0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan6 halaman
Artikel ini membahas tentang ekonomi Islam dalam konteks Indonesia. Ekonomi Islam berbeda dari sistem kapitalisme, sosialisme, atau negara kesejahteraan karena menolak eksploitasi dan melarang penumpukan kekayaan. Meskipun Indonesia pernah diembargo, pertumbuhan ekonominya stabil karena didasarkan pada nilai-nilai Islam. Islam diharapkan menjadi paradigma ekonomi ketiga, tetapi menghadapi tantangan berupa stereotip negatif di masa l
Artikel ini membahas tentang ekonomi Islam dalam konteks Indonesia. Ekonomi Islam berbeda dari sistem kapitalisme, sosialisme, atau negara kesejahteraan karena menolak eksploitasi dan melarang penumpukan kekayaan. Meskipun Indonesia pernah diembargo, pertumbuhan ekonominya stabil karena didasarkan pada nilai-nilai Islam. Islam diharapkan menjadi paradigma ekonomi ketiga, tetapi menghadapi tantangan berupa stereotip negatif di masa l
Artikel ini membahas tentang ekonomi Islam dalam konteks Indonesia. Ekonomi Islam berbeda dari sistem kapitalisme, sosialisme, atau negara kesejahteraan karena menolak eksploitasi dan melarang penumpukan kekayaan. Meskipun Indonesia pernah diembargo, pertumbuhan ekonominya stabil karena didasarkan pada nilai-nilai Islam. Islam diharapkan menjadi paradigma ekonomi ketiga, tetapi menghadapi tantangan berupa stereotip negatif di masa l
NO METODOLOGI LINK JURNAL PENULIS PENELITIAN menurut Islam ekonomi adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah di dunia dan akhirat (hereafter) (P3EI, 2008: 2-3), yang mana diatur berdasarkan aturan agama Islam (syariat) dan dilandasi dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Nilai dasar ekonomi Islam adalah
seperangkat nilai yang telah diyakini https://publikasi.dinu dengan segenap keimanan, dimana ia s.ac.id/index.php/med Norma dan Nilai Hendri akan menjadi landasan paradigma ia/article/download/9 1 Dalam Ilmu Hermawan ekonomi Islam. Nilai-nilai dasar 09/679 Ekonomi Islam Adinugraha tersebut berdasarkan al-Quran dan as- Sunnah.
Prinsip atau nilai sebagai landasan dan
dasar pengembangan ekonomi Islam terdiri dari 5 (lima) nilai universal, yaitu: tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintahan), dan ma’ad (hasil).
Dari paparan dan penjelasan di atas,
secara epistemologis ekonomi Islam dapat dibagi menjadi 2 (dua) disiplin ilmu; Pertama, ekonomi Islam normatif, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum syari’ah yang fokusnya pada urusan harta benda (al- māl). Kedua, ekonomi Islam positif, yaitu ilmu yang mempelajari tentang konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan urusan harta benda, spesifiknya yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu
sosial sekaligus ilmu agama yang tentu saja tidak bebas dari norma dan nilai-nilai moral. Karena nilai moral merupakan aspek normatif yang integral dan harus dimasukkan dalam analisis fenomena ekonomi serta dalam teknik pengambilan keputusan yang berdasarkan syariah. Sehingga dapat menghasilkan konsep yang kompetibel dan universal serta menjunjung tinggi asas manfaat dan maslahah sebagai rahmatan lil ‘ālamin.
Model Akuntansi Syariah berdasarkan
Ekonomi Makro. Konsep hukum dalam Islam sangat berbeda. Dalam https://media.neliti.co Prinsip-Prinsip pandangan Islam, hukum berasal dari m/media/publications Dasar Ekonomi Tuhan (Allah) dan manusia hanya bisa /136728-ID-prinsip- Islam Dan Koenta Adji 2 mendaftar dan memperluasnya untuk prinsip-dasar- Pengaruh Terhadap Koerniawan situasi yang berbeda. Model akuntansi ekonomi-islam- Penetapan Standar Islam, pengguna utama laporan dan.pdf Akuntansi keuangan adalah pemerintah. Karena pengumpulan pajak, seperti, zakat dan pajak lainnya negara dan menghabiskan dari mereka berada dalam kewenangan Negara Islam.
