Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Ekonomi Islam
DOSEN PENGAMPU
Dedy Irwansyah
DISUSUN OLEH :
Dani Rizqi Permata 0311518326
Putri Ima Mena Sari 0311518361
Syifa Alma Suci Ardiva 0311518385
MJ18Q
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AL – AZHAR INDONESIA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I........................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
BAB II ...................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 4
KESIMPULAN ....................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah KNEKS
Dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi nasional dan mendorong
percepatan pengembangan sektor keuangan syariah, pemerintah secara khusus
mendirikan KNKS pada tanggal 8 November 2016 agar dapat meningkatkan
efektifitas, efisiensi pelaksanaan rencana pembangunan nasional bidang keuangan
dan ekonomi Syariah. Selanjutnya sejak diundangkan tanggal 10 Februari 2020,
pemerintah melakukan perubahan Komite Nasional Keuangan Syariah menjadi
Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah yang bertujuan meningkatkan
pembangunan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah guna mendukung
pembangunan ekonomi nasional. Landasan Hukum KNEKS adalah Peraturan
Presiden RI No. 28 tahun 2020
B. Tujuan KNEKS
KNEKS bertugas mempercepat, memperluas dan memajukan pengembangan
ekonomi dan keuangan syariah dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi
nasional
C. Fungsi KNEKS
1. Pemberian rekomendasi arah kebijakan dan program strategis pembangunan
nasional di sektor ekonomi dan keuangan syariah.
2. Pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi, sinergisitas penyusunan dan pelaksanaan
rencana araha kebijakan dan program strategis pada sektor ekonomi dan
keuangan syariah.
3. Perumusan dan pemberian rekomendasi atas penyelesaian masalah di sektor
ekonomi dan keuangan syariah.
4. Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan arah kebijakan dan program
strategis di sektor ekonomi dan keuangan syariah.
D. Isu Utama Ekonomi & Keuangan Syariah
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim terbesar dan jumlah
institusi keuangan syariah terbanyak di dunia. KNKS hadir sebagai katalisator
dalam upaya mempercepat, memperluas dan memajukan pengembangan ekonomi
dan keuangan syariah dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Dalam hal ini, KNEKS berencana melakukan :
1. Pengembangan Produk Industri Halal
a. KNKS Berkomitmen untuk Dukung Kawasan Industri Halal di Indonesia
Pengembangan kawasan industri halal yang akan dilakukan oleh
Kementerian Perindustrian merupakan respon atas lahirnya
Undang-Undang No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal di
Indonesia. Kawasan Industri Halal merupakan seluruh atau sebagian
kawasan industri yang dibentuk dengan tujuan untuk menghasilkan
produk-produk halal sesuai dengan sistem jaminan produk halal.
Kementerian Perindustrian menetapkan target empat wilayah prioritas
untuk pengembangan kawasan industri halal, yaitu Batamindo Industrial
Estate, Bintan Industrial Park, Jakarta Industrial Estate Pulogadung, dan
Modern Cikande Industrial Estate.
Hingga saat ini, Kementerian Perindustrian mengusungkan empat kriteria
yang perlu dipenuhi dalam membangun suatu Kawasan industri antara
lain;
1) Manajemen kawasan industri halal,
2) Laboratorium pengujian halal
3) Sistem pengelolaan air bersih halal,
4) Auditor untuk Lembaga Penjamin Halal,
5) Pembatas Kawasan industri halal .
Mengacu pada Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024,
penguatan rantai nilai halal merupakan bagian dari strategi utama dalam
mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Makmur, dan Madani dengan
menjadi Pusat Ekonomi Syariah Terkemuka Dunia . Komite Nasional
Keuangan Syariah sebagai mediator dan katalisator dari seluruh kegiatan
ekonomi syariah berkomitmen untuk mendukung realisasi penguatan
rantai nilai halal melalui inisiatif-inisatif strategis, salah satunya dalam hal
pengembangan kawasan industri halal. KNKS melalui Direktorat
Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal, memiliki inisiatif
program yaitu strategi nasional pengembangan industri halal yang
bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama regional dan
global halal hub dalam hal perdagangan maupun produksi. Inisiatif
program ini merupakan upaya pemetaan klaster industri halal melalui
kajian dan analisis yang mencakup tinjauan aspek ekonomi dan preferensi
konsumen. Diharapkan, keluaran dari program ini ialah strategi baik
berupa rekomendasi kebijakan maupun insentif yang dapat menarik para
pelaku industri dan investor untuk berpartisipasi dan berinvestasi dalam
mengembangkan kawasan industri halal. Tidak hanya itu, melalui survei
preferensi konsumen, akan lahirnya strategi yang dapat mendorong
pertumbuhan permintaan lokal terhadap produk halal dalam negeri.
