer unit terhadap aktivitas yang mempengaruhi laba bersih.
Pemasaran
Dengan membebankan biaya daqri produk yang terjual, aktivitas
pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba. Harga transfer memberikan
informasi yang relevan bagi manajer pemasaran dalam membuat trade-off
pendapatan atau pengeluaran yang optimal, dimana praktik standar untuk
mengevaluasi ukuran keberhasilan manajer pusat laba dengan profitabilitasnya
menjadi lebih mudah. Menggunakan biaya standar yang memisahkan kinerja
biaya pemasaran dari biaya manufaktur akan mempengaruhi perubahan
tingkat efisiensi yang berada di luar tanggung jawab manajer.
Manufaktur
Pusat beban adalah salah satu jenis aktivitas manufaktur, dimana
manajemen dinilai berdasarkan kinerja dan biaya standar dari anggaran
overhead. Tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah, seperti:
- Seorang manajer dapat enggan untuk menginterupsi jadwal produksi untuk
memproduksi pesanan darurat dalam pemenuhan permintaan konsumen.
- Seorang manajer dapat lalai untuk melakukan pengendalian mutu,
mengirimkan produk dalam kualitas yang minim demi memperoleh nilai
dari biaya standar.
Oleh karena itu, bagi kinerja proses manufaktur yang diukur terhadap
biaya standar, dianjurkan untuk membuat evaluasi yang terpisah atas aktivitas
pengendalian mutu, penjadwalan produksi serta keputusan membuat atau
membeli produk.
Salah satu cara untuk mengukur aktivitas organisasi manufaktur secara
keseluruhan adalah dengan menjadikannya pusat laba dan memberi nilai
berdasarkan harga jual produk dikurangi biaya estimasi pemasaran.
Unit pendukung dan pelayanan
Unit pemeliharaan, transportasi, teknik, konsultan, teknologi informasi,
layanan konsumen serta aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan sebagai
pusat laba. Ini dapat dioperasikan didalam unit bisnis itu sendiri dan juga
dapat dioperasikan oleh kantor pusat dan divisi pelayanan perusahaan.
Dengan tujuan finansial menghasilkan bisnis yang mencukupi
sehingga pendapatan setara dengan pengeluaran, unit bisnis tersebut
membebankan biaya pelayanan yang diberikan. Ketika unit bisnis dikelola
sebagai pusat laba, para manajer termotivasi untuk melakukan pengendalian
biaya agar para konsumen tidak lari, sementara para manajer unit penerima
termotivasi utuk membuat keputusan mengenai apakah jasa yang diterima
sesuai dengan harganya.
2. Organisasi Lainnnya
Perusahaan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran produk di
wilayah geografis tertentu seringkali menjadi pusat laba secara alamiah. Profitabilitas
sering kali menjadi satu-satunya ukuran kinerja yang paling baik meskioun para
manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab manufaktur atau pembelian.
E. MENGUKUR PROFITABILITAS
Sama seperti dalam pengevaluasian perusahaan secara keseluruhan, pusat laba juga
memiliki dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan untuk evaluasi. Pertama adalah
pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana hasil kerja para
manajer. Pengukuran ini digunakan sebagai perencanaan, koordinasi, dan pengendalian
kegiatan sehari-hari pusat laba dan sebagai alat untuk memberikan motivasi yang tepat bagi
para manajer. Kedua adalah ukuran kinerja ekonomis yang memiliki fokus pada bagaimana
kinerja pusat laba sebagai suatu entitas ekonomi.
Untuk memperoleh informasi bagi kedua jenis tujuan tersebut, biasanya menggunakan
lebih dari satu kelompok data. Sementara laporan-laporan ekonomi dibuat pada saat-saat
tertentu saja ketika keputusan ekonomi akan dibuat, laporan manajemen digunakan dalam
frekkuensi yang tinggi. Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam rangka
pengukuran kinerja manajemen harus merupakan prioritas utama dalam desain sistem, yaitu
sistem yang dirancang untuk mengukur kinerja manajemen secara rutin.
