I.Pendahuluan.
Pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia pertama kali mendapat momentum adalah ketika bank syariah pertama bernama Bank Muamalat
Indonesia berdiri pada tahun 1991 di era Presiden Soeharto. Selanjutnya, berbagai regulasi yang mendukung ekosisem ekonomi dan keuangan syariah
diterbitkan oleh pemerintah bersama DPR dari waktu ke waktu, seperti UU Perbankan No.10/1998 yang memberi peluang bagi bank-bank untuk
menyelenggarakan bisnis perbankan syariah, UU Wakaf No.41/2004, UU Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) No.19/2008, UU Perbankan Syariah
No.20/2008, UU Zakat No.23/2011, dan UU Jaminan Produk Halal No.33/2014. Di era Presiden Jokowi, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas menerbitkan Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah 2015 dan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019. Pembentukan Komite
Nasional Keuangan Syariah tahun 2016 yang kemudian disempurnakan dengan pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS)
berdasarkan Peraturan Presiden No.28 tahun 2020 yang diketuai langsung oleh Presiden dan Wakil Presiden sebagai Wakil Ketuanya yang merangkap
sebagai Ketua Harian. Komite ini memiliki tugas untuk mempercepat, memperluas dan memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dalam
rangka mendukung ketahanan ekonomi nasional.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 mengintegrasikan ekonomi dan keuangan syariah dengan berbagai narasi yang
antara lain tentang: a). pengembangan ekosistem halal berkaitan dengan kebijakan untuk mewujudkan sistem Kesehatan yang tangguh dan responsif
(halaman 81-82); b). Penguatan Ekosistem Ekonomi syariah dan industri halal utk menjadi pusat industri halal dunia (halaman 90); c). Penguatan Ekonomi
dan Keuangan Syariah dalam mendukung pembangunan ekonomi Nasional, melalui peningkatan posisi Keuangan Syariah Indonesia di tingkat global,
peningkatan peran Keuangan sosial syariah dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengurangan ketimpangan sosial ekonomi, penguatan Ekosistem
industri halal, terutama: makanan minuman, fesyen muslim, industri kosmetik dan obat2an, pariwisata dan ekonomi kreatif, yang mencakup bahan baku
halal, penguatan rantai nilai industri, kewirausahaan dan UMKM industri halal, serta penguatan regulasi kelembagaan serta infrastruktur Ekonomi dan
Keuangan Syariah (halaman 93); d). Penguatan sektor Keuangan Syariah dan integrasinya dalam Ekosistem Ekonomi Syariah (halaman 110); e).
pengembangan inovasi skema skema pembiayaan syariah untuk sektor publik (halaman 204); dan f). Peningkatan kapasitas pembiayaan sektor nonpublik
melalui inovasi produk pembiayaan syariah berdasarkan prinsip sewa menyewa, jual beli dan bagi hasil (halaman 227). Dengan demikian, pada dasarnya
ekonomi dan keuangan syariah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembangunan ekonomi Indonesia dan PRJPN tersebut dapat
menjadi rujukan bagi pemerintah daerah untuk memasukkan sektor ekonomi dan keuangan syariah kedalam rencana dan anggaran pembangunan daerah.
Berdasarkan laporan dari State of Global Islamic Economy Report 2022, Indonesia memperoleh peringkat ke-2 pada produk makanan halal dan
berdasarkan laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia,
mengalahkan 140 negara lainnya. Peringkat ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berada pada posisi kedua dan menyisihkan Malaysia yang
sebelumnya selalu berada pada posisi pertama. Presiden Jokowi telah mencanangkan Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia pada tahun 2024.