Berkaitan dengan upaya pengembangan Kawasan Industri Halal,
Ketersediaan fasilitas pendukung diperlukan untuk mempermudah pelaku
industri selama proses produksi produk halalnya. Fasilitas tersebut bisa
dalam bentuk kemudahan koordinasi dan perizinan dengan menggunakan
integrasi sistem Online Single Submisson, percepatan dan kemudahan
proses sertifikasi halal, akses langsung ke pelabuhan, dan sebagainya.
Selain itu, untuk investor dan pelaku industri, pemerintah dapat
memberikan insentif pajak untuk mendorong pertumbuhan industri halal
dalam kawasan tersebut serta menarik partisipasi para pelaku industri di
dalam kawasan ini.
Strategi-strategi diatas dapat membantu percepatan pembangunan kawasan
industri halal Indonesia. Dengan adanya kawasan ini, diharapkan dapat
berkontribusi bagi peningkatan pertumbuhan PDB Indonesia, serta
membuat Indonesia bisa menjadi role model Industri halal di dunia.
b. KNKS Mendorong Hadirnya Halal Marketplace
Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) mendorong hadirnya Halal
Marketplace untuk memudahkan masyarakat berbelanja produk halal
terutama secara online. Dengan maraknya perkembangan industri
e-commerce di Indonesia diperlukan sebuah sistem penanda halal pada
produk-produk yang dijual pada marketplace yang sudah ada saat ini
maupun pada marketplace baru yang mengkhususkan diri pada produk
halal.
Untuk mewujudkan hal tersebut, beberapa agenda dan kegiatan telah
dilaksanakan. Antara lain, Focus Group Discussion dan In-depth Interview
telah dilaksanakan pada 14 Maret 2019 dengan beberapa pelaku industri
e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee; serta lembaga negara
dan pemerintah seperti Bank Indonesia dan BPJPH (Badan Pelaksana
Jaminan Produk Halal), dan lembaga pendukung seperti DSN-MUI
(Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia), LPPOM MUI
(Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia), organisasi profesi seperti GAPMMI (Gabungan Pengusaha
Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia), dan YLKI (Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia).
Dalam pelaksanaanya, KNKS dan Lembaga-Lembaga Pemeriksa Halal
(LPH) berencana untuk melakukan sharing data sertifikasi halal untuk
dapat dimanfaatkan oleh industri-industri terkait. KNKS juga tengah
mengusulkan alternatif proses labelisasi halal yang lebih mudah bagi
pelaku UMKM. Pada tahap terdekat, KNKS dan Bukalapak akan
menandatangani kesepakatan untuk memperkuat kerjasama dalam
pengembangan konsep halal marketplace. Diharapkan Bukalapak akan
menjadi pelopor di industri e-commerce dalam membumikan konsep halal
marketplace.
c. Sosialisasi industri halal
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima kunjungan
Manajemen Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).
Pertemuan berlangsung di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat
No 3-4 Jakarta Pusat, Jumat (08/03). Jajaran Manajemen Eksekutif KNKS
yang hadir dipimpin Direktur Eksekutif KNKS, Ventje Rahardjo Soedigno.
Pertemuan Manajemen Eksekutif KNKS bersama Menag membahas tugas
dan misi yang diemban pasca dilantik pada 3 Januari 2019.
Menag Lukman Hakim dalam kesempatan tersebut mengatakan Presiden
dan Wakil Presiden sangat konsen dengan KNKS, yaitu bagaimana agar
potensi ekonomi syariah yang begitu besar ini bisa mewujud.
"Apalagi Indonesia adalah negara dengan umat muslim terbesar di dunia.
Mungkin perlu sosialisasi secara masif dari manajemen Eksekutif KNKS
terkait apa itu keuangan dan ekonomi syariah," harap Menag
"Informasi ini tidak hanya buat umat muslim saja namun juga bagi saudara
kita yang lain. Mereka juga perlu sosialisasi dan ini perlu digencarkan,"
sambungnya.
Menag juga berharap manajemen Eksekutif KNKS memiliki database peta
penyaluran zakat. "Saya tertarik dengan zakat. Kita punya Unit Pengelola
Zakat (UPZ) yang begitu banyak selain Baznas. Ada baiknya KNKS
punya peta penyaluran zakat. Ini kaitannya dengan skala prioritas agar
tidak ada tumpang tindih, sehingga KNKS ada arahan kepada Baznas,"
kata Menag.
Menurut Menag manajemen Zakat adalah dengan membangun
kepercayaan dan transparansi."Kalau KNKS masuk ke sana maka
semangat orang berzakat akan bergairah tentunya untuk kemaslahatan
bersama, " tutur Menag. Sementara itu Direktur Eksekutif KNKS, Ventje
Rahardjo Soedigno menyatakan usai dilantik pada 3 Januari 2019
pihaknya langsung mengemban tugas mengawal arsitektur keuangan
syariah, ekonomi syariah, zakat dan industri halal.
Turut mendampingi Menag, Direktur Zakat dan Wakaf Fuad Nazar,
Direktur Kurais, Kabag TU Pimpinan Khoirul Huda Basyir dan Staf
Khusus Menag, Hadi Rahman. Pemerintah melantik lima direktur Komite
Nasional Keuangan Syariah atau KNKS sebagai Manajemen Eksekutif
KNKS pada Kamis (3/1/2019). Manajemen Eksekutif KNKS akan
melaksanakan tugas-tugas harian yang sebelumnya dilakukan oleh Dewan
Pengarah KNKS.
Berikut jajaran Direksi Manajemen eksekutif KNKS: 1.Ventje Rahardjo
Soedigno sebagai Direktur Eksekutif, 2.Taufiq Hidayat sebagai Direktur
Bidang Hukum dan Standar Pengelolaan Keuangan Syariah, 3. Ronald
Rulindo sebagai Direktur Bidang Inovasi Produk, Pendalaman Pasar, dan
Pengembangan Infrastruktur Sistem Keuangan Syariah, 4. Ahmad Juwaini
sebagai Direktur Bidang Keuangan Inklusif, Dana Sosial Keagamaan, dan
Keuangan Mikro Syariah serta 5. Afdhal Aliasar sebagai Direktur Bidang
Promosi dan hubungan Eksternal.
Pelantikan Manajemen Eksekutif KNKS diharapkan dapat menjadikan
Indonesia sebagai global hub dari global islamic finance. Artinya, seluruh
stakeholder harus berbenah diri untuk mensejajarkan diri agar menjadi
global hub dari global islamic finance.
d. Kebutuhan Digital Payment Syariah Sangat Mendesak
Perkembangan digital payment di Indonesia sangat cepat, baik yang
diselenggarakan oleh perbankan maupun oleh perusahaan start up.
Menurut laporan Fintech 2018 DailySocial Bersama dengan OJK, Go-Pay
dan OVO merupakan layanan e-payment dengan pengguna terbesar di
Indonesia. Hasil survei tersebut menyebutkan 79,4% dari 1.419 responden
menggunakan Go-Pay, sementara, 58,4% dari total responden
menggunakan OVO. Adapun jumlah total transaksi Go-Pay di tahun 2018
mencapai Rp 87 Triliun. Sementara OVO mengaku mengalami kenaikan
total jumlah pengguna 400% dan kenaikan total transaksi sebesar 75 kali
lipat atau sekitar satu miliar transaksi.
Keberadaan digital payment menjadi daya tarik bagi masyarakat oleh
karena kemudahan dan kenyamanan yang dihadirkannya. Dalam dunia
perbankan, daya tarik digital payment dapat mendatangkan keuntungan
dengan menjadi nasabah bank tersebut. Fasilitas ini menyediakan dana
murah bagi perbankan sehingga secara tidak langsung mendorong laba
bagi bank tersebut. Sayangnya, fasilitas ini belum dimiliki oleh perbankan
syariah di Indonesia. Keberadaan digital payment syariah dapat menjadi
solusi untuk menurunkan cost of fund perbankan syariah sehingga KNKS
memandang industri perbankan syariah di Indonesia memerlukan dan
harus menyediakan jasa ini untuk para nasabahnya. Selain itu, digital
payment berbasis syariah tentunya juga dibutuhkan untuk mengakomodir
kebutuhan masyarakat muslim yang berjumlah 85% dari total populasi di
Indonesia.
Untuk mewujudkan digital payment syariah ini, KNKS pada 18 dan 29
Maret 2019 telah melaksanakan beberapa kegiatan diskusi dengan
stakeholder seperti Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, serta
BTN Syariah. Audiensi dengan PT Finarya selaku pelaksana satu-satunya
digital payment milik BUMN yaitu LinkAja juga dilakukan pada 22 Maret
2019. Ke depannya, KNKS, Bank Syariah, serta LinkAja diharapkan dapat
berkerjasama untuk menghadirkan aplikasi digital payment berbasis
syariah yang didukung oleh Bank-Bank Syariah sebagai Bank
Kustodian-nya. Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
keuangan syariah dimasa yang akan dating dan mendukung
berkembangnya halal lifestyle di masyarakat Indonesia dalam bidang
financial.