1. Jenis-jenis Ukuran Kinerja
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur berdasarkan laba bersih.
Meski demikian, kinerja manajemen pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima
ukuran profitabilitas, yaitu:
1. Margin kontribusi
Margin kontribusi menunjukkan rentang antara pendapatan dan beban
variabel. Alasan utama penggunaannya sebagai alat pengukur kinerja adalah
karena beban tetap berada di luar kendali manajer, sehingga para manajer
harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan margin kontribusi.
Namun, pada kenyataannya seluruh pengeluaran tetap bisa dikendalikan oleh
para manajer.
Asumsi dari margin kontribusi adalah manajemen senior ingin pusat
laba tetap mempertahankan agar kebijakan ini sesuai dengan jumlah yang
disetujui dalam proses formulasi anggaran. Fokus pada margin kontribusi
cenderung membuat perhatian beralih dari tanggung jawab, bahkan jika beban
administratif tidak dapat diubah dalam jangka pendek, manajer pusat laba
masih bertanggung jawab atas efisiensi dan produktivitas pegawai.
2. Laba langsung
Kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba perusahaan
tercermin dalam laba langsung. Ukuran ini tergabung dalam seluruh
pengeluaran pusat laba, baik yang dikeluarkan atau yang ditelusuri langsung
ke pusat laba tersebut tanpa memperdulikan apakah pos tersebut masuk dalam
kendali manajer pusat laba atau tidak, namun, pengeluaran dalam kantor pusat
tidak termasuk dalam perhitungan ini. Kelemahan dari pengukuran laba
langsung terletak pada tidak dimasukkannya unsur manfaat motivasi dari
biaya-biaya kantor pusat.
3. Laba yang dapat dikendalikan
Yang termasuk kedalam laba yag dapat dikendalikan adalah
pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikendalikan pada tingkat tertentu oleh
manajer unit bisnis seperti layanan teknologi informasi. Jika biaya ini masuk
kedalam sistem pengukuran, maka laba yang diasilkan setelah dikurangi
dengan seluruh biaya dipengaruhi oleh manajer pusat laba tersebut.
Kekurangannya adalah karena ukuran tersebut tidak memasukkan beban
kantor pusat yang tidak dapat dikendalikan, sehingga ukuran ini tidak dapat
langsung dibandingkan dengan data yang diterbitkan atau data asosiasi dagang
yang melaporkan laba dari perusahaan lain pada industri sejenis.
4. Laba sebelum pajak
Dengan menjadikan laba sebelum pajak sebagai pengukuran, seluruh
overhead perusahaan dialokasikan ke pusat laba berdasarkan jumlah relatif
beban yang dikeluarkan pusat laba. Namun terdapat tantangan dari
penggunaan alokasi ini. Pertama, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh staf di
departemen korporat seperti bagian keuangan dll tidak dapat dikendalika oleh
manajer pusat laba, maka manajer seharusnya tidak bertanggung jawab atas
biaya tersebut. Kedua, sulitnya pengalokasian jasa staf korporat dengan secara
wajar mencerminkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh pusat laba.
Jika pusat laba dihitung sebgaia overhead korporat, maka hal ini harus
dihitung berdasarkan biaya yang telah dianggarkan dan bukan biaya aktual.
Hal ini memberikan kepastian bahwa manajer pusat laba tidak akan mengeluh
karena laporan kinerja mereka tidak akan menunjukkan varians dalam alokasi
overhead.
5. Laba bersih
Terdapat dua tantangan dalam penggunaan metode laba bersih.
Pertama, laba setelah pajak merupakan presentase yang konstan atas laba
sebelum pajak dimana tidak terdapat manfaat dengan memasukkan unsur
pajak penghasilan. Kedua, banyaknya keputusan yang mempengaruhi pajak
penghasilan dibuat di kantor pusat.
DAFTAR PUSTAKA
Scribd. Bab 5 Pusat Laba Sistem Pengendalian Manajemen. Diakses pada 24 Februari 2021.
https://www.scribd.com/doc/176484325/Bab-5-Pusat-Laba-Sistem-Pengendalian-
Manajemen