Dalam rangka mencapai visi Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia pada tahun 2024, pemerintah menilai perlunya penguatan kelembagaan yang antara lain
berupa pembentukan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) guna menyelaraskan kebijakan ekonomi dan keuangan syariah antar-
otoritas di tingkat nasional dan daerah sehingga mempercepat perkembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia serta memperkuat inklusivitas
perekonomian daerah. Dalam pelaksanaannya, KDEKS harus melakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dari ekonomi dan keuangan
syariah dan memastikan bahwa kebijakan dan program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di daerah berjalan dengan baik. Dalam rangka
mendukung kebijakan dan program nasional di sektor ekonomi dan keuangan syariah diatas serta menyelaraskannya dengan kondisi dan prioritas
pembangunan daerah, KDEKS Provinsi Banten, yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 26 tahun 2023, menyusun program kerja dalam
rangka pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang dibagi dalam 5 (lima) klaster, yaitu: Industri Produk Halal, Keuangan Syariah, Keuangan
Sosial Syariah, Bisnis dan Wirausaha Syariah, dan Infrastruktur Ekosistem Ekonomi Syariah. Pembagian klaster tersebut selaras dengan pengaturan yang
ada di Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di tingkat nasional.
Visi:
Menjadi katalisator dan akselerator pembangunan ekonomi dan keuangan syariah untuk mewujudkan ketahanan ekonomi yang mandiri, berkeadilan dan
berkelanjutan di Provinsi Banten.
Misi:
1. Merekomendasikan kebijakan dan program strategis pembangunan daerah di sektor ekonomi dan keuangan syariah
2. Membangun koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas antar pemangku kepentingan sektor ekonomi dan keuangan syariah
3. Merekomendasikan penyelesaian masalah di sektor ekonomi dan keuangan syariah
4. Melakuka evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program strategis di sektor ekonomi dan keuangan syariah
III.Kebijakan Pokok:
Sebagai pedoman dasar bagi KDEKS dalam menyusun program kerja dan menjalankan kegiatannya, perlu ditetapkan beberapa kebijakan pokok dalam
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Provinsi Banten, yaitu:
1. Program dan kegiatan KDEKS, yang dibentuk berdasarkan SK Gubernur, harus selaras dengan, mendukung dan melengkapi rencana dan sasaran
pembangunan daerah secara keseluruhan, yang antara lain mencakup upaya mengatasi pengangguran, kemiskinan, stunting, pendidikan dan
permasalahan mendasar lainnya, seperti praktik rentenir.
2. Dukungan KDEKS dalam pembangunan ekonomi dan keuangan syariah berupa: perumusan kebijakan dan program, sosialisasi, konsultasi,
advokasi. fasilitasi bantuan teknis, pelatihan dan bintek, kerjasama dengan pihak terkait dan dukungan lainnya yang dinilai strategis dan dapat
dilaksanakan.
3. Dalam melaksanakan kegiatannya, KDEKS berkoordinasi dan bersinergi dengan lembaga-lembaga lain di Provinsi Banten, dengan KNEKS, dan
dapat bekerjasama dengan KDEKS-KDEKS Provinsi lain.
4. Program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah terutama diarahkan pada:
a. pemanfaatan potensi kawasan wisata religi dan pemberdayaan ekonomi pesantren.
b. pembukaan dan perluasan peluang usaha di sektor UMKM halal, seperti usaha makanan dan minuman, fesyen, kosmetik dan obat2an halal
dengan mendorong kreatifitas, inovasi dan digitalisasi.
c. optimalisasi segenap potensi sumber daya dan dana yang ada, baik yang berasal dari pemerintah daerah, Lembaga Keuangan Syariah (LKS),
Lembaga Keuangan Sosial Syariah (LKSS), dan sumber dana lainnya.
d. peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata dengan meningkatkan praktik-praktik ekonomi dan keuangan syariah di masyarakat.
IV.Strategi:
Berdasarkan visi, misi dan kebijakan diatas, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Provinsi Banten dilakukan dengan beberapa strategi sebagai
berikut:
Strategi ini dilaksanakan terutama dengan memprioritaskan penguatan UMKM berbasis digital, inovasi dan kreatifitas, sosialisasi pengembangan
ekonomi dan keuangan syariah, sinergitas LKS, LKSS dan UMKM menjadi suatu ekosistem ekonomi syariah, dan program lainnya.
Kelima strategi tersebut dijabarkan kedalam program kerja masing-masing direktorat berikut ini.
V.Program Kerja:
Program kerja KDEKS untuk masing-masing direktorat adalah sebagai berikut:
A. DIREKTORAT INDUSTRI PRODUK HALAL
JADWAL RENCANA
NO RENCANA PROGRAM/KEGIATAN KELUARAN/OUTPUT PELAKSANA & PELAKSANAA ANGGARAN
DIREKTORAT PENDUKUNG (TAHUN) (X.1000
2023 2024 2025 RUPIAH)
I 1. FGD Ahli Potensi Dokumen rumusan, KDEKS, BI, OJK, Rp. 200.000
Keuangan Sosial Policy Breaf, Buku
Syariah di Banten Saku, buku panduan
2. Penguatan
Kelembagaan sektor
keuangan sosial
syariah
3. FGD Ahli tentang
Problematika dan
solusi utk masyarakat
bebas rentenir
II 1. Pemetaan dan Data 1. Data Baitul Mal di BAZNAS, BWI, Rp. 1.000.000
Kelembagaan, Banten Industri, Perguruan
Pengembanga, dan 2. Data Jejaring Tinggi, Lembaga
Keuangan, Lembaga
Kemanfaatan Stakeholders
Kesehatan,
Keuangan Sosial Keuangan Sosial Pendamping Desa,
Syariah di Banten. Syariah Pendamping Keluarga
2. Pemilihan Duta 3. Data Industri utk Harapan
Keuangan Sosial Kolaborasi
Syariah BAZNAS & CSR
3. Pembentukkan LAZ
di Industri
III 1. Perluasan akses dan 1. Perluas layanan BAZNAS,BWI, Rp. 500.000
pemanfaatan LAZ Industri Perbankan Syariah,
Zakat,Infak dan BMT, Perguruan
Tinggi.
Wakaf
3. Pencanangan BI KADIN,HIPM
2. Proyeksi dan
gerakan pengusaha
Pengembangan Banten dlm
Wakaf Uang pengumpulan Infak
dan Shodaqoh
4. Dokumen,
pemetaan,
peningkatan wakif
uang di Banten
5. Sosialisasi Wakaf KDEKS,BI
Uang
IV Pemanfaat SDA dan 1. Penataan Dinas Aset Daerah, Rp. 2.000.000
Aset Pariwisata dan Dinas Pertanian, Dinas
/
Agro Industri Kehutanan, Lembaga
Keuangan
2. Kawasan Bisnis
dan Keuangan
Sosial Syariah
3. Penguatan
Kapasitas UMKM
Agro Industri
4. Kawasan Kulier Lembaga Keuangan,
Halal Dinas Kehutanan,
5. Policy breaf utk Pertanian, dan
Kawasan Bisnis Pariwisata
dan Keuangan
Sosial Syariah
6. Pendampingan
Industri
Madu,Gula,Budi
daya Udang di
Pandeglang dan
Lebak
V 1. Penguatan UMKM 1. Bertambahnya Lembaga Pendamping Rp. 2.000.000
Halal berbasis UMKM yang UMKM, BMT, PLUT,
Keuangan Sosial memiliki Perbankan Syaria
2. Pemberian Modal sertifikasi Halal
UMKM melalui 2. Bertambahnya
wakaf Produktif UMKM yang
memperoleh
modal
VI Kolaborasi 1. Buku panduan KDEKS,CSR Industri, Rp. 2.000.000
pendampingan bersama pendamping CSR BI
CSR dan Keuangan 2. Pendamping utk
Sosial
masyarakat bebas
rentenir
3. Meningkatnya
kesadaran
masyarakat utk
terbebas dari
jeratan rentenir
4. Bertambahnya
UMKM yang
terbebas dari
jeratan rentenir
melalui
pembiayaan
UMKM
1.200.
01 Mendorong Terbentuknya Perindag, X X X X X X X X X 000.
Pengembangan zona KHAS Kemenag,
Zona Kuliner
LPH,
Halal, Aman dan
Sehat (KHAS) di Memberikan Pariwisata &
kantin2, daerah rasa aman dan ekonomi
nyaman kreatif,
wisata, dan pusat2 kepada Koperasi &
makanan & masyarakat UMKM,
minuman
dengan Kesehatan,
jaminan MUI,
kehalalan, Kab/Kota.
keamanan dan
Kesehatan
produk
makanan dan
minuman
Menjadi sentra
ekspor produk
halal
Mengembangka Jumlah Koperasi & X X X X X X X X X
03 n inkubator wirausahawan UMKM, 1.000.000
bisnis start-up bertambah Lembaga
syariah Zakat/CSR,
Membantu Lembaga
mengurangi Pendidikan &
pengangguran Pelatihan,
KADIN
Meningkatkan
ekonomi dan
kesejahteraan
masyarakat
PRIORITAS
I PENGUATAN Peningkatan Kapasitas Pemprov Banten, Rp. 150.000.000
KELEMBAGAAN dan Peran Kelembagaan KDEKS, Bappeda,
EKONOMI SYARIAH DI Ekonomi Syariah di BI Banten, OJK
PROPINSI BANTEN Propinsi Banten Banten, Pemkot, OPD
a. Penyusunan Road Terbitnya kebijakan Pemprov Banten, Rp. 60.000.000
Map/Blue Print arah berupa : KDEKS, Bappeda,
pengembangan a. SK Gubernur terkait BI Banten, OJK
Ekonomi dan Keuangan Road Map Ekonomi Banten, Pemkot,
Syariah di Propinsi an Keuangan OPD
Banten. Kegiatan Syariah di Propinsi
berupa: Fokus Group Banten
Discussion dan b. SK Gubernur
Workshop Finalisasi tentang
Draft Road Map. Pengembangan
Kawasan Ekonomi
Syariah Terintegrasi.
b. Sosialisasi Kebijakan Terbangunnya Pemprov Banten, Rp. 60.000.000
Road Map Ekonomi pemahaman dan KDEKS Banten, BI
Syariah ke Para kemauan bersama Banten, OJK Banten,
Stakeholder Terkait antara stakeholder LKS, LKSS, Baznas
terkait untuk Banten, BWI, Kemenag
melaksanakan program Satgas Halal, OPD
penguatan ekonomi
syariah di Banten.
c. Menjadi Mitra Pemrov Memastikan bahwa Pemprov KDEKS Rp. 100.000.000
Banten dalam program penguatan
Monitoring dan Evaluasi kelembagaan ekonomi
Pelaksanaan Program syariah dilaksanakan
Ekonomi dan Keuangan dengan baik.
Syariah KDEKS
Propinsi Banten Survei Tingkat
Kepuasan para mitra
terhadap program
penguatan Ekonomi
Syariah di Banten.
II USAHA SYARIAH Pengembangan Pemprov, KDEKS Rp.
BERBASIS Kawasan Industri Banten, BI, OJK, 3.000.000.000
TEKNOLOGI, Ekonomi Syariah Pemkot, OPD terkait,
KREATIVITAS, DAN Terpadu dengan LKS, LKSS, Asosiasi
INOVASI ketersediaan Pelaku UKM
cabang/kantor kas/unit/
atm center bank
syariah, pojok galeri
LKS, unit LKSS
(Lembaga Ziswaf &
Koperasi Syariah),
Galeri/Kios/Lapak
Permanen untuk
Industri Kreatif dan
UMKM yang telah
tersertifikasi halal,
Unit Pendampingan
Sertifikasi Halal
a. Penguatan Sinergi Piloting projek Pemprov, KDEKS, Rp.500.000.000
antara LKS dan LKSS program Dinas Pertanian, Dinas
untuk Penguatan Usaha agribisnis/projek KLH, Dinas Koperasi,
Syariah khususnya inkubasi bisni syariah Dinas Industri, Dinas,
sektor UMKM Halal di terintegrasi di Perdagangan Dinas,
Banten Kawasan/Zona Perekonomian
Ekonomi Syariah
Khusus
b. Pembuatan Market Tersedianya market Pemrov, KDEKS, Rp.200.000.000
Place sebagai media place sebagai platform BI, OJK, Dinas
pamasaran melalui marketing digital Koperasi
pladorm digital UMKM produk usaha kreatif
Halal Propinsi Banten dan UMKM Halal dan
SDM pengelola nya
REGULER
III SOSIALISASI BRAND Meningkatnya KDEKS, BI, OJK, Rp.75.000.000
EKONOMI SYARIAH pengetahuan dan LKS
pemahaman
masyarakat terkait
Ekonomi syariah dan
Kaungan Syariah
a. Menyusun Modul Tersedianya Modul KDEKS, BI, OJK, Rp.75.000.000
Sosialisasi Ekonomi Sosialisasi Ekonomi LKS, LKSS
Syariah Syariah
a. Survei Tingkat Literasi Laporan Hasil Survei KDEKS, PT, BI, OJK Rp.200.000.000
dan Prilaku Masyarakat Literasi Buku Tentang
Banten terhadap Bank Literasi dan Perilaku
Syariah dan LKS Masyarakat Terhadap
Bank Syariah dan LKS
di Propinsi Banten
b. Penguatan Lembaga Tersusunnya KDEKS, PT, Sekolah, Rp.100.000.000
Pendidikan Ekonomi Kurikulum Ekonomi Ponpes
dan Keuangan Syariah dan Keuangan Syariah
di Tingkat Dasar, yang dapat
Menengah, Perguruan diimplementasikan di
Tinggi dan pondok semua level/jenjang
pesantren pendidikan di Propinsi
Banten.
V SDM UNGGUL Tersedianya SDM KDEKS, PT, Sekolah, Rp.300.000.000
SEKTOR EKONOMI Unggu yang akan Ponpes, Komunitas,
DAN KEUANGAN memperkuat, Ormas, OPD
SYARIAH menggerakkan dan
mengimplementasikan
ekonomi dan keuangan
syariah di Banten
a. Program SDM yang memiliki KDEKS, PT, Sekolah, Rp.60.000.000
Pelatihan/Sertifikasi kompetensi dalam Ponpes, Ormas, OPD,
General Operasional operasional bank Pemkot
Bank Syariah syariah
b. Program SDM yang memiliki KDEKS, PT, Sekolah, Rp.60.000.000
Pelatihan/sertifikasi amil kompetensi dalam Ponpes, Ormas, OPD
dan nadzir pengelola lembaga Pemkot
zakat dan wakaf
profesional
c. Program SDM yang memiliki KDEKS, PT, Sekolah, Rp.60.000.000
Pelatihan/Sertifikasi kompetensi sebagai Ponpes, Ormas, OPD,
Pengelola Koperasi pengelola koperasi Pemkot, Komunitas
Syariah syariah profesional Perempuan
d. Program SDM yang memiliki KDEKS, PT, Sekolah, Rp.60.000.000
Pelatihan/Sertifikasi kompetensi dalam Ponpes, OPD, Pemkot,
Pasar Modal Syariah investasi di pasar
modal syariah Komunitas Perempuan
e. Training of Trainer Peningkatan Kualitas KDEKS, PT, Sekolah, Rp.60.000.000
(ToT) Ekonomi dan Kompetensi Dosen Ponpes, Ormas, OPD,
Keuangan Syariah untuk dan Guru di Bidang Pemkot
Dosen dan Guru Ekonomi dan
Keuangan Syariah
f. Training Lahirnya para KDEKS, PT, Sekolah Rp.60.000.000
Kewirausahaan dan santripreneur yang Ponpes, Ormas, OPD,
wakafreneur kepada mampu Pemkot
para mahasiswa dan mengembangkan
para santri di sejumlah bisnis/usaha syariah
pondok pesantren