Model Inggris - Amerika, fokus utama
adalah pada laporan laba rugi dan neraca dianggap. Laporan laba rugi berdasarkan asumsi ekonomi mikro terbatas pada pertukaran transaksi antara entitas ekonomi. Dalam model ini sampai saat ini, dampak sosial telah diabaikan. Selain itu, laporan laba rugi didasarkan pada
pendapatan - pendekatan beban.
Dalam model Akuntansi Syariah, fokus utama adalah pada neraca. Pengaruh selisih antara perusahaan dan lingkungan sosialnya dianggap dan distribusi pendapatan di perusahaan dan masyarakat yang melihat.
Tidak ada keraguan bahwa
penggunaan model Inggris-Amerika di negara- negara Islam, menurut Choi dan Muller (1992, 57) bukan untuk keunggulannya, tetapi untuk politik dan ekonomi alasannya. Singkatnya, tanpa aplikasi pengaturan Islami'ah Syariat Islam Standar Akuntansi tidak mungkin. Elemen yang harus dipertimbangkan mencakup: elemen- elemen ekonomi Islam yang paling penting yang adalah keadilan sosial melalui penerapan larangan riba, zakat, dan etika Islam konsep Ekonomi Islam berbeda dan tidak mengadopsi sistim Kapitalisme Barat maupun Sosialisme. Sistem Ekonomi Islam berbeda dari Kapitalisme, Sosialisme, maupun Negara Kesejahteraan (Welfare State). Dalam artikelnya Mubyarto (2002) menjelaskan berbeda dari Kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. ”Kecelakaanlah bagi setiap … yang mengumpulkan harta dan menghitung- hitung” (104-2). Orang miskin dalam https://jurnal.unimus. Islam tidak dihujat sebagai kelompok ac.id/index.php/vadde 3. Ekonomi Islam Ery Wibowo yang malas dan yang tidak suka d/article/download/72 Dalam Konteks Agung Santosa menabung atau berinvestasi. Ajaran 1/775 Ke-Indonesia-An Islam yang paling nyata menjunjung tinggi upaya pemerataan untuk mewujudkan keadilan sosial, ”jangan sampai kekayaan hanya beredar dikalangan orang-orang kaya saja diantara kamu” (59:7).
Meskipun negeri ini diembargo
Perdagangan Internasional tetapi roda pertumbuhan ekonominya bisa dikatakan stabil justru ketika dunia sedang mengalami resesi. Tentu saja hal ini sedikit banyak merupakan pengaruh dari nilai-nilai Islam yang secara resmi dijadikan landasan idiologi untuk mengatur negara secara keseluruhan termasuk dalam mengatur perekonomian
Islam sebagai sebuah sistim dapat
dikategorikan sebagai kekuatan ke-3 (tiga) yang diharapkan dapat membawa angin segar perubahan.
Namun terdapat kendala dimana saat
ini phobia terhadap Islam di kalangan barat masih menjadi kendala besar bagi sistim Islam untuk tumbuh berkembang secara alami sebagai paradigma ekonomi jalan ketiga. Di Indonesia sendiri di era penjajahan (tahun 1940-an) phobia terhadap Islam benihnya sudah ditanam oleh bangsa Belanda. Ide-ide atau gagasan besar yang membawa sistim Islam khususnya dalam bidang ekonomi bagi kaum intelektual saat itu kurang begitu diminati karena stereotip- stereotip negatif yang diarahkan secara membabi buta pada Islam.
Ilmu ekonomi meskipun secara
empiris merupakan ilmu pengetahuan yang menggunakan kaidah dan metodologi ilmiah namun sebagai rumpun ilmu sosial tentunya ilmu ekonomi tidak bebas nilai. Agama dan kearifan budaya dapat menjadi sumber nilai-nilai yang mempengaruhi bentuk dan praktik ekonomi di masyarakat. Disisi lain penerapan ekonomi Islam dalam perspektif budaya bersinggungan dengan budaya setempat membentuk pola yang saling mempengaruhi.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro